Anda di halaman 1dari 48

Kode/Nama Rumpun Ilmu : Kebidanan

LAPORAN PENELITIAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Efek Samping


Penggunaan KB IUD Di BPM Jumita

OLEH:

Oleh :
Ns. Danur Azissah S.Kep.,M.Kes
Dr. Ida Samidah, S.Kp.,M.Kes
Jumita, SST.,M.Kes

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (DIII)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-nya penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Efek Samping Penggunaan KB IUD Di BPM
Jumita” Pada saat penulisan penelitian ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Kamaludin, SE., MM Selaku Rektor Universitas Dehasen Bengkulu
2. Bapak Ir. H. Jusuf Wahyudi, M.Kom selaku Ketua LPPM Universitas Dehasen
Bengkulu.
3. Ibu Dr. Ida Samidah, S.Kp, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Dehasen Bengkulu.
4. Ibu Ns. Berlian Kando, S, S.Kep, M.Kes selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu
Kesehatan
5. Ibu Syami Yulianti,SST.,M.Keb selaku Ketua Prodi Sarjana Kebidanan
Universitas Dehasen Bengkulu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan penelitian ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian ini. Dan semoga penelitian ini
dapat memberikan manfaat bagi peneliti dan kita semua khususnya bagi
perkembangan ilmu Kesehatan masyarakat.

Bengkulu, Desember 2020

Penulis

ii
HALAMAN PENGESAH

Judul : Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Efek


Samping Penggunaan KB IUD Di BPM Jumita.
Bidang Ilmu : Kebidanan
Ketua Peneliti : Ns. Danur Azissah S.Kep.,M.Kes
Nama lengkap : Ns. Danur Azissah S.Kep.,M.Kes
Jenis Kelamin : Perempuan
NIDN : 02-1604-7604
Disiplin Ilmu : Kebidanan
Nomor HP : 08972288367
Alamat Surel (email) : danur@gmail.com
Anggota Peneliti : Dr. Ida Samidah, S.Kp.,M.Kes
Jumita,SST.M.Kes
Lokasi Penelitian : BPM Jumita Kota Bengkulu
Jumlah Biaya Penelitian : Rp. 4.000.000,-
Mengetahui, Bengkulu, 04 Maret 2020
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Peneliti,

Dr. Ida Samidah, S.KP.,M.Kes Ns. Danur Azissah S.Kep.,M.Kes


NIK. 1703238 NIK.1703309

Menyetujui,Ketua LPPM
Unived Bengkulu

iii
Ir.H. Jusuf Wahyudi , M.Kom
NIK. 1703004

ABSTRAK
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terhadap Efek Samping Penggunaan KB
IUD Di BPM Jumita
Di Indonesia, penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang)
masih tergolong rendah. Pada Tahun 2018 , dari 24.258.532 peserta KB aktif,
terhitung hanya 4.264.231 (17,8%) akseptor KB MKJP dengan jumlah pengguna KB
IUD sebanyak 1.759.862 (7,35%). Penggunaan MKJP masih sangat rendah
dikarenakan pengetahuan masyarakat yang masih rendah tentang kelebihan MKJP
dan keterbatasan jumlah tenaga terlatih serta sarana yang ada.
Dalam penyusunan laporan kasus ini menggunakan metode deskriftif yaitu
dengan mengungkapkan fakta-fakta sesuai dengan data-data yang didapat.
Dari hasil penelitian yang dilakukan selama 8 hari, dengan metode deskriftif,
dan dimulai dari hari pengkajian pada pasien tanggal 28 Juni 2019, maka hasil yang
didapatkan kedaan umum ibu membaik, keputihan dan flek kecoklatan sudah tidak
ada lagi.
Erosi Serviks adalah pengikisan permukaan dari serviks, dari hasil penelitian
ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus di lapangan dan diharapkan
bagi pengguna KB IUD supaya dapat mengetahui informasi dan cara penanganan
tentang KB IUD dengan Erosi Serviks agar tidak terjadi komplikasi.

Kata Kunci : Pengetahuan, Efek samping KB IUD

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii
ABSTRAK ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR BAGAN............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
E. Implikasi studi kasus terhadap kebidanan ................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Proses Kebidanan Ibu dengan Erosi Serviks pada Akseptor KB.. 12
1. Keluarga Berencana................................................................ 12
2. Kontrasepsi............................................................................. 14
3. IUD (Intra Uterine Devices)................................................... 16
4. Erosi Serviks........................................................................... 24
5. Teori Manajemen Kebidanan menurut Varney ...................... 31
B. Konsep Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Erosi Serviks......... 39
C. Kerangka Konsep Asuhan Kebidanan ......................................... 51

v
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ......................................................................... 52
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 52
C. Setting Penelitian ......................................................................... 52
D. Subjek Penelitian/Partisipasi ....................................................... 53
E. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 54
F. Metode Uji keabsahan Data (Uji Trigulasi Sumber).................... 56
G. Metode Analisa............................................................................. 57
H. Etika Penelitian ............................................................................ 5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil ............................................................................................. 59
1. Pengkajian Data ..................................................................... 59
2. Interpretasi Data .................................................................... 68
3. Diagnosa Potensial ................................................................ 69
4. Tindakan Segera (Mandiri, Kolaborasi, Rujukan) ................. 70
5. Rencana ................................................................................. 70
6. Pelaksanaan ........................................................................... 71
7. Evaluasi ................................................................................. 72
8. Data Perkembangan 1............................................................. 74
9. Data Perkembangan 2............................................................. 76
10. Data Perkembangan 3............................................................. 78
11. Follow Up .............................................................................. 80
B. Pembahasan ................................................................................. 82
1. Pengkajian ............................................................................. 82
2. Interpretasi data...................................................................... 83
3. Identifikasi Diagnosa atau Diagnosa Potensial...................... 84
4. Antisipasi ............................................................................... 84
5. Rencana Tindakan .................................................................. 84
6. Implementasi ......................................................................... 85
7. Evaluasi ................................................................................. 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .................................................................................. 87
B. Saran ............................................................................................ 89

vi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vii
DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman

2.1 Konsep Asuhan Kebidanan 51

viii
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

4.1 Tabel riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu 62


4.2 Tabel Riwayat KB 62

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

1 Motto dan Persembahan


2 Daftar Riwayat Hidup
3 Surat Pengantar Pra Penelitian dari Fikes Universitas
Dehasen Bengkulu
4 Surat Pengantar Pra Penelitian dari Dinkes Kota Bengkulu
5 Surat Pengantar Penelitian dari Fikes Universitas Dehasen
Bengkulu
6 Surat Pengantar Penelitian dari Kesatuan Bangsa Dan
Politik (Kesbangpol)
7 Surat Rekomendasi Penelitian dari Dinkes Kota Bengkulu
8 Surat Selesai Penelitian dari BPM Jumita Kota Bengkulu
Informed Consent
9 Persetujuan Menjadi Responden
10 Dokumentasi
11 Lembar Konsultasi Pembimbing 1
12 Lembar Konsultasi Pembimbing 2
13

x
xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga Berencana (KB) adalah tindakan yang membantu individu/

pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak di inginkan,

mendapatkan kelahiran yang di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan

dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2018)

Menurut World Health Organization (WHO), saat ini terdapat 214 juta

wanita usia subur di negara-negara berkembang yang ingin menghindari

kehamilan tapi tidak menggunakan metode kontrasepsi modern. Wanita yang baru

saja melahirkan merupakan kelompok terbesar di antaranya. Secara global,

penggunaan kontrasepsi modern sedikit meningkat, dari 54% pada tahun 1990

menjadi 57,4% pada tahun 2019. Secara regional, proporsi wanita berusia 15-49

tahun yang melaporkan penggunaan metode kontrasepsi modern telah meningkat

secara minimal atau meningkat antara tahun 2008 dan 2019. Di Afrika naik dari

23,6% menjadi 28,5%, di Asia naik sedikit dari 60,9% menjadi 61,8%, dan di

Amerika Latin dan Karibia tetap stabil di 66,7% (WHO, 2018).

Kontrasepsi IUD masih menjadi salah satu pilihan MKJP bagi akseptor KB

di Provinsi Bengkulu, di mana pada tahun 2018 dari 275.309 akseptor KB aktif,

terdapat 14.941 orang (5,4%) pengguna KB IUD. Sedangkan di Kota Bengkulu

pada 3 tahun terakhir didapatkan data penggunaan KB IUD pada tahun 2016

1
2

sebanyak 4.857, mengalami kenaikan pada tahun 2017 sebanyak 5.038 dan pada

tahun 2018 sebanyak 5.700 (Dinkes Provinsi Bengkulu, 2018)

Erosi serviks adalah pengikisan mulut rahim yang disebabkan karena

manipulasi atau keterpaparan oleh benda yang dapat mengakibatkan radang dan

lama-lama menjadi infeksi. (Mansjoer, 2010)

Erosi serviks merupakan efek samping dari kontrasepsi IUD terbanyak di

Indonesia. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran akseptor KB IUD

untuk melakukan pemeriksaan IUD serta kurangnya pengetahuan akseptor KB

IUD tentang efek samping IUD khususnya pada kasus erosi serviks. (Mulyani,

2013).

Berdasarkan data survey awal yang diambil dari BPM Jumita Kota

Bengkulu yang dilakukan selama 1 hari pada hari Jumat tanggal 13 Desember

2019 didapatkan data jumlah peserta KB aktif dengan metode kontrasepsi IUD di

BPM Jumita dari bulan Januari – November 2019 sebanyak 306 orang dan tahun

2018 sebanyak 298 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap akseptor KB

IUD yang mengalami gejala dan keluhan, ditemukan kejadian erosi serviks pada

tahun 2019 sebanyak 24 orang, mengalami kenaikan dibandingkan dengan

temuan tahun 2018 di mana terdapat 18 orang yang mengalami erosi serviks.

Berdasarkan uraian tersebut bahwa asuhan ini sesuai dengan kewenangan

bidan, penulis tertarik mengambil kasus deteksi dini dan rehabilitasi erosi serviks

sebagai Laporan penelitian yang dituangkan dalam judul “Hubungan Tingkat

Pengetahuan Ibu Terhadap Efek Samping Penggunaan KB IUD Di BPM Jumita”.


3

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan masalah

masih tingginya angka erosi serviks di di BPM Jumita Kota Bengkulu Tahun

2020”, yang apabila tidak mendapatkan asuhan kebidanan yang tepat akan

beresiko terjadi komplikasi lebih lanjut pada ibu, dengan pertanyaan penelitian

“Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB IUD dengan Erosi Serviks

di BPM Jumita Kota Bengkulu Tahun 2020”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam

penanganan Asuhan Kebidanan pada Akseptor KB IUD dengan Erosi Serviks

di BPM Jumita Kota Bengkulu Tahun 2020. Sesuai teori manajemen

kebidanan yang diaplikasikan dalam Asuhan Kebidanan dengan Metode

Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian data, meliputi data subyektif dan

obyektif pada Akseptor KB IUD dengan Erosi Serviks di BPM Jumita

Kota Bengkulu Tahun 2020.


4

b. Mampu melakukan interpretasi data yang meliputi diagnosa kebidanan,

masalah, dan kebutuhan pada Akseptor KB IUD dengan Erosi Serviks di

BPM Jumita Kota Bengkulu Tahun 2020.

c. Mampu merumuskan diagnosa potensial pada Akseptor KB IUD dengan

Erosi Serviks di BPM Jumita Kota Bengkulu Tahun 2020.

d. Mampu mengidentifikasi antisipasi dan tindakan segera pada Akseptor

KB IUD dengan Erosi Serviks di BPM Jumita Kota Bengkulu Tahun

2020.

e. Mampu merencanakan tindakan asuhan menyeluruh sesuai dengan

pengkajian pada Akseptor KB IUD dengan Erosi Serviks di BPM Jumita

Kota Bengkulu Tahun 2020.

f. Mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Akseptor KB IUD

dengan Erosi Serviks di BPM Jumita Kota Bengkulu Tahun 2020.

g. Mampu melakukan evaluasi pada Akseptor KB IUD dengan Erosi Serviks

di BPM Jumita Kota Bengkulu Tahun 2020.

h. Mampu melakukan pendokumentasian Varney pada Akseptor KB IUD

dengan Erosi Serviks di BPM Jumita Kota Bengkulu Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ibu

Manfaat praktis penulisan karya ilmiah bagi pasien adalah untuk

memberi pengetahuan pada pasien tentang komplikasi Akseptor KB IUD


5

dengan Erosi serviks Ringan dan bagaimana cara penatalaksanaan dan

penanggulangannya

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambah wacana ilmu

pengetahuan dan dapat memberikan sumbang pemikiran bagi lingkungan

akademik pada ibu Akseptor KB IUD dengan Erosi serviks dan dapat

digunakan sebagai pengembangan ilmu pada mata kuliah asuhan kebidanan.

3. Bagi Lembaga

a. Bagi BPM Jumita

Diharapkan agar dapat memberikan kontribusi bagi BPM Jumita

tentang Akseptor KB IUD dengan Erosi serviks sehingga

dapat menurunkan kejadian dan dapat memberikan pelayanan medis

sesuai dengan kebutuhan pasien.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat menambah wacana ilmu

pengetahuan dan dapat memberikan sumbang pemikiran bagi lingkungan

akademik tentang akseptor KB IUD dengan erosi servik dan dapat

digunakan sebagai pengembangan ilmu pada mata kuliah asuhan

kebidanan.

E. Implikasi Studi Kasus Terhadap Kebidanan


6

Implikasi adalah dampak atau efek yang dirasakan ketika Asuhan

Kebidanan sudah benar-benar diterapkan pada pasien yang dijadikan objek

penelitian studi kasus, yang manfaatnya dapat dirasakan oleh pasien sendiri,

keluarga, ataupun institusi kesehatan dimana pasien tersebut mendapat pelayanan:

1. Implikasi Pada Bidan sebagai Pendidik

Peran bidan pada Akseptor KB IUD dengan Erosi serviks sebagai

pendidik yaitu untuk memberikan informasi berupa pengajaran mengenai

pengetahuan dan keterampilan dasar dalam Akseptor KB IUD dengan Erosi

serviks. Pada studi kasus ini, bidan menjelaskan apa yang kurang dimengerti

oleh pasien dan keluarga dari segi fasilitas maupun yanglainnva.

2. Implikasi Pada Bidan sebagai Advokat

Peran bidan sebagai advokat pada Akseptor KB IUD dengan Erosi

serviks sebagai pendidik yaitu untuk memberikan informasi berupa

pengajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan dasar dalam menghadapi

persalinan. Tindakan bidan dalam memberikan kenyamanan atau bertindak

untuk mencegah kesalahan yang tidak diinginkan ketika pasien sedang

mendapatkan asuhan kebidanan dengan Akseptor KB IUD dengan Erosi

serviks.

3. Implikasi Pada Bidan Sebagai Care Provider

Peran bidan sebagai Care Provider Akseptor KB IUD dengan Erosi

serviks sebagai pendidik yaitu untuk memberikan informasi berupa

pengajaran mengenai pengetahuan dan keterampilan dasar dalam Akseptor


7

KB IUD dengan Erosi Serviks. Bidan langsung mengkaji kondisi kesehatan

pasien, mengantisipasi masalah, memberikan tindakan segera jika diperlukan,

merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan kebidanan

pada ibu tersebut.


8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Kebidanan Ibu dengan Erosi Serviks pada Akseptor KB

1. Keluarga Berencana

a. Pengertian

Keluarga Berencana (family planning/planned parenthood)

merupakan suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan

jarak kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi (Sulistyawati, 2011).

b. Tujuan

Tujuan keluarga berencana adalah membentuk keluarga kecil sesuai

dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan

kelahiran anak agar diperoleh suatu keluarga yang bahagia sejahtera.

(Sulistyawati, 2011).

c. Manfaat

Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana

merupakan salah satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan

kematian ibu yang semakin tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita

(Sulistyawati, 2011).

9
10

d. Sasaran KB

Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan

sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran

langsungnya adalah PUS (Pasangan Usia Subur) yang bertujuan untuk

menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara

berkelanjutan. (Sulistyawati, 2011).

e. Ruang Lingkup KB

Sulistyawati (2011) ruang lingkup program KB mencakup sebagai

berikut :

a. Ibu (dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran)

b. Suami

c. Seluruh keluarga
2. Kontrasepsi

a. Pengertian

Kontrasepsi adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak

yang diinginkan (Sulistyawati, 2011).

b. Faktor-faktor yang Berperan dalam Pemilihan Kontrasepsi

Menurut Sulistyawati (2011), beberapa faktor yang mempengaruhi

akseptor dalam memilih metode kontrasepsi antara lain sebagai berikut:

1) Efektivitas

2) Keamanan
11

3) Kontrasepsi secara teratur dan benar

c. Metode Kontrasepsi

Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi metode

kontrasepsi sederhana dan modern.

1) Metode Kontrasepsi Sederhana

Metode kontrasepsi sederhana adalah suatu cara yang dikerjakan

sendiri oleh peserta KB tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu.

a) Tanpa Alat

(1) KB alamiah

(2) Sanggama terputus.

b) Dengan Alat

(1) Kondom

(2) Diafragma

2) Kontrasepsi Metode Modern

a) Kontrasepsi Hormonal

(1) Per-oral : Pil oral kombinasi dan mini pil

(2) Suntikan atau injeksi KB : depo provera setiap 3 bulan, depo

noristerat setiap 2 bulan dan cyclofem setiap bulan.

b) Kontrasepsi Non Hormonal

(1) Sub Kutis (Implant) atau Alat Kontrasepsi Bawah Kulit

(AKBK) yang meliputi implant dan norplant.


12

(2) IUD (infra Uteri Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR) : IUD CuT-380A, Nova T (schering).

3) Metode Kontrasepsi Mantap

a) Pada Wanita : Metode Operatif Wanita (MOW): Tubektomi.

b) Pada Pria : Metode Operatif Pria (MOP) : Vasektomi.

c) IUD (Intra Uterine Device) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR)

3. IUD (Intra Uterine Devices)

a. Pengertian

Pengertian AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda

kecilyang terbuat dari plastic yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau

jugamengandung hormone dan di masukkan ke dalam rahim melalui

vaginadan mempunyai benang (Handayani, 2010).

b. Jenis-Jenis IUD

Jenis alat kontrasepsi dalam rahim/IUD yang sering digunakan

diIndonesia menurut Saifudin (2010), antara lain :

1) Copper-T
13

Gambar 1. Copper-T

IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada

bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus yang mempunyai

efek anti pembuahan yang cukup baik.

2) Copper-7

Gambar 2. Copper-7

IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan

pasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertical 32

mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai

luas permukaan 200mm2.

3) Multi Load

Gambar 3. Multi Load


14

IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan

kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung

atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga

dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah

efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan

mini.

4) Lippes Loop

Gambar 4. Lippes Loop

AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti

spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang

benang pada ekornya.

c. Cara Kerja IUD

Cara kerja IUD Menurut Saifudin (2010), sebagai berikut:

1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.

2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.

3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu

4) Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

d. Keuntungan dan Kerugian IUD


15

Menurut Saifudin (2010) keuntungan dan kerugian IUD sebagai berikut:

1) Keuntungan IUD yaitu :

a) Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi.

Sangat efektif —► 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1

tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170 kehamilan).

b) AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.

c) Metode jangka panjang.

2) Kerugian kontrasepsi IUD antara lain :

a) Efek samping yang sering terjadi :

(1) Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan

akan berkurang setelah 3 bulan).

(2) Haid lebih lama dan banyak.

(3) Perdarahan (spotting) antar menstruasi.

(4) Saat haid lebih sedikit.

b) Komplikasi lain

(1) Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah

pemasangan.

(2) Perdarahan berat pada waktu haid diantaranya yang mungkin

menyebabkan anemia.

e. Efek Samping dan Penanggulangan

Efek samping dan penanggulangan menurut Handayani (2010), yaitu :

1) Amenorea
16

Pengobatan: Pemeriksaan ke tenaga medis.

2) Kejang

Pengobatan: Pemberian Analgetik dan pelepasan IUD.

3) Pendarahan Vagina yang Hebat dan Tidak Teratur

4) Benang yang Hilang

f. Persyaratan Pemakaian IUD

Menurut Prawirohardjo (2018), yang dapat menggunakan kontrasepsi

yaitu :

1) Usia reproduktif.

2) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.

3) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

g. Kontra Indikasi Pemakaian IUD

Kontra indikasi pemakaian IUD menurut Handayani (2010),yaitu :

1) Sedang hamil (diketahui hamil atau kemungkinan hamil).

2) Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi).

3) Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).

h. Waktu Penggunaan IUD

1) Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak

hamil.

2) Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.


17

3) Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4

minggu pascapersalinan, setelah 6 bulan apabila menggunakan Metode

Amenorea Laktasi (MAL)

i. Pemeriksaan lanjutan (Follow up)

Pemeriksaan untuk akseptor KB IUD menurut Sulistyawati (2012) :

1) 1 minggu

Setelah insersi untuk mengetahui keluhan setelah pemasangan.

2) 1 bulan

a) Untuk mengetahui posisi IUD apakah keluar atau tidak.

b) Untuk mengetahui efek samping atau komplikasi.

3) 3 bulan

a) Untuk mengetahui benang IUD ada atau tidak.

b) Untuk mengetahui efek samping atau komplikasi.

4) 6 bulan

a) Untuk mengetahui benang IUD ada atau tidak.

b) Untuk mengetahui efek samping atau komplikasi.

5) 12 bulan

a) Untuk mengetahui adakah efek samping atau komplikasi.

b) Untuk dilakukan pemeriksaan Pap Smear.

4. Erosi Serviks

a. Pengertian
18

Erosi serviks adalah pengikisan permukaan dari serviks, serviks

yaitu istilah medis untuk bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina

(leher rahim). Jadi erosi serviks adalah terjadinya pengikisan dari lapisan

leher rahim (Prawirohardjo, 2018)

b. Tanda dan Gejala

Menurut Prawirohardjo (2018), tanda dan gejala erosi serviks adalah

sebagai berikut :

1) Serviks berwarna merah muda

2) Perdarahan diluar haid

3) Perdarahan post-coitus

4) Lendir berwarna kecoklatan

c. Klasifikasi

Menurut Prawirohardjo (2018), klasifikasi erosi serviks

dibedakanmenjadi 3 yaitu :

1) Erosi ringan : meliputi < 1/3 total area serviks.

2) Erosi sedang : meliputi 1/3 - 2/3 total area serviks.

3) Erosi berat : meliputi > 2/3 total area serviks.

d. Etiologi

Erosi serviks diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain :

1) Keterpaparan suatu benda pada saat pemasangan AKDR.

2) Akibat termanipulasi oleh penis saat berhubungan intim.

3) Rangsangan dari luar seperti pemasangan dan pelepasan IUD.


19

4) Pola personal hygiene yang kurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Susila & Imawan (2010), diperoleh

bahwa pola personal hygiene berpengaruh terhadap erosi serviks, hal ini

dikuatkan dengan teori, bahwa kejadian erosi serviks banyak diakibatkan

karena kurangnya perhatian terhadap kebersihan diri dan genetaliannya

sehingga mikroorganisme akan tumbuh subur dan berkembang biak secara

cepat dan akhirnya dapat menimbulkan infeksi yang menyerang daerah

serviks dan portio dan didukung dari teori Manuaba (2010) bahwa

persentase pengaruh personal hygiene terhadap erosi serviks sebesar 20%.

e. Patofisiologi

Proses terjadinya erosi portio dapat disebabkan adanya rangsangan

dari luar misalnya IUD. IUD yang mengandung polyethilien yang sudah

berkarat membentuk ion Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4

sehingga terjadi denaturasi / koalugasi membaran sel dan terjadilah erosi

portio. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang menyebabkan iritasi lokal

sehingga menyebabkan sel superfisialis terkelupas dan terjadilah erosi

portio (Yuhedi & Kurniawati, 2019).

f. Penatalaksanaan

Secara teori menurut Varney (2019) meliputi :

1. Anamnesa

a) Perdarahan

b) Keputihan
20

c) Rasa nyeri di daerah abdomen

2. Pemeriksaan Umum Secara Terbatas

Pemeriksaan umum secara terbatas menurut Manuaba (2010),

pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya komplikasi yang

disebabkan oleh erosi serviks hal ini dapat dilakukan :

a) Pemeriksaan Konjungtiva

b) Pemeriksaan Nadi

c) Pemeriksaan Abdomen

d) Pemeriksaan Inspekulo

e) Pemeriksaan Sekret pada Serviks (Pap Smear)

f) Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)


21

BAB III

TUJUAN LUARAN DAN KONTRIBUSI PENELITIAN

A. Tujuan Luaran

Hasil penelitian akan dipublikasikan pada jurnal lokal yang mempunyai ISSN atau jurnal

nasional terakreditasi, juga dalam bentuk prosiding paadaseminar ilmiah, baik yang

berskala lokal, regional, nasional maupuninternasional. Selain itu, hasil penelitian ini

juga dijadikan penyayaan bahanajar pada proses perkuliahan.

B. Konstribusi Penelitian

1. Praktis

Penelitian ini tidak menghasilkan teori baru namun memiliki tujuan untuk

menguji dan membuktikan antara tori dengan temuan dilapangan, menunjukkan

korelasi antar variabel serta deskriptif dari suatu penelitian

2. Teoritis

Nilai dari variabel-variabel yang diukur dari hail penelitian ini memberikan

manfaat informasi, insipirasi dan masukan bagi pihak terkait mengenai

Efek samping penggunaan IUD .


22
23

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis studi yang digunakan adalah metode observasional deskriptif dengan

pendekatan studi kasus. Metode observasional yaitu suatu prosedur berencana

yang antara lain meliputi dan mencatat jumlah dan taraf aktifitas tertentu yang ada

hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2012).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di BPM Jumita Kota Bengkulu bulan tanggal 09-16

Juli 2020.

C. Setting Penelitian

BPM Jumita merupakan salah satu BPM yang ada di wilayah Kota

Bengkulu. BPM Jumita memiliki batasan wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pondok Kelapa

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Kampung Kelawi Kec. Sungai

Serut

3. Sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Pematang Gubernur Kecamatan

Muara Bangkahulu
24

4. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

D. Subjek Penelitian/Partisipasi

Subjek pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan teknik

sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Purposive Sampling.

(Nursalam, 2012).

1. Kriteria inklusi

a. Ibu dengan penggunaan KB IUD

b. Ibu memiliki keluhan nyeri pada alat genetalia dan keluar cairan kuning

kecoklatan

c. Ibu dengan erosi serviks ringan

d. Waktu penelitian 8 hari

e. Ibu bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi

a. Ibu dengan erosi serviks yang disebabkan oleh perubahan hormon karena

kehamilan

b. Ibu dengan penyakit komplikasi seperti hipertensi, jantung dan DM

c. Ibu dengan penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis B, TBC dan

cacar

d. Ibu dengan covid-19


25

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik penelitian data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik

observasi atau teknik pengumpulan data dengan cara peneliti melakukan

pemantauan secara langsung di lapangan, serta teknik dokumentasi yang di ambil

dari catatan rekam medis pasien.

1. Data Primer

Data Primer adalah data yang di peroleh atau di kumpulkan langsung di

lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan

memerlukannya.

2. Data Sekunder

Didapat dari semua bentuk sumber informasi yang berhubungan dengan

dokumentasi resmi maupun tidak resmi, misalnya laporan catatan di dalam

kartu klinik sedangkan tidak resmi adalah segala bentuk dokumen di bawah

tanggung jawab instansi tidak resmi seperti biografi dan catatan harian.
26

BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian variabel univariat tentang kejadian efek samping KB IUD diperoleh melalu
i
jumlah butir jawaban cheklist yang telah disediakan. Data masing-masing jawaban dikelompokkan
dalam skala nominal. Untuk gambaran kejadian efek samping KB IUD memiliki kriteria jawaban ya
dan tidak.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian Gangguan Menstruasi pada Akseptor IUD


Katego n %
ri
Y 3 86,
a
Tid 35 84
13,
ak
Juml 3 16
1
(Sumber: DataahPrimer, 2019) 8 0

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengalami kejadian gangguan
menstruasi sebanyak 33 responden (86,84%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Keputihan pada Akseptor IUD


Katego n %
ri
Y 1 34
a
Tid 23 ,2
65
ak
Juml 35 ,8
1
(Sumber: DataahPrimer, 2019) 8 0

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor IUD tidak mengalami keputihan,
sebanyak 25 responden (65,8%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian Dispareuni pada Akseptor IUD


Katego n Persentase
ri
Y 2 52,63
a
Tid 10 %
47,37
ak
Juml 38 %
100
(Sumber: DataahPrimer, 2019) 8 %

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor IUD mengalami efek samping
kejadian dispareuni sebanyak 20 responden (52,63%).

PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian efek samping pada akseptor IUD di
BPM Wartinem Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul pada tahun 2019. Terdapat empat efek
samping yang dialami oleh akseptor IUD seperti gangguan menstruasi, keputihan, ekspulsi, dan
dispareuni. 1) Gangguan menstruasi, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagaian besa
rresponden mengalami gangguan menstruasi sebanyak 33 responden (86,84%). Gangguan
menstruasi yang dirasakan oleh responden diantaranya adalah menstruasi menjadi lebih
lama, darah yang dikeluarkan saat menstruasi lebih banyak, terdapat flek/ bercak diantara
waktu menstruasi; 2) Keputihan/ lechorea adalah adanya pengeluaran cairan dari vagina
(keputihan) yang dapat timbul dari berbagai keadaan, yaitu secara fisiologis dan secara
patologis. Keputihan yang dimaksud peneliti disini adalah keputihan yang berbau,
berwarna kehijauan/ kuning, dan gatal. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar akseptor IUD tidak mengalami keputihan ada 25 responden (65,8%);
3) Ekspulsi adalah keluarnya IUD dengan sendirinya, dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa sebagian kecil responden yang mengalami ekspulsi berjumlah empat responden
(10,53%). Sebagian besar, kejadian ekspulsi terjadi pada tiga bulan pertama pemakaian
IUD. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yetti dan Martini (2012) bahwa
kejadian tertinggi dari ekspulsi adalah dalam tiga bulan pertama setelah insersi, dan paling
sering terjadi saat menstruasi, terutama periode pertama menstruasi setelah insersi; 4)
Dispareuni adalah nyeri saat melakukan senggama (Prawirohardjo, 2010). Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mengalami dispareuni
berjumlah 20 responden (52,63%). Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu, bahwa
penelitian ini hanya meneliti tentang gambaran kejadian efek samping pada penggunaan
alat kontrasepsi IUD saja, dan tidak menghubungkan antara efek samping dengan
penanganan atau faktor yang lainnya, karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran kejadian efek samping pada penggunaan alat kontrasepsi IUD.
28

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian Akseptor KB IUD dengan Erosi Serviks didapatkan data

subyektif dan obyektif. Data subyektif diperoleh dari hasil wawancara pasien,

dimana keluhan utama adalah pada kemaluanya keluar keputihan dan flek

berwarna kecoklatan sejak 3 hari yang lalu, sedangkan data obyektif diperoleh

dari hasil pemeriksaan fisik yaitu: keadaan umum Baik, Tekanan darah:

120/70 mmHg, Nadi: 80 x/menit, Respirasi: 24 x/menit, Suhu: 37°C, BB: 60

kg, TB: 152 cm. Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan serviks berwarna

merah menyala dan sekitar mulut rahim terdapat erosi.

2. Pada interprestasi data didapatkan diagnosa pada asuhan kebidanan Ny. E

Akseptor KB IUD dengan Erosi Serviks adalah ibu merasa cemas dan tidak

nyaman karena keluar keputihan dan flek darah berwarna kecoklatan. Dari

masalah yang timbul maka kebutuhan yang diberikan yaitu suport mental,

menjelaskan efek samping dan komplikasi KB IUD, menjelaskan tentang

kebersihan (vulva higyene).

3. Pada kasus erosi serviks tidak ditemukan diagnosa potensial berupa terjadinya

kanker serviks karena tidak ada yang mengarah kepada hal tersebut.

4. Pada tindakan segera langka pertama untuk mengantisipasi terjadinya

diagnosa potensial dari Ny.E umur 40 Tahun adalah melakukan Asuhan sesuai

dengan keluhan yang dialami pasien


29

5. Pada penyusunan rencana tindakan disusun berdasarkan masalah dan diagnosa

yang ditegakkan pada pasien, rencana tindakan yang disusun langsung untuk

pasien disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan mengacu pada tinjauan

teoritis yang ada.

6. Pada kasus erosi serviks penatalaksanaan yang penulis buat adalah memberi

KIE tentang efek samping dan komplikasi KB IUD, jelaskan pada ibu tentang

erosi serviks, jaga kebersihan personal hygiene khusunya daerah genetalia,

hindari hubungan seksual selama pengobatan, dan memberikan terapi

alborthyl konsentrasi 36% di deep ± 5 menit. memberikan terapi obat asam

mefenamat dan metronidazol 3 x 500mg selama 3 hari.

7. Hasil evaluasi pada Ny. E erosi dapat disembuhkan setelah 8 hari ibu mengerti

dan mampu melaksanakan pendidikan kesehatan tentang vulva hygyne, ibu

tetap memakai alat kontrasepsi IUD dan ibu bersedia kontrol ulang secara

rutin, Dalam pemberian Asuhan Ny. E dengan erosi serviks tidak ada

kesenjangan antara teori dengan kasus di lapangan.

8. Pendokumentasian dibuat dalam bentuk Asuhan Kebidanan 7 langka varney

dari pengkajian sampai dengan evaluasi.


30

B. Saran

Dalam penulisan laporan tugas akhir penulis memberikan saran kepada:

1. Bagi Ibu

Diharapkan laporan tugas akhir bagi pasien dan keluarga yaitu supaya pasien

dan keluarga dapat mengetahui informasi dan cara penanganan tentang KB

IUD dengan Erosi Serviks agar tidak terjadi komplikasi.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Diharapkan penelitian ini bagi peneliti diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan membuka wawasan berpikir penulis, serta dapat menerapkan

penanganan KB IUD dengan Erosi Serviks.

3. Bagi Lembaga

a. BPM Jumita

Diharapkan dapat menambah keterampilan ke arah pelayanan dalam

menyusun perencanaan, penanggulangan penatalaksanaan KB IUD

dengan Erosi Serviks di BPM Jumita Kota Bengkulu.


31

Lampiran 1
PERSONALIA PENELITIAN

No Nama Lengkap Jabatan Program Alokasi Waktu


Fungsional Studi/Fakultas (Jam/Minggu)
1 Ketua TIM Lektor Kebidanan 15 jam/ minggu
Ns. Danur Azisah,S.Kep.,M.Kes
2 Anggota Peneliti Lektor Kebidanan 12 jam/ minggu
Dr.Ida Samidah,S.Kp.,M.Kes
3 Anggota Peneliti AA Kebidanan 12 jam/ minggu
Jumita,SST.,M.Kes
32

Lampiran 2
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Bulan Pelaksanaan Penelitian Tahun 2020


Tahap
Feb Maret April Mei Juni Juli
Penyususnan
Proposal
Seminar Proposal
Perbaikan Proposal
Persiapan Penelitian
Pelaksanaan
Penelitian
Pengumpulan Data
Analisa Data
Penyusunan
Laporan
Publikasi Ilmiah
33

Lampiran 3
PERKIRAAN USUL ANGGARAN PENELITIAN

No Rincian Biaya
1 Honor Penelitian 3 orang Rp. 1.000.000
2 Bahan dan peralatan habis pakai Rp 1.000.000
3 Konsumsi Rp. 500.000
4 Konsumsi Rapat Persiapan Rp 500.000
5 Transport Kegiatan Rp. 1.000.000
Jumlah Rp. 4.000.000,-
34

Lampiran 4

DAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA DAN ANGGOTA PENELITI

A. Identitas Diri Ketua Peneliti


1. Nama Lengkap : Ns. Danur Azisah,S.Kep.,M.Kes
2. Tempat Tanggal Lahir : Bengkulu,16 April 1976
3. Agama : Islam
4. Riwayat Pendidikan : Kebidanan

Menyetujui
Ketua Program Studi S1 Kebidanan

Syami Yulianti,SST.,M.Keb
NIDN : 02-0607-8802
35

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, M. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

BKKBN. 2014. Buku Saku bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi
Konseling. Jakarta: BKKBN

Dinkes Provinsi Bengkulu. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Bengkulu 2018.


Bengkulu: Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu

Ekayani, N. P. K. 2014. Hubungan Penggunaan KB IUD dengan Erosi Porsio di Poli


KB dan Kandungan RSUP NTB Tahun 2012-2013. Jurnal Kesehatan Prima
Volume 8, No.2, Agustus 2014, Halaman: 1316-1321

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka


Rihama.

Hartanto, H. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka

Hidayat, A. A. 2017. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik AnalisaData. Jakarta:


Salemba Medika

Kemenkes RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Jakarta: Kemenkes RI

Mansjoer, A. 2010. Kapita Selekta Kedokteran, edisi 4. Jakarta: Media Aesculapius.

Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan


Bidan. Edisi kedua. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Mulyani S. N. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


36

Nursalam. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Keperawatan Profesional.


Jakarta: Salemba Medika

Purwoastuti, E, & Elisabeth SW. 2014. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi &
Keluarga Berencana. Yogyakarta: PustakaBaruPress

Rahayu T, & Wahyuni S. 2019. Pengaruh Serviks Care Terhadap Pemulihan Erosi
Serviks Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Kecamatan Ngampel
Kabupaten Kendal. Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 3, No.1, Mei 2019,
Halaman: 68-74

Romauli, S. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 1. Yogyakarta: Nuha Medika

Saifuddin, A. B. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo. 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Sulistyawati, A. 2011. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba.

Varney, H. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC.

World Health Organization (WHO). 2018.Family planning/Contraception.Diakses


dari https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/family-planning-
contraception tanggal 5 februari 2020

World Health Organization (WHO). 2018.World Health Statictics 2017: Monitoring


Health for the SDGs (Sustainable Development Goals). France: WHO

Yuhedi & Titik Kurniawati. 2019. Buku Ajar Kependudukan & Pelayanan KB.
Jakarta: EGC
37

Anda mungkin juga menyukai