Anda di halaman 1dari 15

Tersedia di http://jurnal.unimus.ac.id/index.

php/jur_bid/ Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 80-94


DOI : 10.26714/jk.7.2.2018.80-94

ANALISIS DAMPAK UNMET NEED KELUARGA BERENCANA


TERHADAP KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DI RUMAH SAKIT
PANTI WILASA CITARUM SEMARANG

ANALYSIS OF THE EFFECT OF UNMET NEED FOR FAMILY PLANNING ON


UNINTENDED PREGNANCY AT PANTI WILASA CITARUM
HOSPITAL SEMARANG

Ester Ratnaningsih
Akademi Kebidanan Panti Wilasa Semarang
Email: esteratna@gmail.com

ABSTRAK

Unmet need KB adalah kelompok wanita yang sudah tidak ingin mempunyai anak lagi atau ingin
menjarangkan kehamilannya sampai dengan 24 bulan namun tidak menggunakan alat
kontrasepsi untuk mencegah kehamilannya. Unmet need KB merupakan permasalahan yang
bersifat multidimensional karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Unmet need KB di Jawa
Tengah tahun 2015 sebesar 10,48 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
kejadian unmet need KB dengan kehamilan yang tidak diinginkan. Jenis penelitian ini adalah
survei analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan terhadap ibu yang hamil
karena tidak menggunakan alat kontrasepsi di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang pada
bulan September – Desember 2017. Sampel dalam penelitian adalah ibu hamil sebanyak 92.
Instrumen penelitian berupa kuesioner tentang unmet need KB, kehamilan dan pengetahuan ibu
tentang jenis/cara KB sebanyak 20 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 25 orang
(27,2%) yang hamil karena tidak menggunakan alat kontrasepsi. Hasil menunjukkan unmet
need KB mempunyai pengaruh terhadap kehamilan tidak diinginkan (p=0,001). Ada pengaruh
umur, jumlah anak dan pengetahuan tentang alat kontrasepsi terhadap kehamilan tidak
diinginkan. Tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan kehamilan tidak diinginkan (p>
0,05). Disimpulkan bahwa unmet need KB berhubungan dengan kehamilan tidak diinginkan.

Kata Kunci : Unmet Need KB, Kehamilan tidak diinginkan.

ABSTRACT

Unmet need for family planning is defined as the percentage of women of reproductive age ,either
married or in a union, who want to stop or delay childbearing until 24 months but are not using
any method of contraception to prevent pregnancy.Unmet need for family planning is a
multidimentional problem because it is influenced on various factors. Unmet need for family
planning rate at Central Java in 2015 was 10,48%. This study aims to determine relationship
between the incidence of unmet need for family planning and unintended pregnancy.This study
was ananalytic survey with cross-sectional design. This study was conducted among pregnant
women who did not use any contraception method at Panti Wilasa Citarum Hospital Semarang in
September-December 2017. The study samples were pregnant women as many as 92. Study
instrument used here was aquestionnaire about unmet need for family planning, pregnancy and
women knowledge on the types of contraception /family planning method which contained 20
questions. The results showed that 25 women (27,2%) were pregnant because they did not use any
contraception method. The results indicated that unmet need for family planning had an effect on
unintended pregnancy (p=0.001). There were effects of age, number of children and knowledge
about the types of contraception /family planning method on unintended pregnancy. There was no
significant correlation between education with unintended pregnancy (p-value>0.05). It can be
concluded that unmet need for family planning had a correlation with unintended pregnancy.
Keywords:Unmet Need for family planning,Unintended Pregnancy

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 81

PENDAHULUAN (KB). Sekitar 38 % wanita usia


subur tidak menggunakan KB (pada
Mortalitas dan morbiditas tahun 2013) , sehingga berpeluang
pada wanita hamil dan bersalin hamil dan meninggal ketika
adalah masalah besar bagi negara melahirkan. World Population Data
berkembang. Salah satu ukuran yang Sheet 2013 Indonesia merupakan
dipakai untuk menilai baik buruknya negara ke – 5 di dunia dengan
keadaan pelayanan kesehatan dalam estimasi jumlah penduduk terbanyak
suatu negara adalah dengan angka yaitu 249 juta. Jika jumlah
kematian ibu. Menurut data statistik penduduk bertambah banyak dimasa
yang dikeluarkan WHO tahun 2015 depan, maka akan bertambah
tercatat setiap hari sekitar 830 masalah - masalah sosial.(Infodatin
wanita meninggal karena komplikasi KB Depkes, 2014)
kehamilan dan persalinan . Risiko Masalah kependudukan di
seorang wanita di negara Indonesia adalah jumlah penduduk
berkembang meninggal karena yang besar dan distribusi yang tidak
penyebab kehamilan 33 kali lebih merata. Hal itu diikuti dengan
tinggi dibanding dengan wanita masalah lain yang lebih spesifik
yang tinggal di negara maju.( yaitu Total Fertality Rate (TFR)
Alkema L, 2016) yang tinggi dan Contraceptive
Kondisi ini yang terjadi di Prevalence Rate (CPR) yang
Indonesia terlihat dari data Survei rendah.( Munthe SPS, 2009) Data
Demografi Kesehatan Indonesia SDKI 2012 menunjukkan tren
(SDKI) tahun 2012 Angka prevalensi penggunaan kontrasepsi
Kematian Ibu (AKI) sebesar 359 atau Contraceptive Prevalence Rate
per 100.000 kelahiran hidup. Angka (CPR) di Indonesia sejak tahun
ini naik jika dibandingkan dengan 1991-2012 peningkatannya sangat
SDKI tahun 2007 sebesar 228 per kecil hanya 0,5 % dalam 5 tahun
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan yaitu 49,7% pada tahun 1991
target global Sustainable menjadi 61,9 % pada tahun 2012.
Development Goals (SDGs) Sementara tren angka fertilitas atau
menurunkan angka kematian ibu Total Fertitily Rate (TFR)
dibawah 70 per 100.000 kelahiran cenderung sama dari tahun 2002 –
hidup pada tahun 2030. Mengacu 2012 yaitu 2,6 yang artinya seorang
dari kondisi saat ini, potensi untuk wanita di Indonesai rata-rata
mencapai target SDGs dalam melahirkan 2,6 anak sampai akhir
menurunkan AKI pada tahun 2030 masa reproduksinya. TFR ini belum
adalah off track artinya diperlukan mencapai target RPJMN 2014 yaitu
kerja keras dan sungguh –sungguh 2,36.(SDKI, 2012)
untuk mencapainya.(Infodatin Ibu Beberapa faktor kemungkinan
Depkes, 2014) penyebab tingginya TFR yang
Upaya pemerintah untuk merupakan indikator pertambahan
mencegah kehamilan salah satunya jumlah penduduk diantaranya adalah
dengan program keluarga berencana pengetahuan masyarakat tentang KB

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 82

yang masih rendah, jumlah anak sebagian besar aborsi dilakukan


ideal yang diinginkan masih tinggi, dengan cara yang tidak aman, dalam
unmet need yang tinggi dan lingkungan yang tidak sehat, dan
pengaruh sosial budaya dan agama jauh dari standar pelayanan
terhadap KB masih besar.( Sardjoko kesehatan.( Nurul HA, 2007). Hasil
S, 2010) penelitian di Nigeria menunjukkan
Kebutuhan terhadap KB yang bahwa dari356 responden, ada 98
tidak terpenuhi (unmet need) responden mengalami
merupakan salah satu faktor yang kehamilanyangtidak diinginkan, dan
menyebabkan tingginya TFR. 76% dari kehamilan yang tidak
Selama periode 1991-2012 data diinginkan disebabkan karena tidak
SDKI menunjukkan adanya menggunakan alat kontrasepsi
penurunan persentase unmet need (Bongaarts,2009).
pada wanita usia 15-49 tahun yang Persebaran prevalensi unmet
membutuhkan pelayanan KB yaitu need tertinggi dan di atas rata-rata
12,7 % pada tahun 1991 menjadi 8,5 nasional menurut provinsi di
% pada tahun 2012. Walaupun Indonesia berdasar Profil Kesehatan
demikian, persentse ini belum dapat Indonesai tahun 2015 di antaranya
mencapat target unmet need pada adalah provinsi Papua 29,70%,
RPJMN 2014 sebesar 6,5%. Hal ini Papua Barat 23,63%, NTT 21, 83%,
disebabkan karena berbagai alasan Maluku 21,10%, dan Riau 16,88%.
antara lain karena tidak Angka unmet need di Propinsi Jawa
terjangkaunya pelayanan, jenis Tengah berada di bawah rata-rata
kontrasepsi yang tidak sesuai nasional yaitu (< 12,70% ) yaitu
dengan yang diinginkan sehingga sebesar 10,48 % tetapi masih
kemudian drop out dan lain terdapat beberapa kota maupun
sebagainya.(Infodatin KB, Depkes, kabupaten di Jawa Tengah yang
2014) memiliki angka unmet need tinggi
Selain dapat berpengaruh salah satunya Kota Semarang
pada TFR, unmet need juga dapat sebesar 11,1 % pada tahun
meningkatkan kejadian kehamilan 2015.(Depkes , 2015)
tidak diinginkan. Kehamilan tidak Hasil studi pendahuluan pada
diiginkan sendiri meliputi 10 ibu hamil yang diwawancara 7
kehamilan tidak tepat waktu orang diantaranya adalah
(mistimed pregnancy) dan multigravida. Dari hasil wawancara
kehamilan tidak dikehendaki mendalam diketahui bahwa 4 ibu
(unwanted pregnancy). Kehamilan tidak menggunakan kontrasepsi, 1
tidak diinginkan akan mendorong ibu karena gagal KB dan 2 ibu
terjadinya aborsi, sehingga punya anak. Berdasarkan latar
berpengaruh juga terhadap tingginya belakang di atas, penulis tertarik
angka kematian ibu karena aborsi untuk meneliti “Analisis Dampak
yang tidak aman. Data Kasus aborsi Unmet Need Keluarga Berencana
di Indonesia cukup tinggi, yaitu terhadap Kehamilan Tidak
1.500.000 sampai dengan 2.000.000 Diinginkan di Rumah Sakit Panti
kejadian aborsi setiap tahunnya. Wilasa Citarum Semarang ?”
Dari data tersebut ditemukan bahwa

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 83

METODE PENELITIAN Tabel 1 Distribusi


Penelitian ini dilakukan Frekuensi Berdasarkan Umur
dengan rancangan cross sectional Responden
dengan variabel independen adalah Umur (tahun) Frekuensi Persentase
Unmet Need KB, sedangkan variabel
dependennya adalah kehamilan tidak Umur Tidak Berisiko
59 64 %
(20 – 35 tahun)
diinginkan. Karakteristik responden Umur Berisiko
yang diteliti antara lain : umur ibu, 33 36 %
(< 20 th dan >35 th)
paritas, pendidikan, pendapatan dan
Jumlah 92 100 %
pengetahuan tentang alat kontrasepsi.
Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh ibu hamil yang Berdasarkan tabel 1 dapat
memeriksakan kehamilannya pada dilihat bahwa responden sebagian
Bulan Maret 2017 di Rumah Sakit besar adalah kelompok umur ibu
Panti Wilasa Citarum Semarang tidak berisiko yaitu usia 20-35
sebanyak 235 ibu hamil. Sampel dengan jumlah 59 orang (64 %), dan
penelitian ini adalah ibu yang hamil jumalh responden dengan kelompok
karena tidak menggunakan alat umur berisiko dibawah 20 tahun
kontrasepsi di Rumah Sakit Panti atau diatas 35 tahun sebanyak 33
Wilasa Citarum Semarang pada orang (36 %).
bulan September – Desember 2017.
Perhitungan jumlah sampel minimal b. Tingkat Pendidikan
menggunakan rumus Lemeshow Adapun karakteristik 92
diperoleh jumlah minimal sampel responden berdasarkan tingkat
adalah 92 responden. Pengambilan pendidikan responden adalah
sampel dalam penelitian sebagai berikut :
menggunakan teknik Non Tabel 2 Distribusi Frekuensi
Propability Sampling dengan Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Accidental Sampling. Responden
Data dianalisis secara Pendidikan Frekuensi Presentase
univariat dengan menggunakan Rendah 38 41,3 %
distribusi frekuensi dan persentase, Sedang 46 50 %
analisis bivariat dengan Tinggi 8 8,7%
menggunakan uji Chi Square.
Total 92 100 %

HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan tabel 2 didapatkan


A. Hasil Penelitian bahwa sebagian besar memiliki
1. Karakteristik pendidikan SMA sebanyak 46 orang
a. Umur (50 %) dan sebanyak 38 orang
Adapun karakteristik data (41,3%) memiliki tingkat
umur responden yang diperoleh dari pendidikan SMP.
hasil penelitian adalah sebagai
berikut :

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 84

c. Paritas Wilasa Citarum Semarang Tahun


Dari 92 responden dapat 2017
dilihat jumlah anak / paritas Lama Menyusui Frekuensi Presentase
responden adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Larangan suami 6 24 %
Berdasarkan Paritas Alasan Kesehatan 8 32 %
Paritas Frekuensi Presentase Merasa Tidak Perlu 2 8%
Paritas Tidak Berisiko Kesalahan pemakaian 9 36 %
68 73,9 %
(1-2 anak)
Paritas Berisiko Jumlah 25 100%
24 26,1 %
(≥ 3 anak)
Jumlah 92 100% Berdasarkan tabel 5 dapat
dilihat bahwa dari 25 responden yang
Berdasarkan tabel 3 didapat Unmet Need KB diperolah bahwa
bahwa paritas responden terbanyak ,mayoritas alasan responden karena
adalah kelompok tidak berisiko (1-2 kesalahan pemakaian sebanyak 9
anak) yakni sebanyak 68 orang orang (36 %), dan minoritas
(73,9%). Sedangkan sisanya adalah penyebabanya karena merasa tidak
kelompok Berisiko ( ≥ 3 anak) perlu sebanyak 2 orang (8 %).
adalah sejumlah 24 orang (26,1 %).
c. Kehamilan Tidak Diinginkan
2. Analisis Univariat Tabel 6 Distribusi Frekuensi
a. Unmet Need KB Responden Berdasarkan Kehamilan
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Tidak Diinginkan Di RS Panti
Responden Berdasarkan Status Wilasa Citarum Semarang Tahun
Unmet Need KB di RS Panti Wilasa 2017
Citarum Semarang Tahun 2017 Status
Frekuensi Presentase
Status Unmet Need Kehamilan
Frekuensi Presentase Diinginkan
KB 58 63 %
Tidak
Unmet Need KB 25 27,2 % 34 37 %
Diinginkan
Met Need KB 67 72,8 %
Jumlah 92 100 %
Jumlah 92 100%
Berdasarkan tabel 6 dapat
Berdasarkan tabel 4 bahwa dilihat bahwa dari keseluruhan
dari 92 responden yang diteliti responden yang diteliti terdapat 34
terdapat 25 orang (27,2%) ibu yang ibu (37%) yang tidak menginginkan
hamil karena tidak menggunakan kehamilannya. Dari 34 responden
alat kontrasepsi. tersebut sebagian besar tidak
menginginkan kehamilannya karena
b. Unmet Need KB berdasarkan kehamilan yang tidak tepat waktu
Penyebab (mistimed pregnancy).
Tabel 5 Distribusi Frekuensi
Responden Unmet Need KB d. Tingkat Pengetahuan tentang
Berdasarkan Penyebab di RS Panti Alat Kontrasepsi

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 85

Tabel 7 Distribusi Frekuensi kecil dari taraf signifikan 5%


Responden Berdasarkan (0.001< 0.05) sehingga hasil yang di
Pengetahuan tentang alat dapat Ha diterima. Jadi, hasil analisis
kontrasepsi di RS Panti Wilasa menunjukkan terdapat hubungan
Citarum Semarang Tahun 2017 antara unmet need KB dengan
Tingkat
Frekuensi Presentase kehamilan tidak diinginakan.
Pengetahuan Berdasarkan hasil penelitian
Baik 67 72,8 % pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa
Cukup 25 27,2% unmet need KB mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya
Jumlah 92 100 %
kehamilan tidak diinginkan atau
unintended pregnancy . Hasil ini
Berdasarkan tabel 7 dapat sesuai dengan teori yang
diliat bahwa sebagian besar dikemukakan oleh Perkumpulan
responden mampu menjawab Keluarga Berencana Indonesia
pertanyaan tentang alat kontrasepsi (PKBI) menyatakan bahwa salah
dengan tingkat pengetahuan baik satu alasan terjadinya kehamilan,
sebesar 67 responden ( 72,8 %). khususnya kehamilan tidak
diinginkan adalah karena tidak
3. Hasil Analisis Bivariat menggunakan alat kontrasepsi
a. Hubungan Unmet Need KB terutama perempuan yang sudah
dengan Kehamilan Tidak menikah (Muzdalifah, 2008).
Diinginkan di RS Panti Wilasa Berdasarkan tabel 4.5 dari 25
Citarum Semarang Tahun responden yang unmet need, peneliti
2017 mengkaji alasan yang menyebabkan
Tabel 8 Hubungan Unmet Need KB ibu hamil memutuskan untuk tidak
dengan Kehamilan Tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Diinginkan di RS Panti Wilasa Mayoritas alasan responden karena
Citarum Semarang Tahun 2017 kesalahan pemakaian sebanyak 9
Kehamilan Tidak Diinginkan orang (36 %), yang kedua karena
Unmet Need KB Kehamilan
Kehamilan Jumlah
ρ alasan kesehatan sebanyak 8 ibu (32
tidak f (%)
diinginkan
diinginkan %), dilarang oleh suami sebanyak 6
f (%)
f (%) orang (24%) dan minoritas
Unmet Need KB 9 (36 %) 16 (64%) 25(100%) penyebabanya karena merasa tidak
0.001
Met Need KB 49 (73,1%) 18 (26,9 %) 67(100%) perlu sebanyak 2 orang (8 %). Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil
Jumlah
58 34 92 (100%) penelitian yang didapatkan oleh
(Handrina, 2011) menyatakan
Berdasarkan tabel 8 hasil bahwa salah satu penyebab
penelitian menunjukkan bahwa dari terjadinya unmet need KB di
25 ibu hamil yang unmet need KB, Kelurahan Kubu Kecamatan Guguk
sebesar 16 orang (64 %) tidak Panjang adalah karena kesalahan
menginginkan kehamilannya. pemakain alat kontrasepsi yang
Berdasarkan uji statistik berakibat terjadinya gangguan
tersebut didapatkan hasil nilai ρ kesehatan. Akibat kesalahan
value 0.001 ini berarti ρ value lebih pemakaian istri mengambil

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 86

keputusan tidak akan memakai alat aborsi (WB, 2001) Hasil penelitian
kontrasepsi jenis apapun, karena menunjukkan terdapat hubungan
berpendapat pemakaian alat yang bermakna antara dengan
kontrasepsi akan mengganggu unmet need KB dengan kehamilan
kesehatan mereka dan bila tidak diinginkan secara statistk
diberhentikan kesehatan tidak akan (p=0,001 , CI 95% ). Hasil
terganggu. penelitian ini sejalan dengan
Kegagalan kontrasepsi adalah penelitian Elsarika Damanik (2014)
kasus terjadinya kehamilan pada di Puskesmas Helvitia Medan yang
akseptor aktif yang pada saat mendapatkan hasil ada hubungan
tersebut menggunakan kontrasepsi. antara unmet need KB dengan
Kegagalan kontrasepsi ini dapat kejadian kehamilan. Hasil
diakibatkan karena kegagalan penelitian Lisdiyanti Usman dkk
metode kontrasepsi itu sendiri atau (2013) di Kecamatan Kota Tengah
karena ketidakpatuhan dan Kota Gorontalo juga mendapatkan
ketidaksempurnaan akseptor dalam hasil uji statistik antara unmet need
memakai kontrasepsi. Dari daya KB dengan kehamilan yang tidak
rutin Kementrian Kesehatan Tahun diinginkan di dapat nilai p = 0,002
2012 didapatkan persentase dan nilai phi sebesar 25,7%.
kegagalan kontrasepsi di Indonesia
sebesar 0,006 %. Namun dengan b. Hubungan Umur Ibu dengan
angkayg kecil dapat memberikan Kehamilan Tidak Diinginkan
dampak yang besar bagi terjadinya di RS Panti Wilasa Citarum
kehamilan tidak diiinginkan. Semarang Tahun 2017
(Kemenkes RI, 2013) Hal ini sesuai Tabel 9 Hubungan umur ibu dengan
dengan teori (Muzdalifah, 2008), kehamilan tidak diinginkan di RS
menyatakan bahwa salah satu Panti Wilasa Citarum Semarang
penyebab terjadinya kehamilan tidak Tahun 2017
diinginkan karena kegagalan alat Kehamilan Tidak Diinginkan
kontrasepsi yang ibu gunakan saat Umur Ibu Kehamilan Kehamilan tidak Jumlah
Ρ
itu. Karena sampai saat ini tidak ada diinginkan diinginkan f (%)
alat kontrasepsi yang terbukti 100% f (%) f (%)
Umur Tidak 47 (79,7%) 12 (20,3%) 59 (100%) 0,001
efektif. Diperkirakan 8 – 30 juta Berisiko
kehamilan setiap tahunnya Umur 11 (33,3%) 22 (66,7%) 33(100%)
merupakan hasil dari kegagalan Berisiko
kontrasepsi yang tidak konsisten Jumlah
58 34
92
atau tidak benar atau justru karena (100%)
kegagalan metode itu sendiri.
Ibu yang mengalami kejadian Berdasarkan tabel 9 hasil
unmet need KB dapat penelitian menunjukkan bahwa
mempengaruhi terjadinya kehamilan sebagian besar dari 59 responden
yang tidak diinginkan, sehingga ibu berumur antara 20-35 tahun yang
yang unmet need KB bisa saja tidak menginginkan kehamilannya
mendapatkan anak yang tidak sebesar 12 orang (20,3%).
diinginkan sehingga besar Berdasarkan uji statistik tersebut
kemungkinan dia akan melakukan didapatkan hasil nilai ρ value 0.001

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 87

ini berarti ρ value lebih kecil dari Terjadinya unmet need


taraf signifikan 5% (0.001< 0.05) berdasarkan penelitian ini dapat
sehingga hasil yang di dapat Ha terjadi pada berbagai umur baik
diterima. Jadi, hasil analisis pada umur reproduksi muda maupun
menunjukkan ada hubungan antara reproduksi tua. Dalam penelitian ini
umur ibu dengan kehamilan tidak kejadian unmet need paling banyak
diinginkan. adalah responden yang berusia >35
Usia merupakan bagian dari tahun. Berdasarkan hasil wawancara
faktor demografi. Faktor demografi mereka beranggapan bahwa pada
terbagi 2 yaitu faktor usia tersebut sudah bukan masa
sosiodemografi dan faktor reproduktif lagi dan menganggap
biomedik. Faktor sosiodemografi dirinya sudah tua sehingga
terdiri dari: usia dan pendidikan. kemungkinan untuk terjadi
Hasil penelitian menunjukkan kehamilan sangat kecil. Penelitian
bahwa umur responden rata-rata 20- Isa (2009) berdasarkan hasil SDKI
35 tahun sebanyak 59 responden. 2007 menunjukan bahwa terdapat
Pada umur ini menjadi masa hubungan yang signifikan antara
pencapaian keberhasilan kerja, umur responden dan status unmet
kemapanan dalam gaya hidup, need atau kebutuhan KB yang tidak
sikap, nilai kehidupan dan pola terpenuhi karena hal ini disebabkan
makan yang baik dan sehat untuk oleh semakin tua umur wanita maka
pemeliharaan kesehatannya. Pada dia akan semakin memiliki
usia tersebut merupakan usia yang pengalaman lebih dalam
matang untuk mempunyai seorang meggunakan KB sehingga dia bisa
bayi dan mempunyai pengalaman memilih alat atau metode KB yang
yang lebih dari pada usia yang lebih cocok dan memperkecil untuk
muda sehingga usia ibu yang lebih mengalami kebutuhan KB yang
dewasa akan dapat lebih menerima tidak terpenuhi. Umur wanita akan
kehamilannya(Proverawati, 2009). memepengaruhi aspek pengalaman
Berdasarkan tabel diketahui secara psikologis dan fisiologis
bahwa responden menurut umur ibu dalam menggunakan KB dan tidak
sebagian besar yang unmet need KB hanya mempengaruhi motivasi
berusia berisiko yaitu < 20 tahun wanitauntuk mengontrol
atau >35 tahun yaitu sebanyak 15 fertilitasnya.
ibu, sedangkan untuk responden
yang berusia pada usia tidak c. Hubungan Paritas dengan
berisiko yaitu 20 -35 tahun Kehamilan Tidak Diinginkan
sebanyak 10 ibu. Hasil perhitungan di RS Panti Wilasa Citarum
uji statistik menggunakan chi- Semarang Tahun 2017
square seperti disajikan pada tabel
dapat diperoleh p-value 0,001<α
(0,05) sehingga terdapat hubungan
yang bermakna antara dengan umur
ibu dengan kehamilan tidak
diinginkan secara statistik.(p=0,001,
CI 95% ).

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 88

Tabel 10 Hubungan Paritas dengan kemungkinan terjadinya kehamilan


kehamilan tidak diinginkan di RS tidak diinginkan. Hasil SDKI 2012
Panti Wilasa Citarum Semarang menunjukkan bahwa proporsi
Tahun 2017 kehamilan tidak dikehendaki juga
Kehamilan Tidak Diinginkan meningkat seiring urutan anak yang
Paritas Kehamilan Kehamilan tidak Jumlah
ρ dilahirkan. (BKKBN, 2008).
f (%)
diinginkan diinginkan Unmet need KB sendiri juga
f (%) f (%)
Paritas Tidak 49 (72,1%) 19 (27,9%) 68(100%) 0,003
dapat terjadi pada paritas rendah
Berisiko maupun paritas tinggi. Ada sebagian
Paritas Berisiko 9 (37,5%) 15 (62,5%) 24(100%) pasangan usia subur ingin menunda
Jumlah
58 34 92 (100%)
kehamilan, menjarangkan atau
mengakhiri kehamilan tetapi tidak
menggunakan kontrasepsi dengan
Berdasarkan tabel 10 hasil alasan takut efek samping jika
penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kontrasepsi dan jika
sebagian besar responden memiliki menggunakankontrasepsi takut jika
1-2 anak sebesar 68 ibu (73,9%) kembali kesuburan tidak segera.
yaitu yang menginginkan Penelitian Sahoo dan Palacio
kehamilnnya sebanyak 49 ibu ( 72,1 dalam Santy (2011) berpendapat
%) dan yang tidak menginginkan bahwa pola penggunaan kontrasepsi
kehamilannya saat ini ada 19 ibu ( berbeda antara perempuan dengan
25,1 %). paritas tinggi dan paritas rendah.
Berdasarkan hasil analisis Penggunaan kontrasepsi meningkat
statistik dengan menggunakan uji pada perempuan dengan paritas
Chi Square diperoleh nilai p=0,003 tinggi. Jumlah dan jenis kelamin
(p<0,05) artinya menunjukkan ada anak yang hidup memiliki pengaruh
hubungan yang signifikan antara besar terhadap penerimaan metode
paritas ibu dengan kehamilan tidak Keluarga Berencana. Semakin
diinginkan. Hasil penelitian ini juga banyak jumlah anak masih hidup
menunjukan bahwa dari 25 ibu yang maka akan meningkatkan
unmet need KB sebanyak 13 ibu penggunaan kontrasepsi. Perempuan
dengan anak 1-2 sedangkan sisanya yang memiliki satu orang anak
sebanyak 12 ibu tidak KB pada hidup penggunaan kontrasepsi lebih
paritas ≥ 3 anak. rendah dibandingkan yang memiliki
Paritas adalah jumlah anak dua atau lebih dari tiga orang anak.
yang dilahirkan ibu baik hidup Perempuan dengan jumlah anak
maupun mati. Ibu dengan primipara yang sedikit memliki keinginan
diartikan sebagai seorang wanita untuk medapatkan anak dengan
yang baru pertama kali melahirkan jenis kelamin yang berbeda.
dimana janin mencapai umur 28 Hal ini sejalan dengan
minggu atau lebih. (Pusdiknakes, penelitian Kiki Ayu Apriliana
2003). Paritas memiliki hubungan (2014) yang mendapatkan hasil
bermakna dengan kejadian penelitian terdapat hubungan
kehamilan tidak diinginkan. paritas dengan kejadian kehamilan
Semakin banyak anak yang pernah tidak diinginkan pada akseptor
dilahirkan maka semakin tinggi keluarga berencana di Klinik PKBI

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 89

As Sakinah Pemalang dengan nilai p orang melakukan penginderaan


0,009 < α=0,05. Paritas adalah terhadap obyek tertentu.
jumlah anak yang pernah dialami Penginderaan terjadi melalui panca
wanita (Manuaba, 2008). indra manusia yakni indra
Banyaknya jumlah anak yang penglihatan, pendengaran,
dilahirkan seseorang perempuan penciuman, rasa dan raba (Priyoto,
selama hidupnya sangat 2014) Berdasarkan hasil penelitian
mempengaruhi kesehatannya. menunjukkan bahwa distribusi dari
Pemerintah telah mempromosikan 67 responden yang memiliki
program dua anak cukup. Dengan pengetahuan yang baik sejumlah 49
adanya program ini diharapkan responden (73,1%) diantaranya
masyarakat semakin menyadari arti menginginkan kehamilannya dan 18
penting jumah anak dalam keluarga responden (26,9%) menyatakan
sehingga kejadian kehamilan tidak tidak menginginkan kehamilannya.
diinginkan juga dapat menurun Berdasarkan hasil uji Chi –
karena promosi pencegahan Square diperoleh nilai P = 0,001 (P
kehamilan tidak diinginkan juga ada value< 0,05) berarti secara statistik
dalam program ini.(BKKBN, 2008) ada hubungan bermakna antara
pengetahuan tentang alat kontrasepsi
d. Hubungan Tingkat dengan kehamilan tidak diinginkan.
Pengetahuan tentang alat Hal ini dapat diartikan bahwa
kontrasepsi dengan semakin baik pengetahuan
Kehamilan Tidak Diinginkan responden, maka ibu semakin
di RS Panti Wilasa Citarum paham tentang alat kontrasepsi
Semarang Tahun 2017 sehingga klien bisa merencakan
Tabel 11 Hubungan Tingkat kehamilannya dengan baik dan
Pengetahuan tentang alat menerima kehamilan yang sangat
kontrasepsi dengan kehamilan tidak dinantikan klien.
diiginkan di RS Panti Wilasa Menurut teori Green (1980),
Citarum Semarang Tahun 2017 faktor predisposisi merupakan salah
Kehamilan Tidak Diinginkan satu faktor yang memberikan
Tingkat Kehamilan Kehamilan tidak Jumlah
ρ motivasi untuk berperilaku.
Pengetahuan f (%)
diinginkan diinginkan Pengetahuan tentang alat
f (%) f (%)
Cukup 9 (36 %) 16 (64 %) 25(100%) 0,001
kontrasepsi merupakan salah satu
Baik 49 (73,1%) 18 (26,9%) 67(100%) faktor predisposisi terjadinya
Jumlah 58 34 92 (100%) kehamilan tidak diinginkan.
Pengetahuan tentang alat
Berdasarkan tabel 11 hasil kontrasepsi yang lengkap dapat
penelitian menunjukkan bahwa ibu menurunkan risiko terjadinya
yang berpengetahuan baik tentang kehamilan yang tidak diinginkan.
alat kontrasepsi sebanyak 67 orang Hal ini sesuai hasil penelitian
yang tidak menginginkan Sabatini K (2012) menunjukkan
kehamilannya sebanyak 18 orang bahwa yang menunjukkan adanya
(26,9%). hubungan anatar pengetahuan alat
Pengetahuan merupakan hasil kontrasepsi dengan risiko terjadinya
dari tahu, dan ini terjadi setelah kehamilan tidak diinginakan dengan

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 90

odds ratio sebesar 0,37 . RS Panti Wilasa Citarum Semarang


Pengetahuan tentang alat Tahun 2017
kontrasepsi tidak hanya diketahui Kehamilan Tidak Diinginkan
olh istri tetapi juga suami, dan Tingkat Kehamilan Jumlah
Kehamilan ρ
apabila suami serta istri bersama- Pendidikan diinginkan
tidak f (%)
sama mengetahui berbagai jenis alat diinginkan
f (%)
f (%)
kontrasepsi , maka akan semakin
Rendah 19 (50 %) 19 (50 %) 38(100%) 0,078
menurunkan risiko untuk terjadinya Sedang 34 (73,9%) 12 (26,1%) 46(100%)
kehamilan tidak diinginkan. Tinggi 5 (62,5%) 3 (37,5 %) 8 (100%)
Hal ini sesuai dengan teori Jumlah 58 34 92 (100%)
Yoga, seseorang yang
berpengetahuan luas akan lebih bisa Berdasarkan tabel 12 hasil
menerima alasan untuk melakukan penelitian menunjukkan bahwa
praktik karena pola pikirnya yang dari 8 ibu yang pendidikan tinggi
lebih realistis informasi. yaitu Diploma atau sarjana ada 3
Pengetahuan atau kognitif orang ( 37,5 %) yang tidak
merupakan domain yang sangat menginginkan kehamilannya.
penting untuk terbentuknya tindakan Berdasarkan uji statistik
seseorang (overt behavior), dan tersebut didapatkan hasil nilai ρ
dalam perilaku seseorang value 0.078 ini berarti ρ value
dipengaruhi oleh faktor predisposisi lebih besar dari taraf signifikan 5%
meliputi sikap,kepercayaan, umur, (0.078 > 0.05) sehingga hasil yang
pengalaman dan tingkat pendidikan, di dapat Ha ditolak. Jadi, hasil
perilaku yang didasari oleh analisis menunjukkan tidak ada
pengetahuan akan lebih kekal dari hubungan antara tingkat
pada yang tidak. (Priyoto, 2014) pendidikan ibu dengan kehamilan
Menurut Bloom, 1908 tidak diinginkan.
pengetahuan adalah hasil Rata-rata pendidikan
pengindraan manusia, atau hasil responden yaitu pendidikan sedang
tahu seseorang terhadap objek atau setara SMA, pendidikan
melalui indra yang dimilikinya merupakan salah satu faktor yang
(mata, hidung, telinga dan mempengaruhi pengetahuan.
sebagainya). ( Notoatmodjo S. Berdasarkan hasil analisis statistik
2010) Oleh karena itu pengetahuan dengan menggunakan uji Chi
yang ada dalam diri seseorang akan Square diperoleh nilai p=0,078
sangat menentukan bagaimana (p>0,05) artinya menunjukkan
mereka menerapkannya dalam tidak ada hubungan yang
bentuk perilaku. signifikan antara tingkat
pendidikan ibu dengan kehamilan
e. Hubungan Tingkat tidak diinginkan.
Pendidikan dengan Kehamilan Dalam penelitian (Juliaan,
Tidak Diinginkan di RS Panti 2009) mengungkapkan beberapa
Wilasa Citarum Semarang faktor lain yang dianggap
Tahun 2017 berpengaruh terhadap unmet need
Tabel 12 Hubungan Tingkat Pendidikan KB dan kehamilan adalah umur,
dengan Kehamilan Tidak Diinginkan di pendidikan, jumlah anak,

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 91

pekerjaan dan penghasilan. keputusan dalam mencegah


Berdasarkan beberapa dari hasil kehamilan.
penelitian yang telah dilakukan
menyatakan bahwa semua factor SIMPULAN
tersebut memiliki pengaruh Berdasarkan penelitian yang
terhadap unmet need KB dan telah dilakukan mengenai Analisis
kehamilan. Hubungan Unmet Need KB dengan
Hasil penelitian ini serupa kehamilan tidak diinginkan di
dengan penelitian Geda (2011) Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
yang mengatakan bahwa risiko Semarang dapat disimpulkan :
kehamilan tidak diinginkan 1. Terdapat Hubungan antara
meningkat pada responden yang Unmet Need KB dengan
tidak memperoleh pendidikan kehamilan tidak diinginkan di
formal atau berpendidikan rendah. Rumah Sakit Panti Wilasa
Hal ini juga sesuai dengan Citarum Semarang dengan ρ
penelitian yang dilakukan di India value 0,001 berarti lebih kecil
yang menunjukkan semakin tinggi dari taraf signifikan 5% (0,001
tingkat pendidikan ibu maka <0,05)
kehamilan tidak diinginkan 2. Ada Hubungan tingkat
semakin menurun. Tingkat pengetahuan ibu tentang alat
pendidikan seorang perempuan kontrasepsi dengan kehamilan
berkaitan dengan kemampuan tidak diinginkan di Rumah Sakit
dirinya untuk menangkap Panti Wilasa Citarum Semarang
informasi yang ada seperti dengan ρ value 0,001.
kesadaran, nilai keuntungan 3. Ada Hubungan Paritas dengan
keluarga kecil serta pengetahuan kehamilan tidak diinginkan di
tentang kontrasepsi dan keluarga Rumah Sakit Panti Wilasa
berencana. Citarum Semarang dengan ρ
Tingkat pendidikan yang value 0,001.
tinggi memungkinkan seseorang 4. Ada Hubungan umur dengan
mempunyai tingkat pengetahuan kehamilan tidak diinginkan di
yang lebih tinggi pula sehingga Rumah Sakit Panti Wilasa
lebih mudah untuk menerima suatu Citarum Semarang dengan ρ
hal yang baru, apalagi bila hal value 0,003
tersebut dianggap mempunyai 5. Tidak Ada Hubungan Tingkat
keuntungan bagi dirinya dan Pendidikan dengan kehamilan
keluarga. Termasuk dalam hal tidak diinginkan di Semarang
mencegah kehamilan dengan dengan ρ value 0,078 berarti
berbagai macam kontrasepsi. lebih besar dari taraf signifikan
Pendidikan juga meningkatkan 5% (0,05),
kesadaran seseorang terhadap
manfaat mempunyai jumlah anak
yang lebih sedikit, sehingga DAFTAR PUSTAKA
pendidikan mampu mendorong Abdallah IM, Fatouh E, Mone A,
seseorang untuk mengambil Abd M, Sabour E. 2011.
Determinants and Outcomes of

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 92

Unintended Pregnancy among DepKes RI. 2015. Profil Kesehatan


Women in Helwan District. Indonesia Tahun 2015. Jakarta:
7(11). DepKes RI.
Dixit P, Ram F, Dwivedi LK. .
Alkema L, Chou D, Hogan D, 2012. Determinants of
Zhang S, Moller AB, Gemmill unwanted pregnancies in India
A, et al.2016. Global, regional, usiang matched case-cpntrol
and national levels and trends designs. Pregnancy and
in maternal mortality between Childbirth vol 12:84.
1990 and 2015, with scenario-
based projections to 2030: a Elsarika Damanik. 2014. Pengaruh
systematic analysis by the UN Unmet Need Kb terhadap
Maternal Mortality Estimation Kehamilan di Puskesmas
Inter-Agency Group.Lancet. Helvetia Medan Tahun 2014.
387 (10017): 462-74. Tesis. Universitas Sumatra
Utara.
Badan Pusat Statistik (BPS) dan
Macro International. 2012. Geda , NR, Lako TK . 2011. A
Survei demografi dan kesehatan Population Based Study on
Indonesia 2012, Calverton, Unintended Pregnancy among
Maryland, USA: BPS dan Married Women in a District in
Macro International Sauthern Ethiopia. Jurnal of
Geography and Regional
BKKBN. 2008. Dua Anak Cukup. Planning, 4(7), 417-427.
Gemari Edisi 86 Tahun IX
http://www.gemari.or.id/file/edi Handrina E. 2011. Faktor Penyebab
si86/gemari8629. Unmet Need Suatu Studi di
Kelurahan Kayu Kubu
Boediman,D. 2009. Sehat bersama Kecamatan Guguk Panjang
gizi. Jakarta: Sagung Seto. h. 31 Kota Bukittinggi. Sumatera
Barat: Universitas Andalas.
Bongaarts J and S.W. Sinding.2009.
A respon to critics of family Hidayat, A. Aziz Alimul. 2011.
planning Metode Penelitian Kebidanan
programs’international dan Teknik Analisa Data.
perspectives on sexual and Jakarta: Salemba Medika
reproductive health vol 35,No
1. Isa. 2009. Determinan Unmet Need
Keluarga Berencana di
DepKes RI. 2014. Infodatin Ibu . Indonesia Analisis Data SDKI
Jakarta: DepKes RI. 2007. Jakarta: Universitas
Indonesia.
DepKes RI. 2014.InfodatinKeluarga
Berencana.Jakarta: DepKes RI. Juliaan F. 2009. Analisis Lanjut
SDKI 2007: Unmet Need dan

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 93

Kebutuhan Pelayanan KB di kebutuhan Keluarga Berencana


Indonesia. yang tidak Terpenuhi (Unmet
Need for Family Planning) di
Kementrian RI, BKKBN, UNFPA Kota Kediri. Jurnal Kebidanan
.2014. Rencana Aksi Nasional Panti Wilasa Vol.2 No.1
Pelayanan Keluarga Berencana Oktober 2011.
2014-2015. Jakarta: Kemenkes
RI. Muzdalifah, Eva. 2008. Hubungan
antara kegagalan kontrasepsi
Kiki Ayu Apriliana, Maftuchah, dengan kejadian kehamilan
Rose Nurhudhariani. 2014. tidak diinginkan (KTD) pada
Hubungan Pendidikan dan wanita pernah kawin usia 15-49
Paritas dengan Kejadian tahun di Indonesia (analisis data
Kehamilan Tidak Diinginkan SDKI 2002-2003). Skripsi
pada Akseptor KB di PKBI As www.lontar.ui.ac.id
Sakinah Kabupaten Pemalang
Tahun 2014. Nurul HA. 2007. Unmet need dalam
keluarga berencana. G-HELP
Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan [online serial]. [issue 2:[1
Reproduksi Remaja dan screen]. Tersedia dari: URL:
Wanita. Jakarta: Salemba http//www.g-help.or.id
Medika. (diunduh 5 April 2017)

Lisdiyanti U, Masni A, Arsunan Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku


Arsin. 2011.Faktor yang Kesehatan. Jakarta: Rineka
Berhubungan dengan Kejadian Cipta. hlm 20-33,72-82,133-
Unmet Need KB Pasangan Usia 147
Subur Terhadap Kehamilan
yang Tidak Diinginkan. Jurnal Ojaaka D. 2008. Trends and
Pasca Universitas Hasanudin determinants of unmet need for
Makasar. family planning in Kenya.
[online serial]. [56[sekitar 32
Manuaba. 2008. Ilmu Kebidanan, halaman]. Tersedia dari: DHS
Kandungan dan KB. Jakarta: publication.
EGC. http://www.measuredhs.com/pu
bs/pdf/WP56/WP56.pdf
Munthe SPS. 2009. Bom (diunduh 2 April 2017).
Kependudukan Perlu
Dijinakkan. BKKBN [online PKBI. 2005. Kualitatif Kehamilan
serial]. Tersedia dari: URL: yang Tidak Diinginkan dan
http://www.bkkbn.go.id/Webs/i Aborsi pada Kalangan Remaja
ndex.php (diunduh 5 April di Tiga Kota di Indonesia.
2017). Jakarta. PKBI Pusat dan IPPF

Mutiara RS. 2011. Faktor –faktor


yang berpengaruh terhadap

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081


Jurnal Kebidanan, 7 (2), 2018, 94

Priyoto, 2014. Teori Sikap Dan Pregnancies Worldwide In 2012


Perilaku Dalam Kesehatan, And Recent Trends. Stud Fam
Yogyakarta: NuhaMedika Plann (internet) Wiley Online
Library; 45 (3): 301-14.
Proverawati, A. 2009. Buku Ajar Available from:
Gizi Untuk Kebidanan. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/p
Yogyakarta : Nuha Medika. h. mc/articles/PMC4727534/
93-95 (diunduh 2 April 2017)

Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. Sugiyono. 2009. Statistik untuk


2003. Panduan pengajaran penelitian. Bandung.
asuhan kebidanan fisiologi bagi Alfabeta.h.45-68.
dosen DIII kebidanan, Buku I
konsep Asuhan Kebidanan. Sunaryo. 2011. Pengaruh Faktor
Jakarta. Program dan Non Program
terhadap Kebutuhan
Sabatini K. 2012. Hubungan antara Kontrasepsi Tidak Terpenuhi di
Pengetahuan Alat Kontrasepsi Indonesia. Bandung: BKKBN
Modern dengan Kehamilan Jawa Barat.
Tidak Diinginkan pada Wanita
Hamil dan Pasangan Usia Subur Saroha, P . 2009. Kesehatan
di Indonesia (Analisis Data Reroduksi dan Kontrasepsi,
SDKI 2007). Tesis. Jakarta: Jakarta, CV Trans.
Universitas Indonesia.
World Bank (WB) .2001.Womens
Santy P. 2011. KekerasanTerhadap Empowering women the
Istri dalam Rumah Tangga dan Ethiopian womens development
unmet need Pelayanan Keluarga initiatives project, Geneva.
Berencana di Kota Banda Aceh
[Tesis]. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.

Sardjoko S. 2010. RPJMN 2010-


2014 dan RKP 2011 bidang
kependudukan dan keluarga
berencana. Bandung: BKKBN;
2010. h.11-14. Pertemuan
Konsolidasi Pemaduan
Kebijakan Program Dan
Perencanaan Anggaran I
(KOREN I) Pembangunan
Kependudukan Dan KB Tahun
2011. Bandung.

Sedgh G, Singh S, Hussain R. 2014.


Intended And Unintended

Copyright © 2018, JK, p-ISSN: 2301-8372, e-ISSN: 2549-7081

Anda mungkin juga menyukai