Disusun oleh:
RENALDI
HIKMIN HAMRI RAJAB
MIFTAHUL UTAMI
RISNAWATI
DOSEN PEMBIMBING
BAB 1
PENDAHULUAN
keras.
etika atau moral secara umum bersumber pada kesadaran dalam diri
setiap orang.1
______________
1
Yesmil dan Adang, 2008, Pengantar Sosiologi Hukum, Grasindo, Jakarta, hlm 45
atau membedakan jenis kelamin. Kekerasan terhadap perempuan
kejam yang dialami oleh perempuan. Oleh karna itu tidak salah apabila
pidana kekerasan.
______________
2
Soeroso, MH., Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam Perspektif Yuridis-Viktimologis, Sinar Grafika,
Jakarta, hlm 10
dapat dilihat dari ditetapkan hukum internasional yang menyangkut
a) Viena Declaration
Women (1979)
lepas dari adanya interaksi antar individu yang satu dengan individu
pihak. Hal tersebut pada saat ini sering disebut sebagai tindak pidana.
______________
3
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Alinea ke 4
4
Sutandyo Wignyosubroto, 2002, Hukum Paradigma Metode dan Dinamika Masalanya, Elsan dan
Huma, Surabaya, hlm 393.
disemua Negara. Baik bentuk kekerasan tersebut bermacam-macam
tidur” yang sangat pribadi yang tidak boleh diketahui oleh orang banyak
______________
5
Ester Linawati, 2009, Tiada Keadilan Tampa Kepedulian KDRT, Perspektif Psikologi Feminis,
Paradigm Indonesia, Yogyakarta, hlm 54
4. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1984 Tentang Pengesahan
Konvensi Penghapusan Segala bentuk Diskriminasi Terhadap
Wanita
korban tidak mau atau malu melaporkan tindak pidana kekerasan yang
karena tidak adanya tindakan dan sanksi yang tegas dari penegak
hukum dan masyarakat setempat kepada pelaku, maka dalam hal ini
______________
6
Munir Fuady, 2003, Aliran Hukum Kritis, Paradigma Ketidakberdayaan Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hlm 39.
pelanggaran hak-hak asasi, kebebasan fundamental perempuan.
______________
7
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Pasal 28
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
______________
8
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, Pasal 28H Ayat 2.
Hukum Acara Pidana, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
martabat kemanusiaan.
dicapai menjadi jelas, terarah serta mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Victimologi
a. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya Tindak Pidana
Victimologi
Tangga.
b. Kegunaan Penelitian
hukum.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
rumah tangga.
sebagai berikut:
berada pada posisi yang fluktuatif/tidak selalu berada pada garis linear
setua dengan umur perkawinan itu sendiri. Hanya saja secara formal baru
faktor-faktor:
Cemburu yang terkait dengan relasi lawan jenis baik pada tempat kerja
MIRAS(MINUMAN KERAS)
B. LANDASAN TEORI
A.KAJIAN PUSTAKA
mengenai kekurangan atau kelebihan yang sudah ada. Selain itu, peneliti
ilmiah.
baik dalam penyelesaian kasus seperti KDRT yang di lihat dari perspektif
undang-undang.
METODE PENELITIAN