Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
 

A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang di
hadapi oleh masyarakat kita saat ini .Semakin maju teknologi di bidang
kedokteran ,semakin banyak pula macam penyakit yang mendera masyarakat.
Hal ini tentu saja di pengaruhi oleh faktor tingkah laku manusia itu sendiri.
Semenjak umat manusia menghuni planet bumi ini sebenarnya mereka
sudah seringkali menghadapi masalak kesehatan serta bahaya kematian yang
disebabkan oleh factor lingkungan hidup yang ada disekitar mereka. Kesehatan
merupakan kebutuhan dengan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang

melekat dalam diri setiap insan. Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat,
baik secara individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehatnya.
Kemandirian masyarakat diperlukan untuk mengatasi masalah
kesehatannya dan menjalankan upaya peecahannya sendiri adalah kelangsungan
 pembangunan. GBHN mengamanatkan agar dapat dikembangkan suatu sistem
kesehatan nasional yang semakin mendorong peningkatan peran serta masyarakat.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui,

 bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA
merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis
terkait kehamilan dan persalinan.
Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari,
oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat transportasi/ komunikasi
(telepon genggam,telpon rumah), pendanaan, pendonor darah, pencatatan-
 pemantaun dan informasi KB.Dalam pengertian ini tercakup pula pendidikan
kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat, pemuka masyarakat serta

1
menambah keterampilan para dukun bayiserta pembinaan kesehatan akan di
taman kanak-kanak.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang Pencegahan Primer 
2. Untuk mengetahui tentang Pencegahan sekunder 
3. Untuk mengetahui tentang Pencegahan Tersier 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer 
 juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor risiko. Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase
 pre pathogenesis yaitu pada keadaan dimana proses penyakit belum terjadi atau
 belum mulai.
Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga faktor 
utama untuk terjadinya penyakit, yaitu agent,  host,  dan environment  yang

membentuk konsep  segitiga epidemiologi  selalu akan berinteraksi yang satu


dengan lainya dan selalu merupakan ancaman potensial untuk sewaktu-waktu
mencetuskan terjadinya stimulus yang memicu untuk mulainya terjadinya proses
 penyakit dan masuk kedalam fase  pathogenesis.  Untuk pencegahan primer masalah
sistem reproduksi pada dewasa, antara lain :
1. Pada Pria
a. Promosi Kesehatan
Tingkat pencegahan yang pertama, yaitu promosi kesehatan oleh para ahli
kesehatan di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan, bukan promosi

kesehatan, hal ini dikarenakan makna yang terkandung dalam istilah


 promotion of health disini adalah meningkatkan kesehatan seseorang, yaitu
melalui asupan gizi seimbang, olahraga teratur, dan lain sebagainya agar orang
tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit. Namun demikian, bukan
 berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi
kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tentang promotion of health
menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dan sebagainya
 peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan
kesehatan (health education) kepada individu dan masyarakat. Usaha ini

merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.


Sebagian besar strategi promosi kesehatan termasuk ke dalam pencegahan
 primer. Seperti peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan
kesehatan reproduksi tentang HIV/AIDS; standarisasi nutrisi; menghindari

seks bebas dan sebagainya. Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi;


kebersihan pribadi; atau pemakaian kondom.
Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian
dari Promosi Kesehatan, usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan
diantaranya :
1) Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitas
a) Asupan makanan yang dimakan
 b) Pengawasan terhadap makanan yang dimakan
2) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan

3) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara lain


 pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan Keluarga Berencana
4) Pendidikan kesehatan pada masyarakat diantaranya :
a) Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui
 b) Konseling mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi
 b. Spesific Protection
Di bawah ini merupakan pencegahan primer (specific protection) secara
umum yang dapat dilakukan pria, untuk mencegah terjadinya masalah
dalam sistem reproduksi.

a) Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar kelainan


dapat segera ditangani lebih awal.
 b) Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan
tidak menggunakan pakaian teralu ketat sehingga testis tidak kepanasan.
c) Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur yang
sejuk diperlukan untuk perkembangan sperma.
d) Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan
 bergizi, cukup olahraga, menghindari penyakit menular seksual, dan
menciptakan ketenangan psikis.

e)Menghindari minuman berakohol dan rokok.


2. Pada Wanita
Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah dengan
 promosi kesehatan dan  spesific protection. Pada promosi kesehatan seperti

 peningkatan kesehatan, misalnya dengan pendidikan kesehatan reproduksi


tentang menghindari seks bebas kanker serviks; dan sebagainya. Untuk spesific
 protection, berikut ada penjelasannya
  a. Pencegahan HIV
Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui
hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh
yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran
(periode perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata
dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi

dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian resiko infeksinya secara


umum dapat diabaikan.
Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.
A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan
 pasangannya.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.
 b. Pencegahan Kanker Payudara
Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya

menghindarkan diri dari faktor risiko serta melakukan pola hidup sehat.
Termasuk juga dengan pemeriksaan payudara sendiri alias SADARI.
c. Pencegahan Vulvavaginitis
1). Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering
2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar dengan air 
 bersih (gunakan air mengalir kalau sedang di toilet umum), cara
 pembersihan dengan gerakan dari depan ke belakang
3). Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya terdapat pada
sabun pembersih kewanitaan atau sabun mandi

4). Jangan menggunakan pembalut yang mengandung perfume


5). Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat membersihkannya
d. Pencegahan Gonorrhea
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain

1). Menggunakan kondom saat berhubungan seksual


2). Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki resiko
 penyakit seksual menular ( seperti pekerja seks komersil)
3). Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau pastikan
 patner seksual bebas dari penyakit sebelum berhubungan seksual
e. Pencegahan Sifilis
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat dicegah
dengan cara melakukan hubungan seksual secara aman , misalnya
menggunakan kondom.

f. Pencegahan Herpes Genitalis


Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan yang
untuk mencegah penyakit menular seksual lainnya. Kuncinya adalah
untuk menghindari terinfeksi dengan HSV, yang sangat menular,
pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah
menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual
denagn hanya satu orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat dilakukan antara
lain :
1) Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom lateks selama
setiap kontak seksual

2) Batasi jumlah pasangan seks


3) Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah
genital atau di mana pun
g. Pencegahan Kanker Serviks
1).Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih
dari satu dan berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara
fisik seluruh organ intim dan yang terkait pada wanita baru matang pada
usia 21 tahun.
2).Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan

seksual, dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes
IVA, untuk mendeteksi keberadaanHuman Papilloma Virus (HPV),
yang merupakan biang keladi dari tercetusnya penyakit kanker serviks.
3).Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak 

 perempuan dan laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus


HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV. Vaksin HPV dapat mencegah
infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat diberikan mulaidari usia 9-26
tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan
 biayanya pun terbilang murah.
4). Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup
sehat (berolahraga).

B. Pencegahan sekunder

  Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran


utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang
terancam akan menderita penyakit tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan
sekunder yaitu diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. Adapun beberapa
 pengobatan terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat melalui obat
dan operasi. Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang dilakaukan
 pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk :
1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan
 penyakit pada tahap ini

2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila


 penyakit ini merupakan penyakit menular 
3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan
orang sakit serta untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan
hingga mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi. Karena
rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
dan penyakit, maka sering sulit mendeteksi penyakit-penyakit yang
terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau
tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat
menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang
layak.
Pencegahan sekunder terdiri dari :

a. Diagnosis dini dan pengobatan segera


Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi gejala
kanker serviks secara dini. Dengan melakukan pemeriksaan pap smear setiap
tahun, jika ditemukan adanya kanker serviks baru pada tahap awal sehingga
kesempatan untuk sembuh lebih besar. Artinya semakin dini penyakit
kanker serviks diketahui maka semakin mudah menanganinya.
Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara
mendeteksi dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan
maka segera dilakukan pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa

seperti pemeriksaan biopsy, USG atau mamografi atau kolposcopy


Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1) Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis
 penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2) Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3) Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
  Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :
a). Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan :
misalnya pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta

segera memberikan pengobatan


 b). Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit
yang telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact
 person) untuk diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera
diberikan pengobatan dan tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya
isolasi, desinfeksi dan sebagainya.
c). Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal
gejala penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan.
Masyarakat perlu menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha

 pengobatan, tidak hanya tergantung pada baiknya jenis obat serta keahlian
tenaga kesehatannya, melainkan juga tergantung pada kapan pengobatan
itu diberikan.
a. Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk 

menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu


masalah kesehatan dan penyakit). Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha
Early diagnosis And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan
 perawatan yang sempuran agar penderita sembuh kembali dan tidak cacat (
tidak terjadi komplikasi). Bila sudah terjadi kecacatan maka dicegah
agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan fungsi dari alat
tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
a). Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat

sembuh lagi misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.


 b). Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
c). Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
d). Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
b. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan
 pengobatannya sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan
 pemeriksaan dan pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan

yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan
cacat atau mengalami ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan
 juga diperlukan pada tahap ini.
Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi
mencegah terjadinya infertilitas.

C. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama
dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha

rehabilitasi. Menurut Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah
untuk mencegah komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis
 berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan. Pencegahan tersier terhadap
 penyakit masalah sistem reproduksi dapat dengan melakukan perawatan pasien

hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir kecacatan


akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah Rehabilitasi. contoh:
rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium, kanker payudara dan lain
sebagaiannya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang
menjadi cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang
diperlukan latihan tertentu. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh
dari penyakit, kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering
terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggoota

masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan kesehatan


diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu
 pendidikan kesehatan pada masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi
misalnya rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
1) Rehabilitasi fisik 
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-
maksimalnya.
2) Rehabilitasi mental

yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan


 perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan
terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan
mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan
sebelum kembali ke dalam masyarakat.
3) Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai

dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.


4) Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri

tidak dapat dikembalikan.


Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,
memerlukan bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat
mengerti dan memahami keadaan mereka (fisik,mental dan
kemampuannya) sehingga memudahkan mereka dalam proses penyesuaian
dirinya dalam masyarakat, dalam keadaannya yang sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan
falsafah pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini.
Mereka yang direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga

masyarakat,bukan hanya berdasarkan belas kasihan semata-mata, melainkan


 juga berdasarkan hak azasinya sebagai manusia.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan
 berurutan mulai dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier.
Prinsip mencegah lebih mudah dan lebih murah daripada mengobati masih
menjadi dasar mengapa pemilihan strategi pencegahan penyakit sebaiknya
 berurutan dari primer menuju tersier.

D. Exercise, kegel exercise, nutrisi dan manajemen stres

1. Exercise
Senam Hamil adalah suatu gerak atau olah tubuh yang dilaksanakan
oleh ibu hamil sehingga ibu tersebut menjadi siap baik fisik maupun mental
untuk menghadapi kehamilan dan persalinannya dengan aman dan alami.
( Hamilton P. ( 1995 )
Tujuan umum senam hamil
a. Melalui latihan senam hamil yang teratur dapat di jaga kondisi otot-
otot dan persediaan yang berperan dalam mekanisme persalinan
 b. Mempertinggi kesehatan fisik dan serta pskis serta kepercayaan diri

sendiri dalam menghadapi persalinan


c. Membimbing wanita menuju suatu persalinan yang fisiologis
 Tujuan khusus senam hamil
a. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot –otot dinding

 perut,otot-otot dasar panggul,ligamen,dan jaringan serta fasia yang


 berperan dalam mekanisme persalinan
 b. Melonggarkan persendian-persendian yang berhubungan dengan
 proses persalinan
c. Membentuk sikap tubuh yang prima,sehingga dapat membantu
mengatasi keluhan-keluhan,letak janin,dan mengurangi sesak nafas.
d. Memperoleh cara kontraksi dan relaksasi yang sempurna
e. Menguasai teknik-teknik pernafasan dalam persalinan
f. Dapat mengatur diri dalam ketenangan

2. Kegel Exercise
Senam kegel adalah suatu latihan otot dasar panggul merupakan terapi
 bagi wanita yang tidak mampu mengontrol keluarnya urin. Bagi wanita yang
tidak terlatih otot Panggulnya akan mengalami penurunan uterus akibat
melemahnya atau menipisnya otot Panggul.Senam kegel adalah latihan kontraksi
kecil yang terjadi di dalam otot dasar panggul yang menguatkan uretra, kandung
kemih, rahim, dan dubur.
 Nama senam ini diambil dari penemunya Arnold Kegel, seorang dokter 

spesialis kebidanan dan penyakit kandungan di Los Angeles sekitar tahun 1950- an.
Dokter Kegel seringkali melihat pasiennya yang sedang dalam proses
 persalinan sering tidak dapat menahan keluarnya air seni (ngompol). Timbullah
inisiatifnya untuk menemukan latihan agar pasiennya tidak mengalami hal
tersebut.
Senam kegel atau senam yang juga disebut sebagai senam seks ini adalah
 jenis senam yang sangat baik dilakukan untuk membantu mengencangkan kembali
organ intim kewanitaan. Senam ini merupakan jenis senam yang sangat bagus
dilakukan oleh para ibu-ibu tertama bagi mereka yang sudah pernah melahirkan.
Wanita yang pernah melahirkan biasanya akan mengalami pengenduran otot pada
 bagian panggula bagian bawah dan juga pada bagian sekitar kewanitaan.
Gerakan senam dalam senam kegel membuat otot-otot di sekitar organ

intim wanita akan semakin kembali kencang. Selain itu gerakan senam kegel
tentunya akan membuat seorang wanita bisa menemukan kembali gairah cinta
membara dan menggelora serasa kembali berbulan madu lagi.
Latihan senam kegel atau senam seks biasanya dilakukan sebagai bagian
dari latihan aerobik, ,  yaitu sebagai latihan senam lantai. Senam ini banyak sekali
melibatkan otot-otot pantan, perut, panggul, dan otot dasar panggul.
Tujuan Senam Kegel
Tujuan dilakukannya senam kegel yaitu
a. Untuk melatih atau menguatkan otot-otot dasar panggul ( pelvic floor 

muscle).
 b. Untuk kesehatan hubungan sumi isteri senam ini juga sangat berguna
dalam orgasme wanita.
c. Untuk memperkuat otot-otot saluran kemih (berguna saat proses
 persalinan agar tidak terjadi “ngompol”)
d. Memperkuat otot-otot vagina (memuaskan suaminya saat berhubungan
seks.
Manfaat Senam Kegel
Senam Kegel awalnya ditujukan untuk mengatasi inkotinensia

(ketidakmampuan menahan pipis) pada wanita. Inkontinensia bisa timbul paska


 persalinan atau sebab lainnya. Senam ini bertujuan untuk melatih atau
menguatkan otot-otot dasar panggul ( pelvic floor muscle).
Berikut ini adalah manfaat dari senam kegel untuk para ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas dan ibu-ibu setelah melahirkan.
Ibu Hamil Dan Bersalin
a. Dapat mencegah robeknya perineum
 b. Mengurangi kemungkinan masalah urinasi seperti inkontinensia paska
 persalinan

c. Mengurangi resiko terkena hemoroids (ambein)


d. Mempermudah proses persalinan (otot kuat dan terkendali)
 Ibu Nifas
Membantu atau mempercepat penyembuhan luka robekan perineum (jika

ada).
Ibu Setelah Melahirkan
Membuat otot-otot di sekitar organ intim wanita akan semakin kembali
kencang.
Cara Melakukan Senam Kegel
a. Teknik senam Kegel yang paling sederhana dan mudah dilakukan
adalah dengan seolah-olah menahan kencing (pada wanita dan pria)
 b. Kencangkan atau kontraksikan otot seperti menahan kencing,
 pertahankan selama 5 detik, kemudian relaksasikan (kendurkan)

c. Ulangi lagi latihan tersebut setidaknya lima kali berturut-turut


d. Secara bertahap tingkatkan lama menahan kencing 15-20 detik,
lakukanlah secara serial setidaknya 6-12 kali tiap latihan
3. Nutrisi Pada Ibu Hamil
Zat makanan sangat penting bagi ibu hamil karena berfungsi untuk 
 perkembangan dan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, kebutuhan akan zat
makanan harus selalu terpenuhi didalam tubuh ibu hamil karena janin
memerlukan gizi untuk perkembangan.
Menurut Dr. Tina Wardani Wisesa, kehamilan sangatlah memiliki arti

yang sangat penting bagi kehidupan perempuan karena dapat mempengaruhi


kondisi fisiologis dan kewajiban. Dijelaskan, dalam masa kini akan terjadi
 penurunan nafsu makan akibat faktor fisik maupun pisikis sering muncul diawal
kehamilan. Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya ibu makan dalam jumlah
kecil tetapi sering.
Makanan yang dimakan hendaknya tidak kekurangan dan juga kelebihan.
 Namun, yang pasti haruslah banyak mengandung gizi dan cukup mengandung
vitamin dan mineral yang banyak diperlukan didalam tubuh ibu hamil. Kebutuhan
gizi akan terus meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua.

Sebab pada saat itu, pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat dan berat badan
ibu pun naik turun dengan cepat. Pada dua bulan terakhir kehamilan, otak bayi
 berkembang sangat cepat, karena pada periode ini bayi memerlukan gizi untuk 
 pengembangan otak dan jaringan syaraf.

Hal yang harus diperhatikan, meskipun nafsu makan meningkat yaitu tetap
 berpegang pada pola makan dengan gizi seimbang dengan menghindari makanan
yang berkalori tinggi. Ada beberapa jenis makanan yang harus dihindari oleh ibu
hamil, karena kemungkinan membawa bibit penyakit atau parasit tertentu yang
 bisa membahayakan janin.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil yaitu :
a. Ibu harus makan teratur tiga kali sehari.
 b. Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri :
makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahakan

minum susu 1 gelas setiap hari.


c. Menggunakan aneka ragam makanan yang ada.
d. Memilih berbagai macam bahan makanan yang segar.
Kegunaan makanan pada ibu hamil
a. Untuk pertumbuhan janin yang ada dalam kandungan.
 b. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan untuk sang ibu
sendiri.
c. Agar luka-luka persalinan cepat sembuh.
d. Guna untuk mengadakan cadangan untuk masa laktasi.

4. Stress Management
Stress adalah suatu kondisi normal pada waktu menghadapi perubahan dan

ancaman dengan respon yang dapat adaptive. Stress melibatkan perubahan


fisiologis yang kemungkinan dapat dialami sebagai baik sebagai anxiousness

(distress) atau pleasure (eustress). Tugas dari tiap orang untuk menemukan nilai
optimum dari stress stimulation, yang menyegarkan dan energizing, dan dengan

tetap mempertahankan tingkatan relaksasi. Tiap orang harus juga mencari


keseimbangan antara periode stress dan ketenangan diri. Stress management
adalah usaha seseorang untuk mencari cara yang paling sesuai dengan kondisinya untuk mengurangi stress ya
Ada beberapa strategi atau metode untuk mengurangi stress. Diantaranya

muscle relaxation exercises, meditational breathing, suntikan pereda stress, dan prioritizing. Bagaimanapun juga, tidak semua pendekatan

management ditujukan untuk mengurangi stress. Jadi, semuanya tergantung dari


kondisi masing-masing individu, tingkatan stress yang ada dan kejadian yang

melatarbelakangi stress-nya.
Dalam menghadapi stress, individu akan memberikan respon yang

 berbeda-beda untuk mengatasinya. Dewasa ini proses ‘coping’ terhadap stress


menjadi pedoman untuk mengerti reaksi stress. Secara umum, stress dapat diatasi

dengan melakukan transaksi dengan lingkungan dimana hubungan ini merupakan

suatu proses yang dinamis.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat
menghentikan kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi.
Pencegahan primer juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya
suatu penyakit pada seseorang dengan faktor risiko
Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran
utamanya adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam
akan menderita penyakit tertentu.
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama

dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam
 penulisan ataupun pembahasan serta penjelasan kurang jelas, kami mohon maaf.
Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan.
Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua. Kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan pastisipasinya
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak Wahit Igbal, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba


Medika
Syafrudin, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta Timur : CV. Trans Info
Media
Soepardan,suryani.2008. “ Konsep Kebidanan”. Jakarta : EGC
 Notoatmojo,soekidjo.2008 “Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat”.
Jakarta : Rineka Cipta
 

Anda mungkin juga menyukai