Nellcaroe@rocketmail.com, hirawati25@yahoo.com
Program Studi D III Kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo
ABSTRAK
Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul di seluruh
dunia. Program Keluarga Berencana (KB) dilaksanakan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
Menurut data BKKBN saat ini jenis kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah KB suntik.
Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya dilakukan secara teratur dan
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dukungan dari keluarga terutama suami akan mempengaruhi
seseorang dalam hal kepatuhan. Dukungan suami dalam KB merupakan bentuk nyata dari peran dan
tanggung jawab para pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan
kepatuhan akseptor KB suntik melakukan suntik ulang.
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi sejumlah 52 akseptor. Besar sampel sejumlah 33 responden, dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan Accidental sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mendapat dukungan dari suami
dalam melakukan kunjungan suntik ulang sebanyak 21 responden (63,6%) dan sebagian kecil patuh
dalam melakukan suntik ulang sebanyak 15 responden (45,5%). Hasil Uji Chi Square didapatkan hasil p-
value 0,027 < α = 0,05 disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan
kepatuhan akseptor KB suntik dalam melakukan suntik ulang di BPM Ny.Supiyah Desa Muntung
Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung.
Ada hubungan dukungan suami dengan kepatuhan akseptor KB suntik dalam melakukan suntik
ulang
Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik Progestin Melakukan Suntik Ulang 99
Di BPM Ny. Supiyah, Amd.Keb Desa Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung
Sri Nilawati, Heni Hirawati P
Kontrasepsi suntik adalah cara untuk pada resep serta mencakup penggunaannya
mencegah terjadinya kehamilan dengan pada waktu yang benar (Siregar, 2006).
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi
hormonal jenis KB suntikan ini di kepatuhan yaitu pengetahuan, sikap dan
Indonesia semakin banyak dipakai karena dukungan keluarga (Niven, 2003).
kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang Dukungan merupakan bantuan atau
praktis, harganya relatif murah dan aman dukungan yang diterima individu dari
(Anggraeni, 2011). Kontrasepsi suntik orang-orang tertentu dalam kehidupannya
memiliki resiko kesehatan yang sangat yang dapat membuat penerima merasa
kecil, tidak berpengaruh pada hubungan diperhatikan, dihargai dan dicintai.
suami-istri (Anggraeni, 2011). Keuntungan Sedangkan dukungan keluarga merupakan
atau manfaat kontrasepsi suntik salah satu jenis dari dukungan sosial,
diantaranya tidak memerlukan pemeriksaan interaksi timbal balik antara individu atau
dalam, klien tidak perlu menyimpan obat, anggota keluarga dapat menimbulkan
jangka panjang dan efek sampingnya sangat hubungan ketergantungan satu sama lain.
kecil (Handayani, 2010). Dukungan keluarga dapat berupa informasi
Berdasarkan hasil Survei Demografi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada nyata, tindakan yang diberikan oleh
tahun 2012 menunjukkan, tingkat keakraban sosial atau adanya perasaan
prevelensi pemakaian alat kontrasepsi atau bahwa kehadiran orang lain mempunyai
Contraceptive Prevalance Rate (CPR) yang manfaat emosional atau mempunyai peran
menunjukkan tingkat kesertaan ber-KB di terhadap perilaku bagi pihak penerima
antara pasangan usia subur mencapai dukungan sosial (Setiadi, 2008).
61,9%. Sebanyak 57,9% menggunakan cara Data yang peneliti dapatkan di BPM
KB modern yang hanya meningkat 0,5% Ny.Supiyah bulan desember 2013, terdapat
dari 57,4% dalam lima tahun terakhir. Dari 91 akseptor kb suntik aktif. Dari 91
data tersebut dihasilkan bahwa penggunaan akseptor kb suntik aktif , didapatkan 48
kontrasepsi terbanyak adalah kontrasepsi akseptor tidak patuh dalam suntik ulang
suntik, yaitu sebanyak 22,14%. yang ditunjukkan dengan melakukan suntik
Sedangkan di Temanggung pada tahun ulang melebihi waktu yang sudah
2013 yang menggunakan kontrasepsi IUD ditentukan. Wawancara sederhana yang
sebesar 13,64% , menggunakan MOP peneliti lakukan kepada 10 akseptor kb
sebesar 0,25% , menggunakan MOW suntik yang tidak patuh dalam suntik ulang
sebesar 2,97% , menggunakan implant didapatkan hasil bahwa 6 akseptor kb tidak
sebesar 45,39% , menggunakan suntik mendapat dukungan penuh dari keluarga
sebesar 31,47% , menggunakan pil sebesar dalam melakukan suntik ulang. Dukungan
4,03% , dan yang menggunakan kondom dari keluarga misalnya mengingatkan
sebesar 2,24% (BKKBN, 2013). jadwal suntik ulang , mengantar akseptor
Masalah yang sering terjadi dalam untuk melakukan suntik ulang, dan
kontrasepsi suntik adalah terlambatnya dukungan dari keluarga untuk mengikuti
akseptor kb mendapatkan suntikan. Jika program keluarga berencana. Dampak dari
terlambat lebih dari 12 minggu sejak ketidak patuhan akseptor kb melakukan
suntikan terakhir dengan coitus tanpa suntik ulang akan meningkatkan kejadian
perlindungan maka kemungkinan besar kehamilan yang tidak direncanakan. Pada
terjadi kehamilan (Everett, 2008). Hal bulan desember 2012 ditemukan 3 kejadian
tersebut bisa dipengaruhi akseptor KB yang kehamilan yang tidak direncakan akibat
lupa jadwal suntik ulangnya dan bisa tidak patuhnya akseptor dalam melakukan
dipengaruhi kepatuhan akseptor dalam suntik ulang.
melakukan suntik ulang. Berdasarkan uraian diatas maka
Kepatuhan adalah tingkat ketepatan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
perilaku seorang individu dengan nasehat dengan judul “Hubungan Dukungan Suami
medis atau kesehataan dan menggambarkan dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik
penggunaan obat sesuai dengan petunjuk Melakukan Suntik Ulang di BPM
Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik Progestin Melakukan Suntik Ulang 101
Di BPM Ny. Supiyah, Amd.Keb Desa Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung
Sri Nilawati, Heni Hirawati P
3. Pendidikan disimpulkan bahwa ada hubungan yang
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui signifikan antara dukungan suami dengan
bahwa dari 33 responden paling banyak kepatuhan akseptor KB suntik melakukan
adalah ibu yang berpendidikan SD yaitu suntik ulang di BPM Ny.Supiyah Desa
sebanyak 13 responden (39,4%) dan Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten
paling sedikit adalah ibu yang Temanggung. Dari Odds Ratio for
berpendidikan Perguruan Tinggi yaitu Dukungan Suami ( Tidak Mendukung /
sejumlah 2 responden (6,1%). Mendukung ) didapatkan hasil value 7,5
4. Pekerjaan yang artinya akseptor KB yang mendapat
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui dukungan suami 7,5 kali akan patuh dalam
bahwa dari 33 responden paling banyak melakukan suntik ulang dan akseptor KB
adalah ibu yang bekerja sebagai ibu yang tidak mendapat dukungan suami 7,5
rumah tangga yaitu 17 responden dan akan tidak patuh dalam melakukan suntik
paling sedikit adalah ibu yang bekerja ulang.
sebagai pegawai swasta yaitu sejumlah 1
responden (3,0%). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Umur Ibu Akseptor KB suntik di BPM
B. Analisis Univariat Ny.Supiyah Amd.keb di Desa Muntung
1. Dukungan Suami Kecamatan Candiroto Kabupaten
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui Temanggung tahun 2014.
bahwa dari 33 responden sebagian besar Persentase
Umur Frekuensi
mendapat dukungan suami yaitu (%)
sejumlah 21 orang (63,6%). Dan < 20 Tahun 2 6,1
sebagian kecil tidak mendapat dukungan 20-35 Tahun 18 54,5
dari suami yaitu sejumlah 12 responden > 35 Tahun 13 39,4
(36,4%). Jumlah 33 100,0
2. Kepatuhan
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
bahwa dari 33 responden sebagian besar paritas Ibu Akseptor KB suntik di BPM
ibu tidak patuh dalam melakukan suntik Ny.Supiyah Amd.keb di Desa Muntung
ulang yaitu sejumlah 18 responden Kecamatan Candiroto Kabupaten
(54,5%) dan sebagian kecil patuh dalam Temanggung tahun 2014.
melakukan suntik ulang yaitu sejumlah Persentase
15 responden (45,5%). Paritas Frekuensi
(%)
Primipara 7 21,2
C. Analisis Bivariat Multipara 25 75,8
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui Grandemultipara 1 3,0
bahwa dari 21 responden yang tidak Jumlah 33 100,0
mendapat dukungan dari suami sebagian
besar tidak patuh dalam melakukan suntik Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
ulang yaitu sejumlah 15 responden (71,4%) pendidikan Ibu Akseptor BPM Ny.Supiyah
dan sebagian kecil patuh dalam melakukan Amd.keb di Desa Muntung Kecamatan
suntik ulang yaitu sejumlah 6 responden Candiroto Kabupaten Temanggung tahun
(28,6%). Sedangkan dari 12 responden 2014.
yang mendapat dukungan dari suami Persentase
sebagian besar patuh dalam melakukan Pendidikan Frekuensi
(%)
suntik ulang yaitu sejumlah 9 responden SD 13 39,4
(75%) dan sebagian kecil tidak patuh dalam SMP 12 30,3
melakukan suntik ulang yaitu sejumlah 3 SMA 6 18,2
responden (25%). Perguruan 2 6,1
Berdasarkan uji Chi Square didapat Tinggi
nilai ² hitung 4,899 dengan value 0,027. Jumlah 33 100,0
Oleh karena p-value = 0,027 < α (0,05),
Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik Progestin Melakukan Suntik Ulang 103
Di BPM Ny. Supiyah, Amd.Keb Desa Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung
Sri Nilawati, Heni Hirawati P
berpengaruh bagi istri. Peran seperti ikut Menurut Sugiarti Dkk (2012), jumlah
pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan anak mulai diperhatikan setiap keluarga
saat istri akan memakai alat kontrasepsi, karena berkaitan dengan tingkat
mengingatkan istri jadwal minum obat atau kesejahteraan , semakin banyak anak
jadwal untuk kontrol, mengingatkan istri semakin banyak pula tanggungan kepala
hal yang tidak boleh dilakukan saat keluarga dalam mencukupi kebutuhan
memakai alat kontrasepsi dan sebagainya materil selain itu juga untuk menjaga
akan sangat berperan bagi istri saat akan kesehatan sistem reproduki karena semakin
atau telah memakai alat kontrasepsi. sering melahirkan semakin rentan terhadap
Besarnya peran suami akan sangat kesehatan ibu. Sejalan dengan pendapat
membantunya dan suami akan semakin Maesaroh (2011), semakin sering wanita
menyadari bahwa masalah kesehatan tersebut melahirkan kemungkinan resiko
reproduksi bukan hanya urusan wanita terkena ISK juga semakin besar.
(istri) saja. B. Analisis Bivariat
2. Kepatuhan Responden yang tidak mendapat
Tidak patuhnya pasien dalam dukungan dari suami tetapi patuh dalam
melakukan suntik ulang juga dipengaruhi melakukan suntik ulang. Hal ini
oleh tingkat pendidikan. Responden yang dikarenakan ibu takut jika terjadi kehamilan
memiliki tingkat pendidikan yang rendah yang tidak diinginkan. Meskipun
tidak mudah memahami informasi yang keefektifan dari KB suntik tinggi, tetapi
diberikan dari bidan. Sehingga masih tidak menutup kemungkinan terjadi
banyak yang melakukan suntik ulang tidak kehamilan jika suntik yang dilakukan tidak
sesuai jadwal. Sejalan dengan pendapat sesuai dengan jadwal yang sudah
Notoatmojo (2007), pendidikan ditentukan. Seperti yang diungkapkan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi Gunawan (2013) bahwa kegagalan bisa
pendidikan seseorang makin mudah orang terjadi karena sang wanita lupa melakukan
tersebut untuk menerima suatu informasi. jadwal suntik KB setiap bulannya.
Sebaliknya jika rendah pendidikan Kegagalan biasanya akibat kegagalan kerja
seseorang maka makin sulit orang tersebut alat dan kesalahan jadwalnya. Jadi
menerima suatu informasi. kegagalan KB suntik bukan pelayanan.
BKKBN (2005), juga menyatakan Responden yang mendapat dukungan
bahwa pendidikan merupakan salah satu suami tetapi tidak patuh dalam melakukan
faktor yang sangat menentukan suntik ulang. Hal ini dikarenakan
pengetahuan dan persepsi seseorang pengetahuan tentang kontrasepsi suntik
terhadap pentingnya suatu hal, termasuk yang kurang. Ibu beranggapan bahwa KB
pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini suntik bisa dilakukan sewaktu-waktu jika
disebabkan seseorang yang berpendidikan dibutuhkan. Sejalan dengan pendapat
tinggi akan lebih luas pandangannya dan Irmayari (2007), bahwa setiap individu
lebih mudah menerima ide dan tata cara memiliki tingkat pengetahuan yang
kehidupan baru. berbeda, tingkat pengetahuan ini
Selain dipengaruhi pendidikan, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
akseptor KB suntik yang tidak patuh adalah keterpaparan informasi dan pengalaman.
ibu multipara. Padahal pada ibu multipara Salah satu faktor yang berpengaruh
seharusnya mengurangi jumlah anak terhadap tingkat pengetahuan yaitu
dengan cara ibu patuh dalam melakukan pendidikan formal yang pernah
suntik ulang sesuai jadwal yang sudah ditempuh. Sesuai dengan dengan pendapat
ditentukan oleh tenaga kesehatan. Padahal dari Irmayati (2007) yang mengatakan
menurut BKKBN (2004), suntik ulang yang bahwa pendidikan adalah sebuah proses
sesuai waktu diharapkan dapat mencegah perubahan sikap dan perilaku seseorang
kehamilan yang tidak diinginkan dan atau kelompok serta usaha mendewasakan
mengurangi insidens kehamilan beresiko manusia melalui upaya pengajaran dan
tinggi, kesakitan dan kematian. pelatihan, sehingga semakin tinggi
Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik Progestin Melakukan Suntik Ulang 105
Di BPM Ny. Supiyah, Amd.Keb Desa Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung
Sri Nilawati, Heni Hirawati P