Tahun 2020
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengetahuan dan pengalaman pencegahan IMS pada WPS
Subjek Penelitian WPS di Panti Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Jakarta
Metode Penelitian Menggunakan pendekatan mix method. Pendekatan kuantitatif menggunakan cross sectional dengan total sampel 68
orang dengan analisis univariant. Pendekatan kualitatif dengan indepth interview kepada 6 informan utama (WPS) dan 1
informan kunci(petugas)
Hasil Penelitian 4.1 % berusia reproduksi sehat. Tingkat penelitian tertinggi responden adalah pendidikan dasar 50%, status pernikahan
responden paling banyak 48.5% adalah cerai hidup, sebanyak 48.5% responden menjadi WPS kurang dari 6bulan.
Sebanyak 60.3% responden memiliki pengetahuan kurang terutama dalam memahami IMS. Responden yang memiliki
pengalaman kurang terhadap pencegahan PMS adalah 60.3%.
Alasan utama mereka menjadi WPS adalah ekonomi, ajakan teman dan lingkungan, keinginan, serta trauma/kegagalan
masa lalu. Hal yang membuat WPS kurang dalam melakukan pencegahan IMS adalah kurangnya pengetahuan tentang
IMS dan pencegahannya, tidak menggunakan kondom karena melakukan dengan orang dekat (pacar,teman) dan bentuk
pelayanan kepada pelanggan (sesuai permintaan pelanggan)
HIV/AIDS
◦ HIV (Human Immunodeficiency Virus) yaitu sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. Virus HIV akan masuk ke dalam sel darah putih dan merusaknya, sehingga sel darah putih yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi jumlahnya akan menurun. Akibatnya sistem kekebalan
tubuh menjadi lemah dan penderita mudah terkena berbagai penyakit. Kondisi ini disebut AIDS
(Ardhiyanti, dkk, 2015). Acquired Immuno Deficiency Syndrom (AIDS) yaitu suatu gejala penyakit
kerusakan sistem kekebalan tubuh bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil penularan
◦ Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI hingga 2015 remaja yang terinfeksi HIV berjumlah
28.060 orang (15,2 persen). Sebanyak 2089 orang (3 persen) di antaranya sudah dengan AIDS. Remaja
selalu berisiko tinggi karena mereka memiliki hubuungan yang singkat dan pasangan yang banyak, atau
pacar atau tunangan dengan perilaku berisiko. Penularan HIV terjadi dinilai salah satunya karena
kurangnya pengetahuan terkait HIV/AIDS di kalangan para remaja. Pengetahuan remaja tentang HIV-
AID merupakan bagian dari indikator Millenium Development Goals (MDGs), dan harus dipantau secara
berkala oleh semua negara-negara berkembang termasuk Indonesia
Judul Pengetahuan Remaja Terhadap HIV-AIDS
Jurnal Prosiding Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Volume dan Halaman Volume 5, halaman 288-293
Tahun 2018
Penulis Nunung Nurwati, Binahayati Rusyidi
Tanggal Review 31 Agustus 2022
Tujuan Penelitian Mendeskripsikan pengetahuan HIV-AIDS dikalangan remaja usia 15-24 tahun
Subjek Penelitian Remaja usia 15-24 tahun
Metode Penelitian Kualitatif karena menggunakan data dari hasil SDKI 2017: Kespro remaja SDKI dilaksanakan
bersama Badan Pusat Statistik, BKKBN, dan KEMENKES
Hasil Penelitian Mayoritas remaja baik wanita maupun pria pernah mendengar tentang HIV-AIDS, namun
demikian masih ada remaja yang tidak pernah mendengar, walaupun presentasenya kecil jika
tidak segera diberi pengetahuan dan pemahaman HIV-AIDS terutama penanganan dan
pencegahannya akan menimbulkan dampak, misalnya karena ketidaktahuannya maka remaja
sering melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu orang
KEGANASAN dalam SIST.REPRO
◦ Penyakit keganasan, atau yang lebih banyak dikenal sebagai kanker, adalah penyakit yang
ditandai oleh pertumbuhan dan penyebaran sel-sel abnormal dalam tubuh
◦ Terdapat hubungan antara usia pertama kali hubungan seksual, parietas, obesitas
Judul Hubungan Pengetahuan WUS tentang Kanker Serviks dengan Pemeriksaan Papsmear
Jurnal Jurnal Kebidanan Sorong
Volume dan Halaman Volume 1, halaman 26-34
Tahun 2021
Penulis Syahroni Damanik, Suyanti Suwardi
Tanggal Review 31 Agustus 2022
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan pengetahuan WUS tentang kanker serviks dengan pemeriksaan
Papsmear di Dusun IV Desa Helvetia
Subjek Penelitian Seluruh WUS yang datang ke posyandu Desa Helvetia tahun 2020 sebanyak 265
Metode Penelitian Menggunakan desain penelitian survei analitik cross sectional dengan clusterrandom
sampling. Hasil uji stastik dengan uji chi-square
Hasil Penelitian Terdapat pengetahuan kurang dengan tidak melakukan pemeriksaan papsmear adalah sebanyak
45 responden (62.5%) dan pengetahuan baik dengan melakukan pemeriksaan papsmear adalah
7 responden (9.7%)
SISTEM
REPRODUKSI
◦ Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks
dalam organisme yang bekerja sama untuk tujuan reproduksi
seksual. Sistem reproduksi yang melibatkan organ-organ reproduksi
pada makhluk hidup digunakan untuk berkembang biak atau
melakukan reproduksi. Sistem reproduksi pada manusia dibagi
menjadi dua yaitu sistem reproduksi pada pria dan wanita
◦ Manusia tidak punya musim tertentu bagi aktivitas seksual, seperti
hampir semua mamalia lainnya. Koitus dapat terjadi kapan saja dan
koitus selain berperan dalam fungsi reproduksi, bisa pula berfungsi
hanya sebagai aktivitas untuk mempertahankan seksualitas,
sehingga fungsi reproduksi dapat dicegah dengan menggunakan
kontrasepsi.
Judul Edukasi Pada Wanita Usia Subur Tentang Gangguan Sistem Reproduksi
Jurnal Jurnal Pengabdian Masyarakat
Volume dan Halaman Volume 2, halaman 188-197
Tahun 2021
Penulis Mella Yuria Rachma Anandita, Irwanti Gustina
Tanggal Review 31 Agustus 2022
Tujuan Penelitian Memberikan edukasi kepada Wanita Usia Subur (WUS) tentang gangguan pada sistem
reproduksi
Subjek Penelitian Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah SDN 3 Cimuning Bekasi
Metode Penelitian Kualitatif. Penyuluhan kesehatan dengan daring
Hasil Penelitian Diperoleh data bahwa 68% dari 25 orang WUS di wilayah SDN 3 Cimuning Bekasi memiliki
pengetahuan sedang dan hasil postest menunjukan mayoritas WUS memiliki pengetahuan
yang baik tentang gangguan sistem reproduksi yaitu sebanyak 18 orang (72%). Mayoritas
masih beranggapan tanda gejala pada sistem reproduksi merupakan hal yang normal
KESIMPULAN
◦ Evidence Based Midwifery (EBM) ini sangat penting peranannya pada dunia
kebidanan karena dengan adanya EBM maka dapat mencegah tindakan –
tindakan yang tidak diperlukan/tidak bermanfaat bahkan merugikan bagi
pasien.
◦ Tidak semua EBM dapat langsung diaplikasikan oleh semua professional
kebidanan di dunia. Oleh karena itu bukti ilmiah tersebut harus ditelaah
terlebih dahulu, mempertimbangkan manfaat dan kerugian serta kondisi
setempat seperti budaya, kebijakan dsb.