Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT

KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DIWILAYAH KERJA


PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE.
TAHUN 2013
Nurbaiti

Mahasiswi Pada STIKes UBudiyah Banda Aceh


D-IV Kebidanan
INTI SARI

Latar belakang: . Intra Uterine Device (IUD) merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi non
hormonal dan termasuk alat kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya menjarangkan
kehamilan. Keuntungan pemakaian Intra Uterine Device (IUD) yakni hanya memerlukan satu kali
pemasangan untuk jangka waktu yang lama dengan biaya yang relatif murah, aman karena tidak
mempunyai pengaruh sistemik yang beredar ke seluruh tubuh, tidak mempengaruhi produksi ASI
dan kesuburan cepat kembali setelah IUD dilepas (BKKBN, 2005). Studi pendahuluan yang
peneliti dilakukan pada Tahun 2012 jumlah akseptor sebanyak 1.034 jiwa tapi yang menggunaka
alat kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) (0,45%). Tujuan Penelitian: Mengetahui FaktorFaktor Yang mempengaruhi Penggunaan alat Kontraseps KB Intra Uterine Device (IUD) DI
Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie tahun 2013.
Metode Penelitian:Analitik,dengan pendekatan cross sectional dilakukan pada bulan juni
diwilayah kerja Puskesmas Simpang Tiga.Populasi Penelitian seluruh Akseptor KB yang
berjumlah 175 orang. Pengambilan sampel melalui propartional stratified sampling.Data yang
dikumpulkan adalah penggunaan IUD,Pendidikan ibu,pengetahuan dan dukungan
suami.pengolahan data dilakukan dengan menggunakan chi square dengan tingkat kemaknaan
95% (P<0,05). Hasil Penelitian: menunjukan bahwa 63 responden yang menunjukkan bahwa
88.9% ibu yang berada pada jenjang pendidikan rendah tidak menggunakan IUD sebagai alat
kontrasepsi, 100% ibu yang memiliki pengetahuan rendah tidak menggunakan IUD sebagai alat
kontrasepsi, 88.6% ibu yang tidak menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi tidak ada dukungan
dari suami. Kesimpulan dan saran: dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pendidikan,
pengetahuan dan dukungan suami berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi IUD pada
akseptor KB. Dan disarankan atau Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya di bidang
pelayanan Keluarga Berencana agar dapat selalu memberikan penyuluhan, bimbingan serta saransaran kepada ibu-ibu akseptor KB agar memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang alat
kontrasepsi IUD
Kata kunci : Akseptor KB, Pendidikan, Pengetahuan, Dukungan Suami

dan
keluarga berencana secara
komprehensif (Saifuddin, 2006).
Program BKKBN memberikan
penekanan pada kontrasepsi
IUD
terutama adalah Cu T380 A yang
menjadi primadona BKKBN. Adapun
keuntungan keuntungan dari alat
kontrasepsi tersebut adalah efektif
segera setelah pemasangan, merupakan
metode jangka panjang (10 tahun
proteksi dan tidak perlu diganti) Angka

Pendahuluan
Tingginya angka kelahiran di
Indonesia merupakan salah satu
masalah besar dan memerlukan
perhatian
khusus
dalam
penanganannya. Salah satu bentuk
perhatian khusus pemerintah dalam
menanggulangi angka kelahiran
yang
tinggi
tersebut, adalah
denganmelaksanakan pembangunan

kegagalan hanya satu dalam 125-170


kehamilan, Akseptor
tidak perlu
mengingat ngingat kapan dia harus ber
KB. Tidak ada pengaruh terhadap
lingkungan seksual, meningkatkan
kenyamanan tanpa takut hamil. Tidak
ada efek samping hormon dengan Cu
T380 A. Tidak ada pengaruhnya
terhadap hambatan dan volume ASI
dapat
dipasang
segera
setelah
melahirkan atau Perolehan data dari
Dinas Kependudukan Kesejahteraan
dan Tenaga kerja diprovinsi Aceh
tahun 2012 bahwa jumlah keseluruhan
penduduk diprovinsi aceh adalah
411.976 jiwa, jumlah
keseluruhan
pemakai KB berjumlah 151,436, pil
(36,1%), suntik (43,7%), implant
(3,59%), kondom (11,8%), IUD
(3,72%), MOW (0,8%), MOP (0,01%),
dan sisanya merupakan peserta KB
tradisional
yang
masing-masing
menggunakan cara tradisional seperti
pantang berkala maupun senggama
terputus (BKKBN, 2012) .
Berdasarkan data dari Puskesmas
simpang tiga tahun 2012 yang
menggunakan alat kontrasepsi terdiri
dari: pil (4,6%), suntik
(4,5%),
kondom (0,7%), implant (0,01%),
IUD (0,00%)
Dari data diatas dapat disimpulkan
bahwa AKDR sangat rendah, hal
tersebut disebabkan karena beberapa
faktor
diantaranya
rendahnya
pendidikan, ketidaktahuan peserta
tentang kelebihan KB IUD. Di mana
pengetahuan terhadap alat kontrasepsi
merupakan
pertimbangan
dalam
menentukan metode kontrsepsi yang
digunakan, kualitas pelayanan KB,
dilihat dari segi ketersediaan alat
kontrsepsi, ketersediaan tenaga yang
terlatih dan kemampuan medis teknis
petugas pelayanan kesehatan, Adanya
hambatan dukungan dari suami dalam
pemakaian alat kontrsepsi IUD,
Norma-norma dimasyarakat, salah

satunya pemasangan IUD


yang
dilakukan diaurat (vagina), sehingga
menimbulkan perasaan malu sehingga
enggan untuk menggunakan IUD
(Maryatun 2007).
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang
masalah yang telah diuraikan diatas,
maka yang menjadi rumusan masalah
dari penelitian ini adalah Apa
Sajakah
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Penggunaan
alat
Kontrasepsi KB Intra Uterine Device
( IUD)
Di Wilayah Puskesmas
Simpang Tiga Kecamatan Pidie
Kabupaten Pidie Tahun 2013
Tujuan Penelitian
Tujuan umum
Mengetahui Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Penggunaan
alat
Kontrasepsi KB Intra Uterine Device
(IUD ) Di Wilayah
Puskesmas
Simpang Tiga kecamatan Pidie
Kabupaten Pidie.
Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh
pendidikan Akseptor KB terhadap
penggunaan alat Kontrasepsi KB
IUD Di Wilayah Puskesmas
Simpang Tiga Kecamatan Pidie
Kabupaten Pidie.
b. Untuk mengetahui pengaruh
pengetahuan
Akseptor
KB
terhadap
penggunaan alat
Kontrasepsi KB IUD Di Wilayah
Puskesmas
Simpang
Tiga
Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie.
c. Untuk Mengetahui pengaruh
Dukungan keluarga Akseptor KB
terhadap
penggunaan alat
Kontrasepsi KB IUD Di Wilayah
Puskesmas
Simpang
Tiga
Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie.

Karena keterbatasan waktu


dan
biaya,penulis
hanya
memfokuskan
pada
variabel,
pendidikan,
pengetahuan,
dan
dukungan keluarga dapat dilihat pada
bagan
dibawah ini:

Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat
sebagai
sumber
informasi guna meningkatkan
pengetahuan mahasiswi tentang
Intra Uterine Device ( IUD)
2. Bagi Tempat Penelitian
Bagi
puskesmas
lebih
mempromosikan
tentang
pemakaian IUD dan menambah
wawasan akseptor tentang manfaat
dan keunggulan menggunakan
metode alat kontrasepsi dalam
rahim
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi untuk
peningkatan
strategi
pengembangan dan penelitian
tentang pengetahuan IUD yang
lebih efektif dimasa yang akan
datang
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penenelitian
ini dapat
menjadi bahan pertimbangan
untuk melakukan penelitian di
tempat lain yang berkaitan dengan
penelitian ini.
5. Bagi Akseptor KB
Sebagai bahan informasi dan
pengetahuan yang bertujuan untuk
menambah wawasan akseptor KB

Variabel Independent

Variabel Dependent

Pendidikan
Pengetahuan
Dukungan Suami

Pengaruh
penggunaan Alat
kontrasepsi KB
IUD

Hipotesa
1. Ha: Ada pengaruh pendidikan

2.

3.

Akseptor KB terhadap
penggunaan IUD.
Ha : Ada pengaruh pengetahuan
Akseptor KB terhadap
penggunaan IUD.
Ha: Ada pengaruh Dukungan
Suami Akseptor KB
terhadap penggunaan IUD

Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah bersifat
Analitik dengan pendekatan Cross
Sectional. Penelitian yang dilakukan
dengan tujuan utama mengetahui
faktor-factor yang mempengaruhi
penggunaan alat kontrsepsi KB IUD
diwilayah
kerja
Puskesmas
Kecamatan Pidie Kabupaten Pidie
Tahun 2013.

Kerangka Konsep
Menurut Notoatmodjo, 2005,
Kerangka konsep penelitian pada
dasarnya adalah hubungan antara
konsep, konsep yang diamati atau
diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan.
Kerangka
konsep
penelitian ini, Hubungan Pendidikan,
Pengetahuan, dan Dukungan Suami
terhadap faktor-faktor penggunaan
kontrasepsi IUD
Di
wilayah
Puskesmas Simpang Tiga Kecamatan
Kabupaten Pidie Tahun 2013.

Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh Akseptor KB yang
ada di wilayah kerja Puskesmas
Simpang Tiga Kecamatan Simpang
Tiga jumlah akseptor KB bulan
Januari s/d Juni 2013 yang berjumlah
494 orang.
Pemilihan
sampel
peneliti
didasarkan atas kriteria inklusi yaitu:
karakteristik umum subjek penelitian

dari suatu populasi target yang


terjangkau akan diteliti, kriterianya
adalah:
Teknik yang dipakai dalam
pengambilan sampel adalah
Purposive Sampling. Sampel dicari
dengan menggunakan rumus Slovin (
Notoatmodjo, 2010 ) yaitu :
(

)
(
(

(
)

Tiga serta referensi yang berkaitan


dengan penelitian
Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2010)
Pengolahan data dilakukan dengan
tahap sebagai berikut : Editing,
Coding, Transfering, Tabulating

)
(

Hasil Penelitian
)

1. Analisa Univariat
a. Penggunaan Kontrasepsi IUD

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Penggunaan
Kontrasepsi IUD di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Tiga
Tahun 2013

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian telah dilakukan di
Wilayah kerja Puskesmas Simpang
Tiga Kecamatan Pidie Kabupaten
Pidie. pada tanggal 1 sampai 7 Juni
2013.

No.

1
2

Jenis Pengumpulan data


Data Primer Data yang dikumpulkan
adalah data yang langsung diperoleh
dilapangan dengan menyebarkan
kuesioner yang berisi pertanyaan
yang
selanjutnya
diisi
oleh
responden.
Kemudian
peneliti
menjelaskan
tentang petunjuk
pengisian
kuesioner,
setelah
responden mengerti
tentang
penjelasan tersebut maka kuesioner
diberikan
untuk
isi.
Peneliti
mendampingi
responden dalam
pengisian
kuesioner
untuk
memudahkan responden jika ada
hal-hal yang tidak mengerti, dapat
ditanyakan langsung kepada peneliti.

Penggunaan
Metode
Kotrasepsi IUD
Menggunakan
Tidak
Menggunakan.
Jumlah

Jumlah

(%)

11
72

13,3
86,7

83

100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas


menunjukkan bahwa sebagian besar
responden
di
wilayah
kerja
Puskesmas Simpang Tiga yaitu
sebanyak
72
(86,7%)
tidak
menggunakan IUD sebagai alat
kontrasepsi.
b. Pendidikan
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan
Akseptor KB di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Tiga
Tahun 2013
No.
1.
2.
3.

Data Sekunder Data yang penulis


peroleh dari Dinas Kesehatan, Klinik
bidan swasta dan dari Puskesmas
setempat, data Puskesmas Simpang

Pendidikan
Tinggi
Menengah
Dasar.
Jumlah

Jumlah

(%)

20
49
14
83

24,1
59,0
16,9
100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas


menunjukkan bahwa sebagian besar
pendidikan responden di wilayah
kerja Puskesmas Simpang Tiga
berada pada jenjang pendidikan
menengah yaitu 49 (59,0%).

d. Dukungan Suami

c. Pengetahuan

N
o.
1.
2.

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Dukungan suami
Akseptor KB di WilayahKerja
Puskesmas Simpang Tiga
Tahun 2013

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pengetahuan
Akseptor KB di Wilayah Kerja
Puskesmas Simpang Tiga
Tahun 2013
N
o.
1.
2.
3.

Pengetahuan

Jumlah

(%)

Tinggi
Sedang
Rendah

23
20
40

27,7
24,1
48,2

Jumlah

83

100

Dukungan Suami
Mendukung
Tidak Mendukung
Jumlah

Jumlah

(%)

61
22

73,5
26,5
100

83

Berdasarkan tabel 4.4 di atas


menunjukkan bahwa sebagian besar
responden
di wilayah kerja
Puskesmas Simpang Tiga yaitu 61
(73,5%) mendapatkan dukungan
suami dalam menggunakan alat
kontrasepsi.
2. Analisa bivariat

Berdasarkan tabel 4.3 di atas


menunjukkan bahwa sebagian besar
responden
di
wilayah
kerja
Puskesmas Simpang Tiga yaitu 40
(48,2%)
memiliki
pengetahuan
kurang tentang alat kontrasepsi IUD.
a. Pengaruh Pendidikan Akseptor KB Terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD
Tabel 4.5
Pengaruh Pendidikan Akseptor KB Terhadap Penggunaan Kontrasepsi
IUD di Wilyah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Tahun 2013
Pendidikan

Tinggi
Menengah
Dasar
Jumlah

Penggunaan IUD
Menggunakan
Tidak
Menggunakan
f
%
f
%
8
40,0 12
60,0
3
6,1
46
93,9
0
0,0
14
10,0
11
13,3
72
86,7,

Berdasarkan tabel 4.5 diatas


menunjukkan bahwa 14 (100%) ibu
yang berada pada jenjang pendidikan
dasar tidak menggunakan IUD
sebagai alat kontrasepsi, sedangkan 8
(40%) ibu dengan pendidikan tinggi

Total

f
20
49
14
83

P Value

%
100
100
100
100

0,000

memilih
IUD
sebagai
alat
kontrasepsi. Hasil uji statistik dengan
Chi-Square pada = 0.05
didapatkan nilai P Value 0.000,
sehingga
memperlihatkan
ada
Pengaruh yang signifikan antara
5

pendidikan dengan penggunaan


kontrasepsi IUD
b. Pengaruh Pengetahuan Ibu Akseptor KB Dengan Penggunaan IUD
Tabel 4.6
Pengaruh Pengetahuan Akseptor KB Terhadap Penggunaan Kontrasepsi
IUD di Wilyah Kerja Puskesmas Simpang Tiga Tahun 2013
Pengetahuan

Baik
Cukup
Rendah
Jumlah

Penggunaan IUD
Menggunakan
Tidak
Menggunakan
f
%
f
%
9
39,0
14
5,0
0
0
20
0
2
5,0
38
39,1
11 13,3
72
86,7

Total

f
23
20
40
83

P Value

%
100
100
100
100

0,000

uji statistik dengan Chi-Square pada


= 0.05 didapatkan nilai P Value
0.000, sehingga memperlihatkan ada
Pengaruh yang signifikan antara
pengetahuan dengan penggunaan
kontrasepsi IUD.

Berdasarkan tabel 4.6 diatas


menunjukkan bahwa 38 (95%) ibu
yang memiliki pengetahuan kurang
tidak menggunakan IUD sebagai alat
kontrasepsi, sedangkan 9 (39,1%) ibu
dengan pengetahuan baik memilih
IUD sebagai alat kontrasepsi. Hasil
c. Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Penggunaan IUD

Tabel 4.7
Pengaruh Dukungan Suami Terhadap Penggunaan Kontrasepsi IUD di Wilayah
Kerja Puskesmas Simpang Tiga Tahun 2013
Dukungan Suami

Mendukung
Tidak Mendukung
Jumlah

Penggunaan IUD
Menggunakan Tidak
Menggunakan
f
%
f
%
11
18,0 50
82,0
0
0
22
100
11
13,3 72
86,7

Berdasarkan tabel 4.7 diatas


menunjukkan bahwa 22 (100%) ibu
yang tidak menggunakan IUD
sebagai alat kontrasepsi tidak ada
dukungan dari suami. Dan sebanyak
11 (18%) ibu yang ada dukungan
dari suami memilih IUD sebaga alat
kontrasepsi . Hasil uji statistik
dengan Chi-Square pada = 0.05

Total

f
61
22
83

P Value

%
100
100
100

0,032

didapatkan nilai P Value 0.032,


sehingga
memperlihatkan
ada
pengaruh yang signifikan antara
dukungan suami dengan penggunaan
kontrasepsi IUD.
C. Pembahasan
1. Pengaruh Pendidikan Dengan
Penggunaan IUD

Berdasarkan hasil penelitian


menunjukkan
bahwa
59,0%
pendidikan ibu akseptor KB di
wilayah kerja Puskesmas Simpang
Tiga
berada
pada
jenjang
pendidikan menengah yaitu tingkat
SMA.
Tingkat pendidikan sangat
mempengaruhi seseorang untuk
bertindak dan mencari penyebab
serta solusi dalam hidupnya. Orang
yang berpendidikan tinggi biasanya
akan bertindak lebih rasional. Oleh
karena
itu
orang
yang
berpendidikan akan lebih mudah
menerima
gagasan
baru.
Pendidikan dalam arti formal
sebenarnya adalah suatu proses
penyampaian bahan-bahan / materi
pendidikan pada sasaran pendidik
(anak didik) guna mencapai
perubahan tingkah laku dan tujuan
(Notoatmodjo, 2005).
Hasil analisa data bivariat
menunjukkan bahwa 100% ibu
yang
berada
pada
jenjang
pendidikan
rendah
tidak
menggunakan IUD sebagai alat
kontrasepsi, sedangkan 40% ibu
dengan pendidikan tinggi memilih
IUD sebagai alat kontrasepsi. Hasil
uji statistik dengan Chi-Square
pada = 0.05 didapatkan nilai P
Value
0.000,
sehingga
memperlihatkan ada hubungan
yang signifikan antara pendidikan
dengan penggunaan kontrasepsi
IUD.
Berdasarkan hasil analisis
bivariat
tersebut menunjukkan
bahwa ada hubungan antara
tingkat
pendidikan
dengan
pemakaian metode kontrasepsi
IUD.
Berarti
terdapat
kecenderungan bahwa pendidikan
tinggi
seseorang
akan

berpengaruh terhadap pemakaian


metode kontrasepsi IUD. Hal ini
dimungkinkan
bahwa
selama
proses pembelajaran berkaitan
dengan informasi pelayanan KB.
Hasil
penelitian
ini
menggambarkan bahwa pemakaian
metode kontrasepsi dipengaruhi
oleh tingkat pendidikan, yang
berarti tingkat pendidikan ibu
sebelumnya akan mempengaruhi
ibu dalam praktek pemakaian
metode
kontrasepsi
IUD.
Penelitian tersebut sama dengan
penelitian yang dilakukan
di
Kenya
menunjukan
bahwa
responden yang berpendidikan
tinggi secara signifikan berpeluang
lebih tinggi menggunakan alat
kontrasepsi IUD dan Implant
dibandingkan dengan responden
yang
berpendidikan
rendah.
Sedangkan responden yang tidak
sekolah mempunyai peluang yang
sangat kecil untuk menggunakan
metode kontrasepsi IUD (Magadi,
2003)
2. Pengaruh Pengetahuan Dengan
Penggunaan IUD
Berdasarkan tabel 3 di atas
menunjukkan
bahwa
48,2%
pengetahuan
tentang
alat
kontrasepsi pada akseptor KB di
wilayah kerja Puskesmas Simpang
Tiga berada pada kategori kurang.
Pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap
suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui pancaindra manusia,
yakni
indra
penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melaui mata dan


telinga (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan hasil analisa data
bivariat menunjukkan bahwa 95%
ibu yang memiliki pengetahuan
kurang tidak menggunakan IUD
sebagai alat kontrasepsi, sedangkan
39,1% ibu dengan pengetahuan
baik memilih IUD sebagai alat
kontrasepsi. Hasil uji statistik
dengan Chi-Square pada = 0.05
didapatkan nilai P Value 0.000,
sehingga memperlihatkan ada
hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan penggunaan
kontrasepsi IUD karena semakin
baik pengetahuan responden maka
tingkat kesadaran responden untuk
menggunakan IUD semakin tinggi
karena
IUD
lebih
efektif
dibandingkan KB lain.
Hal ini sesuai dengan
beberapa
penelitian
yang
menyebutkan bahwa rendahnya
pemakaian
kontrasepsi
IUD
dikarenakan
kurangnya
pengetahuan akseptor tentang
kelebihan
metode
tersebut.
Ketidaktahuan akseptor tentang
kelebihan metode kontrasepsi IUD
disebabkan
informasi
yang
disampaikan petugas pelayanan
KB kurang lengkap.
Menurut asumsi peneliti
pengetahuan akseptor KB sangat
erat kaitannya terhadap pemilihan
alat kontrasepsi, karena dengan
adanya pengetahuan yang baik
terhadap
metode
kontrasepsi
tertentu akan merubah cara
pandang
akseptor
dalam
menentukan kontrasepsi yang
paling sesuai dan efektif digunakan
sehingga membuat pengguna KB
lebih nyaman terhadap kontrasepsi
tersebut dan dengan pengetahuan

yang baik akan alat kontrasepsi


dapat
menghindari
kesalahan
dalam pemilihan alat kontrasepsi
yang paling sesuai bagi pengguna
itu sendiri..
3. Pengaruh
Dukungan
Suami
Dengan Penggunaa IUD
4.
Berdasarkan
tabel
4
menunjukkan terdapat 26,5%
suami di wilayah kerja Puskesmas
Simpang
Tiga
yang
tidak
memberikan dukungan kepada istri
untuk
menggunakan
alat
kontrasepsi IUD.
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Depdiknas,
2003) dukungan adalah sokongan,
penunjang, bantuan. Dalam hal ini
adalah
sokongan,
dukungan,
bantuan suami sebagai pasangan
hidup dari akseptor dalam
menentukan keputusan pilihan
terhadap tindakan yang akan
dilakukan yaitu jenis pemilihan
kontrasepsi yang digunakan.
Dukungan
suami
merupakan bantuan yang diberikan
yang membuat penerima dukungan
akan merasa disayang, dihargai,
dan tentram. Dukungan tersebut
berupa
dorongan,
motivasi,
empati, ataupun bantuan yang
dapat membuat individu yang
lainnya merasa lebih tenang dan
aman. Dukungan keluarga dapat
mendatangkan rasa senang, rasa
aman, rasa puas, rasa nyaman dan
membuat orang yang bersangkutan
merasa
mendapat
dukungan
emosional
yang
akan
mempengaruhi kesejahteraan jiwa
manusia. Dukungan keluarga
berkaitan dengan pembentukan
keseimbangan
mental
dan

kontrasepsi. Menurut Prawirohardjo


(2011), ikatan suami isteri yang kuat
sangat membantu ketika keluarga
menghadapi
masalah,
karena
suami/isteri sangat membutuhkan
dukungan dari pasangannya. Hal itu
disebabkan orang yang paling
bertanggung
jawab
terhadap
keluarganya adalah pasangan itu
sendiri.

kepuasan psikologis (Radmacher,


2008)
Berdasarkan hasil analisa
data bivariat menunjukkan bahwa
100%
ibu
yang
tsidak
menggunakan IUD sebagai alat
kontrasepsi tidak mendapatkan
dukungan dari suami. Dan
sebanyak
18% ibu yang
mendapatkan dukungan dari suami
memilih
IUD
sebagai
alat
kontrasepsi . Hasil uji statistik
dengan Chi-Square pada = 0.05
didapatkan nilai P Value 0.032,
sehingga memperlihatkan ada
hubungan yang signifikan antara
dukungan
suami
dengan
penggunaan kontrasepsi IUD.
Peran
suami
dalam
keluarga sangat dominan dan
memegang
kekuasaan
dalam
pengambilan keputusan apakah
istri
akan
menggunakan
kontrasepsi atau tidak, karena
suami
dipandang
sebagai
pelindung, pencari nafkah dalam
rumah tangga dan pembuat
keputusan. Beberapa pria mungkin
tidak menyetujui pasangan untuk
menjadi akseptor KB karena
mereka belum mengetahui dengan
jelas cara kerja berbagai alat
kontrasepsi yang ditawarkan dan
suami akan kawatir tentang
kesehatan istrinya.

Menurut asumsi peneliti


dukungan dari suami dalam
penggunaan kontrasepsi sangat
diperlukan karena tanpa adanya
dukungan dari suami rasa nyaman
untuk menggunakan kontrasepsi
tidak akan didapatka, metode
kontrasepsi tidak dapat dipaksakan
pasangan suami isteri harus
bersama
memilih
metode
kontrasepsi yang terbaik, saling
kerjasama
dalam pemakaian,
membiayai
pengeluaran
kontrasepsi, dan memperhatikan
tanda dan bahaya.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah
dilakukan
penelitian dan uji statistik secara
chi square mengenai faktorfaktor apa saja yang berpengaruh
dalam
penggunaan
alat
Kontrasepsi
Intra
Uterine
Device (IUD) di Puskesmas
Simpang Tiga Kecamatan Pidie
Kabupaten Pidie Tahun 2013
dapat
disimpulkan
sebagai
berikut :
1. Ada
Pengaruh
antara
pendidikan
dengan
penggunaan
Kontrasepsi
IUD dengan nilai p=0,016
(p<0,05).
2. Ada
Pengaruh
antara
pengetahuan
dengan
penggunaan
Kontrasepsi

Program KB dapat terwujud


dengan baik apabila ada dukungan
dari pihak-pihak tertentu. Menurut
Pinem (2009), suami dan isteri
membicarakan/mempertimbangkan
secara bersama-sama untuk memilih
kontrasepsi terbaik yang disetujui
bersama, saling berkerjasama dalam
penggunaan
kontrasepsi,
memperhatikan tanda-tanda bahaya
penggunaan
kontrasepsi
dan
menanggung biaya untuk penggunaan

3.

IUD dengan nilai p=0,016


(p<0,05).
Ada
Pengaruh
antara
dukungan suami dengan
penggunaan
Kontrasepsi
IUD dengan nilai p=0,000
(p<0,05).

Pengendalian
Lapangan.
Perwakilan Provinsi Aceh
_______, 2008. Modus Workshop,
Dua Anak Lebih Baik. Di
akses Tanggal 23 Mei 2013
Hartanto, H. 2010, Keluarga
Berencana Dan Kontrasepsi.
Pustaka
Sinar
Harapan:
Jakarta

Saran
1. Diharapkan kepada peneliti
selanjutnya agar melakukan
penelitian lanjutan dengan
metode dan variabel yang
lebih
kompleks
tentang
kontrasepsi Intra Uterine
Device (IUD).
2. Diharapkan kepada tenaga
kesehatan
khususnya
di
bidang pelayanan Keluarga
Berencana agar dapat selalu
memberikan
penyuluhan,
bimbingan serta saran-saran
kepada ibu-ibu akseptor KB
agar memiliki pengetahuan
yang lebih baik tentang alat
kontrasepsi IUD.
3. Diharapkan
institusi
pendidikan
agar
dapat
menjadikan karya tulis ilmiah
ini sebagai bahan tambahan
dalam belajar dan dapat
menambah
referensi
perpustakaan.

Harna, 2010. Indikasi Pemasangan


IUD Diakses Tanggal 25 Mei
2013
Pinem,

S.
2009.
Kesehatan
Reproduksi Dan Kontrasepsi.
Cv. Tans Info Media: Jakarta.

Saifuddin, A. 2006. Buku Panduan


Praktis
Pelayanan
Kontrasepsi. Yayasan Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta.
Sugiyono. (2010). Statistik untuk
penelitian. Bandung : CV.
Alfabeta
Sulistyawati Ari. 2012. Pelayanan
Keluarga Berencana. Jakarta
, Salemba Medika
.
Sukmadinata. (2003). Landasan
Psikologis
Proses
Pendidikan,
Bandung,
Remaja Rosdakaya.

REFERENSI
Arikunto,
2007.
Manajemen
Penelitian, Renika Cipta.
Jakarta
Bkkbn, 2012. Hasil Pelaksanaan Sub
Sistem Pencacatan
Dan
Pelaporan
Pelayanan
Kontrasepsi
Dan

10

Anda mungkin juga menyukai