Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya kepada kami. Dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
Pengkajian Dan Promosi Kesehatan Wanita. Kami harap agar mahasiswa dapat memahami
materi pembelajaran yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Makalah ini membahas materi
secara singkat dan jelas sangat tepat untuk digunakan untuk teman-teman yang dibidang
kesehatan terutama jurusan keperawatan. Kami menyadari bahwa materi kesehatan reproduksi
sangat penting untuk dikuasai oleh tenaga kesehatan lainnya karena materi ini merupakan dasar
untuk dapat memahami keshatan reproduksi secara menyeluruh dalam konteks kesehatan wanita.
Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini dan berterima kasih kepada para pembaca yang telah memberikan
sarannya sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan teman-teman. Kami
menyadari makalah ini tidak luput dari segala kekurangan, baik dari segi isi maupun penyajian.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah keadaan kesehatan yang sempurna baik
secara fisik, mental, dan sosial. Bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Rohan dan
Siyoto, 2013). Kesehatan reproduksi menjadi cukup misterius sepanjang hidup, terutama bagi
perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan
soaialnya, misalnya kekurangan pendidikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah
kesehatan reproduksi perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause dan masalah gizi
(Manuaba,2005). Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria dan
wanita, tetapi lebih dititik beratkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak
dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita
karena masalah gender. Kesehatan bagi wanita adalah lebih dari kesehatan reproduksi.
Wanitaamemiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan
reproduksi. Wanita mempunyai sistem reproduksi yang sensitive terhadap kerusakan yang dapat
terjadi disfungsi atau penyakit. Wanita adalah subjek dari beberapa penyakit terhadap fungsi
tubuh oleh karena pengaruh laki-laki, pola penyakit pun berbeda dengan laki-laki karena adanya
perbedaan bntuk genetik, hormonal, ataupun perilaku gaya hidup. Penyakit pada sistem tubuh
ataupun pengobatan dapat berinteraksi dengan keadaan sistem reproduksi ataupun fungsinya.
Kebutuhan kesehatan bagi wanita dapat dikelompokan dalam dalam empat kategori. Pertama,
wanita memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan
reproduksi. Kedua, wanita memiliki sistem reproduksi yang mudah cedera untuk menjadi tidak
berfungsi atau sakit, apakah terjadi sebelum sistem preproduksi tersebut berfungsi atau sesudah
berfungsi. Ketiga, wanita dapat terkena penyakit pada organ reproduksi yang sama seperti pada
pria, tetapi pola penyakit akan berbeda dari pria karena struktur genetik wanita, lingkungan
hormonal, serta perilaku gaya hidup yang berhubungan dengan gender. Keempat, karena wanita
sebagai subjek dari disfungsi sosial.

BAB II

ISI

A. Definisi
Promosi Kesehatan Menurut Green ( cit, Natoatmodjo,2005),promosi kesehatan
adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatandan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal,
mewujudkan aspirasinya, kebituhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik didalam
masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Ruang lingkup
promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara garis besar terdapat 2
jenis pelayanan kesehatan, yaitu :
a. Pelayan preventif dan promotif, adalah pelayan bagi kelompok masyarakat
yang
sehat , agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkatkan status
kesehatannya.
b. Pelayan kuratif dan rehabilitative, adalah pelayanan kelompok masyarakat
yang sakit,agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih
kesehatannya.

Berdasarka jenis aspek pelayan kesehatan ini, promosi kesehatan mencakup 4 pelayanan,
yaitu:
a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah
kelompok orang yang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu
meningkatkan kesehatannya. Apabila kelompok ini tidak memperoleh
promosi kesehatan bagaimana memelihara kesehatan, maka kelompok ini
akan menurun jumlahnya, dan kelompok orang yang sakitnya meningkat.
b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Disamping kelompok orang yang sehat, sasaran promosi kesehatan pada
tingkat ini adalah kelompok yang beresiko tinggi. Tujuan utama promosi
kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok
tersebut agar tidak jatuh atau menjadi terkena sakit (primary prevention).
c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita penyakit
(pasien). Tujuannya agar mencegah penyakit agar tidak menjadi lebih parah
(secondary prevention).
d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Para penderita penyakit yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit.
Tujuannya agar segera pulih kembali kesehatannya atau mengurangi
kecacatan seminimal mungkin (tertiary prevention)
B. Pengkajian

Alat kelamin/sistem reproduksi merukan bagian yang penting dikaji pada wanita.
Berbagai masalahyang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita dapat terjadi misalnya
masalah yang berkaitan dengan konstrasepsi, infertilitas, kehamilan, gangguan
menstruasi maupun menopause.

Sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian utama yaitu alat kelamin luar dan
alat kelamin dalam yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan pengaruh
hormonhormon yang juga mempengaruhi fertilitas, kehamilan, dan kemampuannya
mencapai kepuasan seksual. Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis, klitoris, labia
mayora, labia minora dan beberapa struktur yang barkaitan (kelenjar Bartholini, skene’s
dan meatus uretra).
Alat kelamin dalam terdiri dari vagina, uterus, ovarium dan tuba fallopian. Pada
tahun-tahun sebelum menstruasi dan pada saat hamil. Uterus wanita mengalami
perubahan ukuran. Menstruasi pertama kali pada wanita terjadi pada saat seseorang
wanita memasuki usia remaja dan menstruasi ini akan berakhir (menopause) pada saat
wanita berusia sekitar 40 sampai dengan 55 tahun.

a. Riwayat Kesehatan
Kecukupan dan keakuratan data merupakan kunci keberhasilan dalam wawancara
kesehatan. Pembicara tentang alat kelamin wanita merupakan hal yang bersifat
pribadi. Masyrakat sering menganggap tabu hal-hal yang berkaitan dengan alat
kelamin. Agar wawancara berjalan lancar, jaga privasi pasien, gunakan
pertanyaan/bahasa yang mudah dipahami pasien dan selesaikan semua wawancara
sebelum passion di atur dalam posisi litotomi.
Data riwayat kesehatan yang dikumpul meliputi pola sehat-sakit ( riwayat
kesehatan sekarang, dahulu, keluarga, dan pertimbangan perkembangan), pola
memelihara kesehatan, serta pola peranan-kekerabatan ( Morton, 1991 ).
Data pola kesehatan yang dikumpulkan pertama kali adalah riwayat kesehatan
sekarang. Ajukan pertanyaan tentang keluhan pasien ( menggunakan pola PQRST ).
Kapan pasien mengalami menstruasi, periode menstruasi, apakah pasien
menggunakan kontrasepsi, apakah pasien merokok/menggunakan alcohol, apakah
partnernya menderita enfeksi alat kelamin, dan bagaimana keaktifan hubungan
seksnya. Dari riwayat kesehatandahulu apakah pernah mengalami gangguan pada
kelaminnya, pendarahan, penyait kelamin, pembedahan dan kehamilan.
Kemudian ajukan pertanyaan adakah anggota keluarga yang menderita gangguan
sistem reproduksi, pembedahan pada sistem reproduksi, atau yang menderita
gangguan siskemik seperti diabetes mellitus, obesitas atau penyait jantung.
Pertanyaan-pertanyaan tentang juga di ajukan yang berkaitan dengan pertimbangan
perkembangan, terutama bila pengkajian dilakukan pada anak-anak, remaja, dewasa
atau usia lanjut dimana masing-masing tahap ini mempunyai perkembangan cirri
yang berbeda. Pengkajian pada wanita hamil atau usia lanjut memerlukan ketrampilan
khusus yang lebih mendalam. Setelah data pola kesehatan terkumpul maka perawat
melanjutkan pengumpulan data tentang pola mempertahankan kesehatan. Ajukan
pertanyaan tentang kebiasaan makan, apakah sering buang air kecil yang
mengganggu tidurnya da bagaimana keteraturan pasien dalam melakukan check-up
kesehatan. Ada dua macam pengkajian pada alat kelamin wanita, yaitu pengkajian
alat kelamin pada bagian luar dan pengakajian bagian dalam.

b. Pengkajian Bagian Luar


 Beri kesempatan pada pasien untuk mengosongkan kandungan kemih
sebelum pengkajian dimulai. Bila diperlukan urine untuk spesemen lab.
 Anjurkan pasien membuka celana, bantu mengatur posisi litotomi dan selimut
bagian yang tidak diamati.
 Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlahnya
dibandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
 Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura,
leukoplakia, dan eksoriasi
 5) Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora, labia minora,
klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus,
keluaran, pembengkakan atau nodula.

c. Pengkajian Tingkat Mahir/ Pengkajian Dalam

Keterlibatan perawat dalam melakukan pengkajian tingkat mahir, tergantung


pada kebijaksanaan/peraturan dimana perawat bekerja. Akan tetapi secara klinis
perawat harus mengetahui teknis pengkajian ini.
1) Atur posisi pasien
2) Lumasi jari penunjuk anda dengan air steril dan masukan kedalam vagina dan
identifiksi serviks mengeni kelunakannya, serta permukaannya. Tindakan ini
berguna untuk mempergunakan dan memilih speculum yang tepat, cabut jari
bila udah selesai.
3) Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan dan lumasi
denagn air hangat terutama bila akan diambil specimen
4) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah prianal
5) Yakinkan tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan dengan tangan
satunya masukan speculum dengan sudut 45 dan hati-hatilah sehingga tidak
menjepit rambut pubis atau labia.
6) Bila speculum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari anda, dan putar
speculum kea rah posisi horizontal dan pertahankan pertekanan tetap pada sisi
bawah/posterior.
7) Buka paruh speculum, lokasikan pada serviks dan kunci paruh sehingga dapat
membuka.
8) Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan
amati serviks mengenai ukuran, leserasi, erosi, nedula, masa, keluaran dan
warnanya. Normalnya pada nulivara bentuk serviks melikar atau oval, sedang
pada para membentuk celah
9) Bila diperlukan specimen stologi makaambilah dengan cara usapan dengan
menggunakan aplikator dari kapas.
10) Bila sudah selesai, kondorkan screw speculum, tutup speculum dan tarik
keluar secara perlahan-lahan.
11) Lakukan palpasi secara bimanual bila dilakukan dengan cara kenakan sarung
tangan steril, lumasi jari penunjuk dan jari tengah kemudian masukan
kelubang vagina dengan penekanan ke arah posterior dan raba dinding vagina
untuk mengetahi adanya nyeri tekan dan nodula.
12) Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsisten,
regulasitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks dapat digerakan
tanpa terasa nyeri.
13) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan menghadap ke atas. Tangan yang
diluar tarus diperut dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus mengenai ukuran,
bentuk, konsistensi, dan mobilitas.
14) Palpasi ovarium dengan cara geser dua jari yang ada dalam vagina pada fornik
lateral kanan. Tangan yang diperut tekankan kebawah kearah kuadran kanan
bawah. Palpasi ovarium kanan mengenai ukuran mobilitas, bentuk, ukuran,
konsistensi dan nyeri tekan. Ulangi untuk ovaruim sebelahnya.
C. Perawatan Kesehatan Reproduksi
Perawatan kesehatan reproduksi adalah suatu kumpulan metode, teknik, dan
pelayanan yang mendukung kesehatan reproduksi dan kesejahteraan melalui pencegahan
dan penanganan masalah-masalah kesehatan reproduksi mencakup perawatan kesehatan
seksual yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan hubungan antara-pribadi. Bukan
hanya prihal konseling dan perawatan yangberhubungan dengan proses reproduksi dan
penyakit menular secara seksual. Perawatan kesehatn reproduksi perlu dilaksanakan pada
jenjang perawatan kesehatan primer yang mencakup berbagai pelayanan yang terkait satu
sama lain yaitu sebagai berikut.
1. Bimbingan dalam pelaksanaan keluarga berencana, termasuk didalamnya ialah
pemberian pendidikan, komunikasi, informasi, konseling, dan pelayanan
kontrasepsi.
2. Pendidikan dan pelayanan perawatan prenatal.
3. Penanganan proses kelahiran yang aman.
4. Perawatan pascanatal khususnya pemberian ASI, perawatan kesehatan bayi, anak,
dan ibu.
5. Pencegahan dan pengobatan yang menandai terhadap kemandulan (inferlitilitas).
6. Penangan masalah aborsi.
7. Pengobatan infeksi saluran reproduksi.
8. Penyakit yang di tularkan secara seksual termasuk penyakit HIV/AIDS dan
kangker alat reproduksi.
9. Informasi pendidikan dan konseling tentang seksualitas sesuai umur, termasuk
pengetahuan reproduksi bagi remaja agar menjadi orang tua yang bertanggung
jawab.

D. Kondisi Yang Memengaruhi Rendahnya Status Kesehatan Wanita


1. Masyarakat atau budaya
a. Wanita yang subur (fertil) akan meningkatkan status suami
b. Keturunan yang banyak dapat meningkatkan sumber daya keluarga.
c. Status wanita di pandang rendah.
d. wanita yang tidak subur ( infertile) akan dicerai.
e. Wanita selalu memiliki hak suara yang sedikit dalam membuat keputusan keluarga.

2. Ekonomi
a. Tidak dapat menyediakan sarana yang cepat kepelayanan keperawatan.
b. Tidak mudah untuk memperoleh tranfusi darah atau obat-obatan untuk pencegahan
infeksi.

3. Persalinan
a. Kerja berat selama usia reproduksi dan kehamilan.
b. Keluhan sakit sering diabaikan sampai benar-benar merasa tidak sanggup untuk
bekerja, barumencapai pengobatan.

4. Pendidikan
a. Remaja wanita kurang tertarik untuk kesekolah.
b. Meninggalkan sekolah lebih awal untuk membantu keluarga.
c. Sukar untuk mengejar ketertinggalan oleh karena status dan beban kerja yang
tinggi

5. Mobilitas
a. Tidak dapat bepergian tanpa izin dari suami dan keluarga.
b. Kurang pengetahuan tentang cara memperoleh karcis/cara bila bepergian.

6. Keluarga dan pernikahan


a. Pernikahan dini berhubungan dengan kehamilan remaja.
b. Perawatan antenatal tergantung dari mertua.
c. Hanya suami yang diizinkan untuk bepergian.
d.Rendahnya status wanita berhubungan dengan pelayanan kesehatan wanita.

7. Fertilitas
a. fertilitas tinggi meningkatkan status dan resiko kematian.
b. kehamilan terlalu sering, terlalu tua, jarak terlalu dekat, atau terlalu muda.
c. Keluarga berencana meingkan kehamilan yang tidak di inginkan dan aborsi

8. Kesehatan
a. anak perempuan kurang mendapat pelayanan kesehatan dibandingkan dengan anak
laki-laki
b. keterlambatan atau tidak melakukan perawatan antenatal menyebabkan
keterlambatan identifikasi dari komplikasi.

9. Nutrisi
a. Anak perempuan kurang mendapat makanan di bandingkan anak laki-laki.
b. Status nutrisi yang buruk menyebabkan kontraksi pelviks dan persalian lama.
c. Anemia dapat menyebabkan perdarahan
d. kehilangan cadangan lemak tubuh oleh karena terlalu seringnya khamilan dan
laktasi.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Wanita Secara Umum

 Faktor genetik Merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang normal,
contoh jenis kelamin, suku, dan bangsa.
 Faktor lingkungan Komponen biologis, misalnya organ tubuh, gizi, perawatan,
kebersihan lingkungan, pendidikan, sosial budaya, tradisi, agama, adat, ekonomi,
dan politik.
 Faktor lingkungan Keadaan perilaku akan memengaruhi tumbuh kembang anak.
Perilaku yang tertanam pada masa anak akan terbawa dalam kehidupan
selanjutnya.

F. Kesehatan Remaja Dan Kesehatan Reproduksi


Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara
keseluruhan, karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pula pada
sistem reproduksi.
1. Masalah gizi buruk
a. Anemia dan kurang energi kronis (KEK).
b. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri, sehingga
mengakibatkan panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR) dikemudian hari.

2. Masalah pendidikan

i. Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses


informasi yang dibutuhkannya serta kurang mampu mengambil
keputusan yang terbaik untuk kesehatan dirinya.
ii. Pendidikan rendah dapat mengabitkan remaja kurang mampu memenuhi
kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh
buruk terhadap derajat kesehatan diri dan keluarganya.

3. Masalah lingkungan dan pekerjaan.

a. Ligkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan


remaja.
b. Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan
merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja.

4. Masalah seks dan seksualitas.

a. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah


seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
b. Kurang bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan
dengan kesehatan seksualitas.
c. Penyalah gunaan dan ketergantungan napza yang mengarah pada
penularan HIV atau AIDS melalui jarum suntik dan hubungan sex bebas
yang dewasa ini semakin mengkhawatirkan.
d. Penyalah gunaan seksual.
e. Kehamilan remaja .
f. Kehamilan pranikah atau diluar ikatan pernikahan.

5. Masalah perkawinan dan kehamilan dini.

a. Ketidak nikmatan secara fisik dan mental.

b. Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar.

c. Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri.

d. Resiko untuk melakukan aborsi yang tidak aman.

G. Pembekalan Pengetahuan Remaja Terkait Kesehatan Reproduksi Remaja

1. Perkembangan fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual remaja. Pembekalan


pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan, dan kematangan
seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi berbagai
keadaan yang membingungkannya. Pada umumnya orang menganggap bahwa
pendidikan seks hanya berisi tentang pemberian informasi alat kelamin dan berbagai
macam posisi dalam hubungan seks.
2. Proses reproduksi yang bertanggung jawab. Manusia secara biologis mempunyai
kebutuhan seksual. Remaja perlu mengendalikan naluri seksual dan menyalurkannya
menjadi kegiatan positif, seperti olahraga dan mengembangkan hobi yang positif.
3. Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan wanita serta kewaspadaan terhadap
masalah remaja yang banyak ditemukan. Remaja memerlukan informasi tersebut agar
waspada dan berprilaku seksual sehat dan bergaul dengan lawan jenisnya. Disamping
itu remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk mempertahankan diri
maupun psikis serta mental menghadapi godaan, seperti ajakan untuk melakukan
hubungan seksual dan pengguma napza.
4. Persiapan pranikah Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih
siap secara mental dan emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga.
5. Kehamilan dan persalina serta pencegahannya. Remaja perlu mendapatkan informasi
tentang hal ini sebagai persiapan bagi remaja lakilaki dan wanita dalam memasuki
kehidupan berkeluarga di masa depan.
H. Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual Termasuk HIV/AIDS

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi
(ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran reoroduksi merupakan
infeksi yang di sebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya kuman penyebab infeksi
kedalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus,
dan parasit. Walau PMS dapat disebabkan oleh kuman yang berbeda, namun sering
member keluhan dan gejala yang sama. Contoh : push( nanah) yang keluar dari saluran
kencing laki-laki (uretra) dan atau dari liang senggama wanita (vagina), dan borok pada
kelamin yang merupakan keluhan sekaligus gejala PMS yang umum dijumpai.

Penyebab infeksi saluran reproduksi (ISR)

1. Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan buang air besar yang kurang
sempurna.
2. Kesehatan umum rendah
3. Kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama saat menstruasi
4. Perkawinan pada usia terlalu muda dan berganti pasangan
5. Hubungan seksual dengan penderita infeksi
6. Perlukaan pada saat keguguran, melahirkan, atau perkosaan
7. Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam
melakukan pemeriksaan/ tindakan disekitar saluran reproduksi.

Wanita lebih rentang terinfeksi dibandingkan laki-laki dikarenakan hal berkut.

1. Saluran reproduksi wanita lebih luas permukaannya


2. Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar ole
cair sperma, jika sperma terinfeksi oleh PMS maka wanita tersebutpun bisa
terinfeksi.
3. ISR pada wanita tidak selalu menunjukan gejala kondisi ini dapat
menyebabkan infeksi meluas dan menimbulkan komplikasi.
4. Banyak orang, terutama wanita dan remaja enggan untuk mencari pengobatan
arena mereka tidak ingin keluarga atau masyarakat tahu mereka menderita
PMS .

Pada wanita, ISR dapat menyebabkan kehamilan di luar kandungan, kemandulan,


kangker leher rahim, kelainan pada janin/bayi, misalnya berat bayi lahir rendah, (BBLR),
infeksi bawaan sejak lahir, bayi lahir mati, dan bayi lahir belum cukup umur. Termasuk
dalam kelompok PMS adalah gonoreal, sifilis, ulkus mole, kondiloma, akuminata, herpes
genetal, dan HIV/AIDS. Dari semua PMS, HIV/AIDS merupakan jenis PMS yang paling
berbahaya, karena belum di temukan pengobatannya dan berakhir kematian bagi
penderitanya. Berikut adalah hal yang penting yang perlu diketahui tentang PMS.

1. PMS dapat terjadi pada laki maupun wanita.


2. Penularan PMS dapat terjadi, walaupun hanya sekali melakukan hubungan seksual
tanpa menggunakan/memakai kondom dengan penderita PMS
3. Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap PMS
4. Wanita lebih mudah tertular PMS dari pasangannya di bandingkan sebaliknya, karena
bentuk alat kelaminnya dan luar permukaan yang terpapar oleh air mani pasangannya.
5. Infeksi atau borok pada alat reproduksi wanita sering tersembunyi yang tidak mudah
terlihat oleh petugas yang kurang terlatih.
6. ISR meningkatkan resiko menularan PMA/HIV/AIDS pada wanita sepuluh kali lebih
besar.
7. Beberapa PMS mungkin tidak menimbulkan gejala yang berarti pada wanita, ttapi
tetap dapat menularkan penyakit tersebut pada pasangannya.
8. Tanda-tanda dan gejala PMS pada laki-laki yang biasanya tampak jelas sebagai luka
atau pus tubuh, sehingga pengobatannya dapat dilakukan lebih awal.
9. PMS sering tidak diobati dengan benar sehingga sering mengakibatkan penularan dan
penderita yang berkepanjangan. Kebanyakan PMS dapat diobati bila pengobatannya
tepat dan pada saat yang tepat pula.
10. Komplikasi PMS seperti kemandulan dapat dicegah bila PMS aegera diobati.
11. Belum ada vaksin imunisasi untuk PMS.
12. PMS meningkatkan kemungkinan tertular HIV/AIDS sebanyak empat kali
Penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS dapat menural dengan beberapa cara,
yang pertama adalah melalui hubungan seksual yangtidak terlindung, baik melalui penis,
vagina, anus, maupun oral. Cara ini merupakan cara paling utama (lebih dari 90%).
Uteroplasenta, penularan dari ibu kejanin selama kehamilan (HIV/AIDS, herpes, sifilis),
melalui jalan lahir pada saat persalinan (HIV/AIDS, gonore, klamidia), sesuadah bayi
lahir dengan cairan darah atau produk darah (HIV/AIDS) dalam melalui jarum suntik
yang di pakai secara bersama-sama dengan penderita hepatitis atau HIV/AIDS. Kontak
tubuh, kondisis ini terjadi pada sifilis stadium III, dan yang terakhir adalah tidak
terjaganya kebersihannya alat produksi dengan baik.

Berikut ini adalah orang-orang yang beresiko tinggi terhadap penularan PMS, atau
HIV/AIDS.

1. Sering berganti-ganti pasangan seksual atau mempunyai satu atau lebih pasangan
seksual baik yang dikenai atau yang tidak dikenai ( misalnya dengan penjaja seksual).
2. Pasangan seksual mempunyai pasangan ganda. Penularan dari ibu ke janin/bayi,
sering bersumber dari pasangan/suami.
3. Terus melakukan hubungan seksual, walaupun mempunyai keluhan PMS dan tidak
memberitahukan kepada pasangannya .
4. Tidak memakai kondom saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang
beresiko.
5. Pemakaian alat sunti secara bersama-sama secara berganti, misalnya pada penderita
ketergantungan narkotika atau kelalaian petugas kesehtan dalam menjaga kesterilan
alat suntik.

Berikut adalah cara pencegahan PMS, HIV/AIDS

1. Meningkatkan ketahanan keluarga melallui pesan kunci ( di kenal dengan


singkatan “ABCDE”).
a) Abstinensia: tidak melakuakn hubungan seksual diluar nikah
b) Be faitbful: setia terhadap pasangan yang sah (suami-istri)
c) Condom: menggunakan kondom apabila salah su pasangan berisio terkena
IMS atau HIV/AIDS.
d) Dugs: hindari pemakaian narkoba.
e) Equipment: mintalah peralatan kesehatan yang stril.

2. Pencegahan penularan melalui darah.


a) Shrining darah donor dan produk darah.
b) Menggunakan alat suntik dan alat lain stril.
c) Penerapan kewaspadaan univelsal/universal infection precaution.
d) Berhati-hati pada saat menangani segala hal yang tercemar oleh
darah segar.
3. Pencegahan penularan dari ibu ke anak.
a) Pemeriksaan dan konseling ibu hamil
b) Pemberian obat antiretroviral ibu bagi hamil yang mengidap
infeksi HIV
4. Menjaga kebersihan alat reproduksi karena ada jenis IMS yang dapat
diderita tanpa melalui hubungan seksual misalnya keputihan yang
diakibatkan oleh jamur.
5. Memeriksakan diri segera bila ada gejala-gejala PMS yang dicerigai.
6. Menghindari hubungan suksul ini ada gejala PMS, misalnya borok pada
alatkelamin atau keluarnya pus (cairan nanah) dari tubuh.

Penyakit menular seksual ini ada yang bisa disembuhkan dan ada yang tidak.
Sebadai contoh PMS yang disebabkan oleh bakteri seperti gonorea, sifilis,
uklus mole, dan klamidia masih dapat disembuhkan, sedangkan yang
disebabkan oleh virus seperti hepatitis, herpes genital, kondiloma akuminata,
dan AIDS tidat dapat disembuhkan. Satu-satunya cara adalah berobat ke
dokter atau tenaga kesehatan. Jika terkena PMS, pasangan juga harus
diperiksa dan diobati, jangan mengobati diri sendiri, patuhi cara pengobatan
sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter, atau hindari hubungan seksual
selama masih ada keluhan/gejala. Beri tahu dokter atau tenaga kesehatan.

I. HIV/AIDS
A. Pengertian HIV
HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV akan masuk dalam sel darah putih dan
merusaknya, sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap
infeksi akan menurun jumlahnya. Akibatnya system kekebalan tubuh menjadi lemah
dan penderitan mudah terkena berbagai penyakit. Kondisi ini disebut AIDS.
B. Pergertian AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan
gejala penyakit (sindrom) yang dapat akibat turunnya kekebalan tubuk yang
disebabkan oleh HIV. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki system kekebalan
tubuh, maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi
opurtunistik). Oleh karena system kekbalan tubuh menjadi lemah, maka penyakit
yang tadinya berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
C. Hal-hal yang perlu diketahui tentang HIV/AIDS.

 Sekali virus HIV masuk kedalam tubuh, virus tersedut akan menetap dalam
tubuh untuk selamanya.
 Virus HIV hidup dalam darah ,air mani, cairan dalam jalan lahir, air liur, air
mata, dan cairan tubuh lainnya.
 Sebagian beras infeksi HIV ditularkan melalui hubungan seksual, di samping
juga melalui jarum suntik dan transfuse darah serta penularan dari ibu kepada
janinnya.
 HIV tidak hanya menular pada kuam homoseksual.
 Wanita lima kali lebih mudah tertular HIV/AIDS dari pada laki-laki, karena
bentuk alat kelamin wanita lebih luas permukaannya sehingga mudah terpapar
oleh cairan mani yang tertinggal lebih lama dalam tubuh.
 Perlukaan pada saluran kelamin memudahkan masuknya virus HIV.
 Hubungan seks melalui anus lebih berisiko dalam penularan dari pada cara
hubungan seks lainnya, karena jaringan anus lebih lembut.
 Kekerasan seksual atau hubungan seksual dengan gadis remaja lebih
memudahkan terjadinya penularan.
 HIV tidak menular melalui.
1) Kontak tangan dan sentuhan;
2) Pemakaian kamar mandi yang sama;
3) Cuiman;
4) Berenang bersama;
5) Keringat;
6) Batuk atau bersin;
7) Makan dan minun bersama;
8) Gigitan nyamuk;

Orang yang sudah terinfeksi HIV biasanya sulit dibedakan dengan orang yang
sehat di masyarakat. Mereka masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa, badan terlihat
sehat, danmasih dapat berkerja dengan bait. Untuk sampai pada fase AIDS seseorang
yang telah terinfeksi HIV akan melewati beberapa fase. Berikut adalah tahanan
perubahan HIV/AIDS.

a) Fase pertama:
masa jendela (window period). Pada awal terinfeksi ciri-cirinya belum dapat
dilihat meskipauyang bersangkutan melaukan tes darah, karena pada fase ini system
antibodi terhadap HIV belum terbentuk, tetapi yang bersangkutan sudah dapat
menular orang lain. Masa ini disebut dengan window period, biasanya antra 1-6
tahun.
b) Fase kedua.
Umur infeksi 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase ini induvidu sudah
positif HIV tetapi belum menampakkan gejala sakit. Dapat menularan orang lain.
Kemungkinan mengalami gejala-gejela ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan
sembut sendiri).
c) Fase ketiga.
Mulai muncul gejala-gejela awal penyakit. Belum disebut gejela AIDS, tetapi
system kekebalan tubuh mulai berkurang. Gejela yang berkaitan dengan HIV antara
lain:
 Keringat berlebihan pada waktu malam;
 Diare terus-menerus;
 Pembengkakan kelenjar getah bening;
 Flu tidak sembuh-sembuh;
 Nafsu makan berkurang dan lemah;
 Berat badan terus berkurang;
d. Fase keempat.
Sudah masuk pada tahap AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosis setelah kekebalan
tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel T (di bawah 2.001 mikro liter) dan
timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi dengan oportunistik, yaitu:
 Kanker khususnya kanker kulit yang disebut sarcoma kaposi:
 Infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan
bernapas (TBC umumnya diderit oleh pengidap AIDS);
 Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-minggu;
 Inteksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala, dan sariwan.
D. Pencegahan penularan HIV/AIDS.
Pada darasnya sama dengan pencegahan PMS, yaitu:

a. Melakukan hubungan hanya dangan pasangan yang setia atau menghindari


hubungan seksuil dengan yang berganti-ganti.
b. Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setia pada pasangan..
c. Setiap darah transfusi dicek terhadap HIV dan donor darah kepada sanak saudara
lebih sehat dan aman dibandingkan donor darah professional.
d. Menghindari injeksi, periksa dalam, prosedur pembedahan yang tidak steril dari
petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab.

J. Upaya – Upaya Pencegahan Primer,Skunder,Tersier pada Sistem Reproduksi


A. Penceghan Primer
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer
juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor risiko. Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase pre
pathogenesis yaitu pada keadaan dimana proses penyakit belum terjadi atau belum
mulai. Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga faktor utama
untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host, dan environment yang membentuk
konsep segitiga epidemiologi selalu akan berinteraksi yang satu dengan lainya dan
selalu merupakan ancaman potensial untuk sewaktu-waktu mencetuskan terjadinya
stimulus yang memicu untuk mulainya terjadinya proses penyakit dan masuk kedalam
fase pathogenesis.
B. Pencegahan Skunder
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya
adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita
penyakit tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat. Adapun beberapa pengobatan terhadap penyakit masalah
sistem reproduksi dapat melalui obat dan operasi.
C. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi. Menurut
Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah 9 untuk mencegah komplikasi
penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah
ditegakkan. Pencegahan tersier terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat
dengan melakukan perawatan pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk
meminimalisir kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi.
contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium, kanker payudara dan lain
sebagaiannya. Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi
cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk
kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka
sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan
kesehatan pada masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya rehabilitasi PSK, dan
korban narkoba.
D. Exercise, kegel exercise, nutrisi dan manajemen stres
1. Exercise
Senam Hamil adalah suatu gerak atau olah tubuh yang dilaksanakan oleh
ibu hamil sehingga ibu tersebut menjadi siap baik fisik maupun mental untuk
menghadapi kehamilan dan persalinannya dengan aman dan alami.( Hamilton P. (
1995 )
Tujuan umum senam hamil
a. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat di jaga kondisi otototot dan
persediaan yang berperan dalam mekanisme persalinan
b. Mempertinggi kesehatan fisik dan serta pskis serta kepercayaan diri sendiri
dalam menghadapi persalinan 11
c. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis

Tujuan khusus senam hamil

a. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot –otot dinding perut,otot-otot


dasar panggul,ligamen,dan jaringan serta fasia yang berperan dalam
mekanisme persalinan
b. Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan proses
persalinan
c. Membentuk sikap tubuh yang prima,sehingga dapat membantu mengatasi
keluhan-keluhan,letak janin,dan mengurangi sesak nafas.
d. Memperoleh cara kontraksi dan relaksasi yang sempurna
e. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan
f. Dapat mengatur diri dalam ketenangan
2. Kegel Exercise
Senam kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul merupakan terapi
bagi wanita yang tidak mampu mengontrol keluarnya urin. Bagi wanita yang tidak
terlatih otot Panggulnya akan mengalami penurunan uterus akibat melemahnya
atau menipisnya otot Panggul.Senam kegel adalah latihan kontraksi kecil yang
terjadi di dalam otot dasar panggul yang menguatkan uretra, kandung kemih,
rahim, dan dubur.
Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel, seorang dokter
spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di Los Angeles sekitar tahun 1950-
an. Dokter Kegel seringkali melihat pasiennya yang sedang dalam proses
persalinan sering tidak dapat menahan keluarnya air seni (ngompol). Timbullah
inisiatifnya untuk menemukan latihan agar pasiennya tidak mengalami hal
tersebut.
Senam kegel atau senam yang juga disebut sebagai senam seks ini adalah
jenis senam yang sangat baik dilakukan untuk membantu mengencangkan
kembali organ intim kewanitaan. Senam ini merupakan jenis senam yang sangat
bagus dilakukan oleh para ibu-ibu tertama bagi mereka yang sudah pernah
melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan biasanya akan mengalami
pengenduran otot pada bagian panggula bagian bawah dan juga pada bagian
sekitar kewanitaan.
Gerakan senam dalam senam kegel membuat otot-otot di sekitar organ
intim wanita akan semakin kembali kencang. Selain itu gerakan senam kegel
tentunya akan membuat seorang wanita bisa menemukan kembali gairah cinta
membara dan menggelora serasa kembali berbulan madu lagi. Latihan senam
kegel atau senam seks biasanya dilakukan sebagai bagian dari latihan aerobik,
yaitu sebagai latihan senam lantai. Senam ini banyak sekali melibatkan otot-otot
pantan, perut, panggul, dan otot dasar panggul.

Tujuan Senam Kegel

Tujuan dilakukannya senam kegel yaitu

a. Untuk melatih atau menguatkan otot-otot dasar panggul (pelvic floor


muscle).
b. Untuk kesehatan hubungan sumi isteri senam ini juga sangat berguna
dalam orgasme wanita.
c. Untuk memperkuat otot-otot saluran kemih (berguna saat proses
persalinan agar tidak terjadi “ngompol”)
d. Memperkuat otot-otot vagina (memuaskan suaminya saat berhubungan
seks.
Manfaat Senam Kegel

Senam Kegel awalnya ditujukan untuk mengatasi inkotinensia


(ketidakmampuan menahan pipis) pada wanita. Inkontinensia bisa timbul
paska persalinan atau sebab lainnya. Senam ini bertujuan untuk melatih
atau menguatkan otot-otot dasar panggul (pelvic floor muscle). Berikut ini
adalah manfaat dari senam kegel untuk para ibu hamil, ibu bersalin, ibu
nifas dan ibu-ibu setelah melahirkan. Ibu Hamil Dan Bersalin

a. Dapat mencegah robeknya perineum


b. Mengurangi kemungkinan masalah urinasi seperti
inkontinensia paska persalinan
c. Mengurangi resiko terkena hemoroids (ambein)
d. Mempermudah proses persalinan (otot kuat dan terkendali)

Ibu Nifas Membantu atau mempercepat penyembuhan luka robekan


perineum (jika ada). Ibu Setelah Melahirkan Membuat otot-otot di sekitar organ
intim wanita akan semakin kembali kencang.

Cara Melakukan Senam Kegel

a. Teknik senam Kegel yang paling sederhana dan mudah dilakukan


adalah dengan seolah-olah menahan kencing (pada wanita dan pria)
b. Kencangkan atau kontraksikan otot seperti menahan kencing,
pertahankan selama 5 detik, kemudian relaksasikan (kendurkan)
c. Ulangi lagi latihan tersebut setidaknya lima kali berturut-turut
d. Secara bertahap tingkatkan lama menahan kencing 15-20 detik,
lakukanlah secara serial setidaknya 6-12 kali tiap latihan
E. Stress Management
Stress adalah suatu kondisi normal pada waktu menghadapi perubahan dan
ancaman dengan respon yang dapat adaptive. Stress melibatkan perubahan fisiologis
yang kemungkinan dapat dialami sebagai baik sebagai anxiousness (distress) atau
pleasure (eustress). Tugas dari tiap orang untuk menemukan nilai optimum dari stress
stimulation, yang menyegarkan dan energizing, dan dengan tetap mempertahankan
tingkatan relaksasi. Tiap orang harus juga mencari keseimbangan antara periode
stress dan ketenangan diri.
Stress management 15 adalah usaha seseorang untuk mencari cara yang paling
sesuai dengan kondisinya untuk mengurangi stress yang terjadi dalam dirinya. Ada
beberapa strategi atau metode untuk mengurangi stress. Diantaranya adalah muscle
relaxation exercises, meditational breathing, suntikan pereda stress, dan prioritizing.
Bagaimanapun juga, tidak semua pendekatan untuk stress management ditujukan
untuk mengurangi stress. Jadi, semuanya tergantung dari kondisi masing-masing
individu, tingkatan stress yang ada dan kejadian yang melatarbelakangi stress-nya.
Dalam menghadapi stress, individu akan memberikan respon yang berbeda-beda
untuk mengatasinya. Dewasa ini proses ‘coping’ terhadap stress menjadi pedoman
untuk mengerti reaksi stress. Secara umum, stress dapat diatasi dengan melakukan
transaksi dengan lingkungan dimana hubungan ini merupakan suatu proses yang
dinamis.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer
juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor risiko Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang
mana sasaran utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu. Pencegahan tersier berfokus pada
proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah
cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.

Anda mungkin juga menyukai