Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Simulasi asuhan sistem keperawatan pada gangguan kardiovaskuler gangguan:


irama jantung

Mohammad Shiddiq Suryadi,S,.Kep.Ns.M.Tr.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 5

1. Hilyatus Sholiha
2. Zahrotul Aini
3. Fatimatus Sholeha
4. Sahroni

PROGRAM PRODI S1 KEPERAWATAN


STIKES NAZHATUT THULLAB
TAHUN AJARAN 2021

1
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepda kita semua,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah dari Dosen
pengampu BAPAK Mohammad Shiddiq Suryadi S,.Kep.Ns,M.Tr.Kep yang berjudul
“SIMULASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN KARDIOVASKULER
GANGGUAN IRAMA JANTUNG”
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari kata “sempurna”oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan
Makalah ini.
Akhir kata penulis beharap semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya,semoga Allah SWT senantiasa
merhidoi segala usaha kita.Amiin.

Sampang,27,november,2021

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................. I


DAFTAR ISI ........................................................................................... Ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah…............................................................................ 2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN …..…….......................................................... 3
2.1 Anatomi fisiologi .......................................................................... 3
2.2 Patofisiologi farmakologi dan terapi diet ................................... 4
2.3 Askep teori .................................................................................... 5
2.4 Manejemen kasus askep (Askep studi kasus) .............................. 6
2.5 Telaah jurnal...............................................................................
2.6 Peran dan fungsi perawat ................................................................8
2.7 Fungsi advokasi perawat..............................................................................9
BAB III PENUTUP............................................................................... 9
2.7 Kesimpulan.......................................................................................10
2.8 Saran.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................12

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Istilah disritmia dan aritmia pada dasarnya mempunyai maksud yang sama,
meskipun disritmia diartikan sebagai abnormalitas irama jantung sedangkan aritmia
berate tidak adanya irama. Sekarang lebih banyak digunakan istilah disritmia.
Dalam keadaan fisiologis, pembentukan irama jantung bermula pada nodus
sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada dinding atrium kanan dekat muara vena kava
superior. Rangsang yang terbentuk keluar dari nodus SA ini kemudian menyebar ke
seluruh dinding atrium dan sampai ke nodus atrioventrikular (nodus AV) yang terletak
di dasar atrium kanan di atas katup tricuspid, tepat disebelah kanan septum interatrial
(dalam dinding atrium terdapat 3 buah jaras penghantar preferensial antara nodus SA
dan

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Irama Jantung

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miocardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan
irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis
(Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium.
Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi
yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel (Price, 1994).
Aritmia adalah kelainan elektrofisiologi jantung dan terutama kelainan sistem
konduksi jantung. Aritmia adalah gangguan pembentukan dan/atau penghantaran
impuls.
Disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh
konduksi elektrikal abnormal atau otomatis. Disritmia merupakan gangguan system
penghantaran jantung dan bukan struktur jantung.
2. Anatomi Fisiologi jantung

5
1. Perikardium
Perikardium ialah sejenis membran serosa yang menghasilkan cairan serous untuk
melumasi jantung selama berdenyut dan mencegah gesekan yang menyakitkan antara
jantung dan organ sekitarnya.

Bagian ini juga berfungsi untuk menyangga dan menahan jantung untuk tetap berada
dalam posisinya. Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium (lapisan
terluar), miokardium (lapisan tengah), dan endokardium (lapisan dalam)

2. S E RAM B I ( A T R I U M )

Bagian serambi atau atrium merupakan bagian jantung atas yang terdiri dari serambi
kanan dan kiri. Serambi kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang
dibawa oleh pembuluh darah.
Sedangkan serambi kiri berfungsi untuk menerima darah bersih dari paru-paru. Serambi
memiliki dinding yang lebih tipis dan tidak berotot, karena tugasnya hanya sebagai ruangan
penerima darah. Pada gambar anatomi jantung, tampak serambi berada pada sisi kanan dan
kiri jantung bagian atas.

3. Bilik (vertikel)

S AM A SE PE R T I SE R A M B I , B IL I K AT AU VE NT R I KE L ME R UPAK AN B AGI A N
JANT U N G B A W A H Y A N G T E R DI R I DAR I B AGI AN KANAN DAN KI R I . B IL I K
K ANAN B E R FU N G SI U N T U K ME MOMP A DAR AH KOT OR DAR I JANT UNG K E
PAR U - PA R U . S E ME N T A R A IT U , B IL IK K IRI B E R FUNGSI UNT UK ME MOMP A
DAR AH B E R SI H D A R I J A N T U NG KE SE L UR UH T UB UH . D I NDI NG B I L I K JAU H
L E B I H TE B A L D A N B E R O T O T KET I MB ANG SE R AMB I KAR E NA B E KE R JA LE B I H
KE R AS U N T U K M E M O M P A DAR AH B AI K DAR I JANT UNG KE PAR U - PAR U ,
MAUP U N K E SE L U R U H T U B U H . P ADA GAMB AR ANAT OMI JANT UNG , T AMPA K
VE NT R I K E L BE R A D A PA D A SI SI KANAN DAN KI R I JANT UNG B AGI AN B AW AH .

4. K AT UP

6
Perhatikan gambar anatomi jantung, ada empat katup yang menjaga aliran darah mengalir ke
satu arah, yaitu:

 Katup trikuspid, mengatur aliran darah antara serambi kanan dan bilik kanan.
 Katup pulmonal, mengatur aliran darah dari bilik kanan ke arteri pulmonalis yang
membawa darah ke paru-paru untuk mengambil oksigen.
 Kemudian, katup mitral, mengalirkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru
mengalir dari serambi kiri ke bilik kiri.
 Katup aorta, membuka jalan bagi darah yang kaya akan oksigen dari bilik kiri ke
aorta (arteri terbesar pada tubuh).
Pada beberapa orang, katup jantung mungkin tidak berfungsi semestinya, sehingga
menyebabkan penyakit katup jantung.

5. O T O T JANTUNG

Otot jantung merupakan gabungan dari otot lurik dan otot polos yang berbentuk silindris dan
memiliki garis terang serta gelap. Pengamatan secara saksama menggunakan mikroskop,
maka akan tampak otot ini memiliki banyak inti sel yang berada pada bagian tengahnya.
Otot dalam jantung bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Otot jantung
merupakan otot terkuat karena mampu bekerja terus menerus sepanjang waktu tanpa istirahat
untuk memompa darah. Jika otot ini berhenti bekerja, maka sistem peredaran darah akan
terhenti, sehingga terjadilah kematian.
Nah, pada otot jantung ini terdapat siklus jantung, yakni urutan kejadian yang terjadi saat
jantung berdetak. Berikut dua fase siklus jantung, yaitu:

 Sistol, jaringan otot jantung berkontraksi untuk memompa darah keluar dari ventrikel.
 Diastol, otot jantung rileks terjadi pada saat pengisian darah pada jantung
Tekanan darah meningkat pada arteri utama selama sistol ventrikel dan menurun selama diastol
ventrikel. Hal ini menyebabkan 2 angka yang terkait dengan tekanan darah.
Tekanan darah sistolik adalah angka yang lebih tinggi dan tekanan darah diastolik adalah angka yang
lebih rendah. Sebagai contoh, tekanan darah 120/80 mmHg menggambarkan tekanan sistolik (120)
dan tekanan diastolik (80). Otot jantung dapat melemah atau memiliki kelainan struktur, yaitu
kardiomiopati.

6. P E M B U L U H DARAH

Perhatikan gambar anatomi jantung, ada tiga pembuluh darah utama yang terdapat pada
jantung, yaitu. Arteri Pembuluh darah jantung ini kaya akan oksigen karena berfungsi darah
ke sisi kiri otot jantung (ventrikel dan atrium kiri). Arteri memiliki dinding yang cukup elastis
sehingga mampu menjaga tekanan darah tetap konsisten.. Kemudian, arteri koroner kiri
utama lalu bercabang membentuk:

 Arteri L E FT A N T E R I O R D E SC E NDI NG  (LAD), berfungsi menyediakan darah


menuju bagian atas dan kiri jantung.
 Arteri Left Circumflex (LCX), cabang arteri kiri utama yang mengelilingi otot
jantung dan menyediakan darah menuju sisi luar dan belakang jantung.
Pada arteri koroner kanan bertugas memasok darah menuju ventrikel kanan, atrium kanan,
SA (sinoatrial) dan AV (atrioventricular). Arteri koroner kanan bercabang menjadi arteri

7
R IGH T P O ST E R I O R D E SC E N D I N G , dan arteri marginal kanan. Bersama dengan LAD,
arteri koroner kanan membantu memasok darah menuju sekat jantung.
Pembuluh darah pada jantung dapat menyebabkan masalah, seperti penyakit jantung koroner
dan arterosklerosis, kedua kondisinya menandakan adanya penyumbatan pada pembuluh
jantung.

V E NA

Pembuluh darah yang satu ini membawa darah yang miskin oksigen dari seluruh tubuh untuk
kembali ke jantung, ketimbang arteri yaitu vena memiliki dinding pembuluh yang lebih tipis.

K AP IL E R

Pembuluh darah ini bertugas untuk menghubungkan arteri terkecil dengan vena terkecil.
Dindingnya sangat tipis sehingga memungkinkan pembuluh darah untuk bertukar senyawa
dengan jaringan sekitarnya, seperti karbon dioksida, air, oksigen, limbah, dan nutrisi.

egurgutasi aorta (insufisiensi aorta)

Regurgitasi menandakan katup tidak menutup sempurna, sehingga membuat membuat darah
mengalir balik masuk jantung. Padahal, seharusnya darah mengalir ke luar jantung. Pada
kebanyakan kasus, kondisi ini menyebabkan gagal jantung.

2. PATOFISIOLOGI GANGGUAN IRAMA JANTUNG

8
 Farmakologi Dan Terapi Diet.

Almatsier (2006) Syarat – syarat diet penyakit jantung adalah sebagai berikut:

a. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal


b. Protein cukup yaitu 0,8g/kg/BB
c. Lemak sedang yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total, 10% berasal dari lemak
jenuh, dan 10-15% lemak tidak jenuh
d. Kolestrol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia
e. Vitamin dan mineral cukup. Hindari penggunaan suplemen kalium, kalsium, dan
magnesium jika tidak dibutuhkan.
f. Natrium rendah, 2-3 g/hari jika disertai hipertensi atau edema
g. Makanan mudah cerna dan tidak menimbulkan gas
h. Serat cukup untuk menghindari konstipasi.
i. Cairan cukup ± 2liter/hari sesuai dengan kebutuhan
j. Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan penyakit, diberikan dalam porsi kecil
k. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, parenteral, atau suplemen gizi.

3. Asuhan Keperawatan Teori


.

1. PENGKAJIAN

Ruangan : IGD PJT


Tanggal : 07/10/2019
Jam : 14 : 30 WITA

2. Identitas Pasien

No.RM : 897607
Nama pasien : Tn. “J”
Jenis Kelamin : Laki – laki
TTL : Mamasa, 30/03/1993/ 26 Thn, 6 bulan
Alamat : Mamasa Rujukan :
RS. Mamasa Diagnosa Medik : SVT
Diagnosa Medik : SVT
Diantar oleh : Orang tua/ Keluarga
Alamat : Mamasa
Keluhan Utama : Sesak napas

Anamnesa terpimpin : Pesien mengeluh sesak sejak pagi, kemudian pasien


dibawah kepuskesmas, dan dibawa RS. Majene. Melihat kondisi pasien yang

9
memburuk dan membutuhkan pemeriksaan yang lebih lengkap, pasien ahirnya
dirujuk dengan menggunakan ambulans yang sebelumnya sudah mengonfirmasi
pada pihak RSUP. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar. Pasien tiba di RSUP.
Dr. Wahidin Sudiro Husodo Makassar pada pukul 14 : 16 WITA. Pada pukul 15 :
00 pasien mengalami penurunan kesadaran selama diperjalanan dan kondisi
pasien semakin memburuk, setibanya di RSUP. Dr. Wahidin Sudiro Husodo
Makassar pasien diberikan alat bantu napas menggunakan ventilator yang
dikarenakan SpO2 pasien yang selalu menurun. 16 : 00 pasien mengalami henti
jantung, sehingga membutuhkan tindakan resusitasi. Resusitasi diberikan dan
selama 30 menit dan nadi kembali.

Riwayat Keluhan Sekarang : Mengalami penurunan kesadaran

3. Pemeriksaan EKG

Interpretasi EKG sebelum trombolitik

a. Frekuensi ( Heart Rate ) : 248 x/meni


b. t b. Irama ( Rhythm ) : Sinus Tachycardia
c. Gelombang P dan T yang sulit dinilai
Kesan : Supraventrikular Tachikardia

4. PRIMARY SURVEY

1) Keadaan sirkulasi :

a) Tensi : 70/50 mmHg


b) Nadi : 248 x/menit, teraba kuat , tidak teratur
c) Suhu axila : 35.8 oC
d) Akral dingin
e) Ada edema
f) Sirkulasi perifer melambat (CRT >3 detik)

2) Gambaran kulit:

a) Warna kulit pucat


b) Kulit tipis dan lembut, elastis.

3) Assesment :

a) Dobutamin 250 mg/50 cc. diberikan 3,84 ml/jam/siring pump


b) Norepineprin 4 mg/50 cc. Diberikan 3.00 ml/jam/siring pump

1
0
c) Insulin 50 unit dalam NaCl 0.9 % 50 cc/jam/sirig pump
d) Calsiu gluconate 1000 mg/bolus IV
e) Meylon-84 12 ml/bolus IV

4)Resusitasi :

No. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI 1. Domain 4 :


Aktivitas / Istirahat Kelas 4 : Respon kardiovaskuler / pulmonal Kode : 00029
Diagnosa : Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume
sekuncup DS : DO : 1. Nampak pucat 2. Akral dingin 3. Nadi 248x/ menit 4. SpO2
86% 5. Tidak ada clabing finger 6. Nampak ada edema 7. CRT >2 detik Setelah
dilakukan tindakan selama 6 jam diharapkan curah jantung meningkat. Yang ditandai
dengan indikator. Yaitu : 1. Ukuran jantung tidak bertambah 2. Edema paru tidak ada
3. Dyspnea saat istirahat tidak ada 4. Tidak ada sianosis 1. Kaji status sirkulasi 2.
Monitor irama jantung 3. Auskultasi suara jantung 4. Observasi sirkulasi perifer 5.
Kaji tanda sianosis dan perubahan warna kulit 6. Berikan terapi O2 7. Kolaboras
pemberian obat

5) Implementasi/ Evaluasi :

No. IMPLEMENTASI 07/10/2019 EVALUASI 07/10/2019 1. 1. Memonitor irama


jantung Hasil : a) Irama jantung tidak teratur 2. Mengauskultasi suara jantung Hasil :
a) Tidak tampak sura jantung tambahan b) Nadi 236 x/menit 3. Mengobservasi
sirkulasi perifer Hasil : a) Ada edema perifer b) Nadi teraba lemah c) Akral dingin 4.
Mengkaji tanda sianosis dan perubahan warna kulit Hasil : Kulit nampak pucat 5.
Memonitor status O2 Hasil : SpO2 94% 6. Melakukan pemberian obat Hasil : TD :
80/40 mmHg 7. Analisa gas darah Hasil : Asidosis metabolic terkompensasi sebagian
S : - O : 1. Kulit pasien nampak pucat 2. Ada edema 3. Nadi perifer teraba lemah 4.
Tidak ada suara jantung tambahan 5. SpO2 94% A : Penurunan curah jantung yang
dialami pasien belum teratasi P : Pertahankan intervensi

6) Pengkajian jalan napas


Tersumbat : ada cairan yang menutupi jalan napas,Bebas terpasang ventilator Ya
TidakTrachea di tengah : Resusitasi : - Re evaluasi : - Masalah keperawatan :
Bersihan jalan napas tidak efektif

7) Intervensi :

No. DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI 1. Domain 11 :


keamanan / perlindungan Kelas 2 : cedera fisik Kode : 00031 Diagnose :
Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi secret
berlebihan DS :- DO : 1. Nampak ada ekskresi cairan atau mucus pada jalan napas 2.
Ada suara napas tambahan (rhonci) 3. Nampak sesak . Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 6 jam diharapkan akumulasi secret pada jalan napas berkurang.
Yang ditandai dengan indikator : 1. Akumulasi sputum berkurang 2. Penggunaan otot
bantu napas tidak ada 3. Suara napas tambahan tidak ada 4. Kelelahan inspirasi tidak
ada 5. Irama pernapasan 1. Pertahankan kepatenan jalan napas 2. Posisikan pasien
untuk mencegah dyspnea 3. Monitor pernapasan dan status oksigenasi 4. Lakukan
fisioterapi dada sebagaimana mestinya 5. Auskultasi suara napas 6. Lakukan terapi
nebulizer 4. SpO2 86% teratur

8) Implementasi/ Evaluasi

1
1
No. IMPLEMENTASI 07/10/2019 EVALUASI 07/10/2019 1. 1. Mempertahankan
kepatenan jalan napas Hasil : Jalan napas bebas dari sumbatan 2. Memonitor status
oksigenasi Hasil : SpO2 94 % 3. Mengauskultasi suara napas Hasil : Suara napas
Rhonchi 4. Melakukan suction Hasil : Akumulasi sputum berkurang S : - O : 1.
Akumulasi sputum berkurang 2. SpO2 94% 3. Akumulasi sputum berkurang A :
Bersihan jalan napas tidak efektif P : Lanjutkan intervensi

4.Manejemen kasus (Askep Studi Kasus )

Masalah keperawatan yang muncul pada pasien dengan diagnosis Supraventrikular


Takikardia (SVT) (Nurarif dan Kusuma, 2015) Yaitu :

1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi secret berlebihan.


2) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen.
3) Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan volume sekuncup
4) Nyeri akut berhubungan dengan arterosklorosis
5) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.

 Rencana asuhan keperawatan dan intervensi menurut Nurarif dan Kusuma (2015).
Yaitu :

1) Ketidak efektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi secret


berlebihan
Nursing outcomes classification ( NOC ) untuk diagnosa keperawatan
ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi secret
berlebihan, yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam
diharapkan jalan napas paten yang ditandai dengan indikator hasil :

a) Akumulasi sputum berkurang


b) Penggunaan otot bantu napas tidak ada
c) Suara napas tambahan tidak ada
d) Ada kemampuan untuk mengeluarkan secret
e) Kelelahan inspirasi tidak ada
f) Irama pernapasan teratur

Nursing intervensions classification ( NIC ) untuk diagnose keperawatan


ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi secret
berlebihan, yaitu :

a) Pertahankan kepatenan jalan napas


b) Posisikan pasien untuk mencegah dyspnea
c) Ajarkan teknik bernapas dengan tepat
d) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
e) Monitor pernapasan dan status oksigenasi
f) Lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya
g) Auskultasi suara napas
h) Ajarkan pasien batuk efektif dan meminta pasien untuk mengikuti
i) Lakukan terapi nebulizer

1
2
j) Kolaborasi pemberian bronkodilator sesuai kebutuhan

2).Ketidak efektifan pola napas berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan oksigen

Nursing outcomes classification ( NOC ) untuk diagnosa keperawatan ketidakefektifan


pola napas berhubungan dengan Peningkatan kebutuhan oksigen, yaitu setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 1 x 8 jam diharapkan pola napas pasien efektif ditandai dengan
indikator hasil :

a) Dispnea berkurang dari cukup berat ( 4 ) menjadi ringan ( 2 ).


b) Suara auskultasi nafas vesicular dan tidak ada bunyi napas tambahan.
c) Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan berkurang.
d) Pola napas normal (eupnea).

Nursing intervensions classification ( NIC ) untuk diagnose keperawatan Ketidakefektifan


pola napas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen, yaitu :

a) Monitor Frekuensi, irama, dan usaha bernapas.


b) Monitor pola napas (bradipnea, takipnea, hiperventilasi, kusmaul, cheyne stokes, biot)
c) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
d) Auskultasi bunyi napas
e) Kolaborasi pemberian terapi O2

5.Telaah Jurnal Gangguan Irama Jantung

Pemasangan (EKG) Elektrokardiografi

1. Pengertian

Aktifitas perekamantindakan merekam aktivitas listrik janutng yang berasal


dari nodus sinoatrial yang dikondusikan melalui jaringan serat-serat (sitem
konduksi) dalam jantung yang menyebabkan jantung kontraksi yang dapat
direkam melalui elektroda yang dilekatkan pada kulit.
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari perubahan potensial atau
perubahan voltase yang terdapat dalam jantung.
Elektrokardiogram adalah grafik yang merekam perubahan listrik jantung.

2. Tujuan EKG

a. Gangguan irama jantung


b. Pembesaran atrium atau ventrikel
c. Iskemik atau infark miokard
d. Infeksi lapisan jantung
e. Gangguan elektrolit
f. Penilaian fungsi jantung
g. Efek obat

3. Indikasi Pemasangan EKG

1
3
a. Adanya kelainan jantung
b. Adanya kelainan Myocard,Hypertrofi Atrial dan ventrikel
c. Adanya gangguan obat
d. Adanya perikarditis
e. Pembesaran jantung

4. Kontra indikasi pemasangan EKG

Dr. Immanuel Natanael Tarigan (2018). Tidak ada kontraksi absolut pada
tindakan pemeriksaan EKG. Satu-satunya alasan untuk tidak melakukan
pemeriksaan EKG adalah bila pasien menolak. Pada kondisi lebih jarang dapat
terjadi alergi pada pasien akibat pengguna elektroda yang melekat di kulit namun
pada saat ini sudah banyak alat EKG dengan elektroda berbahan hipoalergik.

5. Persiapan alat EKG

a. Mesin EKG
b. Gel
c. Tissue/kassa
d. Kertas EKG

6. Persiapan pasien

a. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan kepda pasien dan keluarga


pasien
b. Menjelaskan tujuan akan dilakukan kepada pasien dan keluarga pasien
c. Meminta persetujuan pasien
d. Mengatur posisi pasien

7. Prosedur pemasangan EKG

a. Cuci tangan
b. Tutup sampiran atau jaga privaci pasien
c. Buka baju pasien
d. Bersihkan lokasi yang akan di pasang EKG
e. Beri gel pada lokasi yang akan dipasang elektroda
f. Pasang elektroda
g. Lepas elektroda
h. Bersihkan bekas gel dengan tisue
i. Pakai baju pasien kembali
j. Liat hasil
k. Bereskan alat
l. Dokumentasi hasil EKG
m. Cuci tangan
n. Kalaborasikan dokter

1
4
8. Dokumetasi

Dokumentasikan nama pasien dan usia pasien pada hasil EKG

9. Kalaborasi dengan dokter

Kalaborasi ini bertujuan untuk menetukan tidak selanjutnya yang akan dilakukan
dan pemberian terapi obat jika terdapat kelainan pada hasil EKG yang telah
dilakukan.

6.Peran Dan Fungsi Perawat

1. Peran perawat

Peran Perawat ialah tingkah laku yg diharapkan oleh orang lain pada seseorang sesuai
dengan kedudukan dalam system, di mana bisa dipengaruhi oleh kondisi sosial baik dari
profesi perawat ataupun dari luar profesi keperawatan yg bersifat konstan.
Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989

◾Pemberi asuhan keperawatan

memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yg dibutuhkan melalui pemberian


pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, dari yg sederhana s/d
kompleks
◾Advokat pasien / klien menginterprestasikan berbagai info dari pemberi
pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yg diberikan pada pasien- mempertahankan & melindungi hak-hak
pasien.
◾Pendidik / Edukator

1
5
membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
bahkan tindakan yg diberikan, maka terjadi perubahan perilaku dari klien sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan
◾Koordinator

mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim


kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan bisa terarah serta tepat dengan kebutuhan
klien
◾Kolaborator

Peran ini dilakukan lantaran perawat bekerja melalui tim kesehatan yg terdiri dari
dokter, fisioterapis, ahli gizi & lain-lain berusaha mengidentifikasi pelayanan keperawatan yg
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan
selanjutnya
◾Konsultan

tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yg sesuai untuk


diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi mengenai tujuan
pelayanan keperawatan yg diberikan
◾Peneliti

mengadakan perencanaan, kerja sama, perubahan yg sistematis & terarah sesuai


dengan metode pemberian pelayanan keperawatan

2.Fungsi perawat
Fungsi yaitu sebuah pekerjaan yg dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut
akan berubah disesuaikan dengan kondisi yg ada.
Fungsi Perawat :
◾Fungsi Independen

Dalam fungsi ini, tindakan perawat tak memerlukan perintah dokter.


Tindakan perawat bersifat mandiri, berdasarkan pada ilmu keperawatan.
Perawat bertanggung jawab terhadap akibat yg timbul dari tindakan yg diambil
Contoh : melakukan pengkajian
◾Fungsi Dependen

1
6
Perawat membantu dokter memberikan pelayanan pengobatan & tindakan khusus yg
menjadi wewenang dokter & seharusnya dilakukan dokter, seperti pemasangan infus,
pemberian obat, & melaksanakan suntikan.
Oleh sebab itu, setiap kegagalan tindakan medis menjadi tanggung jawab dokter
◾Fungsi Interdependen

Tindakan perawat berdasar pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan.
Contoh : untuk menangani ibu hamil yg menderita diabetes, perawat bersama tenaga gizi
berkolaborasi membuat rencana buat menentukan kebutuhan makanan yg diperlukan bagi ibu
& perkembangan janin.

7. Fungsi Advokasi Perawat

Fngsi advokasi perawat ialah membela kepentingan klien dan membantu memahami
semua informasi (termasuk hak-hak pasien) dalam upaya mengatasi penyakit kritis klien yang
diberikan oleh tim kesehatan profesional dengan mempertimbangkan etis dan legal aspek
keperawatan

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
infark miocardium. Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada frekuensi dan irama
jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau otomatis .
Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel miokardium. Perubahan
elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk potensial aksi yaitu rekaman
grafik aktivitas listrik sel.

B. Saran

Menigkatkan kembali pengetahuan terkait konsep dasar pada pasien dengan aritmia
pengetahuan perawat dalam pemberian layanan asuhan keperawatan dengan aritmia dan
memperluas kembali pengetahuan demi perkembangan keperawatan terutama pada klien
dengan gangguan pada jamtumg (aritmia).

1
7
DAFTAR PUSTAKA

http://krisbudadharma.blogspot.com/2013/02/kris-boedda
blog’s.htmlhttp://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=19&directory=ekghtt
112208.htmhttp://www.rnceus.com/course_frame.asp?exam_id=16&directory=ekght

1
8
1
9

Anda mungkin juga menyukai