B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam
penulisan ini diajukan pertanyaan sebagai berikut: Pertama, apa
definisi kekerasan terhadap perempuan? Kedua, bagaimana
upaya Penerapan Peraturan Daerah Kalimantan Barat Nomor 3
Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan
dari Tindak Kekerasan?
II.PEMBAHASAN
A. DEFINISI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN
1
Fathul Djannah, “Kekerasan terhadap Istri”, Yogyakarta: LKIS, (2002), h. 1.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kekerasan
didefinisikan sebagai perihal yang (bersifat, berciri) keras.
2
Carwoto, “Mengungkap dan Mengeliminiasi Kekerasan terhadap Isteri dalam Penggugat,
Yogyakarta: Harmoni, Rifka Anisa. (2000), h. 85
3
Tri Wahyu Widiastuti, “Perlindungan Bagi Wanita Terhadap Tindak Kekerasan”, volume VII,
Jurnal Wacana Hukum, (2008), h. 32
Pasal 89 KUHP yang menyatakan “membuat orang pingsan atau
tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan”.
Deklarasi Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan, pada
Pasal 1 mengenai apa yang di maksud dengan “kekerasan
terhadap perempuan” yaitu setiap tindakan berdasarkan
perbedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin berakibat
kesengsaraan atau penderitaan perempuan secara fisik, seksual
atau psikologis, termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan
atau perampasan kemerdekaan secara sewenang-wenang, baik
yang terjadi di depan umum maupun dalam kehidupan pribadi.
4
Herbert L. Packer, “ ,
(1968), h. 362.
moral, dalam hal ini Barda Nawawi Arief, mengajukan pendapat
Alf Ross bahwa pencelaan (moral) pada hakekatnya merupakan
suatu bentuk reaksi yang berhubungan dengan tingkah laku
yang mempunyai fungsi mempengaruhi tingkah laku atau
mempunyai fungsi pencegahan.1
5
Lihat Pasal 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
Ruang lingkup Penyelenggaraan Perlindungan Perempuan
korban kekerasan meliputi :
a. Pencegahan;
b. Pelayanan/penanganan; dan
c. Pemberdayaan.
6Moenir, “Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia”, Jakarta: Bumi Aksara, (2005), h. 35.
dapat diartikan bahwa penanganan ialah menyatakan sebuah
tindakan yang dilakukan dalam melakukan sesuatu, sedangkan
pelayanan ialah proses dari menyediakan sebuah usaha untuk
memenuhi kebutuhan seseorang melalui aktivitas yang
dilakukan.
III. KESIMPULAN
Kekerasan terhadap perempuan merupakan kekerasan yang
dilakukan oleh laki-laki yang bersifat keras kepada perempuan. Pada
intinya kekerasan terhadap perempuan pastinya akan berakibat
pada fisik maupun psikologis korban (perempuan) itu tersendiri.
Adapun upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kalimantan
Barat terhadap korban kekerasan yang terjadi pada perempuan itu
tertuang dalam Pasal 4 Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Barat
Nomor 03 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Perlindungan
Perempuan dari Tindak Kekerasan ada tiga, yaitu pencegahan yang
dilakukan salah satunya dengan cara membentuk sistem
pencegahan kekerasan, pelayanan atau penanganan dengan cara
penanganan pengaduan dan pelayanan rehabilitasi kesehatan
ataupun medis, dan pemberdayaan yang dilakukan dengan cara
dengan membentuk komunitas perempuan korban kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Said, Ali dkk., 2017, Mengakhiri Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak Di
Indonesia. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak.