Anda di halaman 1dari 19

Pemberdayaa

n
Perempuan
Konsep Pemberdayaan
Menurut Robinson (1994)

• pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan


sosial; suatu pembebasan kemampuan
pribadi,kompetensi, kreatifitas dan kebebasan
bertindak.
Menurut Ife (1995)
• pemberdayaan mengacu pada kata
“empowerment” yang berarti memberi daya,
memberi power (kuasa, kekuatan kepada pihak
yang kurang berdaya.
Menurut Mubyarto (1998) menekankan bahwa pemberdayaan
terkait erat dengan pemberdayaan ekonomi rakyat.
Menurutnya, dalam proses pemberdayaan masyarakat diarahkan
pada :
- pengembangan sumberdaya manusia (di pedesaan)
- penciptaan peluang berusaha yang sesuai dengan keinginan
masyarakat.
- Masyarakat menentukan jenis usahanya sendiri sehingga kondisi
wilayah yang ada pada gilirannya dapat menciptakan lembaga
dan system pelayanan dari, oleh dan untuk masyarakat setempat.
Upaya pemberdayaan masyarakat inilah kemudian yang menjadi
pemberdayaan ekonomi rakyat.
Sebagai strategi pembangunan, pemberdayaan dapat
diartikan sebagai kegiatan yg membantu masyarakat
untuk memperoleh daya guna mengambil keputusan dan
menentukan tindakan yang akan dilakukan, terkait
dengan diri mereka termasuk mengurangi hambatan
pribadi social dalam melakukan tindakan melalui
peningkatan kemampuan dan rasa percaya diriuntuk
menggunakan daya yang dimiliki dengan mentransfer
daya dari lingkungannya.
(payne, 1997: 266 “modern social work theory)
Pemberdayaan perempuan
adalah sebuah usaha untuk dapat mendistribusikan
kemampuan perempuan agar dapat berguna bagi diri sendiri,
orang lain dan lingkungannya.
• Pengertian lainnya adalah upaya pemampuan perempuan untuk
memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya,
ekonomi, politik, sosial, budaya agar perempuan dapat
mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu
berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah
sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri.
• Menurut kementrian pemberdayaan perempuan (2000)
pemberdayaan perempuan adalah usaha sistematis dan
terencana untuk mencapai kesertaan dan keadilan gender
dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
TUJUAN
• Untuk meningkatkan kedudukan dan peran
perempuan diberbagai bidang kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
• meningkatkan peran wanita sebagai pengambil
keputusan dalam mewujudkan kesetaraan dan
keadilan gender.
• Meningkatkan kualitas peran kemandirian organisasi
perempuan
• Untuk mengembangkan usaha pemberdayaan
perempuan, kesejahteraan keluarga dan masyarakat
serta perlindungan anak.
Kekerasan terhadap Perempuan
Kekerasan terhadap perempuan adalah
setiap tindakan yang berakibat
kesengsaraan atau penderitaan-
penderitaan pada perempuan secara
fisik, seksual atau psikologis, termasuk
ancaman tindakan tertentu, pemaksaan
atau perampasan kemerdekaan secara
sewenang-wenang baik yang terjadi di
depan umum atau dalam lingkungan
kehidupan pribadi
Bentuk-Bentuk Kekerasan Terhadap
Perempuan
• Kekerasan seksual
• Kekerasan fisik
• Kekerasan psikologis dan emosional
• Kekerasan terhadap perempuan karena kekuasaan
sosial laki-laki.
• Kekerasan ekonomi
Kekerasan dalam Rumah Tangga
• Kekerasan dalam rumah tangga (disingkat KDRT) adalah
kekerasan yang dilakukan di dalam rumah tangga baik
oleh suami maupun oleh istri.

• Menurut Pasal 1 UU Nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan


Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), KDRT adalah setiap
perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah
tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan
hukum dalam lingkup rumah tangga.
Masalah kekerasan dalam rumah tangga telah
mendapatkan perlindungan hukum dalam Undang-
undang Nomor 23 tahun 2004
a. Bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
rasa aman dan bebas dari segala bentuk kekerasan
sesuai dengan falsafah Pancasila dan Undang-
undang Republik Indonesia tahun 1945.
b. Bahwa segala bentuk kekerasan, terutama
Kekerasan dalam rumah tangga merupakan
pelanggaran hak asasi manusia, dan kejahatan
terhadap martabat kemanusiaan serta bentuk
deskriminasi yang harus dihapus.
c. Bahwa korban kekerasan dalam rumah tangga yang
kebanyakan adalah perempuan, hal itu harus mendapatkan
perlindungan dari Negara dan/atau masyarakat agar terhindar
dan terbebas dari kekerasan atau ancaman kekerasan,
penyiksaan, atau perlakuan yang merendahkan derajat dan
martabat kemanusiaan.

d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai dimaksud dalam


huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu dibentuk Undang-
undang tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga.
Tindak kekerasan yang dilakukan suami terhadap isteri
sebenarnya merupakan unsur yang berat dalam tindak pidana,
dasar hukumnya adalah KUHP (kitab undang-undang hukum
pidana) pasal 356 yang secara garis besar isi pasal yang
berbunyi: “Barang siapa yang melakukan penganiayaan
terhadap ayah, ibu, isteri atau anak diancam hukuman pidana”
Data Masalah Kekerasan Perempuan di
Kabupaten Magelang
• Data terakhir pada kabupaten Magelang yang telah didapatkan adalah data yang
memasuki tahun 2012, pada sudah ada 31 kasus kekerasan terhadap perempuan
yang masuk ke Sahabat Perempuan.
(Sahabat Perempuan merupakan suatu lembaga swadaya masyarakat di kabupaten
Magelang yang didirikan untuk misi menghapuskan segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan dan anak-anak)
• dengan rincian 64% kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), 29% kasus
Kekerasan Seksual Anak (KSA), dan sisanya adalah kasus Pelecehan Seksual (Pelsek)
dan trafficking.
• Sedangkan kasus yang berasal dari Layanan Terpadu termasuk di dalamnya dari
Polres Kab. Magelang ada 21 % kasus KDRT, 71% kasus KSA, sisanya perkosaan.
Sementara itu dari RSUD Kabupaten Magelang tercatat ada 71,5% kasus KDRT, dan
28,5% kasus KSA. Dari data kasus di atas, dapat dibandingkan bahwa dari ketiga
sumber data baik kasus dari Sahabat Perempuan, Polres Kabupaten Magelang,
maupun RSUD Kabupaten Magelang memiliki perbedaan dalam jumlah kasus tiap
masing-masing kasusnya.
• Dari kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang
masuk ke Sahabat Perempuan 10 kasus berasal dari 10
kecamatan yang ada di Kabupaten Magelang, diantaranya
Kecamatan Mungkid, Sawangan, Mertoyudan, Grabag, dan
Dukun.
• Kasus KDRT paling banyak berasal dari Kecamatan Muntilan,
dengan latar belakang korban beraneka ragam dari mulai
petani, Ibu Rumah Tangga (IRT), swasta, buruh dll, namun
yang paling dominan adalah KDRT, dengan usia berkisar dari
25-40 tahun sebanyak 34%.
• Dari faktor pendidikan, korban didominasi oleh lulusan SLTA
sebanyak 63%. Sedangkan dilihat dari latar belakang pelaku,
secara pendidikan rata-rata lulusan SLTA, pekerjaan
didominasi oleh swasta , dengan usia berkisar dari 25-40
tahun.
Lembaga Sahabat Perempuan
• Sahabat Perempuan ini merupakan organisasi non-pemerintah
pertama di Kabupaten Magelang dan merupakan badan otonom
yang bersifat independen dan nirlaba.
• Sahabat Perempuan mempunyai misi menghapuskan segala
bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak.
• Sahabat Perempuan didirikan pada tanggal 17 Maret 2000.
• Lembaga yang berdiri atas prakarsa dari beberapa aktivis
perempuan yang memiliki kepedulian dan keberpihakan pada isu
seputar hak-hak perempuan ini akan terus-menerus membangun
nilai dan pola perilaku untuk merubah cara pandang masyarakat
terhadap korban dan pelaku kekerasan yang pada akhirnya dapat
menghapus tindak kekerasan terhadap perempuan
Tujuan Sahabat Perempuan
Memberikan pendampingan bagi perempuan korban
kekerasan dan ketidakadilan gender. Pendampingan
tersebut berupa pendampingan penuh saat
konsultasi, pemberian solusi-solusi untuk
permasalahan survivor. Survivor Sahabat Perempuan
yang dimaksud adalah perempuan maupun anak-
anak korban kekerasan yang ditangani, dibantu dan
diberdayakan oleh Sahabat Perempuan untuk
penyelesaian permasalahan yang dihadapinya.
Langkah-langkah Pemberdayaan Perempuan Korban
Kekerasan
• Pendampingan hukum, yakni pendampingan untuk
memberikan bantuan kepada perempuan dan anak korban
kekerasan untuk mendapatkan hak-haknya di dalam hukum
Negara
• Pendampingan psikologi, yakni melalui konseling yang
membantu survivor untuk sanggup melewati masa kritis dan
mampu mengambil keputusan-keputusan yang tepat
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan mereka sendiri.
• Pendampingan sosial, yakni pendampingan dengan terus
membangkitkan jiwa survivor agar dapat bangkit dari
keterpurukannya, memberikan semangat agar survivor dapat
kembali bermasyarakat.
• Pendampingan keagamaan, yakni pendampingan yang
diberikan agar para perempuan mengetahui hak-hak
perempuan dari keyakinan agama yang dianut masing-
masing survivor.
• Pemulihan trauma melalui seni, yakni Sahabat
Perempuan memanfaatkan seni untuk terapi
penyembuhan trauma (trauma healing)bagi survivor yang
membtuhkan.
• Perpustakaan, yakni untuk menambah pengetahuan
survivor maupun masyarakat sekitar.
• Penguatan ekonomi, yakni dengan pelatihan-pelatihan
seperti pelatihan membuat handycraf dan pelatihan
kewirausahaan dengan memberikan pinjaman uang tanpa
bungan dan tanpa jaminan.
Kesimpulan
• Sahabat Perempuan merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat yang
bertujuan membantu dan memberdayakan perempuan dan anak yang
mengalami kekerasan di Kabupaten Magelang
• Mewujudkan pemberdayaan perempuan yg telah dilakukan Sahabat
Perempuan dengan segala pendampingan, penguatan dan pemberdayaan
bagi kaum perempuan dan anak
• Konsep pemberdayaan menurut Sahabat Perempuan adalah suatu proses
dimana orang dikatakan dari tidak paham menjadi paham akan sesuatu,
dan dengan pemahamannya itu orang tersebut dapat
mengimplementasikannya dalam suatu tindakan.
• Pengaruh pemberdayaan yang dilakukan Sahabat Perempuan terhadap
survivor adalah survivor menjadi tahu dan paham akan hak-haknya ,
survivor mendapat penguatan mental dan spiritual untuk dapat mengambil
keputusan-keputusan dalam hidupnya, trauma yang diderita survivor dapat
pulih dengan terapi melalui media seni, survivor termotivasi untuk mandiri,
dan survivor dapat menjadi motivator untuk perempuan lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai