PERSALINAN (PPP)
FK UKI
DEFINISI PPP
Efek perdarahan pada ibu hamil bergantung pada volume darah saat ibu
hamil
Kompresi bimanual
Kompresi aorta abdominalis
perdarahan (+)
Tampon uterus
Rujuk RS
uterus.
JENIS PERLEKATAN PLASENTA
• Demam
plasenta
TATALAKSANA
• Pastikan kandung kemih kosong karena kandung kemih yang penuh dapat
• Lakukan bila plasenta tidak lahir setelah 30 menit bayi lahir dan telah disertai
• Jepit tali pusat dengan klem dan tegangkan sejajar dengan lantai.
• Masukkan tangan dalam posisi obstetri dengan menelusuri bagian bawah tali pusat.
• Tangan sebelah dalam menyusuri tali pusat hingga masuk ke dalam kavum uteri, sedangkan
tangan di luar menahan fundus uteri, untuk mencegah inversio uteri. Menggunakan lateral jari
• Tangan obstetri dibuka menjadi seperti memberi salam, lalu jari-jari dirapatkan.
• Tentukan tempat implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah.
• Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke arah kranial hingga seluruh
• Jika plasenta tidak dapat dilepaskan dari permukaan uterus, kemungkinan plasenta akreta.
• Pindahkan tangan luar ke suprasimfisis untuk menahan uterus saat plasenta dikeluarkan.
• Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus.
• Periksa plasenta lengkap atau tidak, bila tidak lengkap, lakukan eksplorasi ke dalam kavum uteri.
ROBEKAN VAGINA DAN
PERINEUM
ROBEKAN PERIUNEUM
• Robekan perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara spontan
maupun dengan menggunakan alat atau tindakan
ANATOMI
TERDAPAT 4 DERAJAT ROBEKAN PERINEUM:
• Tingkat 1.
Apabila hanya kulit perineum dengan mukosa vagina yang robek. Robekan hanya
terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit perineum
sedikit. Robekan yang terjadi akan menyebabkan kerusakan terhadap fourchette
dan otot dibawahnya terbuka.
• Tingkat 2.
Pada robekan tingkat dua dinding belakang vagina dan jaringan ikat yang
menghubungkan otot-otot diafragma urogenitalis pada garis tengah terluka,
robekan yang terjadi lebih dalam yaitu selain mengenai selaput lendir vagina juga
mengenai muskulus perineatransversalis, tapi tidak mengenai sfingter ani.
• Tingkat 3.
Pada robekan tingkat tiga atau robekan total muskulus sfingterani eksternum ikut
terputus dan kadang-kadang dinding depan rektum ikut robek pula.
• Tingkat 4.
Robekan yang terjadi lebih dalam yaitu mengenai mukosa vagina, komisura
posterior, kulit perineum, otot sfingter ani sampai ke dinding depan rectum.
ETIOLOGI
PENATALAKSANAAN
• Bila ditemukan robekan perineum dan vagina segera dilakukan penjahitan luka.
• Penjahitan dilakukan dengan cara jelujur sederhana dengan benang chromic catgut.
• Tujuan dari penjahitan ini adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh dan untuk mencegah kehilangan darah akibat dari rupture.
GANGGUAN KOAGULASI
DEFINISI
Kasus
Sindroma
trombofili Hipertensi
HELLP
a
Sepsis
Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan
faal hemostatis yang abnormal. Waktu perdarahan dan
waktu pembekuan memanjang, trombositopenia, terjadi
hipofibriogenemia dan terdeteksi adanya FDP ( fibrin
degradation product) serta perpanjangan tes protombin dan
PTT ( Partial Thromboplastin Time)