Anda di halaman 1dari 22

PROMOSI KESEHATAN WANITA PADA UPAYA

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, TESIER PADA


SISTEM REPRODUKSI

Disusun oleh:

1. Ence (C1AB232018)
2. Fikri Fajri Abdillah (C1AB232021)
3. Ika Tarwiyah (C1AB232029)
4. Inaya Verly (C1AB232030)
5. Nureli Sahputri (C1AB232047)
6. Ratiningsih (C1AB232048)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

2024

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang” Pengkajian dan Promosi Kesehatan Wanita”.

Makalah ini telah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih kepada berbagai sumber yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima sagala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi menjadi cukup serius sepanjang hidup, terutama
bagi perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, juga berhubungan
dengan kehidupan sosialnya, misalnya kurangnya pendidikan yang cukup,
kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi perempuan, masalah
kesehatan kerja, menopause dan masalah gizi. (Manuaba, 2005).
Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan (Wawan dan Dewi, 2011; 56).
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan merupakan investasi, juga merupakan
karunia Tuhan, oleh karenanya perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya.
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada wus sangat efektif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Usaha peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit antara lain
mendorong terjadinya perubahan prilaku yang dilakukan bersamaan dengan
pemberian informasi yang berhubungan dengan kesehatan. Klien
membutuhkan informasi dan pengetahuan ini untuk membuat keputusan
mengubah prilakunya. Perawat juga dapat memberi kontribusi yang unik
dengan cara membuat diagnosa dan mengidentifikasi kebutuhan kesehatan dan
merujuk klien ke sumber yang tepat. Menggunakan pedoman pengajaran dan
menerapkan penelitian terbaru merupakan cara-cara untuk membantu klien
mencapai kesehatan yang optimalMasalah kesehatan merupakan masalah yang
sangat penting yang di hadapi oleh masyarakat kita saat ini. Semakin maju
teknologi di bidang kedokteran, semakin banyak pula macam penyakit yang
mendera masyarakat. Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh faktor tingkah laku
manusia itu sendiri.

3
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Pencegahan Primer
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Pencegahan sekunder
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Pencegahan Tersier

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Promosi Kesehatan
1. Definisi Promosi Kesehatan
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan
yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus
mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya dan sebagainya).
Promosi Kesehatan (Health Promotion) adalah ilmu dan seni
membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal.
Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan
fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Agar promosi kesehatan
dapat berjalan secara sistematis, terarah dan terencana sesuai konsep
promosi kesehatan bahwa individu dan masyarakat bukan hanya sebagai
objek/sasaran yang pasif menunggu tetapi juga sebagai pelaku maka perlu
pengelolaan program promosi kesehatan mulai dari pengkajian,
perencanaan, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan penilaian. Dan
agar promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efesien maka pesan
harus sesuai dengan karakteristik serta kebutuhan/masalah sasaran.
Sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat khususnya perilaku
masyarakat. Karena terbatasnya sumber daya, akan tidak efektif apabila
upaya atau kegiatan promosi kesehatan langsung dialamatkan kepada
masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan pentahapan sasaran promosi
kesehatan.

5
2. Macam-Macam Upaya Promosi Kesehatan
Upaya promosi kesehatan meliputi:
a. Upaya promotive
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
status/derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok
orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu
meningkatkan kesehatannya, kelompok orang sehat meningkat dan
kelompok orang sakit menurun. Bentuk kegiatannya adalah pendidikan
kesehatan tentang cara memelihara kesehatan.
b. Upaya preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit.
Sasarannya adalah kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk
mencegah kelompok resiko tinggi agar tidak jatuh/menjadi sakit
(primary prevention). Bentuk kegiatannya adalah imunisasi,
pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
c. Upaya kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi
lebih parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang
sakit (pasien) terutama penyakit kronis. Tujuannya kelompok ini
mampu mencegah penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary
prevention). Bentuk kegiatannya adalah pengobatan.
d. Upaya rehabilitative
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memelihara dan memulihkan
kondisi/ mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang
yang baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan
pencegahan kecacatan (tertiary prevention).

6
B. Pencegahan Primer,Sekunder dan Tersier pada Sistem Reproduksi
Wanita
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat
menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu
terjadi. Pencegahan primer juga diartikan sebagai bentuk pencegahan
terhadap terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan faktor risiko.
Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase pre pathogenesis yaitu
pada keadaan dimana proses penyakit belum terjadi atau belum mulai.
Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga
faktor utama untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host, dan environment
yang membentuk konsep segitiga epidemiologi selalu akan berinteraksi
yang satu dengan lainya dan selalu merupakan ancaman potensial untuk
sewaktu-waktu mencetuskan terjadinya stimulus yang memicu untuk
mulainya terjadinya proses penyakit dan masuk kedalam fase
pathogenesis.
Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah
dengan promosi kesehatan dan spesific protection. Pada promosi
kesehatan seperti peningkatan kesehatan, misalnya dengan pendidikan
kesehatan reproduksi tentang menghindari seks bebas kanker serviks; dan
sebagainya. Untuk spesific protection, berikut ada penjelasannya
a. Pencegahan HI
Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah
melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau
jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama
periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat
ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang terinfeksi,
namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan
tersebut dengan demikian resiko infeksinya secara umum dapat
diabaikan.

7
Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.
A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan
pasangannya.
C (condom) = jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah
condom.
b. Pencegahan Kanker Payudara
Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya
menghindarkan diri dari faktor risiko serta melakukan pola hidup
sehat. Termasuk juga dengan pemeriksaan payudara sendiri alias
SADARI.
c. Pencegahan Vulvavaginitis
1) Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering
2) Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar
dengan air bersih (gunakan air mengalir kalau sedang di toilet
umum), cara pembersihan dengan gerakan dari depan ke belakang
3) Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya
terdapat pada sabun pembersih kewanitaan atau sabun mandi
4) Jangan menggunakan pembalut yang mengandung perfume
5) Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat membersihkannya
d. Pencegahan Gonorrhea
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain
1) Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
2) Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki
resiko penyakit seksual menular (seperti pekerja seks komersil)
3) Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau
pastikan patner seksual bebas dari penyakit sebelum berhubungan
seksual
e. Pencegahan Sifilis

8
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat dicegah
dengan cara melakukan hubungan seksual secara aman, misalnya
menggunakan kondom.
f. Pencegahan Herpes Genitalis
Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan yang
untuk mencegah penyakit menular seksual lainnya. Kuncinya adalah
untuk menghindari terinfeksi dengan HSV, yang sangat menular, pada
waktu lesi ada. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah
menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan
seksual denagn hanya satu orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat
dilakukan antara lain:
1) Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom lateks
selama setiap kontak seksual
2) Batasi jumlah pasangan seks
3) Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah
genital atau di mana pun
g. Pencegahan Kanker Serviks
1) Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual
lebih dari satu dan berhubungan seks dibawah usia 20 karena
secara fisik seluruh organ intim dan yang terkait pada wanita baru
matang pada usia 21 tahun.
2) Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah
berhubungan seksual, dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap
Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi keberadaanHuman
Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari
tercetusnya penyakit kanker serviks.
3) Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak
perempuan dan laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus
HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV. Vaksin HPV dapat mencegah
infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat diberikan mulaidari usia 9-

9
26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan).
Dan biayanya pun terbilang murah.
4) Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya
hidup sehat (berolahraga).

2. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran
utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu. Adapun tujuan pada
pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan pengobatan yang tepat.
Adapun beberapa pengobatan terhadap penyakit masalah sistem
reproduksi dapat melalui obat dan operasi. Pencegahan sekunder
merupakan pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik yang
bertujuan untuk:
a. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan
penyakit pada tahap ini
b. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila
penyakit ini merupakan penyakit menular
c. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan
orang sakit serta untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan
hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi. Karena
rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang
terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau
tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat
menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan
yang layak.
Pencegahan sekunder terdiri dari:
a. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk
mendeteksi gejala kanker serviks secara dini. Dengan melakukan

10
pemeriksaan pap smear setiap tahun, jika ditemukan adanya kanker
serviks baru pada tahap awal sehingga kesempatan untuk sembuh
lebih besar. Artinya semakin dini penyakit kanker serviks diketahui
maka semakin mudah menanganinya.
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara
mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui
kelainan maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostik untuk
memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsi, USG atau
mamografi atau kolposcopi. Tujuan utama dari usaha ini adalah:
1) Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap
jenis penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan
segera.
2) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya
menular.
3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu
penyakit.
Beberapa usaha deteksi dini di antaranya:
1) Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan:
misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya
serta segera memberikan pengobatan
2) Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita
penyakit yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
menular (contact person) untuk diawasi agar derita penyakitnya
timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan
lain yang perlu misalnya isolasi, desinfeksi dan sebagainya.
3) Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat
mengenal gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari
pengobatan. Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau
tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya
jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya, melainkan juga
tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.

11
b. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)
Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha
untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang
diakibatkan suatu masalah kesehatan dan penyakit). Usaha ini
merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis And Promotif
Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempuran
agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat (tidak terjadi
komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah agar
kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat tubuh
yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka
tidak melakukan pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap
penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat
mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau mengalami
ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga
diperlukan pada tahap ini.
Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ
reproduksi mencegah terjadinya infertilitas.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan:
1. Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak
dapat sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma)
yang terlambat.
2. Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
3. Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
4. Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

c. Pencegahan Tersier

12
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali.
Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat,
kematian, serta usaha rehabilitasi. Menurut Kodim dkk (2004),
tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi
penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan
diagnosis sudah ditegakkan. Pencegahan tersier terhadap penyakit
masalah sistem reproduksi dapat dengan melakukan perawatan
pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk
meminimalisir kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier
adalah Rehabilitasi. contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita
kanker ovarium, kanker payudara dan lain sebagaiannya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang
orang menjadi cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-
kadang diperlukan latihan tertentu. Disamping itu orang yang cacat
setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke
masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu
jelas pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang
cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan
pada masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya rehabilitasi
PSK, dan korban narkoba.
Rehabilitasi ini terdiri atas:
1. Rehabilitasi fisik
Yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik
semaksimal-maksimalnya.
2. Rehabilitasi mental
Yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam
hubungan perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali
bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah muncul pula
kelainan-kelainan atau gangguan mental.

13
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan
kejiwaan sebelum kembali ke dalam masyarakat.
3. Rehabilitasi sosial vokasional
Yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan
dalam masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-
maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan ketidak
mampuannya.
4. Rehabilitasi aesthesis
Usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan
rasa keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat
tubuhnya itu sendiri tidak dapat dikembalikan.

Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,


memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota
masyarakat untuk dapat mengerti dan memahami keadaan mereka
(fisik, mental dan kemampuannya) sehingga memudahkan mereka
dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat, dalam
keadaannya yang sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai
dengan falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang
sekarang ini. Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan
dari setiap warga masyarakat, bukan hanya berdasarkan belas
kasihan semata-mata, melainkan juga berdasarkan hak azasinya
sebagai manusia.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan
berurutan mulai dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier.
Prinsip mencegah lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati masih
menjadi dasar mengapa pemilihan strategi pencegahan penyakit sebaiknya
berurutan dari primer menuju tersier.

d. Exercise, Kegel Exercise, Nutrisi dan Manajemen Stres

14
1. Exercise
Senam Hamil adalah suatu gerak atau olah tubuh yang
dilaksanakan oleh ibu hamil sehingga ibu tersebut menjadi siap
baik fisik maupun mental untuk menghadapi kehamilan dan
persalinannya dengan aman dan alami. (Hamilton P. 1995)
Tujuan umum senam hamil:
a) Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat di jaga
kondisi otot-otot dan persediaan yang berperan dalam
mekanisme persalinan
b) Mempertinggi kesehatan fisik dan serta pskis serta
kepercayaan diri sendiri dalam menghadapi persalinan
c) Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis
Tujuan khusus senam hamil:
a) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot–otot
dinding perut, otot-otot dasar panggul, ligamen, dan jaringan
serta fasia yang berperan dalam mekanisme persalinan
b) Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan
dengan proses persalinan
c) Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga dapat
membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak janin, dan
mengurangi sesak nafas.
d) Memperoleh cara kontraksi dan relaksasi yang sempurna
e) Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan
f) Dapat mengatur diri dalam ketenangan

2. Kegel Exercise
Senam kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul
merupakan terapi bagi wanita yang tidak mampu mengontrol
keluarnya urin. Bagi wanita yang tidak terlatih otot Panggulnya
akan mengalami penurunan uterus akibat melemahnya atau
menipisnya otot Panggul.Senam kegel adalah latihan kontraksi

15
kecil yang terjadi di dalam otot dasar panggul yang menguatkan
uretra, kandung kemih, rahim, dan dubur.
Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel,
seorang dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di
Los Angeles sekitar tahun 1950-an. Dokter Kegel seringkali
melihat pasiennya yang sedang dalam proses persalinan sering
tidak dapat menahan keluarnya air seni (ngompol). Timbullah
inisiatifnya untuk menemukan latihan agar pasiennya tidak
mengalami hal tersebut.
Senam kegel atau senam yang juga disebut sebagai senam
seks ini adalah jenis senam yang sangat baik dilakukan untuk
membantu mengencangkan kembali organ intim kewanitaan.
Senam ini merupakan jenis senam yang sangat bagus dilakukan
oleh para ibu-ibu tertama bagi mereka yang sudah pernah
melahirkan. Wanita yang pernah melahirkan biasanya akan
mengalami pengenduran otot pada bagian panggula bagian bawah
dan juga pada bagian sekitar kewanitaan.
Gerakan senam dalam senam kegel membuat otot-otot di
sekitar organ intim wanita akan semakin kembali kencang. Selain
itu gerakan senam kegel tentunya akan membuat seorang wanita
bisa menemukan kembali gairah cinta membara dan menggelora
serasa kembali berbulan madu lagi.
Latihan senam kegel atau senam seks biasanya dilakukan sebagai
bagian dari latihan aerobik, yaitu sebagai latihan senam lantai.
Senam ini banyak sekali melibatkan otot-otot pantan, perut,
panggul, dan otot dasar panggul.
a) Tujuan Senam Kegel
Tujuan dilakukannya senam kegel yaitu
1) Untuk melatih atau menguatkan otot-otot dasar panggul
(pelvic floor muscle).

16
2) Untuk kesehatan hubungan sumi isteri senam ini juga
sangat berguna dalam orgasme wanita.
3) Untuk memperkuat otot-otot saluran kemih (berguna saat
proses persalinan agar tidak terjadi “ngompol”)
4) Memperkuat otot-otot vagina (memuaskan suaminya saat
berhubungan seks.
b) Manfaat Senam Kegel
Senam Kegel awalnya ditujukan untuk mengatasi
inkotinensia (ketidakmampuan menahan pipis) pada wanita.
Inkontinensia bisa timbul paska persalinan atau sebab lainnya.
Senam ini bertujuan untuk melatih atau menguatkan otot-otot
dasar panggul (pelvic floor muscle).
Berikut ini adalah manfaat dari senam kegel untuk para ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu-ibu setelah melahirkan.
1) Ibu Hamil Dan Bersalin
(a) Dapat mencegah robeknya perineum
(b) Mengurangi kemungkinan masalah urinasi seperti
inkontinensia paska persalinan
(c) Mengurangi resiko terkena hemoroids (ambein)
(d) Mempermudah proses persalinan (otot kuat dan
terkendali)
2) Ibu Nifas
Membantu atau mempercepat penyembuhan luka robekan
perineum (jika ada).
3) Ibu Setelah Melahirkan
Membuat otot-otot di sekitar organ intim wanita akan
semakin kembali kencang.

c) Cara Melakukan Senam Kegel

17
1) Teknik senam Kegel yang paling sederhana dan mudah
dilakukan adalah dengan seolah-olah menahan kencing
(pada wanita dan pria)
2) Kencangkan atau kontraksikan otot seperti menahan
kencing, pertahankan selama 5 detik, kemudian
relaksasikan (kendurkan)
3) Ulangi lagi latihan tersebut setidaknya lima kali berturut-
turut
4) Secara bertahap tingkatkan lama menahan kencing 15-20
detik, lakukanlah secara serial setidaknya 6-12 kali tiap
latihan.

3. Nutrisi Pada Ibu Hamil


Zat makanan sangat penting bagi ibu hamil karena
berfungsi untuk perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh
karena itu, kebutuhan akan zat makanan harus selalu terpenuhi
didalam tubuh ibu hamil karena janin memerlukan gizi untuk
perkembangan.
Menurut dr. Tina Wardani Wisesa, kehamilan sangatlah
memiliki arti yang sangat penting bagi kehidupan perempuan
karena dapat mempengaruhi kondisi fisiologis dan kewajiban.
Dijelaskan, dalam masa kini akan terjadi penurunan nafsu makan
akibat faktor fisik maupun pisikis sering muncul diawal
kehamilan. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya ibu makan
dalam jumlah kecil tetapi sering.
Makanan yang dimakan hendaknya tidak kekurangan dan
juga kelebihan. Namun, yang pasti haruslah banyak mengandung
gizi dan cukup mengandung vitamin dan mineral yang banyak
diperlukan didalam tubuh ibu hamil. Kebutuhan gizi akan terus

18
meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester
kedua. Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung sangat
cepat dan berat badan ibu pun naik turun dengan cepat. Pada dua
bulan terakhir kehamilan, otak bayi berkembang sangat cepat,
karena pada periode ini bayi memerlukan gizi untuk
pengembangan otak dan jaringan syaraf.
Hal yang harus diperhatikan, meskipun nafsu makan
meningkat yaitu tetap berpegang pada pola makan dengan gizi
seimbang dengan menghindari makanan yang berkalori tinggi.
Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil,
karena kemungkinan membawa bibit penyakit atau parasit
tertentu yang bisa membahayakan janin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu
hamil yaitu:
a. Ibu harus makan teratur tiga kali sehari.
b. Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang
terdiri: makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan
dan diusahakan minum susu 1 gelas setiap hari.
c. Menggunakan aneka ragam makanan yang ada.
d. Memilih berbagai macam bahan makanan yang segar.

Kegunaan makanan pada ibu hamil


a. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.
b. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan untuk
sang ibu sendiri.
c. Agar luka-luka persalinan cepat sembuh.
d. Guna untuk mengadakan cadangan untuk masa laktasi.

4. Stress Management
Stress adalah suatu kondisi normal pada waktu menghadapi
perubahan dan ancaman dengan respon yang dapat adaptif. Stress

19
melibatkan perubahan fisiologis yang kemungkinan dapat dialami
sebagai baik sebagai anxiousness (distress) atau pleasure
(eustress). Tugas dari tiap orang untuk menemukan nilai optimum
dari stress stimulation, yang menyegarkan dan energizing, dan
dengan tetap mempertahankan tingkatan relaksasi. Tiap orang
harus juga mencari keseimbangan antara periode stress dan
ketenangan diri. Stress management adalah usaha seseorang untuk
mencari cara yang paling sesuai dengan kondisinya untuk
mengurangi stress yang terjadi dalam dirinya.
Ada beberapa strategi atau metode untuk mengurangi
stress. Diantaranya adalah muscle relaxation exercises,
meditational breathing, suntikan pereda stress, dan prioritizing.
Bagaimanapun juga, tidak semua pendekatan untuk stress
management ditujukan untuk mengurangi stress. Jadi, semuanya
tergantung dari kondisi masing-masing individu, tingkatan stress
yang ada dan kejadian yang melatarbelakangi stress-nya.
Dalam menghadapi stress, individu akan memberikan
respon yang berbeda-beda untuk mengatasinya. Dewasa ini proses
‘coping’ terhadap stress menjadi pedoman untuk mengerti reaksi
stress. Secara umum, stress dapat diatasi dengan melakukan
transaksi dengan lingkungan dimana hubungan ini merupakan
suatu proses yang dinamis.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk membantu Masyarakat dalam
meningkatkan dan mempertahankan derajat kesehatannya. Adapun upaya
dalam promosi Kesehatan diantaranya yaitu upaya promotive, upaya preventif,
upaya kuratif dan upaya rehabilitatif
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat
menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi.
Pencegahan primer juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap
terjadinya suatu penyakit pada seseorang dengan faktor risiko
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran
utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam
akan menderita penyakit tertentu.

21
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama
dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha
rehabilitasi.

B. Saran
Menurut penulis upaya-upaya promosi Kesehatan baiknya selalu
dilakukan secara rutin dengan melibatkan masyarakat, agar tercapainya tujuan
daripada promosi Kesehatan dapat tercapai.

DAFTAR PUSTAKA
Mubarak Wahit Igbal, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba

Medika

Syafrudin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Timur: CV. Trans Info

Media

Soepardan, suryani.2008. “Konsep Kebidanan”. Jakarta: EGC

Notoatmojo, soekidjo.2008 “Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat”.

Jakarta: Rineka Cipta

22

Anda mungkin juga menyukai