Anda di halaman 1dari 17

PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER DAN

TERSIER PADA SISTEM REPRODUKSI

Ners. ISMAILINAR, M.Kep


PENCEGAHAN PRIMER

 Pencegahan primer adalah pencegahan


yang sebenarnya, pencegahan ini
dilakukan sebelum terjadi penyakit dan
gangguan fungsi dan diberikan kepada
klien yang sehat secara fisik dan mental.
a. Pencegahan HIV
 Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah
melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau
jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama
periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat
ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang terinfeksi, namun
tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut,
dengan demikian resiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.
 Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.
A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan
pasangannya.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.
b. Pencegahan Kanker Payudara
Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya menghindarkan diri dari faktor
risiko serta melakukan pola hidup sehat. Termasuk juga dengan pemeriksaan payudara sendiri
alias SADARI.
c. Pencegahan Vulvavaginitis
1). Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering
2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar dengan air bersih (gunakan air
mengalir kalau sedang di toilet umum), cara pembersihan dengan gerakan dari depan ke belakang
3). Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya terdapat pada sabun pembersih
kewanitaan atau sabun mandi
4). Jangan menggunakan pembalut yang mengandung perfume
5). Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat membersihkannya
d. Pencegahan Gonorrhea
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain
1). Menggunakan kondom saat berhubungan seksual
2). Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki resiko penyakit
seksual menular ( seperti pekerja seks komersil)
3). Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau pastikan patner
seksual bebas dari penyakit sebelum berhubungan seksual
e. Pencegahan Sifilis
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat dicegah dengan cara
melakukan hubungan seksual secara aman , misalnya menggunakan kondom.
f) Pencegahan Herpes Genitalis
 Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan yang untuk mencegah
penyakit menular seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk menghindari terinfeksi
dengan HSV, yang sangat menular, pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk
mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi
hubungan seksual denagn hanya satu orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat
dilakukan antara lain :
 Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom lateks selama setiap kontak
seksual
 Batasi jumlah pasangan seks
 Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah genital atau di
mana pun
g. Pencegahan Kanker Serviks
1). Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih dari satu dan
berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik seluruh organ intim dan yang terkait
pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.
2).Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan seksual, dianjurkan
untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi keberadaanHuman
Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari tercetusnya penyakit kanker serviks.
3). Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan dan laki-laki
yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi HPV. Vaksin HPV
dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat diberikan mulaidari usia 9-26 tahun,
dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan biayanya pun terbilang murah.
4). Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat (berolahraga).
Pencegahan sekunder

 Pencegahan sekunder berfokus pada individu yang


mengalami masalah kesehatan atau penyakit, dan
individu yang beresiko mengalami komplikasi atau
kondisi yang lebih buruk. Pencegahan sekunder
terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit
pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan
cara menghindarkan atau menunda akibat yang
timbul dari perkembangan penyakit.
 Pencegahan sekunder terdiri dari :
 Diagnosis dini dan pengobatan segera

 Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan


untuk mendeteksi gejala kanker serviks  secara dini. Dengan
melakukan pemeriksaan pap smear setiap tahun,  jika
ditemukan adanya kanker serviks baru pada tahap awal
sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar. Artinya
semakin dini penyakit kanker serviks diketahui maka
semakin mudah menanganinya.
 Tujuan utama dari usaha ini adalah :
1)  Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis penyakit
sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.
2)  Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.
3)  Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.
   Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :
a).  Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya
pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan
pengobatan
b).  Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang
telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk
diawasi agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan
tindakan-tindakan lain yang perlu misalnya isolasi, desinfeksi dan sebagainya.
c).  Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala
penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu
menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung
pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya, melainkan juga
tergantung pada kapan pengobatan itu diberikan.
Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :
a).  Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit, bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi
misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
b).  Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
c).  Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
d).  Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar
Pencegahan Tersier
 Pencegahan tersier dilakukan ketika terjadi
kecacatan atau ketidakmampuan yang permanen
dan tidak dapat disembuhkan. Kegiatan ini ditujukan
untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi yang
bertujuan membantu klien mencapai tingkat fungsi
setinggi mungkin, sesuai dengan keterbatasan yang
ada akibat penyakit atau kecacatan. Tujuan utama
dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat,
kematian, serta usaha rehabilitasi.
 Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang
orang menjadi cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut
kadang-kadang diperlukan latihan tertentu. Disamping itu
orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-
kadang malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi
pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai
anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas
pendidikan kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang
yang cacat tersebut, tetapi juga perlu pendidikan kesehatan
pada  masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya
rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
Rehabilitasi ini terdiri atas :
1)   Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.
2)  Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan
dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat
badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum
kembali ke dalam masyarakat.
3)  Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya
sesuai dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4)  Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu
sendiri tidak dapat dikembalikan.

Anda mungkin juga menyukai