Usia Subur (PUS) di Kelurahan Sempaja Selatan Kecamatan Samarinda Utara Tahun
2010
Samarinda is a city with high level of unmet need of family planning, i.e. 23.09%, which shows that
unmet need of family planning in Samarinda is over the national standard, i.e. 9.1%. While South Sempaja
Village is the Village with the highest amount of unmet need of family planning, i.e. 2,271 reproductive people
(33.9%).
The research type used was analytical survey with quantitative method and cross sectional approach to
328 respondents in 9 RT by interview. This research aimed to find the correlation between knowledge, husband’s
support, the number of living children and unmet need of family planning.
This research result showed that there are significant correlations between husband’s support and
unmet need of family planning (p=0,000) and between total children and the unmet need (p=0,000). While
knowledge doesn’t have a significant correlation with the unmet need (p=1,000).
reproductive couple and pre-reproductive couple by popularizing contraception program and its utilization.
Literature : 26 (2001-2010)
Program keluarga berencana di Indonesia telah Pada pendataan keluarga tahun 2009 untuk
diakui secara Nasional dan Internasional sebagai Provinsi Kalimantan Timur, jumlah PUS yang tidak
salah satu program yang telah berhasil berKB yaitu 32,44% dan jumlah Unmet Need
menurunkan angka fertilitas secara nyata. Hal ini KBnya sebesar 20.93%. Dimana PUS yang tidak
dapat dilihat dari TFR Indonesia hasil survey SDKI berKB karena sedang hamil sebesar 4,66%, karena
2003 sebesar 2,4 dan menurun menjadi 2,3 pada ingin anak segera (IAS) sebesar 6,85%, karena
SDKI 2007. Namun, program keluarga berencana ingin anak di tunda (IAT) sebesar 8,70%, dan
di Indonesia ini masih tetap menghadapi beberapa karena tidak ingin anak lagi (TIAL) 12,23%.
masalah penting dalam upaya mempertahankan
momentum program yang selama ini telah berhasil Di Samarinda jumlah PUS yang tidak berKB
dilaksankan. Salah satu masalah dalam sebesar 114.405 jiwa dengan jumlah Unmet Need
pengelolaan program KB yaitu masih tingginya KB sebesar 23,09% dimana PUS yang tidak berKB
angka Unmet Need KB. Jumlah pasangan usia karena ingin anak di tunda (IAT) sebesar 10,29%,
subur (PUS) yang ingin menunda kehamilan atau dan karena tidak ingin anak lagi (TIAL) 12,80%
tidak menginginkan tambahan anak tetapi tidak (Profil hasil pendataan keluarga, 2009).
berKB (Unmet Need KB), meningkat dari 8,6 %
(SDKI, 2002−2003) menjadi 9,1 % (SDKI, 2007), Untuk Wilayah Samarinda, terdapat jumlah
dimana diharapkan pada akhir tahun 2014 dapat Pasangan Usia Subur (PUS) terbanyak terdapat di
diturunkan menjadi sebesar 5 % (sudarianto, 2010). Kecamatan Samarinda Utara yaitu sebesar 31.347
jiwa dengan Jumlah PUS yang bukan peserta KB
Ada beberapa faktor yang diperkirakan sebesar 10.628 jiwa. Dan paling tinggi terdapat
berpengaruh terhadap masih tingginya Unmet Need pada Kelurahan Sempaja Selatan dengan jumlah
KB antara lain Umur, Pendidikan, Pengetahuan, PUS sebesar 6.696 jiwa, dengan PUS bukan
Jumlah anak masih hidup, Dukungan suami peserta KB sebesar 2.271 jiwa. Dimana yang
terhadap KB, Pernah Pakai KB, Aktivitas Ekonomi, sedang hamil sebesar 256 jiwa, ingin anak segera
Indeks Kesejahteraan Hidup, Efek samping, dan (IAS) yaitu 706 jiwa, ingin anak ditunda (IAT) yaitu
Ketersediaan alat KB, serta Keterjangkauannya 375 jiwa, dan tidak ingin anak lagi (TIAL) yaitu 934
Pelayanan KB sehingga membuat para Pasangan jiwa. Sehingga peneliti dalam penelitian ini
Usia Subur (PUS) masih banyak yang belum menggambil lokasi di Kelurahan Sempaja Selatan
terpenuhi sepenuhnya dalam penggunaan alat (BKBKS, 2009).
kontrasepsi atau KB, yang sekaligus mencerminkan
masih rendahnya kualitas pelayanan KB. Untuk itu, Adanya hubungan antara pengetahuan dengan
upaya intensifikasi advokasi dan KIE serta terjadinya Unmet Need KB dapat dijelaskan dari
peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB pengetahuan sebagai tahap awal proses
dengan Unmet Need KB merupakan tantangan pembentukan suatu prilaku yang terdiri dari
yang dihadapi kedepan. pengetahuan, persuasi, keputusan dan konfirmasi.
Dengan demikian pengetahuan yang baik tentang
keluarga berencana akan menentukan dengan terjadinya Unmet Need KB. Responden
pembentukan sikap positif, mengadopsi dan dengan jumlah anak banyak (> 2) berpeluang
melanjutkan prilaku keluarga berencana. menjadi Unmet Need KB 1,68 kali dibanding
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu terhadap responden dengan anak sedikit. Hal tersebut juga
terjadinya Unmet Need KB dipengaruhi oleh dinyatakan oleh Klizhing E (2000). Nurjanah (1998)
beberapa faktor. Sirodjudin Hamid (2002) dalam dan Afifah (2000) melaporkan adanya hubungan
penelitiannya menyimpulkan bahwa ada hubungan antara jumlah anak dengan terjadinya Unmet Need
yang bermakna antara pengetahuan dengan KB. Sementara Carrasco (1991) dan Enggleston
terjadinya Unmet Need KB. Ditemukan responden (1999) menemukan kejadian kehamilan yang tidak
dengan pengetahuan kurang, berpeluang 4,33 kali diinginkan lebih banyak terjadi pada pasangan yang
menjadi Unmet Need KB dibanding responden mempunyai anak > 2 orang karena tidak
yang berpengetahuan baik. menggunakan alat kontrasepsi (Sirodjudin,2002).
Tabel 3 Distribusi responden Berdasarkan Jumlah Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa dari
Anak Hidup di Kelurahan Sempaja Selatan Tahun 100 % responden, ibu yang memiliki pengetahuan
2011 kurang dan Unmet Need KB sebesar 20,2 %,
sedangkan yang bukan Unmet Need KB sebesar
Jumlah Anak 79,8 %. Namun masih terdapat juga ibu yang
No Frekuensi % memiliki pengetahuan baik tetapi Unmet Need KB
Hidup
yaitu sebesar 19,4 %, sedangkan yang bukan
1 Banyak 117 35,7 Unmet Need KB sebesar 80,6 %.
2 Sedikit 211 64,3 Berdasarkan uji statistik pada variabel ini diperoleh
nilai p sebesar 1,000 yang lebih besar dari alpha
Total 328 100 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho gagal
ditolak yang artinya tidak ada hubungan antara
pengetahuan terhadap terjadinya Unmet Need KB.
Unmet Need KB
n % n % N %
Tabel 6 menampilkan gambaran hubungan antara Tabel 7 menampilkan gambaran hubungan antara
dukungan suami dan terjadinya Unmet Need KB di jumlah anak hidup terhadap terjadinya Unmet Need
Kelurahan Sempaja Selatan. KB di wilayah kerja Kelurahan Sempaja Selatan.
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa dari
100 % responden, ibu yang tidak mendapat 100 % responden, ibu yang memiliki jumlah anak
dukungan suami dan Unmet Need KB sebesar 100 banyak (lebih dari 2) dan Unmet Need KB sebesar
%, sedangkan yang bukan Unmet Need KB 34,2 %, sedangkan yang bukan Unmet Need KB
sebesar 0 %. Namun masih terdapat juga ibu yang sebesar 65,8 %. Namun masih terdapat juga ibu
mendapat dukungan suami tetapi Unmet Need KB yang memiliki jumlah anak sedikit (kurang dari 2
yaitu sebesar 17,1 %, sedangkan yang bukan atau sama dengan 2) tetapi Unmet Need KB yaitu
Unmet Need KB sebesar 82,9 %. sebesar 12,3 %, sedangkan yang bukan Unmet
Need KB sebesar 87,7 %.
Berdasarkan uji statistik pada variabel ini diperoleh
nilai p sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha Berdasarkan uji statistik pada variabel ini diperoleh
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak nilai p sebesar 0,000 yang lebih kecil dari alpha
yang artinya ada hubungan antara dukungan suami 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak
terhadap terjadinya Unmet Need KB. yang artinya ada hubungan antara jumlah anak
hidup terhadap terjadinya Unmet Need KB.
Unmet Need KB
Jumlah
Dukungan Suami Unmet Need KB Bukan Unmet Need KB P
n % n % N %
Tabel 7 Distribusi Responden Menurut Jumlah Anak Hidup dan Unmet Need KB
Unmet Need KB
n % n % N %
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa ternyata banyak (lebih dari 2) dan Unmet Need KB sebesar
sebagian besar responden memiliki pengetahuan 34,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa responden
kurang tetapi menggunakan alat/cara kontrasepsi memang tidak mengerti tentang program KB dan
(bukan Unmet Need KB). Hal ini menunjukkan kegunaan kontrasepsi.
bahwa sebagian besar responden memiliki prilaku
tidak sadar/tidak tahu yang menguntungkan Sedangkan yang memiliki jumlah anak banyak
kesehatan. (lebih dari 2) dan bukan Unmet Need KB sebesar
65,8 %. Hal ini dikarenakan responden yang
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari menggunakan KB hanya untuk menjarangkan
100 % responden, ibu yang tidak mendapat kelahiran atau karena keinginan mereka sendiri
dukungan suami dan Unmet Need KB sebesar 12 yang ingin punya anak lebih dari 2.
responden (100 %).
Namun masih terdapat juga ibu yang memiliki
Sedangkan suami yang tidak mendukung dan jumlah anak sedikit (kurang dari 2 atau sama
bukan Unmet Need KB sebesar 0 %. Hal tersebut dengan 2) tetapi Unmet Need KB yaitu sebesar
menunjukkan bahwa tidak ada responden yang 12,3 %. Hal ini dikarenakan ada beberapa
bukan Unmet Need KB yang tidak mendapat responden yang pada saat diwawancarai usianya
dukungan dari suami mereka. masih muda atau baru memiliki anak 1 atau 2. Dan
ada juga yang usianya sudah tidak muda lagi tapi
Namun masih terdapat juga ibu yang mendapat anaknya masih 1 atau 2 karena faktor kesuburan.
dukungan suami tetapi Unmet Need KB karena
responden yang memang tidak ingin menggunakan Sedangkan yang anaknya sedikit (kurang dari 2
kontrasepsi karena ingin punya anak lagi, karena atau sama dengan 2) dan bukan Unmet Need KB
keinginannya sendiri, karena adanya efek samping, sebesar 87,7 %. Hal ini karena responden memang
dan karena keputusan penggunaan kontrasepsi sudah mengerti tentang program KB dan mau
sepenuhnya kembali kepada istri. mengikuti program tersebut. Dan ada juga yang
disebabkan oleh ekonomi yang minim sehingga
Sedangkan responden yang mendapat dukungan mereka takut untuk tidak bisa memenuhi kebutuhan
suami dan bukan Unmet Need KB sebesar 82,9 %. yang cukup jika jumlah anak mereka lebih dari 2.
Hal ini disebabkan karena memang didasari atas
keputusan bersama, suami dan istri yang memang KESIMPULAN DAN SARAN
mengerti dan sadar akan pentingnya kegunaan
kontrasepsi dalam keluarga. Dan dengan adanya Berdasarkan hasil penelitian faktor-faktor yang
dukungan dari suami maka istripun merasa aman berhubungan dengan terjadinya Unmet Need KB
dan terlindungi oleh suaminya jika dalam pada pasangan usia subur (PUS) di Kelurahan
penggunaan alat/cara kontrasepsi mengalami Sempaja Selatan tahun 2010, dapat disimpulkan
kendala ataupun efek samping dikemudian hari. bahwa :