Anda di halaman 1dari 44

Page 1

PENGAPLIKASIAN DALAM PRAKTEK KEBIDANAN


Page 2

KONSEP DAN PRINSIP PROMOSI KESEHATAN

A. Pengertian Promosi Kesehatan


Menurut WHO, Promosi kesehatan adalah proses atau upaya
pemberdayaan masyarakat untuk dapat memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
Untuk mencapai keadaan sehat, seseorang atau kelompok harus mampu
mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, mampu memenuhi kebutuhan
dan merubah atau mengendalikan lingkungan (Piagam Ottawwa, 1986).

B. Tujuan Promosi Kesehatan


1. Tersosialisasinya program – program kesehatan,
2. Terwujudnya masyarakat yang berbudaya hidup bersih
dan sehat,
3. Terwujudnya gerakan hidup sehat di masyarakat untuk menuju
terwujudnya kabupaten/kota sehat, provinsi sehat dan MDGs.
Page 3

C. Sasaran Promosi Kesehatan


1. Perorangan / Keluarga
Contoh tindakan : Memperoleh informasi kesehatan melalui
berbagai saluran baik langsung maupun melalui media Massa,
Berperan aktif dalam upaya / kegiatan kesehatan,dll.
2. Tatanan – Tatanan lain
Contoh tindakan: Adanya kader kesehatan untuk masing-masing
tatanan, mewujudkan tatanan yang sehat untuk menuju
terwujudnya kawasan sehat,dll.
3. Ormas/Organisasi profesi/LSM
Contoh tindakan: Menggalang potensi untuk mengembankan
gerakan/upaya kesehatan, Bergotong royong untuk mewujudkan
lingkungan sehat, dll.
4. Petugas/Program/Institusi Kesehatan
Contoh tindakan: Melakukan promosi kesehatan dalam setiap
program kesehatan yang di selenggarakan, mendukung
tumbuhnya gerakan hidup sehat di masyarakat,dll.
5. Lembaga Pemerintah/Lintas sektor/politis/swasta.
Page 4

Contoh tindakan: Peduli dan mendukung upaya kesehatan,


minimal dalam mengembangkan lingkungan dan perilaku
sehat.
D. Strategi Promosi Kesehatan
Ada 3 strategi dalam promosi kesehatan:
1. Advokasi (advocacy)
Agar pembuat mengeluarkan peraturan yang
kebijakan menguntungkan dengan cara pendekatan
pengambil kesehatan
keputusan, sekutu/teman,
kepada kelompok
yang menolak/lawan yang mendorong suatu
kebijakan, program
perubahan dalamdan peraturan.
2. Dukungan Sosial (social support)
Agar kegiatan promosi kesehatan mendapat dukungan dari
tokoh masyarakat dengan cara menciptakan suasana kondusif
untuk menunjang pembangunan kesehatan sehingga mayarakat
terdorong untuk melakukan perilaku hidup sehat.
3. Pemberdayaan Masyarakat (empowerment)
Page 5

Agar masyarakat mempunyai kemampuan untuk meningkatkan


kesehatannya dengan cara memandirikan masyarakat secara
proaktif mempraktekkan hidup bersih dan sehat secara
mandiri.

E. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan


1. Promosi kesehatan pada aspek promotif
Sasaran : Penkelompok orang sehat
Tujuan : Agar tetap sehat dan meningkatkan
kesehatannya
2. Promosi kesehatan pada aspek preventif
Sasaran : Kelompok beresiko tinggi (Bumil, Bulin, Lansia, dll)
Tujuan : Tidak jatuh sakit
3. Promosi kesehatan pada aspek kuratif
Sasaran : Kelompok penderita penyakit
Tujuan :Sembuh dan tidak menjadi
parah
4. Promosi kesehatan pada aspek rehabilitatif
Sasaran : Penderita yang baru sembuh
Page 6

LINGKUP PROMOSI KESEHATAN DALAM PRAKTEK KEBIDANAN

A. Bayi (0-1 Tahun)


Lingkup promosi kesehatan terhadap neonatus meliputi termoregulasi,
pernapasan, resusitasi, bounding attachment, pemberian ASI awal,
kebersihan, tidur, eliminasi, dan keamanan.
B. Anak Balita (1-5 Tahun)
Lingkup promosi kesehatan terhadap bayi meliputi Air Susu ibu (ASI),
Gizi/Nutrisi, Pertumbuhan, Perkembangan, Bounding, Imunisasi,
Keamanan, Kebersihan.
Memberikan promosi kesehatan mengenai tindakan-tindakan atau
keadaan yang terkait dengan kesehatan yang ditujukan kepada bayi
bukan berarti bidan harus memberikan penyuluhan langsung terhadap
bayi. Tetapi bidan harus memberikan promosi kesehatan bayi kepada
ibu, ayah atau keluarga bayi. Banyak sekali lingkup promosi kebidanan
terhadap bayi, salah satunya adalah pentingnya ASI. Dalam praktiknya,
bidan harus mampu mempromosikan kepada ibu bahwa ASI sangat
Page 7

penting bagi bayi. Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu
karena ASI yang pertama (kolostrum) mengandung zar anti-bodi yang
dapat mencegah infeksi pada bayi, bayi yang minum ASI jarang
mengalami gastroenteritis, lemak dan protein ASI mudah dicerna, dapat
mengeratkan hubungan ibu dan bayi serta ASI merupakan susu buatan
alam yang lebih baik, suci hama, segar, murah, tersedia setiap waktu.
Dengan alasan-alasan yang diberikan oleh bidan melalui promosi
kesehatan diharapkan ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan
oleh bidan
C. Remaja (13- 18 Tahun)
Lingkup promosi kesehatan terhadap remaja meliputi gizi/nutrisi,
sosialisasi, pendidikan kesehatan, pergaulan, sexualitas dan
kemandirian.
Pembinaan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditujukan semata
kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit sistem reproduksi).
Faktor perkembangan psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam
membina kesehatan remaja. Remaja yang tumbuh berkembang secara
biologis diikuti oleh perkembangan pskologis dan sosialnya. Alam dan
Page 8

pikiran remaja perlu diketahui. Remaja yang berjiwa muda memiliki


sifat menantang sesuatu yang dianggap kaku dan kolot serta ingin akan
kebebasan dapat menimbulkan konflik di dalam diri mereka.
Pendekatan keremajaan di dalam membina kesehatan diperlukan.
Penyampaian pesan kesehatan dilakukan melalui bahasa remaja.
Bimbingan kepada remaja antara lain mencakup perkawinan yang
sehat, keluarga yang sehat, sistem reproduksi dan masalahnya, sikap
dan perilaku remaja yang positif dan sebagainya.
D. Ibu Hamil
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu hamil meliputi lingkup fisik
dan psikologis. Lingkup fisik meliputi gizi, oksigen, personal hygiene,
pakaian, eliminasi, sexual, mobilisasi, body mekanik, exercise/senam
hamil, istirahat, imunisasi, traveling, persiapan laktasi, ersiapan
persalinan dan kelahiran, kesejahteraan janin, ketidaknyamanan,
pendidikan kesehatan dan pekerjaan. Lingkup psikologis meliputi
Support keluarga, support tenaga kesehatan, rasa aman dan nyaman,
persiapan menjadi orang tua, dan persiapan sibling.
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 9

perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah


mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa
kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian
lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentuka
kehidupan selanjutnya. Bahkan sebagian ibu hamil merasa cemas, panik
yang bisa berujung pada depresi berat.
Dukungan psikologis dan perhatian akan memberi dampak terhadap
pola kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih
sayang dan empati) pada wanita hamil dan aspek teknis, dapat
mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli, cara penyelesaian
persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan kebidanan).
Hal-hal tersebut dapat dilakukan oleh suami bersama keluarga ibu atau
bidan sebagai tenaga kesehatan melalui promosi kesehatan.
E. Ibu Bersalin
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan
persalinan, nutrisi dan cairan, dukungan, kesejahteraan janin,
keterlibatan keluarga serta mengurangi rasa sakit.

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 10

Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat mencegah terjadinya


depresi saat atau setelah melahirkan. Cemas menghadapi persalinan
adalah hal yang wajar tetapi seorang bidan harus mampu mengatasi hal
tersebut. Salah satunya adalah memberikan promosi kesehatan ibu
bersalin. Persainan dan kelahiran merupakan proses yang fisiologis.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan
ibu adalah untuk melahirkan bayinya. Untuk itu, dengan diberikan
promosi kesehatan dapat mengatasi rasa cemas, khawatir, panik dan
depresi ibu bersalin. Promosi ini lebih baik diberikan jauh hari sebelum
bersalin, misalnya saat hamil trimester III.
F. Ibu Nifas
Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan
cairan, ambulasi, eliminasi, kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual,
latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan pemberian
ASI.
Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam
masa nifas bidan dianjurkan untuk menanyakan tentang perasaan ibu.
Page 11

Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan
kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi
kesehatan dapat diberikan melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga
pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan ringan setiap
waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan
kesehatan, bidan diperkenankan untuk memberikan pendidikan
kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai kemampuan ibu.
Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu
boleh makan seperti biasa, setiap hari minum air putih minimal 8 gelas,
ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu nifas dan
sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada
ibu nifas, ibu nifas dapat menghadapi masa nifas dengan baik dan
normal.
G. Ibu Menyusui
Hak seorang bayi adalah menyusu kepada ibunya. Sebagai promotor
kesehatan, bidan diharapkan mampu memberikan pendidikan pada ibu
menyusui. Pendidikan lebih baik diberikan sebelum ibu bersalin,
Page 12

sehingga ibu dapat melakukan persiapan-persiapan ibu menyusui.


Lingkup promosi kesehatan yang diberikan kepada ibu menyusui
meliputi kebersihan diri, istirahat, sexual, pemberian ASI, nutrisi bagi
bayi, pendidikan kesehatan gizi ibu menyusui, dan meyakinkan pada ibu
menyusui bahwa tidak ada pantangan makan selama menyusui. Sebagai
contoh terdapat mitos yang sudah beredar sejak dulu bahwa ibu
menyusui tidak boleh makan makanan yang berbau amis karena akan
menyebabkan asinya amis. Disinilah tugas bidan untuk meluruskan
mitos tersebut bahwa justru makanan yang amis dibutuhkan oleh ibu
menyusui karena mengandung protein tinggi melalui promosi
kesehatan.
H. PUS/WUS
Lingkup promosi kesehatan terhadap PUS/WUS meliputi persiapan
hamil, keluarga berencana, kesehatan, parenting, nutrisi dan
produktifitas.
Penyuluhan tentang kesehatan pada masa pra kehamilan di sampaikan
pada kelompok wanita usia subur/pria usia subur yang akan menikah.
Penyampaian tentang kesehatan ini disesuaikan dengan tingkat
Page 13

intelektual klien. Nasehat yang diberikan menggunakan bahasa yang


mudah dicerna, karena informasi yang diberikan bersifat pribadi dan
sensitif.
Wanita usia subur juga diberikan pendidikan mengenai gangguan
kesehatan, akibat gangguan sistem reproduksi. Gangguan sistem
reproduksi tidak berdiri sendiri. Gangguan tersebut dapat terhadap
kondisi psikologis dan lingkungan sosial klien itu sendiri. Bila masalah
kesehatan itu sangat kompleks, perlu dikonsultasikan ke ahli yang
relevan atau dirujuk ke unit pelayanan kesehatan yang fasilitasnya lebih
lengkap. Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi WUS/PUS
yang akan memasuki pintu gerbang pernikahan. Bidan dapat
menggunakan pengaruh keluarga untuk memperkuat mental WUS/PUS
dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.
I. Klimakterium/ Menopause
Lingkup promosi kesehatan terhadap klimakterium/menopause
meliputi nutrisi, psikologis, olah raga, kesehatan umum, support
keluarga dan support tenaga kesehatan.
Page 14

Masa menopause merupaka fase yang selalu terjadi pada wanita yang
menginjak umur 44 tahun dan ditandai dengan berhentinya haid.
Terkadang wanita belum siap menghadapi masa ini karena mereka
selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang mengalamim
menopause adalah wanita yang tidak berguna.
Untuk mengawali promosi kesehatan, bidan sebelumnya harus
mengetahui ketakutan-ketakutan yang mungkin dialami pada masa
menopause, misalnya secara fisik wanita sering merasa dirinya tidak
cantik lagi, berkulit keriput, berbadan bungkuk dan sebagainya. Secara
biologis kekhawatiran tidak mampu melayani suami karena dirasakan
sakit saat berhubungan seksual. Secara psikologis sering mengalami
susah tidur sehingga mengganggu aktivitas di siang hari.
Page 15

MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN

Model adalah suatu kerangka kerja atau kerangka berfikir di dalam


menyelesaikan suatu keadaan untuk mencapai hasil yang di harapkan.
Sedangkan model – model dalam promosi kesehatan merupakan
Kerangka Kerja atau kerangka berpikir di dalam mempengaruhi orang
lain agar sesuai dengan kaidah/norma kesehatan yg diharapkan.
A. Health Belief Model (Model Kepercayaan Kesehatan)
Menurut Model Kepercayaan Kesehatan, Perilaku ditentukan
oleh apakah seseorang:
1. Percaya bahwa mereka rentan terhadap masalah
kesehatan tertentu
2. Menganggap masalah kesehatan ini serius
3. Meyakini efektivitas tujuan pengobatan dan pencegahan
4. Tidak mahal
5. Menerima anjuran untuk mengambil tindakan
kesehatan
Page 16

Contoh :
“Seorang wanita telah mempunyai beberapa orang anak dan
mengetahui bahwa masih potensial untuk hamil sampai beberapa
tahun mendatang. Melihat kesehatan dan status ekonomi
tetangganya menjadi rusak karena terlalu banyak anak dan
Mendengar bahwa teknik kontrasepsi tertentu menunjukkan
efektivitas sebesar 95 % aman dan tidak mahal maka dianjurkan
oleh petugas kesehatannya agar mulai memakai kontraseps ”
Kelemahan :
Kepercayaan-kepercayaan kesehatan bersaing dengan
kepercayaan-kepercayaan serta sikap-sikap lain seseorang, yang
juga mempengaruhi perilaku
Pembentukan kepercayaan seseorang sesungguhnya lebih sering
mengikuti perilaku dan bukan mendahuluinya
Page 17

B. Transteoritical Model (Model Berharap)


Perilaku kesehatan yang tidak bergantung pada perangkap teoritik
tertentu. Seseorang mempertimbangkan untung dan rugi pengubahan
suatu perilaku sebelum melangkah dari tahap satu ke tahap berikutnya.
Model ini mengidentifikasi 4 Tahap independen :
1. Prekontemplasi: Seseorang belum memikirkan sebuah perilaku
sama sekali, orang tersebut belum bermaksud mengubah suatu
perilaku
2. Kontemplasi: seseorang benar-benar memikirkan suatu perilaku,
namun masih belum siap untuk melakukannya
3. Aksi: Seseorang sudah melakukan perubahan perilaku
Pemeliharaan: Keberlangsungan jangka panjang dari perubahan
perilaku yang terjadi.
Contoh :
“Seorang Ibu karena kurang mendapat pengetahuan dan pelatihan
tidak pernah berfikir untuk menutup makanan, memasak air minum
atau menjaga kebersihan dapur. Setelah mendengar siaran radio
tentang bahaya kuman dan melihat tetangganya membersihkan
Page 18

rumah, ia mulai berkontemplasi untuk mengambil aksi menjaga


kebersihan di rumah. Kemudian ia mencari informasi dari tetangga
dan petugas kesehatan setempat akhirnya memulai proses
perubahan perilaku. Setelah satu periode waktu, ibu tersebut
menutup makanan, memasak air minum dan menjaga kebersihan
lingkungan dapur sebagai tugas rutin sehari-hari “

C. Theory of Reasoned Action (Teori Aksi Beralasan)


Merupakan niat seseorang menentukan apakah sebuah perilaku
dilaksanakan, perilaku akan mengikuti niat, dan tidak akan pernah
terjadi tanpa niat.
Kehendak di tentukan oleh :
Sikap-Sikap Terhadap Suatu Perilaku, melalui proses pengambilan
keputusan yang teliti dan beralasan. Perilaku banyak dipengaruhi oleh
sikap yang spesifik terhadap sesuatu seperti : apakah ia merasa suatu
perilaku itu penting.
Page 19

Norma Subyektif, seseorang berpikir tentang apa yang dilakukan orang


lain (yang berpengaruh) akan mempengaruhi perilaku yang akan
dilakukan.
Contoh :
“Seseorang memiliki keyakinan Sikap bahwa suatu RS memberikan
pelayanan cepat, ramah, biaya relatif murah, lingkungan bersih, lokasi
strategis dan mudah dicapai. Kemudian didukung pula oleh keinginan
orang dekat yang bersedia untuk berobat ke RS tersebut yang disebut
Norma Subjektif. Seperti Orang tua, Istri, Anak, Teman Dekat, Petugas
Kesehatan”
D. Stress And Copping (Stres Dan Koping)
Stress adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap
kebutuhan tubuh yang terganggu. Stress menimbulkan dampak secara
total pada individu yaitu terhadap fisik, psikologis, mental, intelektual,
social dan spiritual.
Page 20

Macam – macam stress :


Stress ringan : Merusak aspek fisiologis, biasanya di rasakan oleh
setiap orang dan biasanya berakhir dalam beberapa menit/jam.
Stres sedang : Terjadi lebih lama
Stress berat : Stress kronis yang terjadi beberapa minggu atau sampai
beberapa tahun.
Gejala yang bisa di amati seperti : Rasa cemas yang berlebihan, Marah,
Menangis, Tertawa sendiri, Teriak, Memukul dan menyepak,dsb.
Koping adalah proses yang di lalui oleh individu dalam menyelesaikan
situasi stressfull, merupakan respon individu terhalang situasi yang
mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik.
Strategi coping adalah suatu cara yang di lakukan untuk merubah
lingkungan/ situasi/ masalah yang sedang di rasakan atau di hadapi.
Page 21

Metode Copping :
Jangka panjang
Merupakan cara yang efektif dan realisasi dalam menangani psikologis
untuk kurun waktu yang lama.
Jangka pendek
Cara yang di gunakan untuk mengurangi stress/ ketegangan psikologis
dan cukup efektif untuk waktu sementara.
Page 22

PENDEKATAN PROMOSI KESEHATAN


A. Strategi Global
1. Dukungan sosial
Yaitu menjalin untuk membentuk opini public
kemitraan dengan opini di masyarakat sehingga dapat
enciptakan yang adayang jujur, terbuka sesuai engan norma,
opini public
situasi dan kondisi masyarakat.
Tujuannya :
a. Adanya anjuran dan contoh positif dari petugas kesehatan
atau pemuka masyarakat
b. Adanya dukungan lembaga-lembaga masyarakat
c. Adanya dukungan media massa / pemuat opini umum
d. Tersedianya sarana dan sumberdaya lainnya.
Sasaran :
Tenaga professional kesehatan, Institusi pelayanan kesehatan,
organisasi masa, Organisasi masa, Lembaga Swadaya
Masyarakat, Kelompok peduli kesehatan, para pembuka dan
Page 23

orang – orang yang berpengaruh di masyarakat,


kelompok media massa.
Indikator keberhasilan :
a. Ada forum komunikasi
b. Ada dokumentasi kegiatan
c. Ada kesepakatan lisan dan tertulis
d. Ada opini public
Contoh kegiatan :
1) Adanya peraturan dilarang merokok bagi seluruh
gedung perkantoran pemerintah
2) Pertemuan dengan tokoh –tokoh agama untuk
memberi contoh gerakan kesehatan,
3) Adanya forum bersama antara departemen kesehatan
RI dengan Forum komunikasi LSM AIDS se jabotabek.

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 24

2. Pemberdayaan Masyarakat
Di tujukan langsung kepada masyarakat sebagai sasaran primer
atau utama dalam promosi kesehatan.
Tujuan :
a. Meningkatkan perilaku sehat di masyarakat
b. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya
kesehatan di masyarakat.
Sasarannya :
a. Masyarakat secara perorangan dan kelompok
b. Masyarakat pengguna
c. Tokoh masyarakat yang menjadi panutan
d. Karyawan
Langkah – langkah pelaksanaan :
e. Melakukan pendekatan terhadap masyarakat dengan
mengadakan forum kunjungan rumah ke rumah, pertemuan
perorangan, Penyuluhan desa,dll.
f. Mendiagnosis masalah kesehatan masyarakat untuk
mengenali masalah mereka dengan terjun langsung dan
melakukan Survey Mawas Diri.
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 25

c. Merumuskan upaya penanggulangan dengan


musyawarah mufakat,
d. Melaksanakan penanggulangan masalah kesehatan bersama
sama dengan masyarakat.
e. Melakukan pembinaan dan pengembangan program supaya
berjalan dengan mantap.
3. Advokasi
Merupakan kegiatan yang kepada pembuatan
kebijakan di
ditujukan penentu
Tujuan :
keputusan/ bidang kesehatan.
a. Meningkatnya jumlah kebijakan publik berwawasan
kesehatan
b. Meningkatnya opini masyarakat daalm
kesehatan mendukung
c. Teratasinya masalah kesehatan secara bersama,
dengan pembangunan kesehatan
dan terintegrasi
melalui kemitraan dan didukung oleh keputusan
didaerah
kepedulian pimpinan daerah. serta

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 26

Sasaran :
a. Pengambilan keputusan tingkat pusat
seperti: DPR,Mentri,dll)
b. Pengambil kebijakan tingkat propinsi
c. Pengambil keputusan tingkat kota/ kabupaten

B. Strategi Berdasarkan Otawa Charter


1. Health Public Policy
Adalah kegiatan yang di tujukan kepada para pembuat
keputusan atau penentu keijakan. Sehingga di keluarkannya
atau di kembangkannya kebijakan – kebijakan pembangunan
yang berwawasan kesehatan.
2. Suportive Empowerment
Adalah kegiatan untuk mengembangkan jaringan kemitraan
dan suasana yang mendukung. Kegiatan ini di tujukan kepada
para pemimpin OrMas serta pengelola tempat – tempat umum.
3. Health service
Yaitu melibatkan masyarakat dalam pelayanan kesehatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri.
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 27

Bentuk pemberdayaan masyarakat dgn terbentuknya lembaga


swadaya masyarakat yg perduli dgn kesehatan masyarakat.
4. Personal skill
Adalah pengetahuan dan kemampuan terhadap cara – cara
memelihara kesehatan, mengenal penyakit dan penyebabnya,
mampu mencegah penyakit, mampu meningkatkan
kesehatannya sendiri maupun keluarganya maupun kelompok
masyarakat.
5. Community action
Adalah suatu upaya untuk meningkatkan kegiatan – kegiatan
masyarakat dalam mengupayakan peningkatan kesehatan
mereka sendiri dalam wujud dan gerakan masyarakat.

C. Macam – Macam Pendekatan Dalam Promosi Kesehatan :


a. Pendekatan medikal
b. Perubahan prilaku.
c. Education.
d. Berpusat pada klien.
e. Perubahan sosial.
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 28

MEMPERTIMBANGKAN ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN


A. Analisa Masalah Kesehatan Dan Perilaku
Identifikasi masalah kesehatan dan perilaku terdiri dari 2 bagian :
1. Identifikasi masalah.
a. Latar Belakang Masyarakat
1) Letak geografis  Seperti : Iklim, keadaan tanah, letak
wilayah, dan sarana transportasi.
2) Mata pencaharian Seperti : Petani, nelayan, buruh,
dll.
3) Karakteristik demografi  Seperti : Keadaan penduduk,
sosial budaya, pendidikan, agama, dll.
4) Perilaku kesehatan masyarakat  Berhubungan dengan
kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan
serta penyebab timbulnya kebiasaan tersebut.
b. Status Kesehatan Masyarakat
Dapat di lihat dari Vital Statistik ( Kematian, Kelahiran, Fertilitas,
Kesakitan) dan Mordibity ( penyakit infeksi atau non infeksi,
kronik atau akut )
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 29

c. Sistem Layanan Kesehatan Masyarakat


Seperti sumber daya manusia terhadap kesehatan, sarana
kesehatan, jarak tempuh, program yang ada di masyarakat
tersebut.
d. Sistem Sosial Masyarakat
Seperti pola partisipasi masyarakat dan organisasi sosial yang
ada.
2. Menetapkan Masalah Dan Perioritas Masalah
a. Langkah-langkah
Tentukan status kesehatan, pola pelayanan kesehatan, hubungan
antara status dan pelayanan kesehatan, serta determinan
masalah kesehatan.
b. Hal yang perlu di pertimbangkan
Beratnya masalah, akibat yang di timbulkan, besarnya masalah,
politis, serta sumber daya yang ada di masyarakat.
Sumber Data Dokumen, langsung dari masyarakat, petugas
lapangan, serta tomas formal dan informal.

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 30

c. Cara Pengumpulan Data


Interview langsung, vorum diskusi, maupun wawancara dan
observasi.

B. Menetapkan Sasaran
Sasaran dalam promosi kesehatan tidak selalu sama, kita
harus menetapkan :
1. Sasaran langsung
Primer
Diharapkan akan melakukan kebiasaan / perilaku baru ( Bumil, Ibu,
Balita ).
2. Sasaran tidak langsung
Sekunder dan Tertier
Mereka yang mempunyai pengaruh terhadap sasaran primer
( Keluarga, Petugas Kesehatan, Kerabat, dll ) serta orang – orang
yang berpengaruh atas keberhasilan program ( Pengambil
Keputusan dan Penyandang Dana ).

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 31

C. Menetapkan Tujuan
Syarat membuat tujuan :
1. Dinyatakan dengan jelas
Meliputi 1 indikator
2. Dinyatakan dalam
bentuk tindakan bukan
effort
3. Realistik, dapat di ukur,
sesuai, layak dan dapat
di amati.
Menetapkan tujuan
menurut
D. L Green Pesan
Menetapkan (1990)Pokok
ada
Pesan3 tingkatan
di buat tujuan :
sederhana mungkin sehingga dapat di pahami oleh
sasaran
4. TujuandanProgram
pesan sebaiknya
(jangka dibuaat menggunakan gambar dan bahasa
setempat
panjang)sehingga sasaran merasa pesan benar-benar untuknya.
5. Tujuan pendidikan
(jangka menengah)
6. Tujuan perilaku (jangka Promosi Kesehatan-Silver As
Page 32

E. Menetapkan Metode Dan Saluran Komunikasi


Dalam menentukan metode harus mempertimbangkan aspek yang akan
di capai seperti :
1. Aspek Pengetahuan : poster spanduk, radio,dll.
2. Aspek Sikap : foto, film, slide, drama,dll yang menggugah
emosi perasaan dan sikap.
3. Aspek keterampilan : simulasi dan demonstrasi.

F. Menetapkan Kegiatan Operasional


Dalam menentukan kegiatan oprasional harus dapat
menjawab pertanyaan:
1. Apa yang akan di kerjakan ?
2. Siapa penanggung jawabnya ?
3. Siapa yang terlibat ?
4. Dimana kegiatan di laksanakan ?
5. Kapan kegiatan di laksanakan ?
6. Siapa sasaran primer, sekunder dan tertier ?
7. Bagaimana cara pelaksanaannya ?
8. Bagaimana monitoring dan evaluasinya ?
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 33

G. Menetapkan Monitoring Dan Evaluasi


Dalam menentukan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah :
1. Apa yang harus di pantau ?
2. Siapa yang memantau ?
3. Bagaimana cara pemantauan ?
4. Dimana di lakukan pemantauan ?
Perencanaan adalah proses yang berakhir dengan rencana dalam
bentuk yang paling sederhana , suatu rencana harus memberikan
jawaban dari 3 pertanyaan :
5. Apa yang ingin saya capai ?
6. Apa yang ingin saya kerjakan ?
7. Bagaimana saya menjadi tahu, apakah saya akan berhasil atau
tidak?
Evaluasi adalah proses menilai apa yang telah di capai dan bagaimana
itu telah di capai. Itu berarti melihat secara kritis pada kegiatan dan
program, membuat penilaian apa yang baik dan apa yang buruk, serta
bagaimana ia dapat di perbaiki.

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 34

PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU

A. Karena Terpaksa (Complaince)


Dalam hal ini perubahan perilaku di paksa kepada sasaran/ masyarakat
dengan menggunakan kekuatan/ kekuasaan/ dorongan. Cara ini dapat
di tempuh dengan adanya peraturan/ perundang-undangan yang harus
di patuhi oleh anggota masyarakat.
Cara ini akan menghasilkan perilaku yang cepat, akan tetapi perubahan
tersebut belum tentu akan berlangsung lama karena perubahan
perilaku tersebut tidak di dasari oleh kesadaran sendiri.

B. Karena Ingin Meniru (Identification)


Perilaku di pengaruhi oleh factor genetic dan lingkungan. Manusia
kadang di pengaruhi oleh orang yang di anggap pantas untuk di tiru
seperti ulama, guru, orang tua, teman sebaya. Proses identifikasi ini
dapat berakibat positif maupun negative.

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 35

C. Karena Menghayati Manfaatnya (Internalization)


Merupakan perubahan perilaku yang paling kekal dari pada perubahan
perilaku yang lain. Perubahan perilaku ini dapat terjadi karena
pengalaman seseorang.
Misalnya : Ibu yang anak pertamanya tidak di imunisasi sedangkan anak
ke duanya tidak di berikan imunisasi, ternyata pertubuhan dan
perkembangan anak keduanya lebih baik dari pada anak pertamanya
maka ia akan memberikan imunisasi pada anak ketiga dan seterusnya.

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 36

UPAYA PROMOSI KESEHATAN


A. Promosi Kesehatan Pra Nikah
Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada masyarakat
reproduktif pranikah.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup :
1. Perkawinan yang sehat
Bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan,
menghadapi perkawinan, disampaikan kepada remaja. Pekawinan
bukan hanya sekedar hubungan antara suami dan istri. Perkawinan
memberikan buah untuk menghasilkan turunan. Bayi yang
dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara
mewujudkan serta membinanya. Keluaga yang diidamkan adalah
kelurga yang memiliki norma keluaga kecil, bahagia dan sejahtera.
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 37

Jumlah keluaga yang ideal adalah suami, istri dan 2 anak. Keluarga
bahagia adalah keluarga yang aman, tentram disertai rasa
ketakwaan kepada Tuhan YME. Keluarga sejahtera adalah keluarga
yang sosial ekonominya mendukung kehidupan anggota
keluarganya.dan mampu menabung untuk persiapan masa depan.
Selain itu keluarga sejahtera juga dapat membantu dan mendorong
peningkatan taraf hidup keluarga lain.
3. Sistem reproduksi dan masalahnya
Tidak semua remaja mmemahami sistem reproduksi manusia.
Membicarakan sistem reproduksi dianggap tabu dibeberapa
kalangan remaja. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi
pada masa kehamilan, persalinan, pasca persalinan
dijelaskan.Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi.
Gangguan sistem reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan
menstruasi, kelainan sistem reproduksi dan penyakit. Penyakit
sistem reproduksi yang dimaksud seperti penyakit-penyakiit
hubungan seksual, HIV /AIDS dan tumor.

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 38

Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau


sebaliknya.
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penyakit-
penyakit yang memberatkan kehamilan atau persalinan atau juga
penyakit yang akan membahayakan dalam masa kehamilan atau
persalianan. Penyakit-penyakit tersebut perlu dijelaskan.
Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan sewaktu mengadakan
bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi,
DM, anemia, tumor.
4. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan
dan persalinan. Akibat perubahan sikap dan perilaku akan
mengganggu kesehatan, misalnya pada masa hamil muda terjadi
gangguan psikologi misalnya benci terhadap seseorang (suami) atau
benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan akibat
perubahan perilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan
gangguan jiwa mungkin terjadi.
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 39

B. Promosi Kesehatan Saat Hamil


Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian
ibu dan bayi adalah memelihara kesehatan ibu hamil. Bidan harus
memiliki data ibu hamil yang berada diwilayah kerjanya. Data ini
dapat diperoleh dari pencatatan yang dilakukan sendiri atua dari
kantor desa/ kelurahan. Dari data tersebut dapat diatur strategi
pemeliharaan kesehatan ibu hamil.
Semua ibu hamil dianjurkan agar memeriksakan kesehatan dirinya
sedini mungkin. Anjuran tersebut disampaikan kepada masyarakat
melalui kelompok ibu-ibu atau pemimpin desa.
Promosi kesehatan pada ibu hamil dapat berupa :
1. Makanan yang berkualitas
2. Mengajarkan cara olahraga atau senam hamil selama hamil
3. Rencana ber KB
4. Pemeriksaan kehamilan rutin paling seikit 4 kali,dll.

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 40

C. Promosi Kesehatan Persalinan


Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu
dalam masa persalinan memerlukan bantuan bidan. Kehadiran
bidan sewaktu ibu dalam masa persalinan adalah untuk
menyelamatkan ibu dan bayinya melalui bimbingan dan bantuan
agar persalinan terjadi secara fisiologis didalam kondisi lingkungan
yang sehat.

D. Promosi Kesehatan Nifas


Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca
persalinan dan keluarganya. Ini diberikan untuk menambah
pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas,
sehingga dalam masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa
yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.
Tujuan promosi kesehatan nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 41

2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan


memungkinkan ia melaksanakan peran ibu dalam
situasi keluarga dan budaya yang khusus
3. Memberikan pendidikan tentang perawatan
kesehatan kesehatan
nutrisi, keluarga
pemberian
diri, imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi
berencana, sehat.
menyusui,
4. Setelah pasca persalinan ini, bidan sangat dibutuhkan dalam
menghadapi dan memantau ibu terutama selama 2 jam
persalinan. Hal ini karena selama 2 jam pasca persalinan rentan
akan komplikasi-komplikasi pada ibu.

E. Promosi Kesehatan Menyusui


Promosi kesehatan menyusui merupakan suatu proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam pengetahuannya
mengenai manfaat menyusui, khususnya ibu-ibu pasca persalinan
tahu dan mau menyusui anak-anaknya segera setelah lahir.
Dalam promosi kesehatan menyusui dini, bidan antara lain memberi
dukungan dalam pemberian ASI, memberitahu manfaat pemberian
ASI, komposisi gizi dalam ASI, hal-hal yang mempengaruhi produksi
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 42

ASI, tanda-tanda bayi cukup ASI, ASI eksklusif, IMD (Inisiasi


menyusui dini ), cara menyusui yang benar, dan masalah dalam
menyusui beserta cara mengatasinya.
Dengan di berikan pengetahuan tentang menyusu ini, diharapkan
tingkat kesehatan masyarakat akan semakin meningkat. Ini
berhubungan dengan manfaat ASI sendiri yaitu menjaga tubuh agar
tidak mudah terserang penyakit (meningkatkan antibodi bayi).

Promosi Kesehatan-Silver As
Page 43

PERAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

A. Peran Sebagai Advokator


Advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/ badan
organisasi yang di duga mempunyai pengaruh terhadap keerhasilan
suatu program atau kelancaran suatu kegiatan.
Bentuk kegiatan advocator :
1. Seminar
a. Bidan menyajikan masalah kesehatan di wilayah kerjanya
b. Bidan menyampaikan masalah kesehatan
media dalam menggunakan lisan, artikel,
penyampaian
bentuk pendapat untuk membentuk opini public.
berita, diskusi,

B. Peran Sebagai Edukator


Memberikan pendidikan kesehatan dan konseling dalam asuhan dan
pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan
agar
Promosi Kesehatan-Silver As
Page 44

mereka mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka.


Fungsi bidan sebagai educator :
1. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan konseling
dalam asuhan dan pelayanan kebidanan.
2. Membina kader dan kelompok masyarakat
3. Mentorship dan preseptorsip bagi calon tenaga kesehatan
dan bidan baru.

C. Peran Sebagai Fasilitator


Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan,
mengkondisikan iklim kelompok ang harmonis, serta menfasilitasi
terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.

D. Peran Sebagai Motivator


Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah
menyadarkan dan mendorong kelompok untuk mengenali potensi
dan masalah, dan dapat mengembangkan potensinya untuk
memecahkan masalah itu
Promosi Kesehatan-Silver As

Anda mungkin juga menyukai