Anda di halaman 1dari 5

KESEHATAN REPRODUKSI USIA LANJUT

Penyebab timbulnya masalah usia lanjut


Umur harapan hidup bertambah panjangMorbiditas meningkatUsia lanjut beban ganda yaitu
mengidap penyakit infeksi dan kronisBertambahnya kerusakan yang terjadi yang diakibatkan
penyakit atau kecacatan menimbulkan ketergantungan usia lanjutFaktor-faktor lain spt ; psikososial,
lingkungan, kondisi pemukiman dan pekerjaan, sosioekonomi

Usia Lanjut

Seseorang disebut usia lanjut jika telah berumur 60 tahun keatas (aspek kesehatan)49-59 tahun
disebut prasenileSecara biologis mengalami proses penuaan, penurunan daya tahan fisik, rentan
terhadap berbagai penyakitMasalah kesehatan reproduksi pada usia lanjut yaitu menopause dan
andropause yang berkaitan dengan penurunan fungsi hormon yang berakibat pada gangguan
kesehatan

Masalah yang terjadiMenopause terjadi penurunan atau hilangnya estrogen sehingga akan
menyebabkan gangguan dan keluhan yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan dapat
menurunkan kualitas hidupnyaAndropause berkaitan dengan penurunan fungsi hormon androgen
dan testosteronGangguan kesehatan yang timbul masa menopause yaitu nyeri tulang dan sendi,
nyeri waktu senggama, dementia, insiden keganasan (prostat, cervik, mamae), penyakit jantung
koroner, impotensi

Kebijakan KR Usia Lanjut


Meningkatkan dan memperkuat peran keluarga dan masyarakat dalam penyelenggaraan upaya KR
usia lanjut dan menjalin kemitraan dengan LSM, duania usaha secara
berkesinambunganMeningkatkan koordinasi dan integrasi pusat maupun daerah yang mendukung
KR usia lanjutMembangun serta mengembangkan sistem jaminan dan bantuan sosial agar usia
lanjut dapat mengakses pelayanan KRMeningkatkan dan memantapkan peran kelembagaan dalam
KR yang mendukung peningkatan kualitas hidup usia lanjut

Strategi KR usia lanjut


Melakukan advokasi, sosialisasi untuk membangun kemitraan dalam upaya KR usia lanjut baik di
pusat,provinsi dan kab/kotaMemantapkan kemitraan dan jejaring kerja untuk dapat meningkatkan
upaya KR usia lanjut yang optimalMendorong dan menumbuhkembangkan partisipasi dan peran
serta keluarga dan masyarakat dalam pelayanan KR usia lanjut dalam bentuk pendataan, mobilisasi
sasasran dan pemanfatan pelayananPeningkatan profesionalisme dan kinerja tenaga serta
penerapan kendali mutu pelayanan melalui pendidikan /pelatihan penegmbangan standar
pelayananMembangun sistem pelayanan KR usia lanjut melalui pelayanan kesehatan dasar dan
rujukannya serta melakukan pelayanan proaktif dengan mendekatkan pelayanan kepada
sasaranMelakukan survei/peneliian untuk mengetahui permasalahan KR usia lanjut dan tindak
lanjutnya untuk memantapkan pelayanan KR usia lanjut

KLIMAKTERIUM,MENOPAUSE,SENIUM
Klimakterium adalah masa peralihan antara masa reproduksi ke masa seniumMasa klimakterium
sebelum menopause/pramenopause dan sesudah menopause/pasca menopauseKlimakterium
lamanya 13 tahunMenopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Penyebabnya
karena penurunan fungsi indung telur sehingga produksi hormon estrogen berkurang yang
mengakibatkan terhentinya haidUsia menopause wanita Indonesia rata-rata 49 tahunSemakin dini
menarke terjadi makin lambat menopause terjadiMasa senium telah terjadi keseimbangan hormonal
baru. Pada masa ini tidak ada lagi gangguan vegetatif maupun psikologis. Kemunduran alat-lat
tubuh dan kemampuan fisik

Gejala yang dialami saat menopause


Gangguan psikis : depresi, kurang PD, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi, menurun daya
ingat, kehilangan gairah seksual, murung, cemas, merasa tidak berharga, sulit mengambil
keputusanGangguan vasomotor : keringat banyak, kedinginan, sakit kepala, berdebar-debar, susah
bernafas, rasa panas di dada dan menjalar ke wajah/hot flush, gangguan mata, gangguan saluran
kemih dan alat kelamin, kelainan kulit, ratmbu, gigi dan keluhan sendi/tulangGangguan siklus
menstruasi

ANDROPAUSE

Penurunan fungsi reproduksi akibat penurunan hormon testosteron , androgen, hormon


pertumbuhan, melatoninDampaknya : keluhan seksual, kekuatan otot
menurunOsteoporosisKepikunan/demensia tipe Alzheimer

Cara menilai andropause


Penurunan libido

Kekurangan tenaga/lemah

Penurunan kekuatan/ketahanan otot

Penurunan tinggi badan

Berkurangnya kenyamanan dan kesenangan hidup

Sedih atau sering marah tanpa alasan yang jelas

Berkurangnya kemampuan ereksi

Kemunduran kemampuan berolahraga

Tertidur setelah makan malam

Penurunan kemampaun bekerja

Upaya yang dapat dilakukan


Upaya pembinaan kesehatan

Upaya pelayanan kesehatan

Upaya perawatan

Upaya pelembagaan usia lanjut

Tingkatan sarana pelayanan


Pelayanan tingkat masyarakat : karang wreda, kelompok usia lanjut, posyandu lansiaPelayanan
tingkat dasar : puskesmas, balai pengobatan, praktek dokterPelayanan rujukan tk 1 dan 2 : RS
memiliki poliklinik geriatric
PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI

Kegiatan penyuluhan tentang Kesehatan Reproduksi (KESPRO) dan KB ini


bertujuan untuk membangun tingkat kesadaran setiap keluarga, bukan hanya dari kaum
wanita melainkan juga dari pihak pria sebagai kepala keluarga.
 Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi
dan proses reproduksi.

emaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai


proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar,
diharapkan remaja memiliki sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai
proses reproduksi.

Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku


perseorangan atau masyarakat dalam bidang kesehatan. Individu yang mempunyai
masalah keperawatan dan kesehatan, yang dapat dilakukan di rumah sakit, klinik,
puskesmas, rumah bersalin, posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan.
KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

Ruang lingkup kesehatan reproduksi dalam lingkup kehidupan adalah sebagai berikut (Harahap, 2003):
a. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir,

b. Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS-HIV/AIDS,

c. Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi,

d. Kesehatan reproduksi remaja,

e. Pencegahan dan penanganan infertile,

f. Kanker pada usia lanjut,

g. Berbagai aspek kesehatan reproduksi lain, misalnya kanker servik, mutilasi genital, fistula, dan lain-
lain.

Hak-hak reproduksi

a. Hak mendapat informasi dan pendidikan kesehatan reproduksi,

b. Hak mendapat pelayanan dan perlindungan kesehatan reproduksi,

c. Hak kebebasan berfikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi,

d. Hak dilindungi dan kematian karena kehamilan,

e. Hak untuk menentukan jumlah dan jarak kehamilan,

f. Hak atas kebebasan dan keamanan yang berkaitan dengan kehidupan reproduksinya,

g. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari pelecehan,
perkosaan, kekerasan, penyiksaan seksual,

h. Hak mendapatkan manfaat kemajuan ilmu penetahuan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi,
i. Hak atas pelayanan dan kehidupan reproduksinya,

j. Hak untuk membangun dan merencanakan keluarga,

k. Hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam berkeluarga dan kehidupan kesehatan
reproduksi,

l. Hak atas kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam politik yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi.
Kebijakan Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia menetapkan bahwa Kesehatan Reproduksi
mencakup 5 (lima) komponen atau program terkait, yaitu

Program Kesehatan Ibu dan Anak,meliputi :

Dimuali dr kehamilan persalinan dan nifas

Pencegahan kematian ibu

Program Keluarga Berencana,

Promosi keluarga berencana (KB) dapat ditujukan pada upaya peningkatan kesejahteraan ibu sekaligus
kesejahteraan keluarga. Calon suami-istri agar merencanakan hidup berkeluarga atas dasar cinta kasih,
serta pertimbangan rasional tentang masa depan yang baik bagi kehidupan suami istri dan anak-anak
mereka serta masyarakat. Keluarga berencana bukan hanya sebagai upaya atau strategi kependudukan
dalam menekan pertumbuhan penduduk agar sesuai dengan daya dukung lingkungan tetapi juga
merupakan strategi bidang kesehatan dalam upaya peningkatan kesehatan ibu melalui pengaturan jarak
dan jumlah kelahiran. Pelayanan yang berkualitas juga perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan
pandangan klien atau pengguna pelayanan.

Program Kesehatan Reproduksi Remaja,

Permasalahan prioritas kesehatan reproduksi pada remaja dapat dikelompokkan sebagai menjadi

1) kehamilan tak dikehendaki, yang seringkali menjurus kepada aborsi yang tidak aman dan
komplikasinya;

2) kehamilan dan persalinan usia muda yang menambah risiko kesakitan dan kematian ibu;

3) Masalah PMS, termasuk infeksi HIV/AIDS.

Masalah kesehatan reproduksi remaja selain berdampak secara fisik, juga dapat berpengaruh terhadap
kesehatan mental dan emosi, keadaan ekonomi serta kesejahteraan sosial dalam jangka panjang.
Dampak jangka panjang tersebut tidak hanya berpengaruh terhadap remaja itu sendiri, tetapi juga
terhadap keluarga, masyarakat dan bangsa pada akhirnya.

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk HIV/AIDS, dan
Program Kesehatan Reproduksi pada Usia Lanjut.

Anda mungkin juga menyukai