Anda di halaman 1dari 9

TERAPI KOMPLEMENTER KEBIDANAN

“TERAPI KOMPLEMENTER PADA USIA PRANIKAH DAN REMAJA DENGAN


FERTILITAS DAN INFERTILITAS”

Dosen Pengampu : Widayati, S.SiT., M.Keb

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian


Tugas Terapi Komplementer Kebidanan

Disusun Oleh : Kelompok 4

Renita Sasmita Purdianti 152201171 Juli Fitri 152201190


Veni Liana 152201172 Evina Triani 152201191
Susanti 152201174 Nurlia Safitri 152201194
Monalisa 152201175 Nila Apriliani 152201195
Wahyu Retno Andaeni 152201180 Grahita Ayu Mumpuni 152201196
Liana Oktapiana 152201181 Tania Oksa Paramitha 152201197
Novia Martin 152201184 Endang Ayu Lestari 152201199
Sarifah Hambami 152201187 Nyimas Gus Septri Ulyani 1522011200
Rahmawati 152201189 Rina Sari 1522011201

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN REGULAR TRANSFER
TAHUN 2021

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infertilitas adalah suatu kondisi tidak terjadinya kehamilan pada pasangan
yang telah berhubungan seksual tanpa menggunakan kontrasepsi secara teratur dalam
waktu satu tahun (Noviani, 2012). Infertilitas ini dapat dialami oleh pria maupun wanita,
namun sejak dahulu perhatiannya hanya terfokus pada pihak wanita sebagai penyebab
infertilitas. Saat ini diketahui kelainan pada pria ternyata juga memberikan kontribusi
sebanyak 40% terhadap kasus infertilitas (P C, 2012). Infertilitas terjadi lebih dari 20%
pada populasi di indonesia, dan dari kasus tersebut terdapat 40% pada wanita, 40% pada
pria dan 20% pada keduanya dan ini yang menyebabkan pasangan suami istri tidak
mendapat keturunan. Diperkirakan 85-90% pasangan yang sehat akan mendapat
pembuahan dalam 1 tahun (Depkes RI, 2009).
Sekitar 85% pada pasangan suami istri terjadi kehamilan pada usia 6 sampai
12 bulan pernikahan, dan 15% dari pasangan suami istri gagal hamil pada 12 bulan
setelah pernikahan, infertilitas yang terjadi diakibatkan dari faktor laki-laki sekitar 30%
dan gangguan dari perempuan 30% gangguan dari keduanya 30% dan yang tidak di
ketahui sekitar 10% (Baker, 2008). Ahli andrologi menjelaskan bahwa pada penyebab
infertilitas pria 25% disebabkan oleh varikokel, 10% oleh infeksi, 5% oleh faktor
imunologis dan 20% lainya termasuk kedalam kelainan endokrin, iatrogenik, trauma, dan
sitemik (Kemenkes RI, 2015).
Penyebab seorang pria menjadi infertil juga dapat disebabkan oleh faktor
risiko yang meningkat yaitu gaya hidup yang tidak terkontrol yang diterapkan sejak usia
remaja. Faktor-faktor tersebut adalah usia, kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol,
stres, diet yang buruk, olahraga berat, mengalami kelebihan berat badan ataupun kurang
gizi, penyakit seksual menular, keadaan ligkungan yang buruk (polusi udara dan air),
juga masalah kesehatan yang berhubungan dengan perubahan hormon. (Puscheck, 2011).
Walaupun masalah infertilitas tidak berpengaruh terhadap aktivitas fisik
sehari-hari dan tidak mengancam jiwa, bagi banyak pasangan hal ini berdampak besar
terhadap kehidupan berkeluarga. Sudah tentu faktor psikokultural mempengaruhi sikap
pasangan terhadap masalah ini, termasuk upaya-upaya irasional untuk memiliki
keturunan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis mengajukan rumusan
masalah yaitu “Bagaimana Terapi Komplementer Pada Usia Pranikah dan Remaja
dengan Fertilitas dan Infertilitas”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran terapi komplementer pada usia pranikah dan remaja
dengan fertilitas dan infertilitas
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui:
a. Defenisi Fertilitas dan Infertilitas
b. Penyebab Infertilitas
c. Pencegahan Infertilitas
d. Peranan Akupuntur pada Infertilitas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Remaja
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa,
yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki
masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik, psikis dan
psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia.
Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang
meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis, dan perubahan sosial (Sofia &
Adiyanti, 2013).

B. Pengertian Fertilitas dan Infertilitas


Fertilitas merupakan kemampuan berproduksi yang sebenarnya dari penduduk
(actual reproduction performance). Atau jumlah kelahiran hidup yang dimiliki oleh
seorang atau sekelompok perempuan. Kelahiran yang dimaksud disini hanya mencakup
kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukan tanda-tanda hidup meskipun
hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi itu dikandung.
Infertilitas, atau terkadang disebut kemandulan, adalah sebuah istilah dapat juga
diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat membentuk. Istilah
infertilitas banyak digunakan pada bidang reproduksi yang dimaksudkan untuk
membuahkan keturunan pada manusia maupun hewan. Reproduksi dilakukan
melalui hubungan seksual antara pria dan wanita atau jantan dan betina.
C. Penyebab Infertilitas pada remaja
Penyebab infertilitas pada wanita, di antaranya:
1. Gangguan ovulasi (gangguan tiroid, sindrom ovari polikistik, kegagalan ovarium
prematur)
2. Kerusakan pada tabung saluran indung telur (infeksi rahim dan saluran indung telur,
riwayat operasi, tuberkulosis pada panggul)
3. Tumor jinak yang tumbuh di Rahim
4. Endometriosis
Penyebab infertilitas pada pria, di antaranya:
1. Gangguan hormonal
2. Gangguan fisik (varikokel, kelainan saluran sperma, infeksi dan penyakit)
3. Gangguan kombinasi fisik dan psikologi (impotensi, ejakulasi dini)
D. Pencegahan Infertilitas
1. Hindari kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol yang berlebihan
2. Untuk pria jangan terlalu sering berendam air panas atau bersauna (suhu tinggi bisa
mempengaruhi produksi dan gerakan sperma, meski bersifat sementara)
3. Mengkonsumsi makanan yang meningkatkan kesuburan
4. Menerapkan pola hidup sehat
5. Olahraga secara teratur dan tidak berlebihan
6. Jaga berat badan (kelebihan atau kekurangan berat badan bisa mempengaruhi
produksi hormon reproduksi)
7. Batasi konsumsi kafein dan pemakaian obat-obatan tertentu
8. Menghitung masa subur
9. Meminta pasangan infertil mengubah teknik hubungan seksual dengan
memperhatikan masa subur.
10. Bagi pasangan yang sudah menikah dianjurkan berhubungan intim 2-3 kali seminggu
untuk meningkatkan fertilitas
E. Peranan Akupuntur pada Infertilitas
Akupunktur berasal dari kata latin "Acus" yaitu jarum dan "Punctura" yang berarti
menusuk. Akupunktur medis adalah teknik pengobatan dengan menusukkan jarum ke
titik akupunktur menggunakan ilmu anatomi, fisiologi, serta menerapkan
prinsip evidence–based medicine. Dalam perkembangannya, ada teknik lain selain
menggunakan jarum akupunktur, seperti elektroakupunktur (rangsang listrik) dan
laserpunktur menggunakan sinar laser energi rendah.
Kiswojo dkk mengungkapkan bahwa akupunktur bekerja melalui tiga mekanisme,
yaitu mekanisme lokal, segmental, dan sentral. Secara lokal, akupunktur akan
menyebabkan pelepasan substansi P, CGRP, dan β endorfin. Selain itu, akan
mengaktivasi interaksi sistem koagulasi darah dan sistem komplemen imun, merangsang
serabut saraf simpatis aferen dan seraut saraf simpatis.
Pada mekanisme segmental, penusukan titik akupunktur akan merangsang serabut
saraf Aδ dan C, kemudian akan dihantarkan ke sel marginal dan ke stalk cell yang
menghambat substansia gelatinosa (SG) dengan mekanisme enkefalinergik. Sedangkan
pada mekanisme sentral terdapat mekanisme diffuse noxious inhibitory control (DNIC)
yang menghambat pada substansia gelatinosa dan mengaktivasi hipotalamus pituitary
sehingga melepaskan β endorfin ke dalam darah dan cairan serebrospinalis.
Negara Jerman, Denmark, Swedia, Cina, dan Australia telah memanfaatkan
akupunktur untuk mengoptimalkan program IVF (In Vitro Fertilization). Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan angka kehamilannya meningkat secara signifikan
pada program IVF (In Vitro Fertilization) yang menyertakan akupunktur dibandingkan
dengan yang tidak menyertakan akupunktur. Efek akupuntur pada infertilitas di
antaranya adalah :
a. Akupunktur menyebabkan peningkatan aliran darah ke rahim dan indung telur
sehingga nutrisi di rahim dan sel telur meningkat
b. Elektroakupunktur dapat meningkatkan indeks maturasi oosit
c. Meningkatkan ketebalan dinding rahim sehingga kemungkinan terjadinya
pembuahan lebih besar
d. Memperbaiki gangguan hormonal
e. Meningkatkan sistem imun
f. Mengurangi stress
g. Memperbaiki ovulasi dengan memodulasi sistem saraf pusat dan perifer, sistem
endokrin, aliran darah ovarium dan metabolisme
h. Meningkatkan hasil IVF–ET dengan mekanisme yang berhubungan dangan
peningkatan aliran darah uterus, penghambatan motilitas uterus dan memodulasi
sistem imun.
Akupuntur merupakan terapi yang aman dan efektif untuk membantu keberhasilan
program kehamilan baik alami, inseminasi maupun program bayi tabung. Sebelum
dilakukan program kehamilan, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter
spesialis kebidanan dan kandungan subspesialisasi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi,
dan dokter spesialis Andrologi. Setelah berkonsultasi dan diketahui penyebab
infertilitasnya dan mendapat terapi, maka dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis
Akupunktur agar dapat dilakukan terapi akupunktur sesuai dengan penyebab
infertilitasnya sehingga terapi akupuntur yang diberikan akan lebih efektif dan
diharapkan angka keberhasilan program lebih tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat di simpulkan terapi  akupuntur pada infertilitas sangat
berperan pada keberhasilan fertilisasi. Teknik pengobatan dengan menusukkan jarum ke
titik akupunktur menggunakan ilmu anatomi, fisiologi, serta menerapkan
prinsip evidence–based medicine. Negara Jerman, Denmark, Swedia, Cina, dan Australia
telah memanfaatkan akupunktur untuk mengoptimalkan program IVF (In Vitro
Fertilization). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan angka kehamilannya
meningkat secara signifikan pada program IVF (In Vitro Fertilization) yang menyertakan
akupunktur dibandingkan dengan yang tidak menyertakan akupunktur. Akupuntur
merupakan terapi yang aman dan efektif untuk membantu keberhasilan program
kehamilan baik alami, inseminasi maupun program bayi tabung. Sebelum dilakukan
program kehamilan, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis
kebidanan dan kandungan subspesialisasi Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, dan
dokter spesialis Andrologi. Setelah berkonsultasi dan diketahui penyebab infertilitasnya
dan mendapat terapi, maka dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis Akupunktur agar
dapat dilakukan terapi akupunktur sesuai dengan penyebab infertilitasnya sehingga terapi
akupuntur yang diberikan akan lebih efektif dan diharapkan angka keberhasilan program
lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2009). Profil Kesehatan Indonesia 2008.Jakarta:Departemen Kesehatan


Republik Indonesia. https://doi.org/10.1037/0022-3514.51.6.1173

https://andykomkom.wordpress.com/2014/11/11/pengertian-fertilitasmortalitas-dan-migrasi/

Kemenkes RI. (2015). Kriteria Kelayakan Medis Untuk Penggunaan Kontrasepsi (Kelima).
BKKBN.

Makar RS, Toth TL (2002). "The evaluation of infertility". Am J Clin Pathol. 117 (Suppl):


S95–103. doi:10.1309/w8lj-k377-dhra-cp0b. PMID 14569805

Noviani, D. (2012). Universitas Kristen Maranatha 1. Sistem Informasi, Cdc, 1–4.


https://repository.maranatha.edu/24741/

P C, S. (2012). Infertilitas. 39–37 ,66 ,‫עלון הנוטע‬.

Aizid, R. Mengatasi Infertilitas Kemandulan Sejak Dini. Yogyakarta: FlashBook. 2010

Penyebab Infertilitas pada Pria dan Wanita. [editoral]. Universitas Airlangga.2013

Anda mungkin juga menyukai