Anda di halaman 1dari 6

http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.

php/jsm

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI


IUD PADA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS BANJAREJO KOTA
MADIUN

Factors Related To With Selection Of Iud Contraceptives In Couples Of Reproductive


Age At Puskesmas Banjarejo, Madiun City

Reky Galih Perwira 1* Abstrak


2
Riska Ratnawati Intra Uterine Device (IUD) salah satu alat kontrasepsi efektif untuk mencegah atau
menunda kehamilan, selain efektif, IUD mempunyai kelebihan lain yaitu mempunyai
Zaenal Abidin 3 jangka waktu pemakaian yang lama.Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis
faktor yang berhubungan dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD pada pasangan usia
subur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif
sebagai pendekatan. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik
sedangkan jenis penelitiannya cross sectional. Jumlah populasi sebanyak
*1StikesBhakti Husada Mulia 90respondendengan jumlah sampel sebanyak 73responden. Hasil uji chi-square
Madiun, Kota Madiun,Jawa menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan variabel independen yaitu
Timur,Indonesia pengetahuan (p-value = 0,019), penerimaan informasi KB (p-value = 0,027) dan
dukungan suami (p-value = 0,010) dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD pada
2StikesBhakti Husada Mulia pasangan usia subur. Peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan antara
Madiun, Kota Madiun,Jawa pengetahuan, penerimaan informasi KB dan dukungan suami dengan pemilihan alat
Timur,Indonesia kontrasepsi IUD pada pasa usia subur.Dari penelitian ini, saran yang disampaikan
3StikesBhakti Husada Mulia adalah penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi peneliti selanjutnya. Peneliti
Madiun, Kota Madiun,Jawa berharap kepada peneliti selanjutnya untuk menambah variabel bebas lingkungan
Timur,Indonesia dan dukungan tenaga kesehatan.

*email: rekygalihp@gmail.com

Kata Kunci: Abstract


Alat Kontrasepsi IUD
Pasangan Usia Subur Intra Uterine Device (IUD) is one of the effective contraceptives to prevent or
delay pregnancy, besides being effective, the IUD has other advantages, namely
having a long period of use.The purpose of this study was to analyze the factors
associated with the selection of IUD contraception in couples of reproductive age.
Keywords: In this research, the researcher uses descriptive quantitative research as approach.
IUD Contraception The research method uses is analytical survey while the type of research is cross
Couple of Reproductive Age sectional. The are 90 population asrespondentswiththe number of samples as 73
respondents. The results of the chi-square test showed that there was a significant
relationship between independent variables, namely knowledge (p-value = 0.019),
acceptance of family planning information (p-value = 0.027) and husband's support
(p-value = 0.010) with the choice of IUD contraception in couples of reproductive
age.The researcher concludes that there is a relationship between knowledge,
acceptance of family planning information and husband's support with the choice of
IUD contraception at the couplesof reproductive age.From this research, the
suggestion is that this research can be uses as a reference for further researchers.
The researcher hopes that further researchers will add the independent variables
of the environment and the support of health workers.

© year The Authors. Published by Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya. This is Open Access article under the CC-BY-SA License (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).
DOI: https://doi.org/10.33084/jsm.vxix.xxx.

PENDAHULUAN negara- negara anggota PBB tahun 2015. Keluarga


berencana terdapat pada tujuan guna menjamin
Keluarga berencana tercantum ke dalam 17 Tujuan
kehidupan yang sehat serta menunjang kesejahteraan
Pembangunan Berkepanjangan ataupun Sustainable
untuk seluruh usia. Sasaran ke- 3 poin 7 dalam tujuan
Development Goals (SDGs) yang telah disepakati oleh
Jurnal Surya Medika (JSM), Vol 7 No 2 Februari 2022, Page 147 – 152 p-ISSN: 2460-7266; e-ISSN: 2655-2051

tersebut mengatakan kalau pada tahun 2030, Implant dan Intra Uterine Device (IUD). Intra Uterine
pemerintah menjamin akses universal terhadap layanan Device (IUD) merupakan salah satu MKJP yang paling
perawatan kesehatan seksual serta reproduksi, sedikit menimbulkan keluhan atau masalah
termasukuntuk keluarga berencana, informasi serta dibandingkan dengan pil, suntik, serta susuk KB(Ariffin,
pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke 2014).
dalam strategi program nasional(Armida Salsiah Intra Uterine Device (IUD) mempunyai tingkat
Alisjahbana, 2018). efektivitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
Pemerintah sudah menetapkan kebijakan keluarga non-MKJP dalam hal pencegahan atau penunda
berencana melalui penyelenggaraan program keluarga kehamilan. Efektivitas IUD disebutkan bahwa dari 0,6 –
berencana. Peraturan Pemerintah No 87 Tahun 2014 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam satu tahun
Tentang Perkembangan Kependudukan serta pertama terdapat satu kegagalan dalam 125 – 170
Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, serta kehamilan. IUD merupakan alat kontrasepsi jangka
Sistem Informasi Keluarga mengatakan bahwa program panjang yang reversible, pemakaian IUD diantaranya
Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya tidak menimbulkan efek sistemik, efektivitas cukup
mengendalikan kelahiran anak, jarak serta usia ideal tinggi, dan dapat digunakan oleh semua wanita di
melahirkan, mengendalikan kehamilan, melalui semua usia reproduksi selama wanita tersebut tidak
promosi, perlindungan, serta bantuan sesuai dengan mempunyai kontra indikasi dari IUD(Ariffin, 2014).
hak reproduksi guna mewujudkan keluarga yang Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga
berkualitas. Pengaturan kehamilan merupakan upaya Berencana (BKKBN), Indonesia mempunyai KB aktif di
untukmembantupasangan suami istri untuk melahirkan antara PUS pada tahun 2018 sebesar 63,27%
pada usia yang ideal, mempunyai jumlah anak, serta sedangkan pada tahun 2019 sebesar 62,5%, yang
mengendalikan jarak kelahiran anak yang ideal dengan mengalami penurunan sebesar 0,77%. Sementara target
menggunakan metode, perlengkapan, serta alat RPJMN yang ingin dicapai pada tahun 2019 sebesar
kontrasepsi(Anonim, 2014). 66%. Akseptor KB IUD di Indonesia merupakan
Pemakaian alat kontrasepsi dapat dilakukan dengan terbanyak urutan kedua jika dibandingkan dengan
menggunakan dua metode yaitu Metode Kontrasepsi MKJP lainnya, pengguna implant sebesar 11,20%, IUD
Jangka Panjang (MKJP) dan Metode Kontrasepsi Jangka sebesar 10,61%, MOW sebesar 3,54%, dan MOP
Pendek (non-MKJP). Peningkatan penggunaan Metode sebesar 0,54%(Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan salah Provinsi Jawa Timur peserta KB aktifdi antara PUS
satu sasaran dari lima sasaran strategis yang telah pada tahun 2018 sebesar 76,62% sedangkan pada tahun
ditetapkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga 2019 sebesar 74,94%, dengan demikian terjadi
Berencana Nasional (BKKBN) dalam rangka penurunan 1,68% peserta KB aktif. Penggunaan
pencapaian tujuan strategis. Metode Kontrasepsi akseptor KB IUD di Provinsi Jawa Timur pada tahun
Jangka Panjang (MKJP) mempunyai tingkat efektivitas 2018 sebesar 9,2% sedangkan pada tahun 2019 sebesar
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Metode 3,89%, dengan demikian terjadi penurunan 5,31%
Kontrasepsi Jangka Pendek (non-MKJP) dalam hal pengguna akseptor KB IUD(Profil Kesehatan Provinsi
pencegahan atau penunda kehamilan(BKKBN, 2017). Jawa Timur, 2019).
Jenis metode yang termasuk ke dalam Metode Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Kota Madiun,
Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) adalah kontrasepsi jumlah PUS di Kelurahan Banjarejo yaitu sebanyak
mantap pria dan wanita (tubektomi dan vasektomi), 2.466 orang. Pada tahun 2018 pengguna alat

148
Reky Galih Perwira, Riska Ratnawati, Zaenal Abidin. 2022. Factors Related To With Selection Of Iud Contraceptives In Couples Of
Reproductive Age At Puskesmas Banjarejo, Madiun City

kontrasepsi IUD sebesar 38,7%, sedangkan pada tahun alat kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur dilihat
2019 pengguna alat kontrasepsi IUD sebesar 41,1% dari variabel yang telah peneliti siapkan untuk diukur
dan tahun 2020 pengguna alat kontrasepsi IUD sebesar dalam pelaksanaannya, variabel yang ingin dilihat dalam
42,1%. Dengan demikian pengguna alat kontrasepsi mengukur penggunaan alat kontrasepsi IUD pada
IUD dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2020 terjadi pasangan usia subur adalah sebagai berikut
peningkatan sebesar 3,4% pengguna alat kontrasepsi pengetahuan, penerimaan informasi KB, dan dukungan
IUD(Profil Kesehatan Kota Madiun, 2019). suami. Hal ini lah yang melatar belakangi peneliti untuk
Melihat tingginya angka peningkatan pengguna alat menganalisis Faktor Yang Berhubungan Dengan
kontrasepsi IUD telah dilakukan berbagai upaya dari Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD Pada Pasangan Usia
pemerintah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan Subur di Puskesmas Banjarejo.
alat kontrasepsi jangka panjang seperti IUD agar dapat
menurunkan angka kelahiran di Indonesia. Maka dari METODOLOGI
itu untuk menciptakan pengetahuan yang baik perlu Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif
memotivasi PUS (Pasangan Usia Subur) dengan cara dengan desain penelitian metode survei analitik dengan
promosi kesehatan dengan pemberian informasi pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
mengenai penggunaan alat kontrasepsi KB dan disertai adalah semua pasangan usia subur yang memakai IUD
dengan adanya dukungan suami. yang bertempat tinggal di Kelurahan Banjarejo wilayah
Berdasarkan uraian diatas, maka dengan meningkatnya UPTD Puskesmas Banjarejo. Jumlah populasi sebesar
angka pengguna alat kontrasepsi IUDperlu diadakannya 90 orang dan menggunakan sampel sebanyak 73 orang.
sosialisasi atau penyuluhan tentang pemilihan alat Teknik sampling menggunakan simple random sampling
kontrasepsi supaya masyarakat tahu tentang efek dengan kriteria inklusi yaitu responden dari pasangan
samping yang ditimbulkan dari alat kontrasepsi yang usia subur yang berumur 15-49 tahun yang tercatat
diinginkan ataupun yang dipakai saat itu juga. Pemilihan pada catatan medik Puskesmas Banjarejo sebagai
alat kontrasepsi yang tepat merupakan salah satu hal akseptor KB dan responden merupakan pasangan usia
yang perlu diperhatikan oleh masyarakat terutama subur yang menggunakan IUD dan pada saat penelitian
pada pasangan usia subur, karena masing-masing dari masih menggunakan IUD.
alat kontrasepsi tersebut mempunyai kelebihan dan Variabel independent dalam penelitian ini yaitu
kekurangan. Dengan adanya teori dasar yang pengetahuan, penerimaan informasi KB, dan dukungan
dikembangkan oleh Lawrence Green (1980) dalam keluarga , sedangkan variabel dependent dalam
(Notoatmodjo, 2012) menjelaskan bahwa perilaku penelitian ini yaitu pemilihan alat kontrasepsi IUD pada
penggunaan alat kontrasepsi IUD pada pasangan usia pasangan usia subur. Teknik pengumpulan data
subur merupakan salah satu faktor yang berhubungan menggunakan kuesioner dan wawancara kepada
dengan penggunaan alat kontrasepsi IUD. Perilaku responden. Teknik analisa data menggunakan analisa
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi bivariat dengan uji chi-square bertujuan untuk
(predisposing factors) yang terdiri dari pengetahuan, menyimpulkan atau tidaknya hubungan antara dua
faktor pemungkin (enabling factors)yang terdiri variabel kategorik.
penerimaan informasi KB, dan faktor penguat
(reinforcing factors) terdiri dari dukungan suami.Untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN
menjawab persoalan tersebut peneliti ingin melihat dan
mengukur seberapa besar keberhasilan penggunaan

149
Jurnal Surya Medika (JSM), Vol 7 No 2 Februari 2022, Page 147 – 152 p-ISSN: 2460-7266; e-ISSN: 2655-2051

Dari hasil penelitian dari uji chi-square terdapat 3 kontrasepsi IUD pada pasangan usia sabar.
variabel mempunyai pengaruh pada pemilihan alat
Tabel I. Hubungan Pengetahuan, Penerimaan Informasi KB, Dukungan Suami Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi
IUD Pada Pasangan Usia Subur.

Variabel p-value Keterangan


Pengetahuan 0,019 Adanya hubungan pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD
pada pasangan usia subur ini sesuai dengan dengan teori (Notoatmodjo,
2012) menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek
tertentu. Perilaku seseorang akan lebih utuh apabila didasari oleh
pengetahuan.Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan dalam
menimbulkan sikap dan perilaku terutama perilaku dalam memilih alat
kontrasepsi. Peranan pengetahuan ber-KB diarahkan pada pemahaman
pasangan usia subur tentang umur yang sehat untuk hamil dan melahirkan,
jarak kehamilan yang terlalu berisik, serta jumlah anak yang ideal demi
mencapai keluarga sejahtera dan bahagia. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian(Desy, 2010)menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD karena
mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik. Penelitian (Program
et all, 2013) juga menyatakan bahwa adanya hubungan antara pengetahuan
dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD karena disebabkan pengetahuan
responden yang baik. Penelitian ini juga sejalan dengan (Sari, 2016) bahwa
ada hubungan pengetahuan ibu terhadap pemilihan alat kontrasepsi KB
IUD hal ini disebabkan pengetahuan menjadi dasar dalam berperilaku dan
mepersepsikan sesuatu. Pengetahuan yang benar akan mempertinggi minat
menggunakan KB.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden pengetahuan
kurang baik dengan persentase 58,9% dikarenakan keyakinan atau
kepercayaan memakai alat kontrasepsi IUD dan juga responden
kebanyakan coba-coba karena ada teman, saudara yang memakai alat
kontrasepsi IUD sehingga responden tertarik untuk memakai alat
kontrasepsi IUD tersebut. Di samping itu, alat kontrasepsi IUD memiliki
kelebihan yang unggul seperti efek samping yang sedikit, IUD merupakan
metode kontrasepsi jangka panjang, serta kebanyakan responden yang
memakai alat kontrasepsi IUD haid jadi lancar dan teratur.

Penerimaan Informasi 0,008 Hasil penelitian ini sesuai dengan teori (Widaningsih, 2007)bahwa ada
KB hubungan penerimaan informasi KB pada penilihan alat kontrasepsi
dikarenakan informasi yang diberikan pada calon atau akseptor KB harus
disampaikan secara lengkap, jujur, benar tentang metode kontrasepsi yang
digunakan, kemungkinan efek samping, kontraindikasi dari metode atau
alat kontrasepsi tersebut. Informasi mengenai berbagai metode alat
kontrasepsi, menjadikan seseorang memiliki pengetahuan baik karena lebih
tahu apa yang sebaiknya dilakukan untuk menjarangkan kelahiran anak dan
juga membantu seseorang untuk menentukan pilihan dalam alat
kontrasepsi yang tepat. Penelitian ini sejalan dengan (Rahma, 2011)
mengatakan bahwa ada hubungan antara penerimaan informasi KB pada
pemilihan alat kontrasepsi IUD.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden penerimaan
informasi KB kurang baik dengan persentase 56,2% dikarenakan
responden sebenarnya mengetahui tentang alat kontrasepsi yang
digunakan tetapi responden kurang akan informasi tentang KB yang
diberikan oleh bidan ataupun petugas kesehatan, penyampaian informasi
KB tidak diberikan secara teratur (setiap 1 bulan sekali) sehingga
responden kebingungan akhirnya memilih untuk coba-coba sehingga
informasi KB yang didapatkan pun kurang jelas dan juga responden kurang
mengeksplor lagi apa saja alat kontrasepsi sehingga informasi yang

150
Reky Galih Perwira, Riska Ratnawati, Zaenal Abidin. 2022. Factors Related To With Selection Of Iud Contraceptives In Couples Of
Reproductive Age At Puskesmas Banjarejo, Madiun City

didapatkan hanya dari petugas kesehatan.

Dukungan Suami 0,004 Menurut (Friendman, 2008) mengatakan faktor yang mempengaruhi
dukungan termasuk didalamnya adalah tingkat pengetahuan. Keyakinan
seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh variabel intelektual
yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang pendidikan dan pengalaman
masa lalu. Kemampuan untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan
dengan penyakit menggunkan pengetahuan tentang kesehatan untuk
menjaga kesehatan dirinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan (Bernadus,
2013)mengatakan bahwa ada hubungan dukungan suami terhadap
pemilihan alat kontrasepsi KB sehingga persetujuan pasangan yang
mendukung lebih berpeluang dalam memilih alat kontrasepsi daripada
pasangan yang tidak mendukung.Penelitian (Dwi, 2010)mengemukakan
bahwa persetujuan suami berperan penting dalam pemasangan alat
kontrasepsi IUD membutuhkan kerjasama dengan suami karena alasan
takut benangnya menganggu saat bersenggama. Dukungan suami sangat
diperlukan untuk pengambilan keputusan dalam ber-KB karena kenyataan
yang terjadi di masyarakat bahwa apabila suami tidak mengijinkan atau
tidak mendukung hanya sedikit ibu yag berani untuk memasang alat
kontrasepsi tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden dengan dukungan
suami tidak mendukung dengan presentase 58,9% dikarenakan responden
mengatakan sebenarnya dukungan suami itu sangat penting untuk
memotivasi dan mensupport istri dalam pemilihan alat kontrasepsi yang
akan digunakan. Tetapi kebanyakan suami sulit untuk mengantar istri pergi
kontrol KB ke dokter, bidan, dan layanan kesehatan, suami tidak bersedia
menemani istri saat konsultasi KB, suami sering menakut-nakuti istri
tentang efek samping dari KB, serta suami lebih menginginkan istri memilih
alat kontrasepsi yang diinginkan agar cocok dengan kondisinya dan lebih
sesuai sedangkan suami berpikir jika memakai alat kontrasepsi yang sesuai
tidak akan menganggu saat hubungan seksual.

kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur dengan


menambahkan variabel bebas lingkungan, dukungan
KESIMPULAN
tenaga kesehatan sehingga hasil yang diperoleh lebih
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam mendalam.
penelitian ini tentang faktor yang berhubungan dengan
pemilihan alat kontrasepsi IUD pada pasangan usia
UCAPAN TERIMA KASIH
subur di Puskesmas Banjarejo Kota Madiun dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut Ada hubungan Terimakasih saya ucapkan kepada Stikes Bhakti Husada
antara pengetahuan dengan pemilihan alat kontrasepsi Mulia Madiun serta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
IUD pada pasangan usia subur di Puskesmas Banjarejo Banjarejo yang telah membantu dan mensupport dalam
Kota Madiun, Ada hubungan antara penerimaan melakukan penelitian.
informasi KB dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD
pada pasangan usia subur di Puskesmas Banjarejo Kota REFERENSI
Madiun dan Ada hubungan antara dukungan suami
1. Armida Salsiah Alisjahbana, E. M. (2018). Tujuan
dengan pemilihan alat kontrasepsi IUD pada pasangan Pembangunan Berkelanjutan Di Indonesia: Konsep
usia subur di Puskesmas Banjarejo Kota Madiun. Saran Target dan Strategi Implementasi. UNPAD Press.

pada peneliti selanjutnya agar dapat lebih meniliti lagi 2. Anonim. (2014). Peraturan Pemerintah Republik
variabel yang berhubungan dengan pemilihan alat Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang

151
Jurnal Surya Medika (JSM), Vol 7 No 2 Februari 2022, Page 147 – 152 p-ISSN: 2460-7266; e-ISSN: 2655-2051

Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan IUD. Jurnal Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta.


Keluarga, Keluarga Berencana, dan Sistem
Informasi Keluarga. In Anim. Behav (pp. 283–291)

3. BKKBN. (2017). Laporan Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah. In Arch. Pharm (pp. 367–372).

4. Ariffin (ed). (2014). Buku Panduan Praktis


Pelayanan Kontrasepsi. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

5. Profil Kesehatan Indonesia. (2019). Profil Kesehatan


Indonesia Tahun 2019. Kementrian Kesehatan
Repoblik Indonesia (Vol. 42).

6. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur. (2019).


Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019. Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 25–26.

7. Profil Kesehatan Kota Madiun. (2019). Profil


Kesehatan Kota Madiun. Profil Kesehatan Kota
Madiun.

8. Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian


Kesehatan. In Jakarta: PT.Rineka Cipta.

9. Program et all, S. (2013). Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.

10. Widaningsih. (2007). Hubungan Antara Pemberian


Informasi KB Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi.
Jurnal Kesehatan Komunitas.

11. Rahma, A. (2011). Faktor-Faktor Yang


Berhubungan pada Pemilihan Alat Kontrasepsi
IUD. Jurnal Universitas Diponegoro

12. Friendman. (2008). Faktor Yang Mempengaruhi


Dukungan Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi
KB.

13. Bernadus, J. (2013). Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi
IUD Bagi Akseptor KB. Jurnal Ilmiah Keperawatan,
I.

14. Dwi, S. (2010). Hubungan Dukungan Suami


Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi KB IUD.
Jurnal Ilmu Kesehatan UMP.

15. Desy. (2010). Faktor Yang Berhubungan Dengan


Pemilihan Alat Kontrasepsi IUD. Jurnal
Kesmadaska, I(1).

16. Sari, E. (2016). Faktor Yang Berhubungan Dengan


Minat Ibu Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi

152

Anda mungkin juga menyukai