Anda di halaman 1dari 8

Faktor –faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Unmet Need KB pada Pasangan

Usia Subur (PUS) di Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara Tahun
2010

Ismail A.B.1, Dwi Fitria

Samarinda is a city with high level of unmet need of family planning, i.e. 23.09%, which shows that

unmet need of family planning in Samarinda is over the national standard, i.e. 9.1%. While South Sempaja

Village is the Village with the highest amount of unmet need of family planning, i.e. 2,271 reproductive people

(33.9%).

The research type used was analytical survey with quantitative method and cross sectional approach to

328 respondents in 9 RT by interview. This research aimed to find the correlation between knowledge, husband’s

support, the number of living children and unmet need of family planning.

This research result showed that there are significant correlations between husband’s support and

unmet need of family planning (p=0,000) and between total children and the unmet need (p=0,000). While

knowledge doesn’t have a significant correlation with the unmet need (p=1,000).

It is recommended to increase communication, information dan education from BKKBN to each

reproductive couple and pre-reproductive couple by popularizing contraception program and its utilization.

Key words : unmet need

Literature : 26 (2001-2010)

PENDAHULUAN Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu


pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar
dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu
1
Staf pengajar FKM Universitas Mulawarman
diakui demikian. Untuk optimalisasi manfaat Berdasarkan pendataan keluarga tahun 2009,
kesehatan KB, pelayanan tersebut harus secara Nasional jumlah pasangan usia subur (PUS)
disediakan bagi wanita dengan cara meningkatkan yang tidak berKB (Unmet Need KB) yaitu 29,09%.
dan perluasan pelayanan keluarga berencana Dimana PUS yang tidak berKB karena sedang
berupa kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi hamil sebesar 3,66%, karena ingin anak segera
utama dan yang lainnya, dalam upaya menurunkan (IAS) sebesar 8,72%, karena ingin anak di tunda
angka kesakitan dan kematian ibu yang demikian (IAT) sebesar 7,93%, dan karena tidak ingin anak
tinggi akibat kehamilan yang dialami oleh wanita lagi (TIAL) 8,79%.
(Maryani,2004).
Di Kalimantan Timur, persentase pasangan usia
Program kependudukan dan KB dilaksanakan oleh subur (PUS) bukan peserta KB yaitu 9,89 %.
pemerintah dimaksudkan untuk mengatasi masalah Wanita berstatus kawin yang kebutuhan berKBnya
kependudukan di Indonesia. Pada mulanya tidak terpenuhi yaitu sebesar 7,7% dimana
penanganan masalah kependudukan dan KB keinginan untuk menjarangkan kelahiran yaitu
berangkat dari masalah utama kependudukan sebesar 3,4 % dan untuk membatasi kelahiran yaitu
antara lain  jumlah penduduk yang besar, sebesar 4,3 %. Sedangkan persentase pasangan
pertumbuhan yang cukup tinggi dan penyebaran usia subur (PUS) bukan peserta KB untuk Wilayah
yang tidak merata. Samarinda yaitu 12% (BKKBN, 2009).

Program  keluarga berencana di Indonesia telah Pada pendataan keluarga tahun 2009 untuk
diakui secara Nasional dan Internasional sebagai Provinsi Kalimantan Timur, jumlah PUS yang tidak
salah satu program yang telah berhasil berKB yaitu 32,44% dan jumlah Unmet Need
menurunkan angka fertilitas secara nyata. Hal ini KBnya sebesar 20.93%. Dimana PUS yang tidak
dapat dilihat dari TFR Indonesia hasil survey SDKI berKB karena sedang hamil sebesar 4,66%, karena
2003 sebesar 2,4 dan menurun menjadi 2,3 pada ingin anak segera (IAS) sebesar 6,85%, karena
SDKI 2007.  Namun, program keluarga berencana ingin anak di tunda (IAT) sebesar 8,70%, dan
di Indonesia ini masih tetap menghadapi beberapa karena tidak ingin anak lagi (TIAL) 12,23%.
masalah penting dalam upaya mempertahankan
momentum program yang selama ini telah berhasil Di Samarinda jumlah PUS yang tidak berKB
dilaksankan. Salah satu masalah dalam sebesar 114.405 jiwa dengan jumlah Unmet Need
pengelolaan program KB yaitu masih tingginya KB sebesar 23,09% dimana PUS yang tidak berKB
angka Unmet Need KB. Jumlah pasangan usia karena ingin anak di tunda (IAT) sebesar 10,29%,
subur (PUS) yang ingin menunda kehamilan atau dan karena tidak ingin anak lagi (TIAL) 12,80%
tidak menginginkan tambahan anak tetapi tidak (Profil hasil pendataan keluarga, 2009).
berKB (Unmet Need KB), meningkat dari 8,6 %
(SDKI, 2002−2003) menjadi 9,1 % (SDKI, 2007), Untuk Wilayah Samarinda, terdapat jumlah
dimana diharapkan pada akhir tahun 2014 dapat Pasangan Usia Subur (PUS) terbanyak terdapat di
diturunkan menjadi sebesar 5 % (sudarianto, 2010). Kecamatan Samarinda Utara yaitu sebesar 31.347
jiwa dengan Jumlah PUS yang bukan peserta KB
Ada beberapa faktor yang diperkirakan sebesar 10.628 jiwa. Dan paling tinggi terdapat
berpengaruh terhadap masih tingginya Unmet Need pada Kelurahan Sempaja Selatan dengan jumlah
KB antara lain Umur, Pendidikan, Pengetahuan, PUS sebesar 6.696 jiwa, dengan PUS bukan
Jumlah anak masih hidup, Dukungan suami peserta KB sebesar 2.271 jiwa. Dimana yang
terhadap KB, Pernah Pakai KB, Aktivitas Ekonomi, sedang hamil sebesar 256 jiwa, ingin anak segera
Indeks Kesejahteraan Hidup, Efek samping, dan (IAS) yaitu 706 jiwa, ingin anak ditunda (IAT) yaitu
Ketersediaan alat KB, serta Keterjangkauannya 375 jiwa, dan tidak ingin anak lagi (TIAL) yaitu 934
Pelayanan KB sehingga membuat para Pasangan jiwa. Sehingga peneliti dalam penelitian ini
Usia Subur (PUS) masih banyak yang belum menggambil lokasi di Kelurahan Sempaja Selatan
terpenuhi sepenuhnya dalam penggunaan alat (BKBKS, 2009).
kontrasepsi atau KB, yang sekaligus mencerminkan
masih rendahnya kualitas pelayanan KB. Untuk itu, Adanya hubungan antara pengetahuan dengan
upaya intensifikasi advokasi dan KIE serta terjadinya Unmet Need KB dapat dijelaskan dari
peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB pengetahuan sebagai tahap awal proses
dengan Unmet Need KB merupakan tantangan pembentukan suatu prilaku yang terdiri dari
yang dihadapi kedepan. pengetahuan, persuasi, keputusan dan konfirmasi.
Dengan demikian pengetahuan yang baik tentang
keluarga berencana akan menentukan dengan terjadinya Unmet Need KB. Responden
pembentukan sikap positif, mengadopsi dan dengan jumlah anak banyak (> 2) berpeluang
melanjutkan prilaku keluarga berencana. menjadi Unmet Need KB 1,68 kali dibanding
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terhadap responden dengan anak sedikit. Hal tersebut juga
terjadinya Unmet Need KB dipengaruhi oleh dinyatakan oleh Klizhing E (2000). Nurjanah (1998)
beberapa faktor. Sirodjudin Hamid (2002) dalam dan Afifah (2000) melaporkan adanya hubungan
penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan antara jumlah anak dengan terjadinya Unmet Need
yang bermakna antara pengetahuan dengan KB. Sementara Carrasco (1991) dan Enggleston
terjadinya Unmet Need KB. Ditemukan responden (1999) menemukan kejadian kehamilan yang tidak
dengan pengetahuan kurang, berpeluang 4,33 kali diinginkan lebih banyak terjadi pada pasangan yang
menjadi Unmet Need KB dibanding responden mempunyai anak > 2 orang karena tidak
yang berpengetahuan baik. menggunakan alat kontrasepsi (Sirodjudin,2002).

No Pengetahuan Frekuensi % METODE PENELITIAN

1 Kurang 292 89 Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei


analitik dengan metode kuantitatif, dengan
2 Baik 36 11 pendekatan cross sectional study yaitu suatu
penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk
Total 328 100 faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk
faktor efek diobservasi atau pengamatan variabel
Dukungan suami merupakan salah satu variabel bebas atau terikat dilakukan pada waktu yang sama
sosial budaya yang sangat berpengaruh terhadap (Notoatmodjo, 2005).
pemakaian alat kontrasepsi bagi kaum wanita
sebagai istri secara khusus dan didalam keluarga Variabel independen dari penelitian ini adalah
secara umum. Di dalam beberapa penelitian, pengetahuan, dukungan suami dan jumlah anak
terbukti bahwa penolakan atau persetujuan dari hidup. Sedangkan varibel dependen adalah unmet
suami berpengaruh terhadap kejadian Unmet Need need (kebutuhan tak terpenuhi) KB. Instrument
KB dalam rumah tangga. Terjadinya Unmet Need yang digunakan adalah kuesioner.
KB sering kali terjadi ketika suami tidak mendukung
terhadap penggunaan alat/cara KB tertentu yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diakibatkan adanya perbedaan fertilitas, kurangnya
pemahaman terhadap alat/cara KB, takut akan efek Analisis univariat dilakukan secara deskriptif untuk
samping, masalah sosial budaya, dan berbagai mendapatkan gambaran masing-masing variable
faktor lain. Kaushik (1999) dalam penelitiannya di yang diteliti, yaitu pengetahuan, dukungan suami,
India menunjukkan bahwa penerimaan suami dan jumlah anak hidup terhadap Unmet Need KB.
terhadap KB berpengaruh signifikan terhadap
terjadinya Unmet Need KB, begitupula dengan Distribusi pengetahuan responden berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Litbang BKKBN di kategori pengetahuan kurang dan kategori
Indonesia pada tahun 2004. Casterline dan pengetahuan baik dapat dilihat pada Tabel 1.
koleganya pada penelitian yang dilakukan di
Filipina juga menemukan kesimpulan yang sama
mengenai hubungan antara penerimaan suami Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat
terhadap KB dan terjadinya Unmet Need KB. Hal Pengetahuan Responden di Kelurahan Sempaja
yang sama juga ditemukan dalam penelitian Selatan tahun 2011
Bongaart dan Bruce (1995) serta Westoff dan
Bankole (1995) (Isa, 2009).

Menurut NICPS (1989), bahwa ada hubungan


antara pemakaian jenis kontrasepsi dengan jumlah
anak hidup. Syam (1993) bahwa pada Pada Tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa sebagian
penelitiannya di kota Madya Bukit Tinggi, Sumatra besar 292 responden (89 %) berpengetahuan
Barat ditemukan adanya hubungan antara jumlah kurang dan hanya 36 responden (11 %)
anak dengan terjadinya Unmet Need KB. Sirodjudin berpengetahuan baik.
Hamid (2002) juga menyimpulkan bahwa adanya
hubungan yang bermakna antara jumlah anak
Dukungan suami merupakan persetujuan dari Distribusi Unmet Need KB responden berdasarkan
suami yang mendukung istrinya untuk kategori Unmet Need KB dan bukan Unmet Need
menggunakan alat kontrasepsi. KB dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Unmet


Dukungan Suami di Kelurahan Sempaja Selatan Need KB di Kelurahan Sempaja Selatan Tahun
Tahun 2011 2011

No Dukungan Suami Frekuensi %


No Unmet Need KB Frekuensi %
1 Tidak mendukung 12 3,7
1 Unmet Need KB 66 20,1
2 Mendukung 316 96,3
2 Bukan Unmet Need KB 262 79,9
Total 328 100
Total 328 100

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa


Pada Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa sebagian sebagian besar responden bukan Unmet Need KB
besar responden didukung oleh suaminya untuk (menggunakan KB) yaitu sebanyak 262 responden
menggunakan KB sebanyak 316 responden (96,3 (79,9 %) dan 66 responden (20,1 %) Unmet Need
%) dan ada sebanyak 12 responden (3,7 %) yang KB (tidak menggunakan KB).
tidak didukung oleh suaminya untuk menggunakan
Analisis hubungan antara variabel independen
KB.
dengan variable dependen (Unmet Need KB)
Distribusi jumlah anak responden berdasarkan dilakukan menggunakan analisis chi square.
kategori banyak dan sedikit dapat dilihat pada
Tabel 5 menampilkan gambaran hubungan antara
Tabel 3.
pengetahuan dan terjadinya Unmet Need KB di
Kelurahan Sempaja Selatan.

Tabel 3 Distribusi responden Berdasarkan Jumlah Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa dari
Anak Hidup di Kelurahan Sempaja Selatan Tahun 100 % responden, ibu yang memiliki pengetahuan
2011 kurang dan Unmet Need KB sebesar 20,2 %,
sedangkan yang bukan Unmet Need KB sebesar
Jumlah Anak 79,8 %. Namun masih terdapat juga ibu yang
No Frekuensi % memiliki pengetahuan baik tetapi Unmet Need KB
Hidup
yaitu sebesar 19,4 %, sedangkan yang bukan
1 Banyak 117 35,7 Unmet Need KB sebesar 80,6 %.

2 Sedikit 211 64,3 Berdasarkan uji statistik pada variabel ini diperoleh
nilai p sebesar 1,000 yang lebih besar dari alpha
Total 328 100 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho gagal
ditolak yang artinya tidak ada hubungan antara
pengetahuan terhadap terjadinya Unmet Need KB.

Berdasarkan Tabel 3 diatas menunjukkan bahwa


211 responden (64,3 %) memiliki anak sedikit dan
117 responden (35,7 %) memiliki anak banyak.
Tabel 5 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan dan Unmet Need KB

Unmet Need KB

Bukan Unmet Need Jumlah P


Pengetahuan Unmet Need KB
KB

n % n % N %

Kurang 59 20,2 233 79,8 292 100,0

Baik 7 19,4 29 80,6 36 100,0 1,000

Total 66 20,1 262 79,9 328 100,0

Tabel 6 menampilkan gambaran hubungan antara Tabel 7 menampilkan gambaran hubungan antara
dukungan suami dan terjadinya Unmet Need KB di jumlah anak hidup terhadap terjadinya Unmet Need
Kelurahan Sempaja Selatan. KB di wilayah kerja Kelurahan Sempaja Selatan.

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa dari
100 % responden, ibu yang tidak mendapat 100 % responden, ibu yang memiliki jumlah anak
dukungan suami dan Unmet Need KB sebesar 100 banyak (lebih dari 2) dan Unmet Need KB sebesar
%, sedangkan yang bukan Unmet Need KB 34,2 %, sedangkan yang bukan Unmet Need KB
sebesar 0 %. Namun masih terdapat juga ibu yang sebesar 65,8 %. Namun masih terdapat juga ibu
mendapat dukungan suami tetapi Unmet Need KB yang memiliki jumlah anak sedikit (kurang dari 2
yaitu sebesar 17,1 %, sedangkan yang bukan atau sama dengan 2) tetapi Unmet Need KB yaitu
Unmet Need KB sebesar 82,9 %. sebesar 12,3 %, sedangkan yang bukan Unmet
Need KB sebesar 87,7 %.
Berdasarkan uji statistik pada variabel ini diperoleh
nilai p sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha Berdasarkan uji statistik pada variabel ini diperoleh
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak nilai p sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha
yang artinya ada hubungan antara dukungan suami 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
terhadap terjadinya Unmet Need KB. yang artinya ada hubungan antara jumlah anak
hidup terhadap terjadinya Unmet Need KB.

Tabel 6 Distribusi Responden Menurut Dukungan Suami dan Unmet Need KB

Unmet Need KB
Jumlah
Dukungan Suami Unmet Need KB Bukan Unmet Need KB P

n % n % N %

Tidak mendukung 12 100,0 0 0,0 12 100,0

Mendukung 54 17,1 262 82,9 316 100,0 0,000

Total 66 20,1 262 79,9 328 100,0

Tabel 7 Distribusi Responden Menurut Jumlah Anak Hidup dan Unmet Need KB
Unmet Need KB

Bukan Unmet Jumlah


Jumlah Anak Hidup Unmet Need KB P
Need KB

n % n % N %

Banyak 40 34,2 77 65,8 117 100,0

Sedikit 26 12,3 185 87,7 211 100,0 0,000

Total 66 20,1 262 79,9 328 100,0

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata banyak (lebih dari 2) dan Unmet Need KB sebesar
sebagian besar responden memiliki pengetahuan 34,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa responden
kurang tetapi menggunakan alat/cara kontrasepsi memang tidak mengerti tentang program KB dan
(bukan Unmet Need KB). Hal ini menunjukkan kegunaan kontrasepsi.
bahwa sebagian besar responden memiliki prilaku
tidak sadar/tidak tahu yang menguntungkan Sedangkan yang memiliki jumlah anak banyak
kesehatan. (lebih dari 2) dan bukan Unmet Need KB sebesar
65,8 %. Hal ini dikarenakan responden yang
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari menggunakan KB hanya untuk menjarangkan
100 % responden, ibu yang tidak mendapat kelahiran atau karena keinginan mereka sendiri
dukungan suami dan Unmet Need KB sebesar 12 yang ingin punya anak lebih dari 2.
responden (100 %).
Namun masih terdapat juga ibu yang memiliki
Sedangkan suami yang tidak mendukung dan jumlah anak sedikit (kurang dari 2 atau sama
bukan Unmet Need KB sebesar 0 %. Hal tersebut dengan 2) tetapi Unmet Need KB yaitu sebesar
menunjukkan bahwa tidak ada responden yang 12,3 %. Hal ini dikarenakan ada beberapa
bukan Unmet Need KB yang tidak mendapat responden yang pada saat diwawancarai usianya
dukungan dari suami mereka. masih muda atau baru memiliki anak 1 atau 2. Dan
ada juga yang usianya sudah tidak muda lagi tapi
Namun masih terdapat juga ibu yang mendapat anaknya masih 1 atau 2 karena faktor kesuburan.
dukungan suami tetapi Unmet Need KB karena
responden yang memang tidak ingin menggunakan Sedangkan yang anaknya sedikit (kurang dari 2
kontrasepsi karena ingin punya anak lagi, karena atau sama dengan 2) dan bukan Unmet Need KB
keinginannya sendiri, karena adanya efek samping, sebesar 87,7 %. Hal ini karena responden memang
dan karena keputusan penggunaan kontrasepsi sudah mengerti tentang program KB dan mau
sepenuhnya kembali kepada istri. mengikuti program tersebut. Dan ada juga yang
disebabkan oleh ekonomi yang minim sehingga
Sedangkan responden yang mendapat dukungan mereka takut untuk tidak bisa memenuhi kebutuhan
suami dan bukan Unmet Need KB sebesar 82,9 %. yang cukup jika jumlah anak mereka lebih dari 2.
Hal ini disebabkan karena memang didasari atas
keputusan bersama, suami dan istri yang memang KESIMPULAN DAN SARAN
mengerti dan sadar akan pentingnya kegunaan
kontrasepsi dalam keluarga. Dan dengan adanya Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang
dukungan dari suami maka istripun merasa aman berhubungan dengan terjadinya Unmet Need KB
dan terlindungi oleh suaminya jika dalam pada pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan
penggunaan alat/cara kontrasepsi mengalami Sempaja Selatan tahun 2010, dapat disimpulkan
kendala ataupun efek samping dikemudian hari. bahwa :

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa dari


100 % responden, ibu yang memiliki jumlah anak
1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan 8. FKM. 2008. Panduan Penulisan Skripsi.
ibu dengan terjadinya Unmet Need KB, (p Samarinda : FKM Universitas Mulawarman
sebesar 1,000 lebih besar dari alpha 0,05). 9. Hamid, Sirodjudin. 2002. Faktor-Faktor
2. Ada hubungan antara dukungan suami yang Berhubungan Dengan Unmet Need
dengan terjadinya Unmet Need KB, (p KB Keluarga Berencana (Analisis Data
sebesar 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05). SDKI Tahun 1997). Universitas Indonesia :
3. Ada hubungan antara jumlah anak hidup FKM Universitas Indonesia
dengan terjadinya Unmet Need KB , (p 10. Handayani, Arri. Dukungan Suami
0,000 lebih kecil dari alpha 0,05). Kebutuhan Karier. http://id.shvoong.com.
Diakses 20 Oktober 2010
11. Isa, Muhammad. 2009. Determinan Unmet
Diharapkan adanya peningkatkan pelayanan Need KB Keluarga Berencana di Indonesia
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada (Analisis Data SDKI Tahun 1997).
para pasangan usia subur melalui sosialisasi Universitas Indonesia : FE Universitas
tentang program KB dan pemanfaatan alat/cara KB, Indonesia
untuk dapat meningkatkan pengetahuan mereka. 12. Kalangie, Nico S. 1994. Kebudayaan dan
Selain itu pemberian informasi juga dapat dilakukan Kesehatan. Jakarta : Universitas Indonesia
dengan membagikan selebaran-selebaran seperti 13. Kresno, Sudarti. 2008. Laporan Penelitian
leaflet, spanduk, dan sebagainya, agar mereka Study Pemanfaatan Posyandu di
tidak hanya sekedar menggunakan alat/cara Kelurahan Cipinang Muara Kecamatan
kontrasepsi saja tetapi dapat mengetahui Jatinegara Kodya Jawa Timur tahun 2007.
pentingnya program KB dan mereka juga dapat Universitas Indonesia : FKM Universitas
mengetahui alat/cara kontrasepsi yang baik, aman Mulawarman
dan nyaman digunakan. 14. Mansjoer, Arif, et al., 2001. Kapita Selekta.
Edisi Ke-III. Jakarta : Media Aesculapius
DAFTAR PUSTAKA 15. Martaadisoebrata, Djamhoer.2009. Hak
Akses Masyarakat untuk Mendapatkan
1. Anonim. Survei Demografi Kesehatan Pelayanan PKRE Tepat Waktu. (on line),
Indonesia 2007. Jakarta : BKKBN http://www.obginsosrshs.com. Diakses 9
2. Anonim. Faktor-Faktor yang Berpengaruh September 2010
Terhadap Keengganan Suami Dalam 16. Maryani, Herti. 2004. Cara Tepat Memilih
Pemakaian Kontrasepsi Metode Operative Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Bagi
Pria (MOP). http://www.wordpress.com. Wanita. Puslitbang Pelayanan dan
Diakses 17 Oktober 2010 Teknologi Kesehatan Depkes RI (On Line),
3. Anonim. Profil Kelurahan Sempaja Selatan . http://www.tempo.co.id . Diakses 25 Mei
Samarinda : Kelurahan Sempaja Selatan 2010
4. Arum Setya, dan Sujatini. (2008) . Panduan 17. Medika, 2000 dalam Boer. 2005. Faktor-
lengkap Pelayanan KB Terkini. Determinan yang Berhubungan dengan
Yogyakarta: Mitra Cendikia Press Pemilihan Kontrasepsi Metode Suntik pada
5. BKBKS. 2009. Rekapitulasi Hasil Akseptor KB di Kecamatan Palu selatan.
Pendataan Keluarga Tingkat Kecamatan . Skripsi Tidak Diterbitkan. Unhas : FKM
Samarinda : BKBKS Samarinda Unhas
6. BKKBN. 2010. Profil Hasil Pendataan 18. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi
Keluarga Tahun 2009. Jakarta : Direktorat Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta :
Pelaporan dan Statistik Rineka Cipta
7. Boer. 2005. Faktor-Determinan yang 19. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Berhubungan dengan Pemilihan Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Kontrasepsi Metode Suntik pada Akseptor Cipta
KB di Kecamatan Palu selatan. Skripsi 20. Prihastuti, Dewi, et al., 2004 .
Tidak Diterbitkan. Unhas : FKM Unhas Kecendrungan Prefrensi Fertilitas Unmet
Need KB dan kehamilan Tidak Diharapkan
di Indonesia (Análisis Lanjut SDKI 2002-
2003). Jakarta : BKKBN
21. Sabri, Luknis, dan Priyo H. Sutanto. 2007.
Statistik Kesehatan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
22. Sudarianto. 2010. Kepedulian Terhadap
Unmet Need KB KB di Provinsi Sulawesi
Selatan. Data dan Informasi Kesehatan
Dinkes Sulawesi Selatan (On Line),
http://www.dinkes-sulsel.go.id. Diakses 17
Oktober 2010
23. Suratun, et al., 2008. Pelayanan Keluarga
Berencana dan pelayanan kontrasepsi.
Jogjakarta : Trans Info Media
24. Suparlan, 1990 dalam Boer. 2005. Faktor-
Determinan yang Berhubungan dengan
Pemilihan Kontrasepsi Metode Suntik pada
Akseptor KB di Kecamatan Palu selatan.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Unhas : FKM
Unhas
25. Syam, Salman. 2002. Beberapa Faktor
yang Berpengaruh Terhadap Unmet Need
KB Keluarga Berencana di Kota Madya
Bukit Tinggi Sumatra Barat 2002 .
Universitas Indonesia. FKM Universitas
Indonesia
26. Syamsiah. 2002. Peranan Dukungan
Suami Dalam Pemilihan Alat Kontrasepsi
Pada Peserta KB di Kelurahan Serasan
Jaya Soak Baru dan Balai Agung
Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin Sumatra Selatan Tahun 2002 .
Depok : FKM Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai