DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul UPAYA PENCEGAHAN
PRIMER, SEKUNDER, TERSIER DALAM SISTEM REPRODUKSI.
Terima kasih saya ucapkan kepada ibu dosen yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang
telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa
menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1
1. Latar Belakang.............................................................................................1
2. Rumusan Masalah........................................................................................1
3. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II : PEMBAHASAN.......................................................................................2
1. Pencegahan Primer.......................................................................................2
2. Pencegahan Sekunder...................................................................................6
3. Pencegahan Tersier......................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi. tujuan dari
pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi penyakit dan pengobatan, sesudah
gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan.Pencegahan tersier terhadap
penyakit masalah sistem reproduksi dapat dengan melakukan perawatan pasien hingga
sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir kecacatan akibat masalah
tersebut.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam fase ini meskipun proses penyakit belum mulai tapi ketiga faktor utama
untuk terjadinya penyakit, yaitu agent, host, dan environment yang membentuk konsep
segitiga epidemiologi selalu akan berinteraksi yang satu dengan lainya dan selalu
merupakan ancaman potensial untuk sewaktu-waktu mencetuskan terjadinya stimulus
yang memicu untuk mulainya terjadinya proses penyakit dan masuk kedalam fase
pathogenesis.Untuk pencegahan primer masalah sistem reproduksi pada dewasa, antara
lain :
1. Pada Pria
a. Promosi Kesehatan
2
Menurut Machfoedz Ircham dalam bukunya Pendidikan Kesehatan Bagian dari
Promosi Kesehatan, usaha untuk memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
b. Spesific Protection
a)Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar kelainan dapat segera
ditangani lebih awal.
b) Melindungi testis selama beraktifitas, misalnya dengan tidak menggunakan
pakaian teralu ketat sehingga testis tidak kepanasan.
c) Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas. Temperatur yang sejuk
diperlukan untuk perkembangan sperma.
d) Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan bergizi, cukup
olahraga, menghindari penyakit menular seksual, dan menciptakan ketenangan
psikis.
e) Menghindari minuman berakohol dan rokok.
2. Pada Wanita
Pada wanita, pencegahan primer yang dapat dilakukan adalah dengan promosi
kesehatan dan spesific protection. Pada promosi kesehatan seperti peningkatan
3
kesehatan, misalnya dengan pendidikan kesehatan reproduksi tentang menghindari
seks bebas kanker serviks; dan sebagainya. Untuk spesific protection, berikut ada
penjelasannya
a. Pencegahan HIV
Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui
hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang
terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode
perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang
terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan
tersebut, dengan demikian resiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.
C (condom )= jika cara A dan B tidak bisa dipatuhi maka gunakanlah condom.
c. Pencegahan Vulvavaginitis
2). Membersihkan diri setelah buang air kecil atau buang air besar dengan air bersih
(gunakan air mengalir kalau sedang di toilet umum), cara pembersihan dengan
gerakan dari depan ke belakang
4
3). Hindari penggunaan bahan kima atau parfum yang biasanya terdapat pada sabun
pembersih kewanitaan atau sabun mandi
d. Pencegahan Gonorrhea
2). Hindari kontak seksual dengan beberapa orang yang memiliki resiko penyakit
seksual menular ( seperti pekerja seks komersil)
3). Obati sedini mungkin patner yang sudah terkena infeksi atau pastikan patner
seksual bebas dari penyakit sebelum berhubungan seksual
e. Pencegahan Sifilis
Sama seperti penyakit menular seksual lainnya, sifilis dapat dicegah dengan
cara melakukan hubungan seksual secara aman , misalnya menggunakan kondom.
Cara untuk mencegah herpes genital adalah sama dengan yang untuk
mencegah penyakit menular seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk menghindari
terinfeksi dengan HSV, yang sangat menular, pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk
mencegah infeksi adalah menjauhkan diri dari aktivitas seksual atau membatasi
hubungan seksual denagn hanya satu orang yang bebas infeksi. Cara yang dapat
dilakukan antara lain :
1. Gunakan, atau pasangan Anda gunakan, sebuah kondom lateks selama setiap
kontak seksual
5
2. Batasi jumlah pasangan seks
3. Hindari hubungan seksual jika pasangan terkena herpes di daerah genital atau
di mana pun
1). Bila mungkin, hindari faktor resiko yaitu bergati pasangan seksual lebih dari satu
dan berhubungan seks dibawah usia 20 karena secara fisik seluruh organ intim dan
yang terkait pada wanita baru matang pada usia 21 tahun.
2).Bagi wanita yang aktif secara seksual, atau sudah pernah berhubungan seksual,
dianjurkan untuk melakukan tes HPV, Pap Smear, atau tes IVA, untuk mendeteksi
keberadaanHuman Papilloma Virus (HPV), yang merupakan biang keladi dari
tercetusnya penyakit kanker serviks.
3). Bagi wanita yang belum pernah berhubungan seks, atau anak-anak perempuan dan
laki-laki yang ingin terbentengi dari serangan virus HPV, bisa menjalani vaksinasi
HPV. Vaksin HPV dapat mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dan dapat diberikan
mulaidari usia 9-26 tahun, dalam bentuk suntikan sebanyak 3 kali (0-2-6 bulan). Dan
biayanya pun terbilang murah.
4).Menjaga pola makan seimbang dan bergizi, serta menjalani gaya hidup sehat
(berolahraga).
6
2. Mencegah penyebaran penyakit menurunkan intensitas penyakit bila penyakit ini
merupakan penyakit menular
7
Beberapa usaha deteksi dini di antaranya :
b). Mencari semua orang yang telah berhubungan dengan penderita penyakit yang
telah berhubungan dengan penderita penyakit menular (contact person) untuk diawasi
agar derita penyakitnya timbul dapat segera diberikan pengobatan dan tindakan-
tindakan lain yang perlu misalnya isolasi,desinfeksi dan sebagainya.
a). Usaha penyembuhan menjadi lebih sulit,bahkan mungkin tidak dapat sembuh lagi
misalnya pengobatan kanker (neoplasma) yang terlambat.
b). Kemungkinan terjadinya kecacatan lebih besar.
c). Penderitaan si sakit menjadi lebih lama.
d). Biaya untuk perawatan dan pengobatan menjadi lebih besar.
8
b. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)
Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit, maka sering masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya
sampai tuntas. Dengan kata lain mereka tidak melakukan pemeriksaan dan
pengobatan yang komplit terhadap penyakitnya. Pengobatan yang tidak layak dan
sempurna dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan cacat atau mengalami
ketidak mampuan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap
ini.
Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari
pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha rehabilitasi.Menurut
Kodim dkk (2004), tujuan dari pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi
penyakit dan pengobatan, sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah
ditegakkan.Pencegahan tersier terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat
dengan melakukan perawatan pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk
meminimalisir kecacatan akibat masalah tersebut. Pencegahan tersier adalah
Rehabilitasi.contoh: rehabilitasi pada penderita-penderita kanker ovarium, kanker
payudara dan lain sebagaiannya.
Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat,
untuk memulihkan cacatnya tersebut kadang-kadang diperlukan latihan tertentu.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu
untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu
pendidikan kesehatan pada masyarakat.Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya
rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
9
Rehabilitasi ini terdiri atas :
1) Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-maksimalnya.
2) Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan perorangan dan
social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan terjadinya cacat badaniah
muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum
kembali ke dalam masyarakat.
3) Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam masyarakat
dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai dengan kemampuan dan
ketidak mampuannya.
4) Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak dapat
dikembalikan.
Usaha mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat,memerlukan
bantuan dan pengertian dari segenap anggota masyarakat untuk dapat mengerti dan
memahami keadaan mereka (fisik,mentaldan kemampuannya) sehingga memudahkan
mereka dalam proses penyesuaian dirinya dalam masyarakat,dalam keadaannya yang
sekarang.
Sikap yang diharapkan dari warga masyarakat adalah sesuai dengan falsafah
pancasila yang berdasarkan unsur kemanusiaan yang sekarang ini. Mereka yang
direhabilitasi ini memerlukan bantuan dari setiap warga masyarakat,bukan hanya
berdasarkan belas kasihan semata-mata,melainkan juga berdasarkan hak azasinya
sebagai manusia.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan berurutan mulai
dari pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier. Prinsip mencegah lebih mudah
dan lebih murah daripada mengobati masih menjadi dasar mengapa pemilihan strategi
pencegahan penyakit sebaiknya berurutan dari primer menuju tersier.
10
PENCEGAHAN PRIMER, SEKUNDER, DAN TERSIER
PADA MASALAH SISTEM REPRODUKSI BERBAGAI KALANGAN USIA
KONSEP PENCEGAHAN
Pencegahan primer :terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor,
meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan
primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara
PENCEGAHAN mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan
PRIMER jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi.
Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan
perubahan gaya hidup.
Pencegahan sekunder : Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala
dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of
resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga
PENCEGAHAN melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala.
SEKUNDER Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan
memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak
terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensi-
intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.
Pencegahan Tersier : dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi
pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke
PENCEGAHAN arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk
TERSIER memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau
regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung
untuk kembali pada pencegahan primer.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pencegahan primer meliputi segala bentuk kegiatan yang dapat menghentikan
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan sekunder
merupakan pencegahan yang mana sasaran utamanya adalah pada mereka yang baru terkena
penyakit atau yang terancam akan menderita penyakit tertentu. Pencegahan tersier berfokus
pada proses adaptasi kembali. Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat,
kematian, serta usaha rehabilitasi.
12
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, R. (2012). Kesehatan Reproduksi. Diakses pada tanggal 25 Mei 2015 dari
http://ichiekiky.blogspot.com/2012/09/makalah-kesehatan-reproduksi.html.
Trisna, Baim. (2012). Penyakit pada sistem reproduksi manusia. Diakses pada tanggal 21 Mei
2015 dari https://www.scribd.com/doc/69950054/Penyakit-Pada-Sistem-Reproduksi-Manusia
13