Anda di halaman 1dari 24

PENGKAJIAN DAN PROMOSI KESEHATAN WANITA

OLEH:
KELOMPOK 1
1. VIVI JUMINI (14220190056)
2. A. FATMAWATI (14220190062)
3. MUSDALIFAH (14220190065)
4. NURKHAFIFAH (14220190068)
5. RESKI INDAHYANI (14220190069)
6. HASNAH (14220190070)
7. SYAHFIRA DESTA MAHARANI (14220170047)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya
kepada kami. Dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul Pengkajian Dan
Promosi Kesehatan Wanita. Kami harap agar mahasiswa dapat memahami materi
pembelajaran yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Makalah ini membahas materi secara
singkat dan jelas sangat tepat untuk digunakan untuk teman-teman yang dibidang kesehatan
terutama jurusan keperawatan. Kami menyadari bahwa materi kesehatan reproduksi sangat
penting untuk dikuasai oleh tenaga kesehatan lainnya karena materi ini merupakan dasar untuk
dapat memahami keshatan reproduksi secara menyeluruh dalam konteks kesehatan wanita.

Kami mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini dan berterima kasih kepada para pembaca yang telah memberikan
sarannya sehingga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan teman-teman.

Kami menyadari makalah ini tidak luput dari segala kekurangan, baik dari segi isi
maupun penyajian. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran dan kritik dari pembaca

Makassar, 20 April 2021


Penulis

Kelompok 8
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah keadaan kesehatan yang sempurna baik
secara fisik, mental, dan sosial. Bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan
dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
(Rohan dan Siyoto, 2013). Kesehatan reproduksi menjadi cukup misterius sepanjang
hidup, terutama bagi perempuan, selain karena rawan terpapar penyakit, juga
berhubungan dengan kehidupan soaialnya, misalnya kekurangan pendidikan yang cukup,
kawin muda, kematian ibu, masalah kesehatan reproduksi perempuan, masalah kesehatan
kerja, menopause dan masalah gizi (Manuaba,2005).

Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria dan


wanita, tetapi lebih dititik beratkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih
banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan sosial
pada wanita karena masalah gender.

Kesehatan bagi wanita adalah lebih dari kesehatan reproduksi. Wanitaamemiliki


kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan reproduksi.
Wanita mempunyai sistem reproduksi yang sensitive terhadap kerusakan yang dapat
terjadi disfungsi atau penyakit. Wanita adalah subjek dari beberapa penyakit terhadap
fungsi tubuh oleh karena pengaruh laki-laki, pola penyakit pun berbeda dengan laki-laki
karena adanya perbedaan bntuk genetik, hormonal, ataupun perilaku gaya hidup.
Penyakit pada sistem tubuh ataupun pengobatan dapat berinteraksi dengan keadaan
sistem reproduksi ataupun fungsinya.

Kebutuhan kesehatan bagi wanita dapat dikelompokan dalam dalam empat


kategori. Pertama, wanita memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan
dengan fungsi seksual dan reproduksi. Kedua, wanita memiliki sistem reproduksi yang
mudah cedera untuk menjadi tidak berfungsi atau sakit, apakah terjadi sebelum sistem
preproduksi tersebut berfungsi atau sesudah berfungsi. Ketiga, wanita dapat terkena
penyakit pada organ reproduksi yang sama seperti pada pria, tetapi pola penyakit
akan berbeda dari pria karena struktur genetik wanita, lingkungan hormonal, serta
perilaku gaya hidup yang berhubungan dengan gender. Keempat, karena wanita
sebagai subjek dari disfungsi sosial.

B.Tujuan
Tujuan promosi kesehatan wanita yaitu :
1. Mengetahui Definisi promosi kesehatan wanita
2. Mengetahui kondisi yang mempengaruhi rendahnya status kesehatan
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan wanita
4. Mengetahui Cara Perawatan Kesehatan Reproduksi
5. Mengetahui pembekalan remaja terkait kesehatan reproduksi
6. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual

5. Mengetahui faktor – faktor


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Promosi Kesehatan

Menurut Green ( cit, Natoatmodjo,2005),promosi kesehatan adalah segala bentuk


kombinasi pendidikan kesehatandan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan
organisasi, yang dirancang untuk memudahkan perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan.
WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Selain itu,
untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial
masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebituhannya, serta
mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.
Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan adalah program-program kesehatan
yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan), baik didalam masyarakat
sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.

Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara garis
besar terdapat 2 jenis pelayanan kesehatan, yaitu :

a. Pelayan preventif dan promotif, adalah pelayan bagi kelompok masyarakat


yang sehat , agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkatkan status
kesehatannya.
b. Pelayan kuratif dan rehabilitative, adalah pelayanan kelompok masyarakat
yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih
kesehatannya.

Berdasarka jenis aspek pelayan kesehatan ini, promosi kesehatan mencakup 4 pelayanan,
yaitu:

a. Promosi kesehatan pada tingkat promotif


Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah kelompok
orang yang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan
kesehatannya. Apabila kelompok ini tidak memperoleh promosi kesehatan
bagaimana memelihara kesehatan, maka kelompok ini akan menurun
jumlahnya, dan kelompok orang yang sakitnya meningkat.

b. Promosi kesehatan pada tingkat preventif


Disamping kelompok orang yang sehat, sasaran promosi kesehatan pada tingkat
ini adalah kelompok yang beresiko tinggi. Tujuan utama promosi kesehatan pada
tingkat ini adalah untuk mencegah kelompok-kelompok tersebut agar tidak jatuh
atau menjadi terkena sakit (primary prevention).

c. Promosi kesehatan pada tingkat kuratif


Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita penyakit
(pasien). Tujuannya agar mencegah penyakit agar tidak menjadi lebih parah
(secondary prevention).

d. Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif


Para penderita penyakit yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit.
Tujuannya agar segera pulih kembali kesehatannya atau mengurangi kecacatan
seminimal mungkin (tertiary prevention)

B. Pengkajian

Alat kelamin/sistem reproduksi merukan bagian yang penting dikaji pada wanita.
Berbagai masalahyang berkaitan dengan sistem reproduksi wanita dapat terjadi misalnya
masalah yang berkaitan dengan konstrasepsi, infertilitas, kehamilan, gangguan
menstruasi maupun menopause.

Sistem reproduksi wanita terdiri dari dua bagian utama yaitu alat kelamin luar dan
alat kelamin dalam yang berkembang dan berfungsi sesuai dengan pengaruh hormon-
hormon yang juga mempengaruhi fertilitas, kehamilan, dan kemampuannya mencapai
kepuasan seksual. Alat kelamin luar terdiri dari mons pubis, klitoris, labia mayora, labia
minora dan beberapa struktur yang barkaitan (kelenjar Bartholini, skene’s dan meatus
uretra). Alat kelamin dalam terdiri dari vagina, uterus, ovarium dan tuba fallopian.

Pada tahun-tahun sebelum menstruasi dan pada saat hamil. Uterus wanita
mengalami perubahan ukuran. Menstruasi pertama kali pada wanita terjadi pada saat
seseorang wanita memasuki usia remaja dan menstruasi ini akan berakhir (menopause)
pada saat wanita berusia sekitar 40 sampai dengan 55 tahun.

a. Riwayat Kesehatan
Kecukupan dan keakuratan data merupakan kunci keberhasilan dalam wawancara
kesehatan. Pembicara tentang alat kelamin wanita merupakan hal yang bersifat pribadi.
Masyrakat sering menganggap tabu hal-hal yang berkaitan dengan alat kelamin.
Agar wawancara berjalan lancar, jaga privasi pasien, gunakan pertanyaan/bahasa yang
mudah dipahami pasien dan selesaikan semua wawancara sebelum passion di atur dalam
posisi litotomi.
Data riwayat kesehatan yang dikumpul meliputi pola sehat-sakit ( riwayat
kesehatan sekarang, dahulu, keluarga, dan pertimbangan perkembangan), pola
memelihara kesehatan, serta pola peranan-kekerabatan ( Morton, 1991 ).
Data pola kesehatan yang dikumpulkan pertama kali adalah riwayat kesehatan
sekarang. Ajukan pertanyaan tentang keluhan pasien ( menggunakan pola PQRST ).
Kapan pasien mengalami menstruasi, periode menstruasi, apakah pasien menggunakan
kontrasepsi, apakah pasien merokok/menggunakan alcohol, apakah partnernya menderita
enfeksi alat kelamin, dan bagaimana keaktifan hubungan seksnya. Dari riwayat
kesehatandahulu apakah pernah mengalami gangguan pada kelaminnya, pendarahan,
penyait kelamin, pembedahan dan kehamilan.
Kemudian ajukan pertanyaan adakah anggota keluarga yang menderita gangguan
sistem reproduksi, pembedahan pada sistem reproduksi, atau yang menderita gangguan
siskemik seperti diabetes mellitus, obesitas atau penyait jantung. Pertanyaan-pertanyaan
tentang juga di ajukan yang berkaitan dengan pertimbangan perkembangan, terutama bila
pengkajian dilakukan pada anak-anak, remaja, dewasa atau usia lanjut dimana
masing-masing tahap ini mempunyai perkembangan cirri yang berbeda. Pengkajian
pada wanita hamil atau usia lanjut memerlukan ketrampilan khusus yang lebih
mendalam.
Setelah data pola kesehatan terkumpul maka perawat melanjutkan pengumpulan data
tentang pola mempertahankan kesehatan. Ajukan pertanyaan tentang kebiasaan makan,
apakah sering buang air kecil yang mengganggu tidurnya da bagaimana keteraturan
pasien dalam melakukan check-up kesehatan. Ada dua macam pengkajian pada alat
kelamin wanita, yaitu pengkajian alat kelamin pada bagian luar dan pengakajian bagian
dalam.

b. Pengkajian Bagian Luar


1) Beri kesempatan pada pasien untuk mengosongkan kandungan kemih
sebelum pengkajian dimulai. Bila diperlukan urine untuk spesemen lab.
2) Anjurkan pasien membuka celana, bantu mengatur posisi litotomi dan selimut
bagian yang tidak diamati.
3) Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan
jumlahnya dibandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
4) Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia,
dan eksoriasi
5) Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora, labia minora, klitoris, dan
meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, keluaran, pembengkakan
atau nodula.

c) Pengkajian Tingkat Mahir/ Pengkajian Dalam

Keterlibatan perawat dalam melakukan pengkajian tingkat mahir, tergantung pada


kebijaksanaan/peraturan dimana perawat bekerja. Akan tetapi secara klinis perawat harus
mengetahui teknis pengkajian ini.

1) Atur posisi pasien


2) Lumasi jari penunjuk anda dengan air steril dan masukan kedalam vagina dan
identifiksi serviks mengeni kelunakannya, serta permukaannya. Tindakan ini berguna
untuk mempergunakan dan memilih speculum yang tepat, cabut jari bila udah selesai.
3) Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dengan dan lumasi denagn
air hangat terutama bila akan diambil specimen
4) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah prianal
5) Yakinkan tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan dengan tangan satunya
masukan speculum dengan sudut 45 dan hati-hatilah sehingga tidak menjepit rambut
pubis atau labia.
6) Bila speculum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari anda, dan putar speculum
kea rah posisi horizontal dan pertahankan pertekanan tetap pada sisi bawah/posterior.
7) Buka paruh speculum, lokasikan pada serviks dan kunci paruh sehingga dapat membuka.
8) Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati serviks
mengenai ukuran, leserasi, erosi, nedula, masa, keluaran dan warnanya. Normalnya
pada nulivara bentuk serviks melikar atau oval, sedang pada para membentuk celah
9) Bila diperlukan specimen stologi makaambilah dengan cara usapan dengan
menggunakan aplikator dari kapas.
10) Bila sudah selesai, kondorkan screw speculum, tutup speculum dan tarik keluar
secara perlahan-lahan.
11) Lakukan palpasi secara bimanual bila dilakukan dengan cara kenakan sarung tangan
steril, lumasi jari penunjuk dan jari tengah kemudian masukan kelubang vagina dengan
penekanan ke arah posterior dan raba dinding vagina untuk mengetahi adanya nyeri
tekan dan nodula.
12) Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsisten,
regulasitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks dapat digerakan tanpa terasa
nyeri.
13) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan menghadap ke atas. Tangan yang diluar tarus
diperut dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus mengenai ukuran, bentuk, konsistensi,
dan mobilitas.
14) Palpasi ovarium dengan cara geser dua jari yang ada dalam vagina pada fornik lateral
kanan. Tangan yang diperut tekankan kebawah kearah kuadran kanan bawah. Palpasi
ovarium kanan mengenai ukuran mobilitas, bentuk, ukuran, konsistensi dan nyeri
tekan. Ulangi untuk ovaruim sebelahnya.
C. Perawatan Kesehatan Reproduksi

Perawatan kesehatan reproduksi adalah suatu kumpulan metode, teknik, dan pelayanan
yang mendukung kesehatan reproduksi dan kesejahteraan melalui pencegahan dan
penanganan masalah-masalah kesehatan reproduksi mencakup perawatan kesehatan
seksual yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan hubungan antara-pribadi. Bukan
hanya prihal konseling dan perawatan yangberhubungan dengan proses reproduksi dan
penyakit menular secara seksual. Perawatan kesehatn reproduksi perlu dilaksanakan pada
jenjang perawatan kesehatan primer yang mencakup berbagai pelayanan yang terkait satu
sama lain yaitu sebagai berikut.

1. Bimbingan dalam pelaksanaan keluarga berencana, termasuk didalamnya ialah


pemberian pendidikan, komunikasi, informasi, konseling, dan pelayanan
kontrasepsi.
2. Pendidikan dan pelayanan perawatan prenatal.
3. Penanganan proses kelahiran yang aman.
4. Perawatan pascanatal khususnya pemberian ASI, perawatan kesehatan bayi, anak,
dan ibu.
5. Pencegahan dan pengobatan yang menandai terhadap kemandulan (inferlitilitas).
6. Penangan masalah aborsi.
7. Pengobatan infeksi saluran reproduksi.
8. Penyakit yang di tularkan secara seksual termasuk penyakit HIV/AIDS dan kangker alat
reproduksi.
9. Informasi pendidikan dan konseling tentang seksualitas sesuai umur, termasuk
pengetahuan reproduksi bagi remaja agar menjadi orang tua yang bertanggung
jawab.

D. Kondisi Yang Memengaruhi Rendahnya Status Kesehatan Wanita

a. Masyarakat atau budaya


a. Wanita yang subur (fertil) akan meningkatkan status suami
b. Keturunan yang banyak dapat meningkatkan sumber daya keluarga.
c. Status wanita di pandang rendah.
d. wanita yang tidak subur ( infertile) akan dicerai.
e. Wanita selalu memiliki hak suara yang sedikit dalam membuat keputusan keluarga.
b. Ekonomi
a. Tidak dapat menyediakan sarana yang cepat kepelayanan keperawatan.
b. Tidak mudah untuk memperoleh tranfusi darah atau obat-obatan untuk
pencegahan infeksi.
c. Persalinan
a. Kerja berat selama usia reproduksi dan kehamilan.
b. Keluhan sakit sering diabaikan sampai benar-benar merasa tidak sanggup untuk
bekerja, barumencapai pengobatan.
d. Pendidikan
a. Remaja wanita kurang tertarik untuk kesekolah.
b. Meninggalkan sekolah lebih awal untuk membantu keluarga.
c. Sukar untuk mengejar ketertinggalan oleh karena status dan beban kerja
yang tinggi
e. Mobilitas
a. Tidak dapat bepergian tanpa izin dari suami dan keluarga.
b. Kurang pengetahuan tentang cara memperoleh karcis/cara bila bepergian.
f. Keluarga dan pernikahan
a. Pernikahan dini berhubungan dengan kehamilan remaja.
b. Perawatan antenatal tergantung dari mertua.
c. Hanya suami yang diizinkan untuk bepergian.
d.Rendahnya status wanita berhubungan dengan pelayanan kesehatan wanita.
g. Fertilitas
a. fertilitas tinggi meningkatkan status dan resiko kematian.
b. kehamilan terlalu sering, terlalu tua, jarak terlalu dekat, atau terlalu muda.
c. Keluarga berencana meingkan kehamilan yang tidak di inginkan dan aborsi
h. Kesehatan
a. anak perempuan kurang mendapat pelayanan kesehatan dibandingkan dengan
anak laki-laki
b. keterlambatan atau tidak melakukan perawatan antenatal
menyebabkan keterlambatan identifikasi dari komplikasi.
i. Nutrisi
a. Anak perempuan kurang mendapat makanan di bandingkan anak laki-laki.
b. Status nutrisi yang buruk menyebabkan kontraksi pelviks dan persalian lama.
c. Anemia dapat menyebabkan perdarahan
d. kehilangan cadangan lemak tubuh oleh karena terlalu seringnya khamilan
dan laktasi.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Wanita Secara


Umum

1. Faktor genetik

Merupakan modal utama atau dasar factor bawaan yang normal, contoh jenis kelamin,
suku, dan bangsa.

2. Faktor lingkungan

Komponen biologis, misalnya organ tubuh, gizi, perawatan, kebersihan lingkungan,


pendidikan, sosial budaya, tradisi, agama, adat, ekonomi, dan politik.

3. Faktor lingkungan

Keadaan perilaku akan memengaruhi tumbuh kembang anak. Perilaku yang tertanam
pada masa anak akan terbawa dalam kehidupan selanjutnya.

F. Kesehatan Remaja Dan Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi remaja sulit dipisahkan dari kesehatan remaja secara keseluruhan,
karena gangguan kesehatan remaja akan menimbulkan gangguan pula pada sistem
reproduksi.

1. Masalah gizi buruk

a. Anemia dan kurang energi kronis (KEK).


b. Pertumbuhan yang terhambat pada remaja putri, sehingga mengakibatkan
panggul sempit dan resiko untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
dikemudian hari.

2. Masalah pendidikan
a. Buta huruf, yang mengakibatkan remaja tidak mempunyai akses informasi yang
dibutuhkannya serta kurang mampu mengambil keputusan yang terbaik untuk
kesehatan dirinya.

b. Pendidikan rendah dapat mengabitkan remaja kurang mampu memenuhi


kebutuhan fisik dasar ketika berkeluarga, dan hal ini akan berpengaruh buruk
terhadap derajat kesehatan diri dan keluarganya.

3. Masalah lingkungan dan pekerjaan.

a. Ligkungan dan suasana kerja yang kurang memperhatikan kesehatan remaja.


b. Lingkungan sosial yang kurang sehat dapat menghambat, bahkan merusak
kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja.

4. Masalah seks dan seksualitas.

a. Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas,
misalnya mitos yang tidak benar.

b. Kurang bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan
kesehatan seksualitas.

c. Penyalah gunaan dan ketergantungan napza yang mengarah pada penularan HIV
atau AIDS melalui jarum suntik dan hubungan sex bebas yang dewasa ini semakin
mengkhawatirkan.

d. Penyalah gunaan seksual.

e. Kehamilan remaja .

f. Kehamilan pranikah atau diluar ikatan pernikahan.

5. Masalah perkawinan dan kehamilan dini.

a. Ketidak nikmatan secara fisik dan mental.

b. Resiko komplikasi dan kematian ibu dan bayi lebih besar.


c. Kehilangan kesempatan untuk mengembangkan diri.

d. Resiko untuk melakukan aborsi yang tidak aman.

G. Pembekalan Pengetahuan Remaja Terkait Kesehatan


Reproduksi Remaja

1 Perkembangan fisik, kejiwaan, dan kematangan seksual remaja.


Pembekalan pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan, dan
kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta mengatasi
berbagai keadaan yang membingungkannya. Pada umumnya orang menganggap
bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang pemberian informasi alat kelamin dan
berbagai macam posisi dalam hubungan seks.
2 Proses reproduksi yang bertanggung jawab.
Manusia secara biologis mempunyai kebutuhan seksual. Remaja perlu mengendalikan
naluri seksual dan menyalurkannya menjadi kegiatan positif, seperti olahraga dan
mengembangkan hobi yang positif.
3 Pergaulan yang sehat antara remaja laki-laki dan wanita serta kewaspadaan
terhadap masalah remaja yang banyak ditemukan.
Remaja memerlukan informasi tersebut agar waspada dan berprilaku seksual sehat dan
bergaul dengan lawan jenisnya. Disamping itu remaja memerlukan pembekalan tentang
kiat-kiat untuk mempertahankan diri maupun psikis serta mental menghadapi godaan,
seperti ajakan untuk melakukan hubungan seksual dan pengguma napza.
4 Persiapan pranikah
Informasi tentang hal ini diperlukan agar calon pengantin lebih siap secara mental dan
emosional dalam memasuki kehidupan berkeluarga.
5 Kehamilan dan persalina serta pencegahannya.
Remaja perlu mendapatkan informasi tentang hal ini sebagai persiapan bagi remaja laki-
laki dan wanita dalam memasuki kehidupan berkeluarga di masa depan.
H.Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular Seksual
Termasuk HIV/AIDS

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan salah satu infeksi saluran reproduksi (ISR)
yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran reoroduksi merupakan
infeksi yang di sebabkan oleh masuk dan berkembang biaknya kuman penyebab infeksi
kedalam saluran reproduksi. Kuman penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus,
dan parasit. Walau PMS dapat disebabkan oleh kuman yang berbeda, namun sering
member keluhan dan gejala yang sama. Contoh : push( nanah) yang keluar dari saluran
kencing laki-laki (uretra) dan atau dari liang senggama wanita (vagina), dan borok pada
kelamin yang merupakan keluhan sekaligus gejala PMS yang umum dijumpai.

Penyebab infeksi saluran reproduksi (ISR)

1 Sisa kotoran yang tertinggal karena pembasuhan buang air besar yang kurang sempurna.
2 Kesehatan umum rendah
3 Kurangnya kebersihan alat kelamin, terutama saat menstruasi
4 Perkawinan pada usia terlalu muda dan berganti pasangan
5 Hubungan seksual dengan penderita infeksi
6 Perlukaan pada saat keguguran, melahirkan, atau perkosaan
7 Kegagalan pelayanan kesehatan dalam sterilisasi alat dan bahan dalam melakukan
pemeriksaan/ tindakan disekitar saluran reproduksi.

Wanita lebih rentang terinfeksi dibandingkan laki-laki dikarenakan hal berkut.

1 Saluran reproduksi wanita lebih luas permukaannya


2 Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar ole
cair sperma, jika sperma terinfeksi oleh PMS maka wanita tersebutpun bisa
terinfeksi.
3 ISR pada wanita tidak selalu menunjukan gejala kondisi ini dapat menyebabkan
infeksi meluas dan menimbulkan komplikasi.
4 Banyak orang, terutama wanita dan remaja enggan untuk mencari pengobatan
arena mereka tidak ingin keluarga atau masyarakat tahu mereka menderita PMS .
Pada wanita, ISR dapat menyebabkan kehamilan di luar kandungan, kemandulan, kangker
leher rahim, kelainan pada janin/bayi, misalnya berat bayi lahir rendah, (BBLR), infeksi
bawaan sejak lahir, bayi lahir mati, dan bayi lahir belum cukup umur. Termasuk dalam
kelompok PMS adalah gonoreal, sifilis, ulkus mole, kondiloma, akuminata, herpes genetal,
dan HIV/AIDS. Dari semua PMS, HIV/AIDS merupakan jenis PMS yang paling
berbahaya, karena belum di temukan pengobatannya dan berakhir kematian bagi
penderitanya. Berikut adalah hal yang penting yang perlu diketahui tentang PMS.

1 PMS dapat terjadi pada laki maupun wanita.


2 Penularan PMS dapat terjadi, walaupun hanya sekali melakukan hubungan
seksual tanpa menggunakan/memakai kondom dengan penderita PMS
3 Tidak ada seorang pun yang kebal terhadap PMS
4 Wanita lebih mudah tertular PMS dari pasangannya di bandingkan sebaliknya, karena
bentuk alat kelaminnya dan luar permukaan yang terpapar oleh air mani
pasangannya.
5 Infeksi atau borok pada alat reproduksi wanita sering tersembunyi yang tidak
mudah terlihat oleh petugas yang kurang terlatih.
6 ISR meningkatkan resiko menularan PMA/HIV/AIDS pada wanita sepuluh kali lebih
besar.
7 Beberapa PMS mungkin tidak menimbulkan gejala yang berarti pada wanita,
ttapi tetap dapat menularkan penyakit tersebut pada pasangannya.
8 Tanda-tanda dan gejala PMS pada laki-laki yang biasanya tampak jelas sebagai luka
atau pus tubuh, sehingga pengobatannya dapat dilakukan lebih awal.
9 PMS sering tidak diobati dengan benar sehingga sering mengakibatkan penularan
dan penderita yang berkepanjangan. Kebanyakan PMS dapat diobati bila
pengobatannya tepat dan pada saat yang tepat pula.
10 Komplikasi PMS seperti kemandulan dapat dicegah bila PMS aegera
diobati. 11 Belum ada vaksin imunisasi untuk PMS.
12 PMS meningkatkan kemungkinan tertular HIV/AIDS sebanyak empat kali

Penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS dapat menural dengan beberapa cara,
yang pertama adalah melalui hubungan seksual yangtidak terlindung, baik melalui penis, vagina,
anus, maupun oral. Cara ini merupakan cara paling utama (lebih dari 90%). Uteroplasenta,
penularan dari ibu kejanin selama kehamilan (HIV/AIDS, herpes, sifilis), melalui jalan lahir pada
saat persalinan (HIV/AIDS, gonore, klamidia), sesuadah bayi lahir dengan cairan darah atau
produk darah (HIV/AIDS) dalam melalui jarum suntik yang di pakai secara bersama-sama
dengan penderita hepatitis atau HIV/AIDS. Kontak tubuh, kondisis ini terjadi pada sifilis stadium
III, dan yang terakhir adalah tidak terjaganya kebersihannya alat produksi dengan baik.

Berikut ini adalah orang-orang yang beresiko tinggi terhadap penularan PMS, atau
HIV/AIDS.

1 Sering berganti-ganti pasangan seksual atau mempunyai satu atau lebih pasangan
seksual baik yang dikenai atau yang tidak dikenai ( misalnya dengan penjaja
seksual).
2 Pasangan seksual mempunyai pasangan ganda. Penularan dari ibu ke
janin/bayi, sering bersumber dari pasangan/suami.
3 Terus melakukan hubungan seksual, walaupun mempunyai keluhan PMS dan
tidak memberitahukan kepada pasangannya .
4 Tidak memakai kondom saat melakukan hubungan seksual dengan pasangan yang
beresiko.
5 Pemakaian alat sunti secara bersama-sama secara berganti, misalnya pada
penderita ketergantungan narkotika atau kelalaian petugas kesehtan dalam
menjaga kesterilan alat suntik.

Berikut adalah cara pencegahan PMS, HIV/AIDS

1 Meningkatkan ketahanan keluarga melallui pesan kunci ( di kenal dengan singkatan


“ABCDE”).
a. Abstinensia: tidak melakuakn hubungan seksual diluar nikah
b. Be faitbful: setia terhadap pasangan yang sah (suami-istri)
c. Condom: menggunakan kondom apabila salah su pasangan berisio terkena IMS
atau HIV/AIDS.
d. Dugs: hindari pemakaian narkoba.
e. Equipment: mintalah peralatan kesehatan yang stril.
2 Pencegahan penularan melalui darah.
a. Shrining darah donor dan produk darah.
b. Menggunakan alat suntik dan alat lain stril.
c. Penerapan kewaspadaan univelsal/universal infection precaution.
d. Berhati-hati pada saat menangani segala hal yang tercemar oleh darah segar.
3 Pencegahan penularan dari ibu ke anak.
a. Pemeriksaan dan konseling ibu hamil
b. Pemberian obat antiretroviral ibu bagi hamil yang mengidap infeksi HIV
4 Menjaga kebersihan alat reproduksi karena ada jenis IMS yang dapat diderita
tanpa melalui hubungan seksual misalnya keputihan yang diakibatkan oleh jamur.
5 Memeriksakan diri segera bila ada gejala-gejala PMS yang dicerigai.
6 Menghindari hubungan suksul ini ada gejala PMS, misalnya borok pada alatkelamin
atau keluarnya pus (cairan nanah) dari tubuh.

Penyakit menular seksual ini ada yang bisa disembuhkan dan ada yang tidak. Sebadai contoh
PMS yang disebabkan oleh bakteri seperti gonorea, sifilis, uklus mole, dan klamidia masih dapat
disembuhkan, sedangkan yang disebabkan oleh virus seperti hepatitis, herpes genital, kondiloma
akuminata, dan AIDS tidat dapat disembuhkan. Satu-satunya cara adalah berobat ke dokter atau
tenaga kesehatan. Jika terkena PMS, pasangan juga harus diperiksa dan diobati, jangan
mengobati diri sendiri, patuhi cara pengobatan sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter, atau
hindari hubungan seksual selama masih ada keluhan/gejala. Beri tahu dokter atau tenaga
kesehatan.

I. HIV/AIDS

a. Pengertian HIV
HIV singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yaitu virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia. Virus HIV akan masuk dalam sel darah putih dan merusaknya,
sehingga sel darah putih yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi akan
menurun jumlahnya. Akibatnya system kekebalan tubuh menjadi lemah dan penderitan
mudah terkena berbagai penyakit. Kondisi ini disebut AIDS.
b. Pergertian AIDS
AIDS singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu kumpulan gejala
penyakit (sindrom) yang dapat akibat turunnya kekebalan tubuk yang disebabkan oleh
HIV.
Ketika individu sudah tidak lagi memiliki system kekebalan tubuh, maka semua
penyakit dapat masuk ke dalam tubuh dengan mudah (infeksi opurtunistik). Oleh karena
system kekbalan tubuh menjadi lemah, maka penyakit yang tadinya berbahaya akan
menjadi sangat berbahaya.
c. Hal-hal yang perlu diketahui tentang HIV/AIDS.
 Sekali virus HIV masuk kedalam tubuh, virus tersedut akan menetap dalam tubuh
untuk selamanya.
 Virus HIV hidup dalam darah ,air mani, cairan dalam jalan lahir, air liur, air
mata, dan cairan tubuh lainnya.
 Sebagian beras infeksi HIV ditularkan melalui hubungan seksual, di samping
juga melalui jarum suntik dan transfuse darah serta penularan dari ibu kepada
janinnya.
 HIV tidak hanya menular pada kuam homoseksual.
 Wanita lima kali lebih mudah tertular HIV/AIDS dari pada laki-laki, karena
bentuk alat kelamin wanita lebih luas permukaannya sehingga mudah terpapar
oleh cairan mani yang tertinggal lebih lama dalam tubuh.
 Perlukaan pada saluran kelamin memudahkan masuknya virus HIV.
 Hubungan seks melalui anus lebih berisiko dalam penularan dari pada cara
hubungan seks lainnya, karena jaringan anus lebih lembut.
 Kekerasan seksual atau hubungan seksual dengan gadis remaja lebih
memudahkan terjadinya penularan.
 HIV tidak menular melalui.
1) Kontak tangan dan sentuhan;
2) Pemakaian kamar mandi yang sama;
3) Cuiman;
4) Berenang bersama;
5) Keringat;
6) Batuk atau bersin;
7) Makan dan minun bersama;
8) Gigitan nyamuk;

Orang yang sudah terinfeksi HIV biasanya sulit dibedakan dengan orang yang sehat di
masyarakat. Mereka masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa, badan terlihat sehat,
danmasih dapat berkerja dengan bait. Untuk sampai pada fase AIDS seseorang yang telah
terinfeksi HIV akan melewati beberapa fase. Berikut adalah tahanan perubahan HIV/AIDS.

a. Fase pertama: masa jendela (window period).


Pada awal terinfeksi ciri-cirinya belum dapat dilihat meskipauyang bersangkutan melaukan
tes darah, karena pada fase ini system antibodi terhadap HIV belum terbentuk, tetapi yang
bersangkutan sudah dapat menular orang lain. Masa ini disebut dengan window period,
biasanya antra 1-6 tahun.
b. Fase kedua.
Umur infeksi 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase ini induvidu sudah positif HIV
tetapi belum menampakkan gejala sakit. Dapat menularan orang lain. Kemungkinan
mengalami gejala-gejela ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembut sendiri).
c. Fase ketiga.
Mulai muncul gejala-gejela awal penyakit. Belum disebut gejela AIDS, tetapi system
kekebalan tubuh mulai berkurang. Gejela yang berkaitan dengan HIV antara lain:
 Keringat berlebihan pada waktu malam;
 Diare terus-menerus;
 Pembengkakan kelenjar getah bening;
 Flu tidak sembuh-sembuh;
 Nafsu makan berkurang dan lemah;
 Berat badan terus berkurang;
d. Fase keempat.
Sudah masuk pada tahap AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosis setelah kekebalan tubuh
sangat berkurang dilihat dari jumlah sel T (di bawah 2.001 mikro liter) dan timbul penyakit
tertentu yang disebut dengan infeksi dengan oportunistik, yaitu:
 Kanker khususnya kanker kulit yang disebut sarcoma kaposi:
 Infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernapas
(TBC umumnya diderit oleh pengidap AIDS);
 Infeksi usus yang menyebabkan diare parah selama berminggu-minggu;
 Inteksi otak yang menyebabkan kekacauan mental, sakit kepala, dan sariwan.

d. Pencegahan penularan HIV/AIDS.


Pada darasnya sama dengan pencegahan PMS, yaitu:
a. Melakukan hubungan hanya dangan pasangan yang setia atau menghindari hubungan
seksuil dengan yang berganti-ganti.
b. Mempunyai perilaku seksual yang bertanggung jawab dan setia pada pasangan..
c. Setiap darah transfusi dicek terhadap HIV dan donor darah kepada sanak saudara
lebih sehat dan aman dibandingkan donor darah professional.
d. Menghindari injeksi, periksa dalam, prosedur pembedahan yang tidak steril dari
petugas kesehatan yang tidak bertanggung jawab.
BAB 3
PENUTUP
Kesimpulan
Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan
peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya
terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.
Promosi kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang
sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkunganya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/265447438/MAKALAH-Promkes-New
https://ejurnal.poltekkes-
manado.ac.id/index.php/jidan/article/download/820/650/
https://www.alodokter.com/tidak-takut-penyakit-menular-seksual-lagi-
setelah-tahu-ini

Anda mungkin juga menyukai