Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan
hidayah-Nya kepada kami. Dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
Pengkajian Dan Promosi Kesehatan Wanita. Kami harap agar mahasiswa dapat memahami
materi pembelajaran yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Makalah ini membahas materi
secara singkat dan jelas sangat tepat untuk digunakan untuk teman-teman yang dibidang
kesehatan terutama jurusan keperawatan. Kami menyadari bahwa materi kesehatan reproduksi
sangat penting untuk dikuasai oleh tenaga kesehatan lainnya karena materi ini merupakan dasar
untuk dapat memahami keshatan reproduksi secara menyeluruh dalam konteks kesehatan wanita.
Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini dan berterima kasih kepada para pembaca yang telah memberikan
sarannya sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan teman-teman. Kami
menyadari makalah ini tidak luput dari segala kekurangan, baik dari segi isi maupun penyajian.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah keadaan kesehatan yang sempurna baik
secara fisik, mental, dan sosial. Bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Rohan dan
Siyoto, 2013). Kesehatan reproduksi menjadi cukup misterius sepanjang hidup, terutama bagi
perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, juga berhubungan dengan kehidupan
soaialnya, misalnya kekurangan pendidikan yang cukup, kawin muda, kematian ibu, masalah
kesehatan reproduksi perempuan, masalah kesehatan kerja, menopause dan masalah gizi
(Manuaba,2005). Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria dan
wanita, tetapi lebih dititik beratkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak
dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita
karena masalah gender. Kesehatan bagi wanita adalah lebih dari kesehatan reproduksi.
Wanitaamemiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan
reproduksi. Wanita mempunyai sistem reproduksi yang sensitive terhadap kerusakan yang dapat
terjadi disfungsi atau penyakit. Wanita adalah subjek dari beberapa penyakit terhadap fungsi
tubuh oleh karena pengaruh laki-laki, pola penyakit pun berbeda dengan laki-laki karena adanya
perbedaan bntuk genetik, hormonal, ataupun perilaku gaya hidup. Penyakit pada sistem tubuh
ataupun pengobatan dapat berinteraksi dengan keadaan sistem reproduksi ataupun fungsinya.
Kebutuhan kesehatan bagi wanita dapat dikelompokan dalam dalam empat kategori. Pertama,
wanita memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan
reproduksi. Kedua, wanita memiliki sistem reproduksi yang mudah cedera untuk menjadi tidak
berfungsi atau sakit, apakah terjadi sebelum sistem preproduksi tersebut berfungsi atau sesudah
berfungsi. Ketiga, wanita dapat terkena penyakit pada organ reproduksi yang sama seperti pada
pria, tetapi pola penyakit akan berbeda dari pria karena struktur genetik wanita, lingkungan
hormonal, serta perilaku gaya hidup yang berhubungan dengan gender. Keempat, karena wanita
sebagai subjek dari disfungsi sosial.
BAB II
ISI
A. Definisi
Promosi Kesehatan Menurut Green ( cit, Natoatmodjo,2005),promosi kesehatan
adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatandan intervensi yang terkait dengan
ekonomi, politik, dan organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan
lingkungan yang kondusif bagi kesehatan. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial masyarakat harus mampu mengenal,
mewujudkan aspirasinya, kebituhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program
kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik didalam
masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Ruang lingkup
promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara garis besar terdapat 2
jenis pelayanan kesehatan, yaitu :
a. Pelayan preventif dan promotif, adalah pelayan bagi kelompok masyarakat
yang
sehat , agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkatkan status
kesehatannya.
b. Pelayan kuratif dan rehabilitative, adalah pelayanan kelompok masyarakat
yang sakit,agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih
kesehatannya.
Berdasarka jenis aspek pelayan kesehatan ini, promosi kesehatan mencakup 4 pelayanan,
yaitu:
a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah
kelompok orang yang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu
meningkatkan kesehatannya. Apabila kelompok ini tidak memperoleh
promosi kesehatan bagaimana memelihara kesehatan, maka kelompok ini
akan menurun jumlahnya, dan kelompok orang yang sakitnya meningkat.
b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Disamping kelompok orang yang sehat, sasaran promosi kesehatan pada
tingkat ini adalah kelompok yang beresiko tinggi. Tujuan utama promosi
kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok
tersebut agar tidak jatuh atau menjadi terkena sakit (primary prevention).
c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita penyakit
(pasien). Tujuannya agar mencegah penyakit agar tidak menjadi lebih parah
(secondary prevention).
d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Para penderita penyakit yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit.
Tujuannya agar segera pulih kembali kesehatannya atau mengurangi
kecacatan seminimal mungkin (tertiary prevention)
B. Pengkajian
Alat kelamin/sistem reproduksi merukan bagian yang penting dikaji pada wanita.
Berbagai masalahyang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita dapat terjadi misalnya
masalah yang berkaitan dengan konstrasepsi, infertilitas, kehamilan, gangguan
menstruasi maupun menopause.
Sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian utama yaitu alat kelamin luar dan
alat kelamin dalam yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan pengaruh
hormonhormon yang juga mempengaruhi fertilitas, kehamilan, dan kemampuannya
mencapai kepuasan seksual. Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis, klitoris, labia
mayora, labia minora dan beberapa struktur yang barkaitan (kelenjar Bartholini, skene’s
dan meatus uretra).
Alat kelamin dalam terdiri dari vagina, uterus, ovarium dan tuba fallopian. Pada
tahun-tahun sebelum menstruasi dan pada saat hamil. Uterus wanita mengalami
perubahan ukuran. Menstruasi pertama kali pada wanita terjadi pada saat seseorang
wanita memasuki usia remaja dan menstruasi ini akan berakhir (menopause) pada saat
wanita berusia sekitar 40 sampai dengan 55 tahun.
a. Riwayat Kesehatan
Kecukupan dan keakuratan data merupakan kunci keberhasilan dalam wawancara
kesehatan. Pembicara tentang alat kelamin wanita merupakan hal yang bersifat
pribadi. Masyrakat sering menganggap tabu hal-hal yang berkaitan dengan alat
kelamin. Agar wawancara berjalan lancar, jaga privasi pasien, gunakan
pertanyaan/bahasa yang mudah dipahami pasien dan selesaikan semua wawancara
sebelum passion di atur dalam posisi litotomi.
Data riwayat kesehatan yang dikumpul meliputi pola sehat-sakit ( riwayat
kesehatan sekarang, dahulu, keluarga, dan pertimbangan perkembangan), pola
memelihara kesehatan, serta pola peranan-kekerabatan ( Morton, 1991 ).
Data pola kesehatan yang dikumpulkan pertama kali adalah riwayat kesehatan
sekarang. Ajukan pertanyaan tentang keluhan pasien ( menggunakan pola PQRST ).
Kapan pasien mengalami menstruasi, periode menstruasi, apakah pasien
menggunakan kontrasepsi, apakah pasien merokok/menggunakan alcohol, apakah
partnernya menderita enfeksi alat kelamin, dan bagaimana keaktifan hubungan
seksnya. Dari riwayat kesehatandahulu apakah pernah mengalami gangguan pada
kelaminnya, pendarahan, penyait kelamin, pembedahan dan kehamilan.
Kemudian ajukan pertanyaan adakah anggota keluarga yang menderita gangguan
sistem reproduksi, pembedahan pada sistem reproduksi, atau yang menderita
gangguan siskemik seperti diabetes mellitus, obesitas atau penyait jantung.
Pertanyaan-pertanyaan tentang juga di ajukan yang berkaitan dengan pertimbangan
perkembangan, terutama bila pengkajian dilakukan pada anak-anak, remaja, dewasa
atau usia lanjut dimana masing-masing tahap ini mempunyai perkembangan cirri
yang berbeda. Pengkajian pada wanita hamil atau usia lanjut memerlukan ketrampilan
khusus yang lebih mendalam. Setelah data pola kesehatan terkumpul maka perawat
melanjutkan pengumpulan data tentang pola mempertahankan kesehatan. Ajukan
pertanyaan tentang kebiasaan makan, apakah sering buang air kecil yang
mengganggu tidurnya da bagaimana keteraturan pasien dalam melakukan check-up
kesehatan. Ada dua macam pengkajian pada alat kelamin wanita, yaitu pengkajian
alat kelamin pada bagian luar dan pengakajian bagian dalam.
2. Ekonomi
a. Tidak dapat menyediakan sarana yang cepat kepelayanan keperawatan.
b. Tidak mudah untuk memperoleh tranfusi darah atau obat-obatan untuk pencegahan
infeksi.
3. Persalinan
a. Kerja berat selama usia reproduksi dan kehamilan.
b. Keluhan sakit sering diabaikan sampai benar-benar merasa tidak sanggup untuk
bekerja, barumencapai pengobatan.
4. Pendidikan
a. Remaja wanita kurang tertarik untuk kesekolah.
b. Meninggalkan sekolah lebih awal untuk membantu keluarga.
c. Sukar untuk mengejar ketertinggalan oleh karena status dan beban kerja yang
tinggi
5. Mobilitas
a. Tidak dapat bepergian tanpa izin dari suami dan keluarga.
b. Kurang pengetahuan tentang cara memperoleh karcis/cara bila bepergian.
7. Fertilitas
a. fertilitas tinggi meningkatkan status dan resiko kematian.
b. kehamilan terlalu sering, terlalu tua, jarak terlalu dekat, atau terlalu muda.
c. Keluarga berencana meingkan kehamilan yang tidak di inginkan dan aborsi
8. Kesehatan
a. anak perempuan kurang mendapat pelayanan kesehatan dibandingkan dengan anak
laki-laki
b. keterlambatan atau tidak melakukan perawatan antenatal menyebabkan
keterlambatan identifikasi dari komplikasi.
9. Nutrisi
a. Anak perempuan kurang mendapat makanan di bandingkan anak laki-laki.
b. Status nutrisi yang buruk menyebabkan kontraksi pelviks dan persalian lama.
c. Anemia dapat menyebabkan perdarahan
d. kehilangan cadangan lemak tubuh oleh karena terlalu seringnya khamilan dan
laktasi.
Faktor genetik Merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang normal,
contoh jenis kelamin, suku, dan bangsa.
Faktor lingkungan Komponen biologis, misalnya organ tubuh, gizi, perawatan,
kebersihan lingkungan, pendidikan, sosial budaya, tradisi, agama, adat, ekonomi,
dan politik.
Faktor lingkungan Keadaan perilaku akan memengaruhi tumbuh kembang anak.
Perilaku yang tertanam pada masa anak akan terbawa dalam kehidupan
selanjutnya.
2. Masalah pendidikan
Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi
(ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran reoroduksi merupakan
infeksi yang di sebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya kuman penyebab infeksi
kedalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus,
dan parasit. Walau PMS dapat disebabkan oleh kuman yang berbeda, namun sering
member keluhan dan gejala yang sama. Contoh : push( nanah) yang keluar dari saluran
kencing laki-laki (uretra) dan atau dari liang senggama wanita (vagina), dan borok pada
kelamin yang merupakan keluhan sekaligus gejala PMS yang umum dijumpai.
1. Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan buang air besar yang kurang
sempurna.
2. Kesehatan umum rendah
3. Kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama saat menstruasi
4. Perkawinan pada usia terlalu muda dan berganti pasangan
5. Hubungan seksual dengan penderita infeksi
6. Perlukaan pada saat keguguran, melahirkan, atau perkosaan
7. Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam
melakukan pemeriksaan/ tindakan disekitar saluran reproduksi.
Berikut ini adalah orang-orang yang beresiko tinggi terhadap penularan PMS, atau
HIV/AIDS.
1. Sering berganti-ganti pasangan seksual atau mempunyai satu atau lebih pasangan
seksual baik yang dikenai atau yang tidak dikenai ( misalnya dengan penjaja seksual).
2. Pasangan seksual mempunyai pasangan ganda. Penularan dari ibu ke janin/bayi,
sering bersumber dari pasangan/suami.
3. Terus melakukan hubungan seksual, walaupun mempunyai keluhan PMS dan tidak
memberitahukan kepada pasangannya .
4. Tidak memakai kondom saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang
beresiko.
5. Pemakaian alat sunti secara bersama-sama secara berganti, misalnya pada penderita
ketergantungan narkotika atau kelalaian petugas kesehtan dalam menjaga kesterilan
alat suntik.
Penyakit menular seksual ini ada yang bisa disembuhkan dan ada yang tidak.
Sebadai contoh PMS yang disebabkan oleh bakteri seperti gonorea, sifilis,
uklus mole, dan klamidia masih dapat disembuhkan, sedangkan yang
disebabkan oleh virus seperti hepatitis, herpes genital, kondiloma akuminata,
dan AIDS tidat dapat disembuhkan. Satu-satunya cara adalah berobat ke
dokter atau tenaga kesehatan. Jika terkena PMS, pasangan juga harus
diperiksa dan diobati, jangan mengobati diri sendiri, patuhi cara pengobatan
sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter, atau hindari hubungan seksual
selama masih ada keluhan/gejala. Beri tahu dokter atau tenaga kesehatan.
I. HIV/AIDS
A. Pengertian HIV
HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV akan masuk dalam sel darah putih dan
merusaknya, sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap
infeksi akan menurun jumlahnya. Akibatnya system kekebalan tubuh menjadi lemah
dan penderitan mudah terkena berbagai penyakit. Kondisi ini disebut AIDS.
B. Pergertian AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan
gejala penyakit (sindrom) yang dapat akibat turunnya kekebalan tubuk yang
disebabkan oleh HIV. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki system kekebalan
tubuh, maka semua penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi
opurtunistik). Oleh karena system kekbalan tubuh menjadi lemah, maka penyakit
yang tadinya berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.
C. Hal-hal yang perlu diketahui tentang HIV/AIDS.
Sekali virus HIV masuk kedalam tubuh, virus tersedut akan menetap dalam
tubuh untuk selamanya.
Virus HIV hidup dalam darah ,air mani, cairan dalam jalan lahir, air liur, air
mata, dan cairan tubuh lainnya.
Sebagian beras infeksi HIV ditularkan melalui hubungan seksual, di samping
juga melalui jarum suntik dan transfuse darah serta penularan dari ibu kepada
janinnya.
HIV tidak hanya menular pada kuam homoseksual.
Wanita lima kali lebih mudah tertular HIV/AIDS dari pada laki-laki, karena
bentuk alat kelamin wanita lebih luas permukaannya sehingga mudah terpapar
oleh cairan mani yang tertinggal lebih lama dalam tubuh.
Perlukaan pada saluran kelamin memudahkan masuknya virus HIV.
Hubungan seks melalui anus lebih berisiko dalam penularan dari pada cara
hubungan seks lainnya, karena jaringan anus lebih lembut.
Kekerasan seksual atau hubungan seksual dengan gadis remaja lebih
memudahkan terjadinya penularan.
HIV tidak menular melalui.
1) Kontak tangan dan sentuhan;
2) Pemakaian kamar mandi yang sama;
3) Cuiman;
4) Berenang bersama;
5) Keringat;
6) Batuk atau bersin;
7) Makan dan minun bersama;
8) Gigitan nyamuk;
Orang yang sudah terinfeksi HIV biasanya sulit dibedakan dengan orang yang
sehat di masyarakat. Mereka masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa, badan terlihat
sehat, danmasih dapat berkerja dengan bait. Untuk sampai pada fase AIDS seseorang
yang telah terinfeksi HIV akan melewati beberapa fase. Berikut adalah tahanan
perubahan HIV/AIDS.
a) Fase pertama:
masa jendela (window period). Pada awal terinfeksi ciri-cirinya belum dapat
dilihat meskipauyang bersangkutan melaukan tes darah, karena pada fase ini system
antibodi terhadap HIV belum terbentuk, tetapi yang bersangkutan sudah dapat
menular orang lain. Masa ini disebut dengan window period, biasanya antra 1-6
tahun.
b) Fase kedua.
Umur infeksi 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase ini induvidu sudah
positif HIV tetapi belum menampakkan gejala sakit. Dapat menularan orang lain.
Kemungkinan mengalami gejala-gejela ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan
sembut sendiri).
c) Fase ketiga.
Mulai muncul gejala-gejela awal penyakit. Belum disebut gejela AIDS, tetapi
system kekebalan tubuh mulai berkurang. Gejela yang berkaitan dengan HIV antara
lain:
Keringat berlebihan pada waktu malam;
Diare terus-menerus;
Pembengkakan kelenjar getah bening;
Flu tidak sembuh-sembuh;
Nafsu makan berkurang dan lemah;
Berat badan terus berkurang;
d. Fase keempat.
Sudah masuk pada tahap AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosis setelah kekebalan
tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel T (di bawah 2.001 mikro liter) dan
timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi dengan oportunistik, yaitu:
Kanker khususnya kanker kulit yang disebut sarcoma kaposi:
Infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan
bernapas (TBC umumnya diderit oleh pengidap AIDS);
Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-minggu;
Inteksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala, dan sariwan.
D. Pencegahan penularan HIV/AIDS.
Pada darasnya sama dengan pencegahan PMS, yaitu:
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi. Menurut
Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah 9 untuk mencegah komplikasi
penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah
ditegakkan. Pencegahan tersier terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat
dengan melakukan perawatan pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk
meminimalisir kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi.
contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium, kanker payudara dan lain
sebagaiannya. Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi
cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk
kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka
sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan
diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan
kesehatan pada masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya rehabilitasi PSK, dan
korban narkoba.
D. Exercise, kegel exercise, nutrisi dan manajemen stres
1. Exercise
Senam Hamil adalah suatu gerak atau olah tubuh yang dilaksanakan oleh
ibu hamil sehingga ibu tersebut menjadi siap baik fisik maupun mental untuk
menghadapi kehamilan dan persalinannya dengan aman dan alami.( Hamilton P. (
1995 )
Tujuan umum senam hamil
a. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat di jaga kondisi otototot dan
persediaan yang berperan dalam mekanisme persalinan
b. Mempertinggi kesehatan fisik dan serta pskis serta kepercayaan diri sendiri
dalam menghadapi persalinan 11
c. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer
juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor risiko Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang
mana sasaran utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu. Pencegahan tersier berfokus pada
proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah
cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.