Anda di halaman 1dari 12

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KURANGNYA

PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI KELURAHAN SAMBALIUNG


KECAMATAN SAMBALIUNG KABUPATEN BERAU.
Puspita Sari
Puspita Sari : ITKES Wiyata Husada Samarinda
Email : vita_berau@yahoo.com
ABSTRAK

Ketidaktertarikan ibu menggunakan AKDR diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: tingkat
pendidikan, pengetahuan, ekonomi, budaya, agama, pemahaman ibu dan masyarakat yang kurang memahami
AKDR serta kurangnya kesadaran masyarakat akan penggunaan AKDR. Dampak ketidaktertarikan ibu
menggunakan IUD menjadi salah satu penyebab gagalnya akseptor lain. IUD sebagai metode kontrasepsi yang
efektif memiliki tingkat kegagalan yang rendah yaitu 15 kehamilan per 100 wanita. Dapat digunakan untuk
mengurangi jumlah kelahiran sehingga selanjutnya dapat mempengaruhi jumlah penduduk. Kurangnya minat
pengguna AKDR ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor di atas. Sebaliknya, ketika ibu memperoleh pengetahuan
tentang IUD, rasa penggunaannya akan lebih tinggi, sehingga kepedulian ibu akan berkurang..(SITEPU, 2019).
Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kurangnya penggunaan alat
kontrasepsi IUD di Kelurahan Sambaliung Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. Desain Penelitian
Menggunakan Deskriptif, dengan Pendekatan cross sectional. Teknik samplingnya dengan teknik Accidental
sampling, dengan jumlah respondennya 107 orang. Penggumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data
dilakukan dengan analisa univariat (distribusi frekuensi) dan analisa bivariat dengan uji kai kuadrat. Hasil analisa
univariat, sebagian inbu pengetahuannya kurang terhadap alat kontrasepsi IUD (45,8%), berumur ≥ 20 tahun
(84,1%), paritas ≥2 (37,4%), pendidikan tinggi (47,7%), pekerjaan yang bekerja (67,3%), dukungan suami yang
mendukung (49,5%). Hasil analisa bivariat, variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan pengetahuan ibu
terhadap alat kontrasepsi IUD adalah umur (p = 0,016 dan OR = 4,879), paritas (p = 0,001 dan OR = 0,239),
pendidikan (p = 0,012 dan OR = 0,359) dan dukungan suami (p = 0,012 dan OR = 2,818), sedangakan yang tidak
mempnyai hubungan signifikan dengan pengetahuan terhadap alat kontrasepsi IUD adalah pekerjaan (p = 1,000 dan
OR = 1,005). Saran dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan pemahaman masyarakat khususnya pasangan
usia subur (PUS) tentang alat kontrasepsi IUD, koordinasi bersama PLKB, bidan desa, dan kader kesehatan serta
tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan alat kontrasepsi IUD.

Kata Kunci: Faktor-Faktor , Kurangnya Penggunaan IUD


ABSTRAK

Mother's lack of interest in using IUD contraception is thought to be influenced by several factors, including:
mother's level of education, knowledge, economy, culture, religion, and lack of public understanding of the IUD and
lack of public awareness to use it. The impact of the mother's lack of interest in using IUD contraception is one of
the reasons for the failure of other acceptors. The IUD as an effective contraceptive has a low failure rate, which is
1-5 pregnancies/100 women. Can be used to reduce the number of births so that later it can affect the population.
This lack of interest in IUD acceptors may be due to the various factors above. On the other hand, if the mother is
equipped with knowledge about the IUD, the awareness to use it will be higher, so that the mother's low interest will
be smaller (SITEPU, 2019). The purpose of this study was to determine the factors associated with the lack of use of
IUD contraceptives in Sambaliung Village, Sambaliung District, Berau Regency. Research Design Using
Descriptive, with a cross sectional approach. the dependent variable (dependent) is the use of the IUD, while the
independent (independent) variables that you want to know include the mother's knowledge of the IUD, attitude,
age, education level, family planning services, and husband's participation. The population in this study were all
couples of childbearing age (PUS) using family planning who resided in Sambaliung Village, Sambaliung District,
Berau Regency as many as 2,004 couples. The sampling technique is accidental sampling. in this study the number
of samples was 107 people. Collecting data using a questionnaire. Data analysis was performed by univariate
analysis (frequency distribution) and bivariate analysis by chi-square test. The results of univariate analysis, some
mothers lack knowledge of IUD contraception (45.8%), age 20 years (84.1%), parity 2 (37.4%), higher education
(47.7%), occupation who work (67.3%), husband's support is supportive (49.5%). The results of bivariate analysis,
variables that have a significant relationship with mother's knowledge of IUD contraceptives are age (p = 0.016 and
OR = 4.879), parity (p = 0.001 and OR = 0.239), education (p = 0.012 and OR = 0.359) and husband's support (p =
0.012 and OR = 2.818), while the occupation that did not have a significant relationship with knowledge of IUD
contraception was occupation (p = 1,000 and OR = 1.005). Suggestions in this study are to increase public
understanding, especially couples of childbearing age (PUS) about IUD contraceptives, coordination with PLKB,
village midwives, and health cadres as well as community leaders to socialize IUD contraceptives.

Keywords: Factors, Lack of IUD Use

PENDAHULUAN kelahiran, mengontrol waktu saat kelahiran


dalam hubungan dengan umur suami istri, dan
Jumlah penduduk yang semakin meningkat
menentukan jumlah anak dalam keluarga
menjadi masalah yang dihadapi oleh semua
(Marmi, 2015). Dalam (Iit & Limoy, 2018)
Negara baik di Negara maju maupun di Negara
Program Keluarga Berencana (KB) adalah suatu
berkembang termasuk Indonesia. Hal ini dapat
langkah-langkah atau suatu usaha
dilihat dari pertumbuhan jumlah penduduk
dunia yang sangat pesat dengan laju kegiatan yang disusun oleh organisasi-

pertumbuhan penduduk yang tinggi hal ini bisa organisasi Keluarga Berencana (KB) dan

dilihat dari 5 Negara dengan jumlah penduduk merupakan program pemerintah untuk

terbesar di Dunia. Indonesia merupakan salah mencapai rakyat yang sejahtera berdasarkan

satu negara yang memiliki jumlah penduduk peraturan dan perundang-undangan kesehatan

terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke (Marmi, 2015).dalam (Iit & Limoy, 2018)

empat di dunia setelah berturutturut China, Populasi yang pesat di Negara berkembang
India, dan Amerika Serikat. dari hasil sensus memicu pemerintah dalam mengatasi hal
2010 jumlah penduduk Indonesia mencapai tersebut sehingga pemerintah mencanakan
angka 237.6 1.326 jiwa, dengan kenaikan program keluarga berencana (KB) untuk
jumlah penduduk sebesar 1, 9% per tahun menekan tingkat populasi. Banyak metode KB
(Badan Pusat Statistik, 2010) dalam(Agustina, yang di canangkan pemerintah melalui tenaga
2020) kesehatan antara lain dengan pemakaian alat

Keluarga Berencana menurut World Health kontrasepsi. Ada metode KB yang dapat

Organization (WHO) (1970) adalah tindakan digunakan oleh pasangan usia subur (PUS)

yang membantu individu atau pasangan suami antara lain: Metode Amenorea Laktasi (MAL),

istri untuk mendapatkan objektif-objektif pil, implant, suntik, kondom dan Alat

tertentu, menghindarkan kelahiran yang tidak Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan

diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diantara semua itu, AKDR merupakan salah

memang diinginkan, mengatur interval diantara satu metode kontrasepsi yang sedikit di pilih
(SITEPU, 2019). Rutin 2021)
Alat kontrasepsi dalam rahim Sementara itu untuk data Kecamatan
(AKDR) merupakan alat kontrasepsi yang di sambaliung sendiri terdapat 6237 PUS .
tempatkan di dalam uterus.AKDR di buat dari Jumlah Peserta KB Aktif 5135 , Peserta KB
plastik khusus yang di beri benang pada aktif Suntik 2.588, PIL 1.179, IUD 253, MOW
ujungnya.Benang ini gunanya untuk 293,MOP 2, Kondom 80, dan Implant 740.
pemeriksaan (kontrol) bentuk AKDR untuk Dari data dari Dinas Pengendalian Penduduk
saat ini adalahcooper –T (bentuk seperti Keluarga Berencana Kabupaten Berau Tahun
huruf Y dan di lilit tembaga). Cara 2021. Pengguna kontrasepsi IUD tergolong
kerjanyadi pasang pada rongga uterus masih sedikit jika dibandingkan dengan
saat menstruasi oleh tenaga kesehatan yang pengguna kontrasepsi lain. ( Aplikasi Statistik
terlatih yang bertujuan untuk mencegah Rutin 2021 )
pertemuan sperma dengan ovum Berdasarkan teori Green (2005) dan
sehingga kehamilan tidak terjadi. (Taufika, Notoatmodjo (2014) terdapat beberapa faktor
2015 : 102) dalam(Endarwati, 2019) yang berhubungan dengan penggunaan MKJP
Di Indonesia tidak banyak yang menggunakan yakni faktor presdisposisi (Presdisposing
kontrasepsi metode IUD dibanding dengan alat factors) adalah faktor yang mempermudah dan
kontrasepsi yang lain seperti kontrasepsi suntik mendasari untuk terjadinya prilaku
dan pil. Data BKKBN Tahun 2021 tertentu.Selain itu juga faktor presdisposisi
menunjukkan bahwa pengguna kontrasepsi IUD meliputi umur, tingkat pendidikan, pekerjaan
sebanyak 10,91 % . Dikalimantan Timur sendiri serta jumlah anak serta Faktor pemungkin
menurut Data BKKBN sumber data dari statistik (Enablingfactors) yakni faktor-faktor yang
rutin bulan desember 2021 jumlah pengguna memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku
kontrasepsi suntik sebanyak 44,52 %, pil atau tindakan (Wahyuni et al., 2021)
26,55%, implant 10,42%, dan IUD 10,68 % Kurangnya minat ibu untuk menggunakan
( Statistik Rutin BKKBN 2021 ) kontrasepsi IUD di duga di pengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain: tingkat pendidikan
ibu, pengetahuan, ekonomi, budaya, agama, dan
Menurut data dari Dinas Pengendalian kurangnya pemahaman masyarakat tentang IUD
Penduduk Keluarga Berencana Kabupaten serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk
Berau Tahun 2021 , terdapat 44.678 Pasangan menggunakannya. Dampak dari kurangnya
Usia Subur dengan jumlah peserta KB aktif minat ibu untuk menggunakan kontrasepsi IUD
sebanyak 31.974 . Pengguna KB aktif antara salah satunya sering terjadi kegagalan pada
lain: suntik 15.680 (49,03%), PIL 7.637 akseptor lain. IUD sebagai alat kontrasepsi yang
(23,8%), IUD 2.693 (8,42%), MOW 1.792 efektif mempunyai angka kegagalan yang
( 5,60%), MOP 13 kondom 668 (0,04 %) dan rendah yaitu terjadi 1-5 kehamilan/100
implant 3.491 (10,91%). ( Aplikasi Statistik perempuan. Dapat di gunakan untuk menekan
jumlah kelahiran sehingga nantinya dapat Sambaliung Kabupaten Berau.
mempengaruhi jumlah penduduk. Kurangnya
minat akseptor IUD ini kemungkinan METODE PENELITIAN
disebabkan karena berbagai faktor di atas.
Jenis penelitian yang digunakan dalam
Sebaliknya apabila ibu di bekali pengetahuan
penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif,
tentang IUD maka kesadaran untuk
yang menggunakan pendekatan cross
menggunakannya akan lebih tinggi,sehingga
sectional, dimana variabel bebas dan terikat
rendahnya minat ibu akan lebih kecil .(SITEPU,
diobservasi sekaligus pada saat yang sama
2019).
yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang
Berdasarkan Latar Belakang di atas, peneliti
berhubungan dengan kurangnya
ingin mengetahui faktor- faktor yang
penggunaan alat kontrasepsi IUD di
mempengaruhi rendahnya minat akseptor KB
Kecamatan
Menggunakan KB IUD di Kelurahan

Sambaliung Kabupaten Berau. Populasi Usia Subur. Jumlah ini diambil dari data
dalam penelitian ini adalah seluruh awal yang diperoleh dari BKKBN pada
pasangan usia subur (PUS) pengguna KB bulan desember tahun 2021. Dalam
yang bertempat tinggal di Kelurahan penelitian ini menggunakan teknik
Sambaliung, Kecamatan Sambaliung Accidental sampling. Dalam penelitian ini
Kabupaten Berau sebanyak 2.004 Pasangan jumlah sampelnya 107 orang.
Hasil dan Pembahasan

Tabel 1. Hubungan Antara Umur dengan Pengetahuan responden tentang Kontrasepsi AKDR/IUD di
Kelurahan Sambaliung , Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau.
Pengetahuan tentang kontrasepsi Total OR (95%CI) P Value
AKDR/IUD
Umur Tinggi Rendah
N % N % %
>20 46 51,1 44 48,9 90 100
<20 3 17,6 14 82,4 17 100 4,879 0,016
(1,3-
18,1)
Jumlah 49 45,8 58 54,2 107 100
Hubungan anatara umur dengan pengetahuan (IUD) tinggi ada 17,6%.
responden tentang kontrasepsi AKDR (IUD), Hasil uji statistik nilai P value = 0,016
dalam penelitian ini yaitu responden yang dengan demikian P value sama dengan nilai
berusia > 20 tahun yang pengetahuan tentang Alpha (0,005), sehingga hal ini berarti ada
kontrasepsi AKDR (IUD) tinggi ada 51,1%, hubungan yang bermakna antara umur dengan
sedangkan responden yang berusia < 20 tahun pengetahuan responden kontrasepsi AKDR/
yng pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR IUD. Sedangkan nilai OR 4,879 berarti
responden mempunyai kemungkinan 1 kali dibandingkan dengan responden yang
pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR (IUD) umurnya < 20 tahun.

Tabel 2 Hubungan Antara Paritas dengan Pengetahuan responden tentang Kontrasepsi AKDR/IUD
Pengetahuan tentang
kontrasepsi AKDR/IUD Total OR (95%CI) P Value
Paritas Tinggi Rendah
N % n % N %
>2 10 25,0 30 75,o 40 100 0,239
<2 39 58,2 28 41,8 67 100 (0,10 – 0,56) 0,001

Hubungan anatara paritas dengan pengetahuan hubungan yang bermakna antara paritas
responden tentang kontrasepsi AKDR (IUD), dengan pengetahuan responden kontrasepsi
dalam penelitian ini yaitu responden yang AKDR/ IUD. Sedangkan nilai OR 0,239
paritasnya > 2 yang pengetahuan tentang berarti responden mempunyai kemungkinan
kontrasepsi AKDR (IUD) tinggi ada 25,0%, pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR
sedangkan responden yang paritasnya < 2 yang (IUD) 0,10 kali dibandingkan dengan
pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR (IUD) responden yang paritasnya < 2.
tinggi ada 58,2%.
Hasil uji statistik nilai P value = 0,001
dengan demikian P value lebih kecil dari nilai
Alpha (0,005), sehingga hal ini berarti ada

Table 3 Hubungan Antara Pendidikan dengan Pengetahuan responden tentang Kontrasepsi


AKDR/IUD
Pengetahuan tentang
kontrasepsi AKDR/IUD Total OR (95%CI) P Value
Pendidikan Tinggi Rendah
N % n % N %
SD - SMP 19 33,9 37 66,1 56 100 0,359
SMA-PT 30 58,8 21 41,2 51 100 (0,16 – 0,78) 0,012
Jumlah 49 45,8 58 54,2 107 100

Hubungan anatara pendidikan dengan (58,8%).


pengetahuan responden tentang kontrasepsi Hasil uji statistik nilai P value = 0,012 dengan
AKDR (IUD), dalam penelitian ini yaitu demikian P value lebih kecil dari nilai Alpha
responden yang pendidikannya SD-SMP yang (0,005), sehingga hal ini berarti ada hubungan
pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR (IUD) yang bermakna antara pendidikan dengan
tinggi ada (33,9%), sedangkan responden yang pengetahuan responden kontrasepsi AKDR/
pendidikannya SMA-PT yang pengetahuan IUD. Sedangkan nilai OR 0,359 berarti
tentang kontrasepsi AKDR (IUD) tinggi ada responden mempunyai kemungkinan
pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR (IUD) berpendidikan SMA-PT
0,16 kali dibandingkan dengan responden yang

Tabel 4 Hubungan Antara Pekerjaan dengan Pengetahuan responden tentang Kontrasepsi AKDR/IUD
Pengetahuan tentang
kontrasepsi AKDR/IUD Total OR (95%CI) P Value
Pekerjaan Tinggi Rendah
N % N % N %
Bekerja 33 45,8 39 54,2 72 100
1,005 1,000
Tidak 16 45,7 19 54,3 35 100 (0,44 – 2,26)
bekerja
Jumlah 49 45,8 58 54,2 107 100

Hasil penelitian hubungan anatara pekerjaan kontrasepsi AKDR (IUD) tinggi ada (45,7%).
dengan pengetahuan responden tentang
Hasil uji statistik diperoleh nilai P value
kontrasepsi AKDR (IUD), dalam penelitian ini
= 1,000 dengan demikian P value lebih besar
yaitu responden pekerjaan yang bekerja yang
dari nilai Alpha (0,005), sehingga tidak ada
pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR (IUD)
hubungan antrara pekerjaan dengan
tinggi ada (45,8%), sedangkan responden yang
pengetahuan responden tentang kontrasepsi
tidak bekerja yang pengetahuan tentang
AKDR (IUD).

Tabel 5. Hubungan Antara Dukungan Suami dengan Pengetahuan responden tentang Kontrasepsi
AKDR/IUD
Pengetahuan tentang
Dukungan kontrasepsi AKDR/IUD Total OR (95%CI) P Value
suami Tinggi Rendah
N % N % N %
Mendukung 31 58,5 22 41,5 53 100 2,818
Tidak 18 33,3 36 66,7 54 100 (1,28 – 6,18) 0,012
mendukung
Jumlah 49 45,8 58 54,2 107 100

Hubungan antara dukungan suami dengan Hasil uji statistik nilai P value = 0,012 dengan
pengetahuan responden tentang kontrasepsi demikian P value lebih kecil dari nilai Alpha
AKDR (IUD), dalam penelitian ini yaitu (0,005), sehingga hal ini berarti ada hubungan
responden yang dukungan suami yang yang bermakna antara dukungan suami dengan
pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR (IUD) pengetahuan responden kontrasepsi AKDR/
tinggi ada (58,5%), sedangkan responden yang IUD. Sedangkan nilai OR 2,818 berarti
dukungan suami tidak mendukung yang responden mempunyai kemungkinan
pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR (IUD) pengetahuan tentang kontrasepsi AKDR (IUD)
tinggi ada (33,3%). 1 kali dibandingkan dengan responden yang
ukungan suaminya tidak mendukung.

Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu optimal untuk menentukan suatu keputusan
tentang Kontrasepsi IUD yaitu ibu dengan bagi dirinya dan lingkungannya. Dengan
pengetahuan rendah ada 58 responden (54,2%). bertambahnya umur, maka bertambahnya
Penelitian ini sesuai dengan pendapat pengetahuan ibu yang didapat dari televisi,
(Notoatmodjo,2007) Pengetahuan adalah radio, majalah dan nakes.
merupakan hasil dari tau dan ini setelah orang Menurut teori, umur ibu yang masih muda
melakukan penginderaan terhadap obyek perkembangan organ-organ reproduksi dan
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca fungsi fisiologis belum optimal serta belum
indra manusia, yakni indra pengeliatan, tercapai emosi kejiwaan yang cukup matang
pendengaran, penciuman, rasa dan telinga sehingga akan mempengaruhi terhadap fungsi
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tau fisiologis. Dengan bertambahnya usia semakin
dan ini setelah orang melakukan penginderaan dewasa maka fungsi fisiologisnya bisa semakin
terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi optimal, pola pemikiran semakin bertambah,
melalui panca indra manusia, yakni indra pengetahuannya semakin luas (Soetiningsih,
pengeliatan, pendengaran, penciuman, rasa dan 2003).
telinga. Menurut analisa peneliti dari hasil penelitian

Menurut pendapat peneliti dapat dilihat menunjukkan bahwa pada umur ≥ 20 tahun

pengetahuan sangat berperan dan berpengaruh memilki pengetahuan yang baik, hal ini

dalam pencapaian pemilihan dan penggunaan dikarenakan pada golongan umur ≥ 20 tahun

alat kontrasepsi IUD. Pengetahuan dapat perkembangan otaknya sudah mulai optimal

dipengaruhi dari sumber informasi, media untuk menentukan suatu keputusan yang baik

cetak, media elektronik internet dan tenaga bagi dirinya dan lingkungannya serta dapat

kesehatan. Berdasarkan umur sebagian berfikiran lebih dewasa. Umur ≥ 20 tahun pada

responden berada pada kelompok umur ≥ 20 umumnya memiliki semangat belajar dan rasa

tahun sebanyak 46 responden (51,1%). Hasil ingin tahu yang tinggi serta memiliki daya

uji statistik diperoleh nili P value 0,016 berarti ingat yang kuat sehingga dapat memiliki

ada hubungan antara umur dengan pengetahuan pengetahuan dan wawasan yang luas.

respondeen tentang kontrasepsi AKDR (IUD). Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat tentang Kontrasepsi IUD menurut paritas
(Notoatmodjo,2003) umur adalah lamanya responden yaitu < 2 sebanyak 39 responden
hidup seseorang dari sejak lahir yang (58,2%). Hasil uji statistik diproleh nilai P value
dinyatakan dengan tahun. Telah lama diketahui 0,001. Berarti ada hubungan antara paritas
bahwa umur sangat berpengaruh terhadap dengan pengetahuan responden tentang
proses reproduksi. Umur yang menganggap kontraepsi AKDR (IUD). Penelitian ini sesuai
dengan pendapat (Manuaba, 2010). Jumlah anak golongan SMA-PT sangat berpengaruh
yang dilahirkan oleh seorang wanita dalam masa terhadap pemahaman seseorang. Dimana
reproduksi merupakan reproduksi yang optimal. semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang,
Interval kehamilan > 2 tahun dengan jumlah maka seseorang tersebut dapat menerima
kehamilan atau kelahiran 2-3 orang dan dengan mudah informasi yang diberikan dan
menghindari abortus ilegal. Seorang wanita semakin baik tingkat pengetahuannya.
dikatakan berparitas rendah apabila <2 orang Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu
yang paling aman jika ditinjau dari kematian tentang Kontrasepsi IUD menurut pekerjaan
maternal. Menurut pendapat peneliti bahwa responden yaitu ibu yang bekerja sebesar 33
sebagian besar responden terdapat pada responden (45,8%). Hasil uji statistik diproleh
multigravida yaitu ibu yang mempunyai anak nilai P value 1,000 yang pengetahuan tentang
>1 karena ibu sudah memiliki pengalaman dan kontrasepsi AKDR (IUD). Berarti tidak ada
pengetahuan dalam menggunakan KB IUD. hubungan antara pekerjaan dengan
Hasil penelitian mengenai pengetahuan ibu pengetahuan responden tentang kontraepsi
tentang Kontrasepsi IUD berdasarkan tingkat AKDR (IUD). Pekerjaan merupakan suatu
pendidikan yang tinggi (SMA-PT) sebesar 30 kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
responden (58,8%). Hasil uji statistik diperoleh memperoleh penghasilan guna memenuhi
nilai P value = 0,012 berarti ada hubungan antara kebutuhan hidup sehari-hari (Notoatmodjo,
pendidikan dengan pengetahuan responden 2003).
tentang kontrasepsi AKDR (IUD). Menurut peneliti hal ini sesuai karena

Menurut teori, perubahan perilaku kesehatan pekerjaan dengan pengetahuan seseorang

melalui cara pendidikan ini diawali dengan berkembang dan berubah bahkan seringkali

cara pemberian informasi-informasi kesehatan. tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang

Selanjutnya dengan pengetahuan- pengetahuan bekerja karena ada sesuatu yang hendak

itu akan menimbulkan kesadaran mereka, dan dicapainya dan orang berharap bahwa aktivitas

akhirnya akan menyebabkan orang berprilaku kerja yang dilakukannya akan membawanya

sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya kepada sesuatu keadaan yang lebih memuaskan

(Notoatmodjo, 2010). Semakin tinggi tingkat dari pada keadaan sebelumnya. Pekerjaan juga

pendidikan seseorang maka diharapkan akan dapat berpengaruh terhadap pemilihan

meningkatkan kemampuan mengembangkan kontrasepsi.

potensi diri, perubahan sikap dan tata laku Green (1980) menggemukakan bahwa suami
sehingga meningkatkan kemampuan proses merupakan kelompok referensi penting dalam
pikir dalam masyarakat, memiliki kemampuan membantu pembentukan perilaku dalam diri
memilih untuk bertindak yang berdasarkan seseorang. Adanya dukungan suami untuk
ilmu pengetahuan (Roslina, 2004). menganjurkan ibu agar mengunakan kontrasepsi
Menurut analisa peneliti tingkat pendidikan IUD/AKDR dapat meningkatkan cakupan
akseptor kontrasepsi IUD/AKDR. Sedangkan yang tidak berhubungan antara
Responden yang mendapatkan dukungan suami pekerjaan dengan pengetahuan responden
ada 31 orang tentang kontrasepsi AKDR/IUD di Kelurahan
(58,5%) yang pengetahuan tentang kontrasepsi Sambaliung Kecamatan Sambaliung Kabupaten
AKDR (IUD) lebih besar jumlahnya Berau Tahun 2022. nilai (P value = 1,000).
dibandingkan dengan responden yang tidak Saran dalam penelitian ini adalah dapat
mendapatkan dukungan suami. Hasil uji statistik meningkatkan pemahaman masyarakat
diperoleh nilai P value = 0,012 dan nilai OR khususnya pasangan usia subur (PUS) tentang
2,818. berarti ada hubungan antara dukungan alat kontrasepsi IUD, koordinasi bersama
suami dengan pengetahuan responden tentang PLKB, bidan desa, dan kader kesehatan serta
kontrasepsi AKDR (IUD). tokoh masyarakat untuk mensosialisasikan alat
Peneliti beranggapan bahwa dalam pemanfaatan kontrasepsi IUD.
alat kontrasepsi IUD seorng ibu harus terlebih
dahulu melakukan musyawaroh dengan
REFERENSI
suamiinya, sehingga apa yang dilakukan menjadi
kesepakatan bersama. Selain itu harus dapat Agustina, L. (2020). FAKTOR-FAKTOR YANG
dipahami bahwa program keluarga bukan hanya MEMPENGARUHI RENDAHNYA

mutlak dilakukan oleh seorang istri, namun lebih MINAT AKSEPTOR KB UNTUK
jauh dari itu harus dilakukan pula oleh suami. MENGGUNAKAN KB IUD DI DUSUN

Sebelum istri memakai alat kontrasepsi pada SAYANG DESA MOKONG


umumnya mengadakan musyawarah terlebih KECAMATAN MOYO HULU. Jurnal

dahulu (kesepakatan suami/istri meminta Kesehatan Dan Sains, 3(2), 10–13.


prsetujuan suami). Endarwati, S. (2019). Minat Wanita Pasangan
Usia Subur (PUS) Menggunakan Alat
Kesimpulan Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di RW
Hasil penelitian yang dilakukan di Kelurahan 05Kelurahan Campurejo Kota Kediri.
Sambaliung Kecamatan Sambaliung Kabupaten Jurnal Kebidanan, 8(1), 17–21.
Berau Tahun 2022. hasilnya adalah pengetahun
Iit, K., & Limoy, M. (2018). Hubungan
ibu tentang kontrasepsi IUD masih rendah
Pengetahuan Wanita Usia Subur Terhadap
(54,2%). Hubungan antara pengetahuan ibu
Pemilihan Alat Kontrasepsi Iud Di Rb
dalam memilih alat kontrasepsi AKDR/IUD
Mariana Kecamatan Sungai Raya
pada tanu 2018, diperoleh setelah dilakukan uji
Kabupaten Kubu Raya Tahun 2018.
statistik didapat variabel yang berhubungan
Jurnal_Kebidanan, 8(2).
yaitu faktor umur (P value = 0,016), paritas (P
value = 0,001) pendidikan (P value = 0,012) SITEPU, R. (2019). Faktor yang mempengaruhi
dan dukungan suami (P value = 0,012). minat ibu menggunakan KB intra uterine device
(IUD) di Puskesmas Binjai Estate tahun 2019.
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA Marmi. 2015. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
MEDAN.
———————. 2016. Buku Ajar Pelayanan
Wahyuni, S., Hindun, S., Mardani, E., & KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setiawati, D. (2021). KARAKTERISTIK
Mubarak, Igbal Wahid. 2015. Ilmu Kesehatan
PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI Masyarakat: Konsep Dan Aplikasi
JANGKA PANJANG DI KOTA Dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
PALEMBANG TAHUN 2020. MMJ
(Mahakam Midwifery Journal), 6(2), 58– Manueke. 2013. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan penggunaan Alat
68. Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).
https://media.neliti.com/.../91578-ID-
Aspuah, Islaely Dan Proverawati. 2010. faktor-faktor-yang-berhubungan-
Panduan Memilih Kontrasepsi. dengan-pe.pdf, di akses: tanggal 04 April 2018,
Yogyakarta: Nuha Medika 10.00 WIB

Andriyani, Lusiana, Megasari. 2015. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi


Metodologi Penelitian Kebidanan. Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Yogyakarta: CV Budi Utama. Cipta

Bakar, Abu dan Sukawati, 2014. Nurbaiti. 2013. Faktor-Faktor Yang


Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Mempengaruhi Penggunaan Alat
Berencana dalam tanya jawab. Kontrasepsi Intra Uterine Devise
Jakarta: PT Raja grafindo Persada. (IUD). Http://Simtakp.Uui.Ac.Id/, di
akses: tanggal 5 April 2018, 07.54
BKKBN Kalimantan Barat, 2016 WIB

Data Profil Rb Mariana Tahun Pinem, Saroha.2009. Kesehatan Reproduksi Dan


Kontrasepsi. Jakarta: Trans Info Media
2017

Dewi Dan Wawan. 2010. Pengetahuan, Sikap, Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Kubu Raya
Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Tahun 2016.
Nuha Medika.
Rado, Lantan. 2015. Gambaran Faktor-Faktor
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. Metode Yang Mempengaruhi Akseptor Tidak
Penelitian Kebidanan Dan Teknik Memilih Kontrasepsi Jenis IUD Di
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika Puskesmas Sungai Raya Dalam
Kabupaten Kubu Raya. Akademi
Santosa, Heru. 2014. Analisis Faktor-Faktor Kebidanan Panca Bhakti Pontianak (Tidak
Yang Memengaruhi Rendahnya Dipublikasikan).
Pemakaian Alat Kontrasepsi IUD
(IntraUterine Device) Oleh Ibu Kusumaningrum. 2013. Faktor-faktor yang
Pasangan Usia Subur. berhubungan dengan Pasangan
https://jurnal.usu.ac.id/gkre/article/view Usia Subur (PUS) tidak
/ 8439, di akses: tanggal 04 April memilih metode kontrasepsi Intra Uterine
2018, Device (IUD).
09.40 WIB eprints.ums.ac.id/27175/22/02_NASKA
H_PUBLIKASI.pdf, di akses tanggal 4
Irianto, Koes. 2014. Pelayanan Keluarga April 2018, 12.00 WIB
Berencana. Bandung: Alfabet.
Setiyaningrum, Erna. 2015. Pelayanan
Keluarga Berencana Dan Kesehatan
Reproduksi. Jakarta: Cv. Trans Info Media
Uliyah, Mar’atul. 2010. Panduan Aman Dan
Suyanto Dan Susila. Metodologi Kesehatan Sehat Memilih Alat KB. Yogyakarta: PT
Dan Kedokteran 2015. Metodologi Bintang Pustaka Abadi
Penelitian Cross Sectional Kedokteran &
Kesehatan. Klaten Selatan: Bossscript Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Triwibowo Dan Pusphandani. 2015. Pengantar Nasional
Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai