Anda di halaman 1dari 5

Dosen Pengampuh :Asri dwi noviyanti, S.Kep., Ns., M.

Kep

ANALISIS JURNAL

DI SUSUN OLEH:

GEBY WULANDARI P202101053

AISYAH PICESYA P202101082

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MANDALA WALUYA

2023
ANALISIS JURNAL

A. Latar belakang
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki
anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun
waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun. Pasangan suami
istri yang mengalami gangguan kesuburan pada tingkat dunia mencapai 10-15%, dari jumlah
tersebut 90% diketahui penyebabnya, sekitar 40% diantaranya berasal dari faktor Wanita
(Trisnawati, 2015) .
Disfungsi seksual adalah gangguan respon fungsi seksual atau gangguan pada
perilaku seksual. Pada wanita disfungsi seksual diartikan sebagai kegagalan yang menetap
atau berulang, baik sebagian atau secara keseluruhan, untuk memperoleh dan atau
mempertahankan respon lubrikasi vasokongesti sampai berakhirnya aktifitas seksual (Zettira
et al., 2015).
Salah satu menajemen non farmakologi yaitu dilakukan Terapi infertilitas dapat
berupa terapi non obat dan terapi obat (farmakologi). Terapi non obat terdiri dari operasi,
inseminasi buatan, atau Teknologi Reproduksi Berbantu (assisted reproductive technology,
ART). Teknologi Reproduksi Berbantu adalah upaya-upaya terapi untuk menghasilkan
kehamilan tanpa melibatkan hubungan seksual. Beberapa upaya tersebut antara lain:
inseminasi intra uterin, fertilisasi in vitro, fertilisasi in vitro dengan injeksi sperma intra
sitoplasmik, penggunaan donor sperma atau donor sel telur, dan pemindahan embrio.
Terapi obat antara lain menggunakan antiestrogen, metformin, gonadotropin beserta
analognya, analog hormon pelepas gonadotropin, serta dopamin agonis (Zettira et al., 2015)

B. PICO
P : Pasien infertilitas
I :Terapi obat dan non obat
C :terapi non farmakologi
O : Resiko disfungsi seksual

C. Pertanyaan klinis
Berdasarkan PICO yang telah dibuat, maka disusun pertanyaan: “ Apakah terapi non
farmakologi pada pasien infertilitas dapat menurunkan resiko disfungsi seksual?”
D. Proses pencarian literature
Proses pencarian literature melalui google scolar dengan menggunakan kata kunci: Terapi
obat dan non obat pada pasien infertilitas dapat menurunkan resiko disfungsi seksusual.
Pada google scolar diperoleh hasil sebanyak 221 jurnal.
Berdasarkan 221 jurnal yang diperoleh tersebut, selanjutnya dipilih jurnal
yang dapat menjawab pertanyaan klinis yang telah ditegakan. Jurnal tersebut dipilih
dengan pertimbangan yaitu tahun terbitan kurang dari 6 tahun, abstrak full paper
tersedia, dan isi dalam artikel tersebut mampu menjawab pertanyaan klinis, jurnal yang
dipilih adalah pasien infertilitas .

E. Kritisi jurnal
a. Ringkasan artikel
Penelitian ini dilakukan oleh sylvi irawati (2012) dengan judul terapi non farmakologi
pada pasien infertilitas dapat menurunkan resiko disfungsi seksual modifikasi gaya
hidup untuk menurunkan berat badan pada wanita PCOS yang kelebihan berat badan
atau obesitas16,17 karena banyaknya bukti yang menunjukkan bahwa penurunan
berat badan memperbaiki gangguan menstruasi, sensitivitas insulin, serta kadar
androgen. Selain itu, obesitas berhubungan dengan rendahnya tingkat keberhasilan
terapi infertilitas dan risiko kehamilan yang lebih berat dibandingkan kelompok non
obesitas (Sylvi, 2012)
Metode yang digunakan menggunakan analisis deskriptif dari Klinik Fertilitas dan Bayi
Tabung Tiara Cita RS. Putri Surabaya. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh
pasangan infertil yang datang ke klinik fertilitas periode terapi non farmakologi pada
pasien infertilitas dapat menurunkan resiko disfungsi seksual Data yang diperoleh
diolah kemudian dianalisis untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dan hasilnya
akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabulasi silang sesuai dengan teori yang terkait
(Sylvi, 2012)

studi kasus yaitu metode riset yang menggunakan berbagai macam sumber data
yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara
komprehensif berbagai aspek individu, kelompok suatu program, organisasi atau
peristiwa secara sistematis. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 pasang suami- istri
dengan kriteria; a) pasangan yang sudah menikah selama 10 tahun; b) memiliki
rentang usia 40-50 tahun; c) istri yang di diagnose mengalami infertilitas primer; d)
tidak memiliki gangguan dalam berkomunikasi; e) bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitiian secara utuh.(Maliki, 2019)

b. Saran terhadap artikel


Sebaiknya pasien diberikan terapi farmakologi berupa obat-obatan agar menghasilkan
sel telur yang banyak pada indung telur.

c. Implikasi terhadap layanan keperawatan


Secara umum infertilitas diterapi sesuai dengan hasil evaluasi dan diagnosis dokter
lama pasangan mengalami kondisi tidak mempunyai anak, usia kedua pasangan serta
kondisi kesehatan umum dan pilihan kedua pasangan.Terapi infertilitas dapat berupa
terapi non obat dan terapi obat (farmakologi)
DAFTAR PUSTAKA

Maliki, A. R. (2019). Kesejahteraan Subjektif dan Kepuasan Perkawinan Pada Pasangan Yang Tidak
Memiliki Anak Karena Infertilitas. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 7(4), 566–572.
https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v7i4.4834
Sylvi, I. (2012). Terapi Farmakologi Infertilitas pada Wanita Terapi. Buletin Rasional, 10(2), 14–16.
Trisnawati, Y. (2015). Analisis Kesehatan Reproduksi Wanita Ditinjau dari Riwayat Kesehatan
Reproduksi Terhadap Infertilitas di RS Margono Soekardjo Tahun 2015. Jurnal Kebidanan, 7(2),
168–175.
Zettira, Z., Nisa, K., Zettira dan Khairun Nisa, Z., & Dan, Y. (2015). Analisis Hubungan Penggunaan
Kontrasepsi Hormonal dengan Disfungsi Seksual pada Wanita Analysis of the Relationship of
Hormonal Contraceptive Use in Women with Sexual Dysfunction. Jurnal Majority, 4(7), 103.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1457

Anda mungkin juga menyukai