Anda di halaman 1dari 20

Paper Promosi Kesehatan

Konsep Promosi Kesehatan


Disusun Oleh Kelompok 2 :

Euis Sumiyati ( 21.15201.080 )

Intan Purnomo Wulan ( 21.15201.079 )

Neng Hasanah ( 21.15201.081 )

Siti Wahyuni ( 21.15201.072 )

1
Paper Promosi Kesehatan

VISI

“Menghasilkan Lulusan Bidan yang berkarakter islami, Inovatif serta Unggul dalam Upaya
Promotif dan Mampu Memberikan Asuhan Persalinan secara Gentle Birth pada Tahun 2025”

MISI

1. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran berdasarkan pada kurikulum perguruan tinggi


melalui strategi pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan terkini kebidanan
berdasarkan Etik Keprofesian dan nilai-nilai Islam.
2. Memajukan Program Studi Profesi Bidan sebagai institusi akademik dan profesi yang
unggul di tingkat lokal, regional dan nasional.
3. Meningkatkan kompetensi lulusan dalam pengaplikasian inovasi pelayanan kebidanan,
upaya promotif dan asuhan persalinan secara gentle birth berlandaskan nilai-nilai islami.
4. Melakukan penelitian, pengkajian dan pengembangan keilmuan tentang metode gentle
birth yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi di masyarakat.
5. Menyelenggarakan dan mengembangkan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan
hasil penelitian yang tepat guna dalam pelayanan dan pemberdayaan masyarakat.

2
Paper Promosi Kesehatan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan nikmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan paper Promosi Kesehatan. Paper ini membahas tentang
Konsep Promosi Kesehatan
Dengan disusunnya paper ini diharapkan menjadi bahan kajian dalam pembelajaran mata
kuliah Promosi Kesehatan sehingga pembelajaran menjadi lebih terstuktur dan dinamis dan
memudahkan mahasiswa dalam memahami topik pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan demi
kesempurnaan paper ini.
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan paper ini, penulis
banyak mengucapkan banyak terimakasih. Semoga modul ini dapat bermanfaat.

Penulis

3
Paper Promosi Kesehatan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..…...3

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..…..4

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….…..….5

A. Latar Belakang………………………………………………………………...…5

B. Tujuan………………………………………………………………………...….5

BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………...…6

A. Lingkup Promosi Kesehatan dan Praktek Kebidanan Menurut Sasarannya…......6

B. Upaya Promosi Kesehatan……………………………………………………....11

C. Upaya Kesehatan dalam Pelayanan Kebidanan……………………………........12

D. Prinsip Promosi Kesehatan……………………………………………….……..14

JURNAL PENELITIAN TERKAIT……………………………………………....16

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………17

A. Kesimpulan………………………………………………………………………17

B. Saran……………………………………………………………………………..17

4
Paper Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu faktor untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah kualitas sumber daya manusia yang
mampu melaksanakan dan memberikan pelayanan yang bermutu serta
professional sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang berlaku. Dalam
standar pelayanan kesehatan pertama terdapat persiapan untuk kehidupan
keluarga sehat yang bertujuan memberikan promosi kesehatan (pendidikan
kesehatan) yang tepat.
Menurut WHO (dalam Fitriani, 2011), promosi kesehatan sebagai “The
process of enabling individuals and communities to increases control over the
determinants of health and there by improve their health” (proses yang
mengupayakan individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka
mengendalikan faktor kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatannya).
Promosi kesehatan adalah suatu proses yang memungkinkan individu untuk
meningkatkan derajat kesehatannya. Termasuk didalamnya adalah sehat secara
fisik, mental dan sosial sehingga individu atau masyarakat dapat merealisasikan
cita-citanya, mencukupi kebutuhan-kebutuhannya, serta mengubah atau mengatasi
lingkungannya. Kesehatan adalah sumber daya kehidupan bukan hanya objek untuk
hidup. Kesehatan adalah suatu konsep yang positif yang tidak dapat dilepaskan dari
social dan kekuatan personal. Jadi promosi kesehatan tidak hanya
bertanggungjawab pada sektor kesehatan saja, melainkan juga gaya hidup untuk
lebih sehat.
Upaya promosi kesehatan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena
itu, promosi kesehatan perlu didukung oleh semua pihak yang berkepentingan.
Rancangan program promosi kesehatan yang dilaksanakan oleh bidan melalui
program kemitraan pelayanan persalinan terpadu. Program ini diharapkan dapat
membantu peningkatan upaya keselamatan ibu dengan menjalin
kemitraan lintas sektoral yang terkait. Bentuk kemitraan terdiri atas kemitraan

5
Paper Promosi Kesehatan

dengan masyarakat, dukun bayi, organisasi IBI, dan dengan penentu kebijakan
(pemerintah atau tokoh masyarakat) dalam mendukung pelayanan kesehatan
reproduksi kemitraan mengandung arti saling bertukar pengetahuan, sumber daya,
dan komitmen untuk mencapai tujuan bersama. Pada hakikatnya adalah
upaya intervensi yang ditunjukkan pada faktor perilaku. Pendidikan dan
perilaku kesehatan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Perilaku
merupakan determinan kesehatan, sedangkan pendidikan (promosi kesehatan)
adalah bentuk intervensi terhadap perilaku.

B. Tujuan
a. Mampu menjelaskan tentang lingkup promosi kesehatan dan praktek kebidanan
menurut sasarannya
b. Mampu menjelaskan upaya promosi kesehatan
c. Mampu menjelaskan upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif
d. Mampu menjelaskan prinsip promosi kesehatan

6
Paper Promosi Kesehatan

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Lingkup Promosi Kesehatan dan Praktek Kebidanan Menurut Sasarannya

Lingkup promosi kesehatan dalam pelayanan kebidanan meliputi sasaran


bayi, anak balita, remaja, PUS/WUS, ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,
klimakterium / menopause. (Hikmawati, 2011)
1. Masa Bayi (neonatus)
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi.
Tiga faktor yang mempengaruhi fungsi dan proses vital neonatus yaitu
maturasi, adaptasi, dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses
persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas bayi.
Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang paling dramatik dan cepat
berlangsung adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi, kemampuan
menghasilkan sumber glukosa.
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan pada sasaran bayi antara lain:
• Memberikan imunisasi untuk melindungi anak terhadap beberapa
penyakit yang berbahaya.
• Periksa dan timbang bayi secara teratur di posyandu untuk mengetahui
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
• Berikan ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Setelah 6 bulan diberikan
makanan lain yang sesuai dengan kebutuhan untuk menjamin
kesehatannya, pertumbuhan, perkembangan, dan kecerdasan, dan
pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
• Anjurkan perawatan tali pusat dengan membungkus kasa steril kering, dan
dijaga agar selalu bersih dan kering.
• Jaga bayi dalam keadaan bersih hangat dan kering dengan mengganti
popok dan selimut sesuai dengan keperluan.

6
Paper Promosi Kesehatan

• Awasi masalah kesulitan pada bayi dan jaga keamanan bayi terhadap
trauma, penyakit atau infeksi, dan segera ukur suhu tubuh bila tampak
sakit atau menyusu kurang baik.

2. Anak Balita (Bawah Lima Tahun)


Anak Balita sebagai masa emas atau “Golden Age” yaitu insan manusia
yang berusia 0-6 tahun sesuai UU No 20 Tahun 2003, meskipun sebagian
pakar menyebut anak balita adalah anak dalam rentang usia 0-8 tahun. Balita
merupakan kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan yang bersifat unik, artinya memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasar), kecerdasan
(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual),
sosioemosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi yang
khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang sedang
dilalui anak tersebut.
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan pada sasaran anak balita antara
lain:
• Memberikan informasi tentang imunisasi pada ibu-ibu yang memiliki
bayi, informasi tersebut meliputi manfaat, efek samping, jenis-jenis
imunisasi, dan akibat jika tidak dilakukan imunisasi pada bayi
• Melakukan penyuluhan untuk memberikan informasi tentang
pemantauan tumbuh kembang balita
• Berikan makanan seimbang sesuai dengan perkembangan umurnya

3. Remaja
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan pada sasaran remaja antara lain:
• Menjalin hubungan yang dekat dengan teman sebaya pria dan wanita
• Belajar ilmu seksologi yang benar dengan orang-orang yang memahami
betul agar tidak terjerumus dalam seks bebas
• Menjaga kesehatan fisik dan rohani dengan baik

7
Paper Promosi Kesehatan

4. Ibu Hamil
Kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan pada sasaran ibu hamil antara
lain:
• Penyuluhan tentang kesehatan ibu hamil
• Penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil karena selama kehamilan, ibu
mengalami peningkatan kebutuhan gizi dan ibu harus memenuhi gizi
tersebut
• Pemberian informasi tentang tanda bahaya dalam kehamilan pada ibu
hamil agar ibu hamil segera memeriksakan diri jika mengalami salah satu
tanda tersebut
• Informasi tentang perawatan payudara pada ibu hamil sebagai persiapan
untuk masa laktasi nantinya
• Informasi tentang persalinan dan kebutuhan selama persalinan

5. Ibu Nifas
Upaya – upaya promosi kesehatan pada ibu nifas antara lain:
• Kebersihan diri
a) Jaga kebersihan alat genetalia dengan mencucinya menggunakan
sabun dan air, keringkan daerah vulva sampai anus sebelum memakai
pembalut wanita, dan gantilah pembalut minimal 3 kali sehari.
b) Pakailah pakaian yang longgar, kering dan mudah menyerap keringat.
c) Jaga kebersihan rambut dan mencucinya dengan conditioner
menggunakan sisir yang lembut, karena ibu nifas biasanya
mengalami gangguan kerontokan rambut akibat perubahan hormone
d) Jaga kebersihan kulit dengan mandi lebih sering dan menjaga kulit
agar tetap dalam keadaan kering.
• Mobilisasi
Lakukan mobilisasi sedini mungkin, paling tidak dua jam setelah
persalinan, terutama bagi persalinan normal, berguna untuk memperlancar
sirkulasi darah dan mengeluarkan cairan vagina (lochea) sedangkan bagi
yang mengalami komplikasi persalinan mobilisasi disesuaikan.Ketika
buang air kecil, pengeluaran urin meningkat pada 24-48 jam pertama
sampai sekitar hari ke- 5 setelah melahirkan, hal ini dikarenakan volume

8
Paper Promosi Kesehatan

darah ekstra yang dibutuhkan waktu hamil tidak diperlukan lagi setelah
persalinan.
Promosi kesehatan yang dilakukan antara lain:
a) Belajar berkemih spontan segera setelah melahirkan
b) Tidak menahan BAK ketika terasa sakit pada jahitan
• Konstipasi (sulit buang air besar)
Konstipasi terjadi pada ibu yang melahirkan, hal ini dikarenakan
adanya rasa sakit, takut jahitan robek, atau hemoroid.
Promosi kesehatan yang dilakukan antara lain:
a) Mobilisasi dini
b) Konsumsi makanan kaya serat
c) Cukup minum
d) Menggunakan pencahar jika sampai hari ketiga belum bisa buang air
besar
• Anjurkan istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
• Lakukan senam nifas untuk memperlancar sirkulasi darah dan membantu
memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar panggul.
• Anjurkan makanan dengan menu gizi seimbang, perbanyak konsumsi air
minum dan tablet zat besi minimal selama 40 hari pasca melahirkan.
• Perawatan payudara
Anjurkan menjaga kebersihan payudara, terutama bagian puting,
ajarkan teknik-teknik perawatan payudara apabila terjadi gangguan pada
payudara, seperti puting lecet dan pembengkakan payudara. Gunakan BH
yang menyokong payudara
• Ajarkan teknik menyusui yang benar, dan berikan ASI kepada bayi
sesering mungkin (sesuai kebutuhan tanpa terjadwal).
• Anjurkan bahwa setelah melewati masa nifas, aman untuk memulai
hubungan suami istri, dan kerjasama dengan pasangan dalam merawat dan
memberikan kasih sayang kepada bayinya sangat dianjurkan untuk
menjaga keharmonisan rumah tangga.

9
Paper Promosi Kesehatan

6. Ibu menyusui
Kegiatan promosi kesehatan bagi ibu menyusui antara lain:
• Konsumsi tambahan kalori 500 kalori per hari
• Makan dengan gizi seimbang
• Banyak istirahat, dan hindari stress, agar tidak mengganggu produksi ASI.

7. PUS/WUS Pasangan Usia Subur (PUS) dan Wanita Usia Subur (WUS)
Masa ini merupakan masa yang terpenting bagi wanita dan berlangsung
kira-kira 33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat
genitalia bermakna untuk memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi
ovulasi kurang lebih 450 kal, dan selama masa ini wanita berdarah selama
1800 hari, dan akan terjadi penurunan fertilitas setelah umur 40 tahun.
Promosi kesehatan yang dilakukan pada golongan ini antara lain:
• Memberikan penyuluhan tentang kontrasepsi
• Merencanakan keluarga berencana dan memilih alat kontrasepsi yang
tepat.
• Pemeriksaan kesehatan reproduksi pada usia pranikah untuk mengetahui
keadaan organ reproduksinya

8. Klimakterium dan Menopause


Klimakterium merupakan masa peralihan yang normal, yang
berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Klimakterium
berlangsung kira-kira 6 tahun sebelum menopaus berdasarkan keadaan
endokrinologi (kadar estrogen turun dan hormon gonadotropin meningkat),
dan berakhir 6 tahun sesudah menopaus, sehingga lamanya klimakterium
kurang lebih 12 tahun. Menopause adalah tidak terjadinya periode menstruasi
selama 12 bulan akibat dari tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi
menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan
periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid). Menopause adalah bagian
dari periode transisi perubahan masa reproduktif kemasa tidak reproduktif.
Usia rata-rata menopause berkisar 43-57 tahun namun tidak ada cara yang
pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa
menopause. Selain itu, faktor keturunan juga berperan disini, seorang wanita
akan mengalami menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.

10
Paper Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan yang dilakukan pada golongan ini antara lain:


• Informasi tentang diet yang tepat pada masa lansia
• Informasi tentang menopause pada lansia
• Informasi tentang pentingnya olahraga dan istirahat yang cukup pada
masa lansia

B. Upaya Promosi Kesehatan


Promosi kesehatan merupakan tahapan yang pertama dan utama pada
pencegahan penyakit. Pada promosi kesehatan dibutuhkan penyamaan persepsi
bahwa promosi kesehatan merupakan proses yang memberikan informasi
kesehatan pada masyarakat agar masyarakat mau dan mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatannya. Kegiatan atau usaha Promosi Kesehatan diantaranya
seperti pendidikan kesehatan meliputi peningkatan gizi, kebiasaan hidup, seksual.
Perbaikan sanitasi lingkungan seperti penyediaan air rumah tangga, perbaikan
pembuangan sampah, pembuangan kotoran, pembuangan air limbah, hygiene
perorangan, rekreasi, perisapan memasuki kehidupan pra nikah dan menopause.
Contoh promosi kesehatan antara lain: ¬ Penyediaan makanan yang sehat dan
berkecukupan baik dari segi kualitas maupun kuantitas ¬ Perbaikan hygiene dan
sanitasi lingkungan ¬ Pendidikan kesehatan pada masyarakat ¬ Olahraga secara
teratur sesuai kemampuan individu ¬ Kesempatan memperoleh hiburan untuk
perkembangan mental dan sosial ¬ Nasihat perkawinan dan pendidikan seks yang
bertanggung jawab.

C. Upaya kesehatan dalam pelayanan kebidanan


Kesehatan merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat
kemampuan melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila
masyarakat baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehatnya. Kemandirian masyarakat
diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatannya dan menjalankan upaya
pecahannya sendiri adalah kelangsungan pembangunan. GBHN
mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem kesehatan nasional
yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.

11
Paper Promosi Kesehatan

Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan terus menerus untuk


menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan. Kegiatan
pembinaan yang dilakukan oleh Bidan sendiri antara lain mempromosikan
keehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan
kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga
berencana meningkat,. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan,
secara garis besar terdapat dua jenis pelayanan kesehatan, yaitu:
1. Pelayanan preventif dan promotif
Adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang sehat, agar kelompok
ini tetap sehat dan bahkan meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya
pelayanan ini dilakukan oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.
2. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif
Adalah pelayanan kesehatan masyarakat yang sakit, agar kelompok ini
sembuh dari sakit dan menjadi pulih kesehatannya. Pada prinsipnya
pelayanan jenis ini dilakukan kelompok profesi kedokteran.

Maka berdasarkan jenis aspek pelayanan kesehatan ini, promosi kesehatan


mencakup 4 pelayanan, yaitu:
1. Upaya promotif
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan
status/derajat kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang
sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu
meningkatkan kesehatannya.
Contoh:
Memberikan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif
pada Ibu yang baru melahirkan. Bidan dapat memberikan informasi
tersebut kepada ibu, ayah atau keluarga bayi mengenai pentingnya ASI.
Pemberian ASI harus dianjurkan kepada setiap ibu karena ASI yang
pertama (kolostrum) mengandung zat anti bodi yang dapat mencegah
infeksi pada bayi. Bayi yang minum ASI jarang mengalami gastroenteritis,
lemak, dan protein ASI mudah dicerna, dapat mengeratkan hubungan ibu
dan bayi serta ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik, suci hama,
segar murah tersedia setiap waktu. Dengan alasan-alasan yang diberikan

12
Paper Promosi Kesehatan

oleh bidan melalui promosi kesehatan, diharapkan ibu bersedia melakukan


anjuran yang diberikan oleh bidan.

2. Upaya preventif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya
penyakit. Bentuk kegiatannya adalah imunisasi,pemeriksaan antenatal care,
perinatal, dan neonatal. Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah
kelompok masyarakat yang berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok
ibu hamil dan menyusui, BBL, para perokok, obesitas (orang-orang
kegemukan), para pekerja seks (wanita atau pria), dsb. Tujuan upaya
promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit
atau terkena penyakit (primary preventation).
Contoh:
Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir, salah satunya yakni vaksin
Hepatitis B. Pemberian ini bertujuan untuk mencegah infeksi virus hepatitis
B yang dapat penyakit serosis bahkan kanker hati. Kegiatan ini sebaiknya
harus dilakukan sedini mungkin pada BBL.

3. Upaya kuratif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk mencegah penyakit menjadi lebih
parah melalui pengobatan. Sasarannya adalah kelompok orang sakit
(pasien) terutama penyakit kronis seperti asma, DM, TBC, rematik,
hipertensi, dan sebagainya. Tujuannya kelompok ini mampu mencegah
penyakit tersebut tidak lebih parah (secondary prevention). Bentuk
kegiatannya adalah pengobatan.
Contoh:
Pengobatan terapi insulin pada penderita diabetes serta melakukan
pengontrolan menu makanan (diet). Penatalaksanaan pengobatan dan
penanganan difokuskan pada gaya hidup dan aktivitas fisik. Dalam hal ini,
pengontrolan nilai kadar gula dalam darah menjadi kunci program
pengobatan, yaitu dengan mengurangi berat badan, diet, dan berolahraga.

13
Paper Promosi Kesehatan

4. Upaya rehabilitatif
Adalah upaya promosi kesehatan untuk memeliharadan memulihkan
kondisi/mencegah kecacatan. Sasarannya adalah kelompok orang yang
baru sembuh dari penyakit. Tujuannya adalah pemulihan dan pencegahan
kecacatan (tertiary preventation).
Contoh:
Pemberian penyuluhan/pendidikan pada pasien penderita kanker agar
senantiasa menjaga kesehatannya, baik dengan rutin menjalani terapi
pengobatan dan budaya hidup sehat, agar bisa menurunkan kondisi sakit
dan mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki. Selain itu, juga bisa
membentuk kegiatan/lembaga sosial bagi para penderita kanker agar bisa
mengoptimalkan kemampuan penderita kanker sekaligus memberikan
dorongan dan motivasi untuk tetap bertahan bagi mereka

D. Prinsip promosi kesehatan


Interaksi petugas kesehatan dan klien merupakan hubungan khusus yang
ditandai dengan adanya saling berbagi pengalaman, serta memberi sokongan
dan negosiasi saat memberikan pelayanan kesehatan. Pembelajaran yang efektif
terjadi ketika klien dan petugas kesehatan sama-sama berpartisipasi dalam
Proses Belajar Mengajar yang terjadi. Agar hubungan pembelajaran memiliki
kualitas positif, baik secara individual, kelompok maupun masyarakat,
hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Berfokus pada Klien
Klien mempunyai nilai, keyakinan, kemampuan kognitif dan gaya
belajar yang unik, yang dapat berpengaruh terhadap pembelajaran. Klien
dianjurkan untuk mengekspresikan perasaan dan pengalamannya kepada
petugas kesehatan, sehingga lebih mengerti tentang keunikan klien dan
dalam memberikan pelayanan dapat memenuhi kebutuhan klien secara
individual.
2. Bersifat menyeluruh dan utuh (holistik)
Dalam memberikan promosi kesehatan harus dipertimbangkan klien
secara keseluruhan, tidak hanya berfokus pada muatan spesifik.

14
Paper Promosi Kesehatan

3. Negosiasi
Petugas kesehatan dan klien bersama-sama menentukan apa yang
telah diketahui dan apa yang penting untuk diketahui. Jika sudah
ditentukan, buat perencanaan yang dikembangkan berdasarkan masukan
tersebut. Jangan memutuskan sebelah pihak.
4. Interaktif Kegiatan
Dalam promosi kesehatan ada suatu proses dinamis dan interaktif
yang melibatkan partisipasi petugas kesehatan dan klien. Keduanya saling
belajar. Untuk itu, maka perlu diperhatikan dan dipelajari pula.

Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang
lingkup promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di
keluarga, fasilitas layanan kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.

15
Paper Promosi Kesehatan

JURNAL PENELITIAN TERKAIT

No Nama Penulis/ Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Dewi, R.K / 2016 Identifikasi Pelayanan Hasil penelitian


Promotif pada Fasilitas menunjukkan sebagian
Kesehatan Tingkat Pertama besar belum melakukan
Program Jaminan Kesehatan pelayanan promotif,
Nasional Unsur Input, SDM di
FKTP belum ada yang
memiliki petugas khusus
untuk pelayanan

promotif. Tingkat
pengetahuan seluruh
kepala FKTP memiliki
tingkat pengetahuan
tinggi. Tidak ada FKTP
yang mengalokasikan
biaya untuk pelayanan
promotif. Dana yang
digunakan untuk
pelayanan prolanis
berasal dari dana klaim ke
pihak BPJS. Sebagian
besar sasaran FKTP yaitu
individu dan kelompok
dengan menggunakan
metode konseling dan
ceramah serta mayoritas
menggunakan media
cetak yaitu leaflet.
Sedangkan Tempat
pelayanan promotif
dilaksanakan di dalam

16
Paper Promosi Kesehatan

gedung institusi (FKTP).


Sebagian besar belum
melakukan unsur proses.

2 Audina, W. S & Hubungan Promosi Berdasarkan hasil


Astarie, A.D / 2017 Kesehatan Lingkungan dan penelitian tentang
Peran Bidan terhadap “Hubungan promosi
Perilaku Penggunaan Alat kesehatan lingkungan dan
Kontrasepsi Dalam Rahim peran bidan terhadap
(AKDR) perilaku penggunaan Alat

Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) di

Puskesmas Perumnas I
Pontianak Kalimantan

Barat Tahun 2017” dapat


disimpulkan sebagai
berikut : ada hubungan
antara promosi kesehatan
terhadap perilaku
penggunaan AKDR (P-
value= 0,004), ada
hubungan antara

lingkungan dengan
perilaku penggunaan

AKDR (P-value= 0,001),


ada hubungan antara
peran bidan terhadap
perilaku penggunaan
AKDR (P-Value=0,001).

17
Paper Promosi Kesehatan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan merupakan tahapan yang pertama dan utama pada
pencegahan penyakit. Pada promosi kesehatan dibutuhkan penyamaan persepsi
bahwa promosi kesehatan merupakan proses yang memberikan informasi kesehatan
pada masyarakat agar masyarakat mau dan mampu memelihara dan meningkatkan
kesehatannya.
Promosi kesehatan adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mau berperilaku yang
kondusdif untuk hidup sehat. Dengan pendekatan promosi kesehatan pada
hakekatnya merupakan upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku, apabila
lingkungan baik dan sikap masyarakat positif maka derajat kesehatan masyarakat
tentu akan positif pula, jika dikaitkan dengan pelayanan kebidanan maka jika
perilaku semua ibu didalam masyarakat dapat berperilaku hidup sehat dan positif
maka akan berdampak pada anaknya dan kesehatannya pun akan baik dan dampak
yang diharapkan adalah angka kematian ibu dan angka kematian anak pun menurun.

B. Saran (Rencana Tindak Lanjut)


Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan promosi
kesehatan yang tepat dan sesuai sasaran sehingga tujuan promosi kesehatan dapat
tersampaikan yang nantinya juga akan membantu meningkatkan kesadaran dan
derajat kesehatan masyarakat.

18
Paper Promosi Kesehatan

DAFTAR PUSTAKA

1. Susilowati, Dwi. 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta. Kemenkes


2. Pakpahan, Martina dkk. 2021. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Medan. Yayasan Kita Menulis
3. Rachmawati, Windi Chusniah. 2019. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.
Malang. Wineka Media
4. Dewi, Ratih Kumala. 2016. “Identifikasi Pelayanan Promotif pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama Program Jaminan Kesehatan Nasional”. UNEJ e-
Journal Pustaka Kesehatan Vol 4 No. 2
5. Audina, Wirdia Salsabila & Astarie, Aida Diana. 2017. “Hubungan Promosi
Kesehatan Lingkungan dan Peran Bidan terhadap Perilaku Penggunaan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)”. STIKES Indonesia Maju Vol 07 No. 04

19

Anda mungkin juga menyukai