PENDAHULUAN
organ paru. Selain menyerang organ paru, TB dapat menyerang organ lain (ekstra
pulmonal). Penyakit TB tidak hanya mengenai orang dewasa, anak-anak pun sudah
laporan WHO pada tahun 2004, jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia Tenggara
yaitu 33% dari seluruh kasus TB di dunia, yaitu 625.000 orang atau angka mortalitas
sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Selain itu, menurut laporan TB dunia
TB terbesar nomor 3 di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah kasus baru
kematian kedua setelah sistem sirkulasi. Pada SKRT 1992 disebutkan bahwa
penyakit infeksi.2
1
Sehubungan dengan masalah tersebut, maka diperlukan upaya-upaya khusus
tindakan pengobatan yang tepat sasaran serta pencegahan penularan pada lingkungan
yang terkena untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas akibat TB.1
ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan dan upaya pencegahan terhadap penyakit
2
1. 4 Manfaat Penulisan
selanjutnya.
Covid-19.
pandemi Covid-19.
Covid-19.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Paru berada dalam rongga thorax yang dilindungi oleh tulang sternum, costae
dan cartilago costalis. Paru-paru terdiri dari dua bagian yakni kanan dan kiri. Paru
dibagi menjadi beberapa lobus oleh fisura yaitu tiga lobus di paru kanan (lobus atas,
tengah dan bawah) yang dibagi oleh fisura oblique dan fisura horizontalis, dan dua
lobus di paru kiri (lobus atas dan bawah) yang dibagi oleh fisura oblique. Paru-paru
kiri lebih kecil karena jantung membutuhkan ruang yang lebih pada sisi tubuh ini.1
Tiap paru memiliki apeks yang mencapai ujung sternal kosta pertama dan
basis paru terletak di diafragma. Paru dilapisi oleh lapisan pembungkusnya yaitu
pleura yang membantu melindungi paru-paru dan untuk bergerak saat bernapas.
Pleura terdiri dari pleura visceral dan pleura parietal. Selain itu, terdapat dua cabang
bronkus yang berfungsi untuk membagi udara ke paru-paru kanan dan kiri.1
4
2.1 Tuberkulosis
2.1.1 Definisi
Gambar 2. Tuberculosis
tuberculosis complex. Penyakit tuberkulosis ini biasanya menyerang paru tetapi juga
dapat menyerang organ tubuh lain selain paru seperti pleura, kelenjar getah bening
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Klasifikasi
Klasifikasi TB yaitu :2
5
1. TB Paru
Satu hasil pemeriksaan dahak BTA positif + hasil foto toraks sesuai
dengan gambaran TB
tuberculosis positif.
a. Kasus Baru adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan
OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.
6
dengan pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil
bulan dan tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum
d. Kasus Gagal dalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali
menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan)
e. Kasus Kronik adalah pasien dengan hasil pemeriksaan dahak BTA masih
baik.
f. Kasus Bekas TB. Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila
ada) dan gambaran radiologi paru menunjukkan lesi TB yang tidak aktif, atau
2. TB Ekstra Paru
TB ekstra paru adalah kasus TB yang mengenai organ lain selain paru seperti
pleura, kelenjar getah bening (termasuk mediastinum dan atau hilus), abdomen,
7
b. TB ekstra paru berat
2.1.4 Patofisiologi
1. Tuberculosis Primer
jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut sarang
primer atau afek primer. Sarang primer ini mungkin timbul dibagian mana saja dalam
paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer akan kelihatan
regional dikenal kompleks primer. Kompleks primer ini akan mengalami salah satu
integrum)
b. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon, garis
8
Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke paru
sebelahnya
2. Tuberculosis Postprimer
tuberculosis primer, biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun. Tuberculosis postprimer
inilah yang terutama menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena dapat menjadi
umumnya terletak di segmen apikal lobus superior maupun lobus inferior. Sarang
dini ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumoni kecil. Sarang pneumoni ini akan
b. Sarang tersebut akan meluas dan segera terjadi proses penyembuhan dengan
9
awalnya berdinding tipis, kemudian dindingnya akan menjadi tebal (kaviti
atas.
Bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau kaviti
2.1.5 Diagnosis
1. Anamnesis
Gejala TB dibagi menjadi 2 golongan yaitu gejala lokal dan gejala sistemik.
Bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratori.
a. Gejala respiratori
Batuk ≥ 2 minggu
Batuk darah
Sesak napas
10
Nyeri dada
b. Gejala sistemik
Demam
limfadenitis TB akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari
Pada pleuritis TB terdapat gejala sesak nafas dan kadang nyeri pada sisi
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ yang
terlibat. Pada TB paru kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur paru.
Kelainan paru pada umumnya mengenai daerah lobus superior terutama daerah apeks
dan segmen posterior, serta daerah apeks lobus inferior. Pada pemerikssan fisik akan
Suara nafas bronkial, amforik, suara nafas melemah, ronki basah, tanda-tanda
11
Pada pleuritis TB, kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari banyaknya
cairan di rongga pleura. Pada perkusi ditemukan redup arau pekak, pada
auskultasi suara nafas yang melemah sampai tidak terdengar pada sisi yang
terdapat cairan.
3. Pemerikssan Penunjang
a. Pemeriksaan Bakteriologi
1. Bahan pemeriksaan
Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapat berasal dari dahak, cairan
Cara pengambilan dahak 2 kali dengan minimal 1 kali dahak pagi hari.
ditampung dalam pot yang bermulut lebar, berpenampung 6 cm atau lebih dengan
12
b. Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi
yaitu foto lateral, top-lordotic, oblik atau CT Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, TB
Kavitas, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan
atau nodular
Fibrotik
Kalsifikasi
3. Pemeriksaan darah
13
2.1.6 Pengobatan
a. Rifampisin
b. INH
c. Pirazinamid
d. Streptomisin
e. Etambutol
3. Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari 4 obat antituberkulosis, yaitu rifamsinin,
a. Kanamisin
b. Kuinolon
klavulanat
14
Dosis OAT
5. Streptomisin : 15 mg/kg BB
1. Isoniazid (INH)
rasa terbakar di kaki dan nyeri otot. Efek ini dapat dikurangi dengan
Efek samping berat : hepatitis. Hentikan OAT dan pengobatan sesuai dengan
2. Rifampisin
a. Efek samping ringan yang dapat terjadi dan hanya memerlukan pengobatan
simtomatik ialah :
Sindrom perut
15
b. Efek samping yang berat tapi jarang :
Hepatitis
Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni, keringat. Air
3. Pirazinamid
Efek samping utama: hepatitis, Nyeri sendi juga dapat terjadi (beri aspirin)
dan kadangkadang dapat menyebabkan sarangan arthritis Gout, hal ini kemungkinan
terjadi reaksi demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit yang lain.
4. Etambutol
warna merah dan hijau. Gangguan penglihatan akan kembali normal dalam beberapa
minggu setelah obat dihentikan. Sebaiknya etambutol tidak diberikan pada anak
5. Streptomisin
keseimbangan dan pendengaran. Gejala efekya samping yang terlibat ialah telinga
kadang terjadi berupa demam yang timbul tiba-tiba disertai sakit kepala, muntah dan
eritema pada kulit. Efek samping sementara dan ringan (jarang terjadi) seperti
16
kesemutan sekitar mulut dan telinga yang mendenging dapat terjadi segera setelah
diberikan pada wanita hamil sebab dapat merusak syaraf pendengaran janin.
- Penderita TBC Paru BTA (-) Rontgen (+) yang “sakit berat” dan
KETERANGAN
Pada kasus dengan resistensi kuman, pilihan obat ditentukan sesuai hasil uji
resistensi.
17
Dosis Obat berdasarkan berat badan :
Jenis Obat BB ˂ 30 kg BB 30 – 50 kg BB ˃ 30 kg
R 300 mg 450 mg 600 mg
H 300 mg 300 mg 400 mg
Z 750 mg 1000 mg 1500 mg
E 500 mg 750 mg 1000 mg
S 500 mg 750 mg 750 mg
tambahan
d. Bila perlu obat untuk mengatasi gejala batuk, sesak napas atau keluhan lain.
Pneumotoraks
Empiema
TB paru milier
18
Meningitis TB
Evaluasi
mikroskopi BTA dahak dan foto toraks. Mikroskopi BTA dahak 3,6,12 dan 24 bulan
setelah dinyatakan sembuh. Evaluasi foto toraks 6,12,24 bulan setelah dinyatakan
sembuh.2
2.1.7 Komplikasi
adalah :5
Batuk darah
Pneumothorak
Luluh paru
Gagal napas
Gagal jantung
Efusi pleura
19
BAB III
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SITIUNG 1
Dharmasraya terdiri dari 2 Nagari antara lain Nagari Sitiung dan Nagari Sei. Duo dan
a. Visi
b. Misi
masyarakat.
mensejahterakan masyarakat.
20
4. Memelihara kualitas lingkungan kabupaten dharmasraya untuk
a. Visi
b. Misi
masyarakat.
masyarakat.
a. Visi
21
“Terwujudnya masyarakat Sitiung I berperilaku sehat melalui keluarga Tahun
2021”
c. Misi
keluarga.
d. Tujuan
tingginya.
e. Fungsi
22
UPT Puskesmas Sitiung I terletak di kecamatan Sitiung Kabupaten
meter sampai 1.525 meter dengan suhu berkisar antara 28-32 °C.Sebagian besar
No Nagari Jorong
3. Teluk Sikai
4. Sei. Duo
5. Koto Daulat
2. Piruko Selatan
3. Lawai
23
4. Pulai
5. Sitiung
6. Padang Sidondang
Jumlah penduduk tahun 2019 adalah 16.664 jiwa dengan jumlah kepala
di 2 nagari, di nagari sei. Duo terdiri dari jorong koto agung kanan 2.254 jiwa,
24
jorong koto agung kiri 2.201 jiwa, jorong teluk sikai 1.451 jiwa, jorong sei. Duo
1.392 jiwa, koto daulat 524 jiwa sedangkan di nagari sitiung antara lain jorong
piruko utara 1.107 jiwa, jorong piruko selatan 1.425 jiwa, jorong sitiung 2.648 jiwa,
jorong pulai 970 jiwa, jorong lawai 414 jiwa dan jorong padang sidondang 2.279
jiwa.
Grafik 3.1 Grafik Jumlah Penduduk Perjorong Wilayah Kerja UPT Puskesmas
jorong sitiung;
2648
25
Sarana Pendidikan
14 12 12
12
10 9
8 6 6
6
4
2 1
0
PAUD TK SD SLB SLTP/MTsN SMU/
SMK/MA
Poskesri
1 K. Agung kanan 1
2 K.Agung Kiri 1
3 Taluak Sikai 1
4 Sei.Duo 1
5 Koto Daulat 1
6 Sitiung 1
7 Lawai 1
8 Piruko Utara 1
9 Piruko Selatan 1
26
10 Padang Sidondang 1
11 Pulai 1
Jumlah 2 9
salah satu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan. Puskesmas sebagai unit pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan, harus
melakukan upaya pelayanan kesehatan wajib dan beberapa upaya kesehatan pilihan
yang disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta
Rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak dalam
kegiatan kuratif dan rehabilitatif serta berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan
rujukan.
memiliki 4 spesialis dasar. Selain itu dalam rangka pengendalian obat dan
27
Aksesibilitas jarak tempuh puskesmas Sitiung I ke Rumah Sakit Umum
Salah satu jenis UKBM yang telah sejak lama dikembangkan dan mengakar
diharapkan dapat melaksanakan 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak,
Jumlah posyandu mulai tahun 2017, 2018 & 2019 adalah 16 posyandu.
kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Kegiatan utama yaitu pengamatan dan
28
Tabel 3.3 Distribusi Tenaga Medis Puskesmas Sitiung I Kabupaten
1 Puskesmas Sitiung I 0 4 2
1 Puskesmas Sitiung I 21 43
penggunaan. Jumlah perawat tahun 2019 adalah 21, namun 9 diantaranya masih
sukarela. Dan jumlah bidan tahun 2019 adalah 43 yang mana 19 orang diantaranya
29
Melalui gambaran tentang anggaran kesehatan diatas, pembiayaan kesehatan
BAB IV
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Sitiung 1. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui survei pada warga yang dilakukan untuk
terhadap warga Jorong Padang Sidondang. Warga jorong Padang Sidondang dipilih
30
Data sekunder yang didapat dari laporan POA Puskesmas Sitiung 1 memuat
seperti program penjaringan suspek TB, skrining dan kunjungan penyakit hipertensi
serta rokok. Data ini diolah untuk mendapatkan satu dari program yang paling sesuai
dan mudah untuk dilakukan intervensi. Cara yang digunakan untuk mengolah dan
mencari prioritas masalah tersebut adalah dengan melihat skor USG dari setiap
Penjaringan Supek TB 2 1 3 6
Hipertensi 3 3 1 7
Rokok 1 2 2 5
b. Sampel
1. Kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi
31
Sampel yang tidak batuk
wawancara kuesioner
Sitiung 1.
Instrumen pengumpulan data pada mini project ini adalah data laporan program
tahunan Plan of Action Puskesmas Sitiung 1 tahun 2019 dan 2020 serta laporan
Puskesmas Siitung 1.
Semua jenis data yang dikumpulkan pada mini project ini adalah data primer
dan data sekunder. Data primer berupa profil responden dan hasil intervensi.
Metode intervensi yang digunakan dalam mini project ini adalah penyuluhan
dengan alat bantu slide, lembar kuesioner dan pelaksanaan posbindu di era pandemi
32
COVID-19. Sebagai evaluasi tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit
menghitung skor di setiap poin pertanyaan. Pertanyaan 1-3, 6, 9-10 di jawab “ya”
maka diberi skor 1 dan pertanyaan 4-5 dan 7-8 di jawab “tidak” maka diberi skor 1.
: tingkat pengetahuan baik (skor ˃8), tingkat pengetahuan cukup (6 sampai <8), dan
tingkat pengetahuan kurang (<6). Pelaksanaan kembali posbindu di era pandemi ini
2021, dalam hal ini dr. Lioni Anggita dan dr. Bunga Tamara Putri
selaku narasumber.
Pelaksanaannya pada tanggal 10 April 2021, pukul 10.00 WIB sampai dengan
selesai.
33
Sasaran kegiatan mini project ini adalah seluruh pasien batuk yang datang ke
BAB V
HASIL INTERVENSI
Pandemi Covid-19
Salah satu bentuk kegiatan yang dilakukan saat posbindu adalah penyuluhan
kesehatan. Pada posbindu yang dilakukan kali ini kami mengangkat tema mengenai
merupakan salah satu yang menjadi prioritas masalah dikecamatan sitiung 1. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kasus putus obat sehingga menimbulkan kematian. Salah
duduk tempat yang disediakan dengan menjaga jarak. Penyuluhan diikuti oleh 22
34
orang peserta yang hadir pada Posbindu Padang Sidondang. Penyuluhan dimulai
dengan pengisian kuesioner oleh peserta. Setelah itu, dilanjutkan dengan pemberian
materi oleh dokter internship (dr. Lioni Anggita) menggunakan slide sesi dan sesi
tanya jawab dengan para peserta. Penyuluhan tuberkulosis yang kami lakukan kali
ini berisi materi mengenai penyakit tuberkulosis, komplikasi dan bahayanya di masa
tuberkulosis. Selain itu, kami juga menyampaikan kepada semua peserta penyuluhan
mengenai hubungan tuberkulosis dengan virus COVID-19, keadaan tidak perlu takut
Sitiung 1. Pada laporan tahunan puskesmas sitiung 1 tahun 2020, terdapat 12 kasus
tersebut, kami membagikan kuosioner kepada 22 warga yang batuk yang datang ke
35
Jenis Kelamin Jumlah Pesentase
Tamat SD 10 45,5%
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan sebayak 22 warga yang batuk yang hadir di
tidak tamat SD, sebanyak 10 (45,5%) orang reponden tamatan SD, sebanyak 5
(22,7%) orang reponden tamatan SMP, 5 (22,7%) orang reponden tamatan SMA, dan
tinggi ataupun SMA memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik mengenai
SD, ataupun yang tidak tamat SD atau bahkan tidak sekolah sama sekali.
Kurang 10 45,5%
Cukup 8 36,4%
Baik 4 18,1%
36
Berdasarkan tabel 5.2 mengenai tingkat pengetahuan masyarakat terhadap
tingkat pengetahuan kurang, 8 (36,4%) orang dengan tingkat pengetahuan cukup, dan
4 (18,1%) orang dengan tingkat pengetahuan baik. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
penyakit paru lainnya sangat penting untuk diketahui karena masyarakat perlu tahu
gejala-gejala penting apa saja yang terdapat pada penderita TB. Sehingga masyarakat
lebih cepat tanggap apabila terdapat seseorang yang menderita gejala seperti gejala
penatalaksanaan baik dari segi pencegahan ataupun pengobatan juga sangat penting
untuk diketahui oleh masyarakat agar morbiditas dan mortalitas karena TB dapat
dan waspada dalam menyikapi permasalahan TB, terutama dalam hal pencegahan
sekitarnya.
37
Penyakit TBC ditularkan dari orang ke orang melalui cairan dari tenggorokan
dan paru-paru seseorang dengan penyakit pernapasan aktif. Salah satu langkah untuk
dan diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Bagi yang belum pernah menerima
vaksin BCG, dianjurkan untuk melakukan vaksin bila terdapat salah satu anggota
masker saat berada di tempat ramai dan jika berinteraksi dengan penderita TB, serta
Tutupi mulut saat bersin, batuk, atau gunakan tisu untuk menutup mulut,
Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya dengan sering
membuka pintu dan jendela agar udara segar serta sinar matahari dapat
masuk.
38
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
tuberculosis complex.
Padang Sidondang.
dengan tingkat pengetahuan baik. Untuk itu perlu ditingkatkan lagi dan
tuberkulosis.
39
6.2 SARAN
meningkat.
minggu, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada, demam, penurunan berat
40
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Airlangga.
41