PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat berperan penting dalam memberikan obat-obatan sebagai
hasil kolaborasi dengan dokter kepada pasien. Mereka bertanggung
jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman. Untuk itu, perawat
harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas
bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan dan
dosisnya tidak diberikan, perawat bertanggung jawab pada efek obat
yang diduga bakal terjadi. Agar dapat menyusun perencanaan
keperawatan atau intervensi yang tepat berkaitan dengan pemberian
obat, perawat hendaknya mempelajari tentang obat-obatan, meliputi
konsep dasar farmasetika, farmakodinamik, farmakokinetik,
penggolongan obat berdasarkan sistem tubuh, meliputi dosis,
indikasi-kontra indikasi obat, efek samping dan pertimbangan
pemberian obat pada pasien. Selanjutnya, peran kolaboratif perawat
dalam pelaksanaan prinsip farmakologi serta penghitungan dosis,
termasuk bagaimana implikasinya (CCOHS, 2014)
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah atau research questions atau disebut juga
sebagai research problem diartikan sebagai suatu rumusan yang
mempertanyakan suatu fenomena, baik dalam kedudukannya sebagai
fenomena mandiri, maupun dalam kedudukannya sebagai fenomena
yang saling terkait diantara fenomena yang satu dengan yang lainnya,
baik sebagai penyebab maupun akibatnya.
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu Muskuloskeletal dan Integumen?
2. Bagian bagian Muskuloskeletal dan Integumen!
1
C. Tujuan
Tujuan Umum :
1. Agar dapat mengetahui tentang Muskuloskeletal dan Integumen.
2. Agar dapat mengetahui Konsep Obat Pada system Muskuloskeletal
dan Integumen.
D. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar kita mengetahui
tentang Obat Pada system Muskuloskeletal dan Integumen.
Pembahasan dalam makalah ini sangat bermanfaat untuk para pembaca
yang dikhususkan pada perawat dan atau calon perawat untuk lebih
mencintai profesinya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Obat Pada Sistem Muskuloskeletal dan Integumen
3
obat yang dapat mempengaruhi proses penyakit tersebut adalah
sulfasalazin, garam emas, azatioprin, metotreksat dan etanersep.(
dr.Tjin Willy, 2019 )
4
3. Pelemas otot skelet
5
B. OBAT PADA SISTEM INTEGUMEN
Terdapat banyak lesi dan erupsi kulit yang membutuhkan terapi obat
yang ringan sampai agresif. Erupsi kulit dapat timbul akibat infeksi virus,
jamurdan bakteri. Kebanyakan dari pengobatan erupsi kulit mencakup
krim topical, salep, pasta , dan lotion. Bab ini akan membahas beberapa
obat yang bekerja pada system integument, diantaranya adalah Acne
vulgaris dan Psoriasis, Dermatitis, Luka Bakar dan Preparat Luka Bakar. (
Armila Yanti, 2017 )
6
dan fotokemoterapi untuk mengendalikan proliferasi. ( Dunn et al,
2009 )
2. Dermatitis
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal manusia merupakan jalinan berbagai
jaringan, baik itu jaringan pengikat, tulang maupun otot yang saling
berhubungan, sangat khusus, dan kompleks. Fungsi utama sistem ini
adalah sebagai penyusun bentuk tubuh dan alat untuk bergerak. Oleh
karena itu, jika terdapat kelainan pada sistem ini maka kedua fungsi
tersebut juga akan terganggu. Gangguan muskuloskeletal adalah suatu
kondisi yang mengganggu fungsi sendi, ligamen, otot, saraf dan tendon,
serta tulang belakang. Gangguan muskuloskeletal seringnya merupakan
penyakit degeneratif, penyakit yang menyebabkan jaringan tubuh Anda
rusak secara lambat laun. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dan
mengurangi kemampuan Anda untuk bergerak, yang dapat mencegah
Anda dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Gangguan muskuloskeletal
dapat mempengaruhi setiap area dalam tubuh. Bagian utama termasuk
leher, bahu, pergelangan tangan, punggung, pinggul, lutut, dan kaki.
Beberapa gangguan umum termasuk nyeri pada punggung bagian bawah,
fibromyalgia, encok, osteoarthritis, radang sendi, tendinitis. Gangguan
muskuloskeletal juga menyebabkan peradangan di banyak bagian
tubuh yang berbeda. Orang dengan gangguan muskuloskeletal mungkin
merasa sakit di seluruh tubuh mereka. Otot-otot mungkin terasa panas atau
berkedut seolah-olah mereka seperti ditarik. Gejala akan bervariasi pada
setiap orang, tetapi tanda-tanda dan gejala umum termasuk Nyeri/ngilu,
Kelelahan, Gangguan tidur, Peradangan, pembengkakan, kemerahan,
Penurunan rentang gerak, Hilangnya fungsi, Kesemutan, Mati rasa
atau kekakuan dan Kelemahan otot atau kekuatan cengkeraman
menurun. (EGC.Notoatmodjo, 2005)
8
B. Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Balai Penerbit FKUI 1990
Doenges E Marilynn, 2000.,
10