FLEURA” OLEH:
1. SALSABIL RAJIHAH (14220190049)
2. IFFAH NURMAGFIRAH (14220190050)
3. JENNATUR RAHMAH (14220190051)
4. A. FATMAWATI (14220190062)
KELOMPOK 4
B2 KEPERAWATAN
ANGKATAN 2019
KONSEP MEDIS
01 Peningkatan tekanan
negatif intra pleura 02 Penurunan tekanan
osmotik koloid darah
03 Peningkatan tekanan
kapiler subpleural
04 Ada inflamasi atau
neoplastik
3. Manifestasi Klinis
1.Menurut Nettina, (1996 : 229) gambaran klinis efusi pleura adalah Nyeri dada,
dispnea (nyari saat bernafas), batuk, dullness bila dilakukan perkusi pada area
penumpukan cairan, suara nafas melemah atau hilang, pada area penumpukan cairan.
2.Menurut Saferi & Mariza (2013) gambarakn klinis effusi pleura tergantung
pada penyakit dasarnya :
3.1. Sesak napas
4.2. Rasa berat pada dada
5.3. Bising jantung (pada payah jantung)
6.4. Batuk yang kadang-kadang berdarah pada perokok (ca bronkus)
7.5. Lemas yang progresif
8.6. Bb menurun (pada neoplasma)
9.7. Demam subfebril (pada tb)
10.8. Demam menggigil (pada empiema)
11.9. Asitesis (pada sirosi hati)
12.10. Asites dengan tumor pelvis (pada sindrom meig)
4. Pronosis
Prognosis pasien dengan efusi pleura sangat erat terkait dengan penyakit yang
mendasarinya, namun secara umum makin parahnya efusi pleura juga telah
diketahui berhubungan dengan prognosis yang buruk. Hal ini ditunjukkan
mortalitas efusi pleura bilateral sebesar 26% yang lebih tinggi 4 kali lipat
dibandingkan tingkat mortalitas efusi pleura unilateral sebesar 5.9%.
Pada efusi pleura tidak terkait keganasan, prognosis bervariasi tergantung
penyakit yang mendasarinya. Contoh pada efusi pleura akibat gagal jantung dan
juga pada efusi pleura akibat gagal ginjal.
5. Penatalaksana
Menurut Wijaya & Putri (2013) tujuan umum penatalaksanaan adalah
1. Untuk menemukan penyebab dasar
2. Untuk mencegah penumpukan kembali cairan
3. Menghilangkan ketidaknyamanan serta dyspnea
Jika jumlah cairannya sedikit, mungkin hanya perlu dilakukan pengobatan terhadap penyebabnya. Jika
jumlah cairannya banyak, sehingga menyebabkan penekanan maupun sesak nafas, maka perlu dilakukan
tindakan drainase (pengeluaran cairan yang terkumpul). Cairan bisa dialirkan melalui prosedur torakosentesis,
dimana sebuah jarum (atau selang) dimasukkan ke dalam rongga pleura. Torakosentesis biasanya dilakukan
untuk menegakkan diagnosis, tetapi pada prosedur ini juga bisa dikeluarkan cairan sebanyak 1,5 liter. Jika
jumlah cairan yang harus dikeluarkan lebih banyak, maka dimasukkan sebuah selang melalui dinding dada.
Jika pengumpulan cairan terus berlanjut, bisa dilakukan penutupan rongga pleura. Seluruh cairan dibuang
melalui sebuah selang, lalu dimasukkan bahan iritan (misalnya larutan atau serbuk doxicycline) ke dalam
rongga pleura. Bahan iritan ini akan menyatukan kedua lapisan pleura sehingga tidak lagi terdapat ruang
tempat pengumpulan cairan tambahan.
6. Pemeriksaan Penunjang
3. USG Dada
1. Rontgen
dada
4.Torakosente
2. CT scan
sis
dada
5. Biopsi
KONSEP KEPERAWATAN
Pengkajian psikologis klien meliputi beberapa dimensi yang memungkinkan perawat untuk
memperoleh persepsi yang jelas mengenai status emosi, kognitif, dan perilaku
klien.Perawat mengumpulkan data hasil pemeriksaan awal kliwn tentang kapasitas fisik dan
intelektual saat ini.data ini penting untuk menentukan tingkat perlunya pengkajian psiko-
sosio-spiritual yang saksama (Muttaqin, 2012)
6. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan proses pemeriksaan tubuh pasien untuk menentukan ada
atau tidaknya masalah fisik. Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk mendapatkan informasi
valid tentang kesehatan pasien.
Pemeriksa harus dapat mengidentifikasi, menganalisis dan menyusun informasi yang
terkumpul menjadi suatu penilaian komprehensif. Empat prinsip kardinal pemeriksaan fisik
meliputi : melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi) dan mendengarkan
(auskultasi).
B. Diagnosis Keperawatan