Anda di halaman 1dari 16

Makalah.

UPAYA PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, TERSIER

DALAM SISTEM REPRODUKSI

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

Moh. Rifqi S. Botutihe Fitria Ningrum Oktaviani Dela Tantu

Adelia Delia Tamrin Indah Yanet Cahyani Rifaldi Tamara

Anjeli Febriliani P. Marlin Muksin Sinta Ismail

Devi Saraswati Muhammed Owen D. Sri Rahayu Hanafi

Febi Hubulo Nuradyan Mantu Treziani Nurfadila S.

Fricilia Vivi Suwadak

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul UPAYA PENCEGAHAN
PRIMER, SEKUNDER, TERSIER DALAM SISTEM REPRODUKSI.

Terima kasih saya ucapkan kepada ibu dosen yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1

1. Latar Belakang.............................................................................................1
2. Rumusan Masalah........................................................................................1
3. Tujuan..........................................................................................................1

BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................2

1. Pencegahan Primer.......................................................................................2
2. Pencegahan Sekunder...................................................................................6
3. Pencegahan Tersier......................................................................................9

BAB III : PENUTUP.............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan


kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer juga
diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada seseorang
dengan faktor risiko.Tahap pencegahan primer diterapkan dalam fase pre pathogenesis yaitu
pada keadaan dimana proses penyakit belum terjadi atau belum mulai.

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah


pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit
tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan pengobatan yang
tepat.

Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi. tujuan dari
pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah
gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan.Pencegahan tersier terhadap
penyakit masalah sistem reproduksi dapat dengan melakukan perawatan pasien hingga
sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir kecacatan akibat masalah
tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pencegahan primer, sekunder, tersier?


2. Apa tahapan dari pencegahan primer?
3. Apa saja tujuan dari pencegahan sekunder dan tersier?

C. Tujuan

1. Mengetahui definisi pencegahan primer, sekunder dan tersier


2. Mengetahui jenis pencegahan primer, sekunder dan tersier pada sistem reproduksi
3. Mengetahui tujuan dari pencegahan sekunder dan tersier pada sistem reproduksi

1
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pencegahan Primer

Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga faktor utama
untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host, dan environment yang membentuk konsep
segitiga epidemiologi selalu akan berinteraksi yang satu dengan lainya dan selalu
merupakan ancaman potensial untuk sewaktu-waktu mencetuskan terjadinya stimulus
yang memicu untuk mulainya terjadinya proses penyakit dan masuk kedalam fase
pathogenesis.Untuk pencegahan primer masalah sistem reproduksi pada dewasa, antara
lain :

1. Pada Pria

a. Promosi Kesehatan

Tingkat pencegahan yang pertama,yaitu promosi kesehatanoleh para ahli


kesehatan di terjemahkan menjadi peningkatan kesehatan,bukan promosi kesehatan,
hal ini dikarenakan makna yang terkandung dalam istilah promotion of health disini
adalah meningkatkan kesehatan seseorang,yaitu melalui asupan gizi
seimbang,olahraga teratur,dan lain sebagainya agar orang tersebut tetap sehat,tidak
terserang penyakit.Namun demikian,bukan berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak
ada hubungannya dengan promosi kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya
tentang promotion of health menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dan
sebagainya peningkatan kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan
pendidikan kesehatan (health education)kepada individu dan masyarakat.Usaha ini
merupakan pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.

Sebagian besar strategi promosi kesehatan termasuk ke dalam pencegahan primer.


Seperti peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan kesehatan reproduksi
tentang HIV/AIDS; standarisasi nutrisi; menghindari seks bebas dan sebagainya.
Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi; kebersihan pribadi; atau pemakaian
kondom.

2
Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari
Promosi Kesehatan, usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :

1) Penyediaan makanan sehat cukup kwalitas maupun kwantitas


a) Asupan makanan yang dimakan
b) Pengawasan terhadap makanan yang dimakan
2) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan
3) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara lain pelayanan
kesehatan reproduksi dan pelayanan Keluarga Berencana
4) Pendidikan kesehatan pada masyarakat diantaranya :
a) Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui
b) Konseling mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi

b. Spesific Protection

Di bawah ini merupakan pencegahan primer (specific protection) secara


umumyang dapat dilakukan pria, untuk mencegah terjadinya masalah dalam sistem
reproduksi.

a)Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar kelainan dapat segera
ditangani lebih awal.
b) Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak menggunakan
pakaian teralu ketat sehingga testis tidak kepanasan.
c) Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur yang sejuk
diperlukan untuk perkembangan sperma.
d) Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan bergizi, cukup
olahraga, menghindari penyakit menular seksual, dan menciptakan ketenangan
psikis.
e) Menghindari minuman berakohol dan rokok.

2. Pada Wanita

Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah dengan promosi
kesehatan dan spesific protection. Pada promosi kesehatan seperti peningkatan

3
kesehatan, misalnya dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang menghindari
seks bebas kanker serviks; dan sebagainya. Untuk spesific protection, berikut ada
penjelasannya

a. Pencegahan HIV

Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui
hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang
terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode
perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang
terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan
tersebut, dengan demikian resiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.

Pencegahan untuk mengurangi terjadi HIV/AIDS adalah A-B-C-.


A (abstinensia) = tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah.
B (befaithful) = jika sudah menikah hanya berhubungan seks dengan pasangannya.

C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.

b. Pencegahan Kanker Payudara

Merupakan promosi kesehatan yang sehat. Yaitu melalui upaya


menghindarkan diri dari faktor risiko serta melakukan pola hidup sehat. Termasuk
juga dengan pemeriksaan payudara sendiri alias SADARI.

c. Pencegahan Vulvavaginitis

1). Gunakan celana dalam bersih, tidak ketat dan kering

2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar dengan air bersih
(gunakan air mengalir kalau sedang di toilet umum), cara pembersihan dengan
gerakan dari depan ke belakang

4
3). Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya terdapat pada sabun
pembersih kewanitaan atau sabun mandi

4). Jangan menggunakan pembalut yang mengandung perfume

5). Jangan mengusap area vagina terlalu keras saat membersihkannya

d. Pencegahan Gonorrhea

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain

1). Menggunakan kondom saat berhubungan seksual

2). Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki resiko penyakit
seksual menular ( seperti pekerja seks komersil)

3). Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau pastikan patner
seksual bebas dari penyakit sebelum berhubungan seksual

e. Pencegahan Sifilis

Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat dicegah dengan
cara melakukan hubungan seksual secara aman , misalnya menggunakan kondom.

f. Pencegahan Herpes Genitalis

Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan yang untuk
mencegah penyakit menular seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk menghindari
terinfeksi dengan HSV, yang sangat menular, pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk
mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi
hubungan seksual denagn hanya satu orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat
dilakukan antara lain :

1. Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom lateks selama setiap
kontak seksual

5
2. Batasi jumlah pasangan seks

3. Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah genital atau
di mana pun

g. Pencegahan Kanker Serviks

1). Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih dari satu
dan berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik seluruh organ intim dan
yang terkait pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.

2).Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan seksual,
dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi
keberadaanHuman Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari
tercetusnya penyakit kanker serviks.

3). Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan dan
laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi
HPV. Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat diberikan
mulaidari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan
biayanya pun terbilang murah.

4).Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat
(berolahraga).

1.2 Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya


adalah pada mereka yang baru terkena penyakit atau yang terancam akan menderita
penyakit tertentu. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat. Adapun beberapa pengobatan terhadap penyakit masalah
sistem reproduksi dapat melalui obat dan operasi.Pencegahan sekunder merupakan
pencegahan yang dilakaukan pada fase awal patogenik yang bertujuan untuk :

1. Mendeteksi dan melakukan interfensi segera guna menghentikan penyakit pada


tahap ini

6
2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila penyakit ini
merupakan penyakit menular

3. Untuk mengobati dan menghentikan proses penyakit, menyembuhkan orang sakit


serta untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga mengakibatkan
terjadinya cacat yang lebih buruk lagi.Karena rendahnya pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka sering sulit
mendeteksi penyakit-penyakit yang terjadi di masyarakat. Bahkan kadang-kadang
masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya. Hal ini dapat
menyebabkan masyarakat tidak memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.

Pencegahan sekunder terdiri dari :


a. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi
gejala kanker serviks  secara dini. Dengan melakukan pemeriksaan pap smear setiap
tahun,  jika ditemukan adanya kanker serviks baru pada tahap awal sehingga
kesempatan untuk sembuh lebih besar. Artinya semakin dini penyakit kanker serviks
diketahui maka semakin mudah menanganinya.

Pemeriksaan pap smear, pemeriksaan IVA, sadari sebagai cara mendeteksi


dini penyakit kanker. Bila dengan deteksi ini ditemui kelainan maka segera dilakukan
pemeriksaan diagnostic untuk memastikan diagnosa seperti pemeriksaan biopsy, USG
atau mamografi atau kolposcopy 

Tujuan utama dari usaha ini adalah :

1)  Pengobatan yang setepat-tepatnya dan secepat-cepatnya dari setiap jenis


penyakit sehingga tercapai penyembuhan yang sempurna dan segera.

2)  Pencegahan penularan kepada orang lain, bila penyakitnya menular.

3)  Mencegah terjadinya kecacatan yang diakibatkan sesuatu penyakit.

7
Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :

a).  Mencari penderita di dalam masyarakat dengan jalam pemeriksaan : misalnya


pemeriksaan darah,roentgent paru-paru dan sebagainya serta segera memberikan
pengobatan

b).  Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang
telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi
agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-
tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.

c).  Pendidikan kesehatan kepada masyarakat agar mereka dapat mengenal gejala


penyakit pada tingkat awal dan segera mencari pengobatan. Masyarakat perlu
menyadari bahwa berhasil atau tindaknya usaha pengobatan, tidak hanya tergantung
pada baiknya jenis obat serta keahlian tenaga kesehatannya,melainkan juga tergantung
pada kapan pengobatan itu diberikan.

Disability Limitation (pembatasan kecacatan dan berusaha untuk


menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan suatu masalah
kesehatan dan penyakit). Usaha ini merupakan lanjutan dari usaha Early diagnosis
And Promotif Treatment yaitu dengan pengobatan dan perawatan yang sempuran agar
penderita sembuh kembali dan tidak cacat ( tidak terjadi komplikasi). Bila sudah
terjadi kecacatan maka dicegah agar kecacatan tersebut tidak bertambah berat dan
fungsi dari alat tubuh yang cacat ini dipertahankan semaksimal mungkin.

Pengobatan yang terlambat akan menyebabkan :

a).  Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi
misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
b).  Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
c).  Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
d).  Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.

8
b. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya
sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan
sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau mengalami
ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap
ini.

Penanganan secara tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi


mencegah terjadinya infertilitas.

1.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.Menurut
Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi
penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah
ditegakkan.Pencegahan tersier terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat
dengan melakukan perawatan pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk
meminimalisir kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah
Rehabilitasi.contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium, kanker
payudara dan lain sebagaiannya.

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat,
untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu
untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu
pendidikan kesehatan pada  masyarakat.Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya
rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.

9
Rehabilitasi ini terdiri atas :
1)   Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.
2)  Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan
social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah
muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum
kembali ke dalam masyarakat.
3)  Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat
dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan
ketidak mampuannya.
4)  Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat
dikembalikan.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,memerlukan
bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan
memahami keadaan mereka (fisik,mentaldan kemampuannya) sehingga memudahkan
mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam keadaannya yang
sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah
pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya
berdasarkan belas kasihan semata-mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya
sebagai manusia.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan berurutan mulai
dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier. Prinsip mencegah lebih mudah
dan lebih murah daripada mengobati masih menjadi dasar mengapa pemilihan strategi
pencegahan penyakit sebaiknya berurutan dari primer menuju tersier.

10
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER
PADA MASALAH SISTEM REPRODUKSI BERBAGAI KALANGAN USIA

KONSEP PENCEGAHAN
Pencegahan primer :terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor,
meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan
primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara
PENCEGAHAN mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan
PRIMER jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi.
Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan
perubahan gaya hidup.
Pencegahan sekunder : Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala
dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of
resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga
PENCEGAHAN melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala.
SEKUNDER Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan
memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak
terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
Pencegahan Tersier : dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke
PENCEGAHAN arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk
TERSIER memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau
regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung
untuk kembali pada pencegahan primer.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan sekunder
merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah pada mereka yang baru terkena
penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu. Pencegahan tersier berfokus
pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat,
kematian, serta usaha rehabilitasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Widyastuti Y, dkk. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

Amalia, R. (2012). Kesehatan Reproduksi. Diakses pada tanggal 25 Mei 2015 dari
http://ichiekiky.blogspot.com/2012/09/makalah-kesehatan-reproduksi.html.

Trisna, Baim. (2012). Penyakit pada sistem reproduksi manusia. Diakses pada tanggal 21 Mei
2015 dari https://www.scribd.com/doc/69950054/Penyakit-Pada-Sistem-Reproduksi-Manusia

13

Anda mungkin juga menyukai