Anda di halaman 1dari 17

KEGAWAT DARURATAN

MATERNAL

Bd, Desi Aulia Umami,SST.,M.KM


PENILAIAN AWAL DAN CEPAT
PERDARAHAN PER VAGINAM
• Tanyakan :
– Kehamilan ?
– Umur kehamilan?
– Nyeri abdomen ?
– Setelah 22 minggu kehamilan, tanyakan apakah :
• Sekarang sudah melahirkan, tgl. Melahirkan
• Plasenta telah lahir
• Perdarahan lambat dan berlangsung lama (berapa lama) atau
tiba-tiba banyak.
• Periksa
– Vulva: banyaknya perdarahan, trauma
– Vagina : laserasi, plasenta
– Serviks : hasil konsepsi, laserasi
– Uterus : retensio plasenta, atonia
– Kandung kemih : penuh
• Pada tahap ini, jangan lakukan pemeriksaan per vaginam
PERDARAHAN PER VAGINAM
TANYAKAN
TANYAKAN DAN
DAN PERIKSA
PERIKSA HAMIL
HAMIL ATAU
ATAU TIDAK
TIDAK ,, JUMLAH
JUMLAH
PERDARAHAN
PERDARAHAN DAN
DAN LAKUKAN
LAKUKAN TERAPI
TERAPI

• HAMIL MUDA , TIDAK


TIDAK MENGETAHUI
MENGETAHUI
KALAU
KALAU HAMIL
HAMIL ATAU
ATAU TIDAK
TIDAK HAMIL
HAMIL (( UTERUS
UTERUS
DIBAWAH
DIBAWAH UMBILICUS
UMBILICUS ))
• HAMIL LANJUT (UTERUS
(UTERUS DIATAS
DIATAS
UMBILICUS)
UMBILICUS)
• INPARTU (SEBELUM
(SEBELUM BAYI
BAYI LAHIR
LAHIR ))
• POSTPARTUM (BAYI
(BAYI SUDAH
SUDAH LAHIR)
LAHIR)
Estimasi Simtomatik

• Bila perdarahan menyebabkan terjadinya


perubahan tanda vital (hipotensi) maka
jumlah darah yang keluar telah mencapai
1000-1200 ml
• Bila terjadi syok hipovolemik maka jumlah
perdarahan telah mencapai 2000-2500 ml
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN
HEMORARGIA POST PARTUM

PERDARAHAN PASCA PERSALINAN:


PERDARAHAN > 500 CC

PRIMER SEKUNDER

PERDARAHAN PERDARAHAN
< 24 JAM SSD > 24 JAM SSD
BAYI LAHIR PERSALINAN
SEBAB DARI
PERDARAHAN PASCA PERSALINAN

PRIMER SEKUNDER

•SISA PLASENTA
ATONIA UTERI
•ENDOMETRITIS
RETENSIO PLASENTA
/ SISA PLASENTA
ROBEKAN JLN LAHIR
KEL. PEMBEKUAN DRH SUB INVOLUSIO
INVERSIO UTERI
PENYEBAB
• TONUS
• TISSUE
• TRAUMA
• THROMBIN
TINDAKAN ??
KOMPRESI BIMANUAL UTERUS
• Pakai sarung tangan steril atau di-DTT, masukkan tangan ke
dalam vagina dan keluarkan semua bekuan-bekuan darah dari
bagian bawah uterus atau serviks
• Bentuk kepalan tangan
• Tempatkan kepalan tangan pada forniks anterior dan dorong
ke dinding anterior uterus
• Tangan lainnya menekan dalam kearah abdomen di belakang
uterus, tekanan dilakukan pada dinding posterior uterus
• Pertahankan kompresi sampai perdarahan berhenti dan
uterus berkontraksi
KOMPRESI AORTA
• Lakukan tekanan ke bawah dengan kepalan tangan tertutup di
atas aorta abdomen langsung melalui dinding abdomen :
– Titik kompresi persis berada di atas umbulikus dan sedikit
ke kiri.
– Denyutan aortik dapat dirasakan dengan mudah melalui
dinding abdomen anterior dalam periode pospartum.
• Tangan lainnya, meraba denyutan arteri femoralis pada lipatan
paha untuk mencek kompresi yang adekuat.
• Pertahankan kompresi sampai perdarahan berhenti.
KOMPRESI AORTA
PLASENTA MANUAL
• Kaji indikasi
• Mulai infus IV
• Berikan dukungan emosional dan besarkan hati ibu. Gunakan
bahasa yang lemah lembut untuk membantu ibu supaya rileks.
• Lakukan kateterisasi kandung kemih atau pastikan kandung
kemih kosong.
• Berikan dosis tunggal antibiotik profilaksis : SESUAI ADVIS
DOKTER
Ampisilin 2 g IV PLUS Metronidazole 500 mg IV
ATAU Cefazolin 1 g IV PLUS Metronidazole 500 mg IV
• Jepit tali pusat dengan klem. Tarik tali pusat dengan hati-hati
sampai sejajar lantai
• Pakai sarung tangan panjang sampai ke siku yang steril atau di-
DTT, masukkan tangan yang lain ke dalam vagina sampai
menjangkau ke dalam uterus
• Biarkan tali pusat keluar dan pindahkan tangan yang satu
ke atas abdomen untuk menahan fundus uteri dan
memberikan gaya tarik berlawanan (counter traction)
selama pengeluaran plasenta untuk mencegah inversio
uteri.
• Pindahkan jari-jari tangan dalam uterus secara lateral
sampai posisinya ke pinggir plasenta.
• Jika tali pusat telah terlepas lebih dulu, masukkan tangan
ke dalam rongga uterus. Telusuri rongga uterus sampai
ditemukan tepi batas antara plasenta dan dinding uterus.
• Pisahkan plasenta dari sisi implantasi dengan
merapatkan seluruh jari-jari tangan dan dengan ujung
jari-jari tangan sedikit demi sedikit lepaskan plasenta
dari dinding uterus.
• Terus gerakan ujung jari-jari tangan secara pelan-pelan
menyusuri seluruh tepi plasenta hingga seluruh plasenta
terpisah dari dinding uterus.
• Jika plasenta tidak dapat dilepaskan dari permukaan
uterus dengan gerakan lateral ujung jari-jari tangan pada tepi
batas plasenta dan dinding uterus, keluarkan fragmen-
fragmen plasenta secara perlahan-lahan. Jika jaringan
tersebut melekat sangat kuat sehingga sulit dikeluarkan,
kemungkinan plasenta akreta dan rujuk segera untuk
laparatomi dan kemungkinan histerektomi subtotal.
• Pegang plasenta dan pelan-pelan keluarkan tangan dari uterus
bersama plasenta.
• Dengan tangan lainnya, tetap tahan fundus dengan
menekannya pada arah yang berlawanan saat tangan dan
plasenta dikeluarkan.
• Telusuri bagian dalam rongga uterus untuk memastikan tidak
ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus.
• Berikan Oksitosin 20 unit dalam 1 L cairan IV (Normal
saline atau Ringer laktat) dengan kecepatan 60 tetes per
menit.
• Minta bantuan petugas lain untuk melakukan masase fundus
uteri untuk merangsang kontraksi uterus yang lebih kuat.
• Jika masih terjadi perdarahan yang banyak, berikan
Ergometrine 0,2 mg IM.
• Periksa permukaan uterus plasenta untuk memastikan apakah
plasenta lengkap atau tidak. Jika masih ada sisa plasenta
atau jaringan yang tertinggal, lakukan eksplorasi ke dalam
rongga uteri untuk mengeluarkannya.
• Periksa ibu dengan saksama dan perbaiki robekan serviks,
vagina atau episiotomi
MASALAH
• Jika plasenta tertahan (terjepit) akibat tarikan
jaringan atau jika jam dan harinya telah lewat
sejak kelahiran bayi, maka plasenta manual
sulit dilakukan. Rujuk segera.
PENGELOLAAN PASCA-TINDAKAN
• Pantau tanda-tanda vital setiap 30 menit selama 6
jam berikutnya atau sampai pasien stabil.
• Palpasi fundus uteri untuk memastikan bahwa uterus
tetap berkontraksi dengan baik
• Periksa kelebihan lokhia
• Teruskan infus cairan IV

Anda mungkin juga menyukai