Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN

AKSEPTOR KB SUNTIK PROGESTIN MELAKUKAN SUNTIK


ULANG DI BPM Ny. SUPIYAH, Amd.Keb DESA MUNTUNG
KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG
Sri Nilawati 1, Heni Hirawati P, S.SiT, M.KeS 2

Nellcaroe@rocketmail.com, hirawati25@yahoo.com
Program Studi D III Kebidanan, STIKES Ngudi Waluyo

ABSTRAK

Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul di seluruh
dunia. Program Keluarga Berencana (KB) dilaksanakan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
Menurut data BKKBN saat ini jenis kontrasepsi yang paling banyak dipilih adalah KB suntik.
Kontrasepsi suntik memiliki efektifitas yang tinggi bila penyuntikannya dilakukan secara teratur dan
sesuai jadwal yang telah ditentukan. Dukungan dari keluarga terutama suami akan mempengaruhi
seseorang dalam hal kepatuhan. Dukungan suami dalam KB merupakan bentuk nyata dari peran dan
tanggung jawab para pria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan
kepatuhan akseptor KB suntik melakukan suntik ulang.
Desain penelitian yang digunakan adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi sejumlah 52 akseptor. Besar sampel sejumlah 33 responden, dengan teknik pengambilan sampel
menggunakan Accidental sampling. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mendapat dukungan dari suami
dalam melakukan kunjungan suntik ulang sebanyak 21 responden (63,6%) dan sebagian kecil patuh
dalam melakukan suntik ulang sebanyak 15 responden (45,5%). Hasil Uji Chi Square didapatkan hasil p-
value 0,027 < α = 0,05 disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan
kepatuhan akseptor KB suntik dalam melakukan suntik ulang di BPM Ny.Supiyah Desa Muntung
Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung.
Ada hubungan dukungan suami dengan kepatuhan akseptor KB suntik dalam melakukan suntik
ulang

Kata kunci : Dukungan Suami, Kepatuhan


Referensi : 58 (2004-2013)

98 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 98-105


PENDAHULUAN kehamilan dan menentukan jumlah anak
A. Latar Belakang dan keluarga.
Pembangunan nasional dibidang sosial Pelayanan program KB senantiasa
ekonomi telah memberikan dampak positif terintegrasi dengan kegiatan kelangsungan
terhadap pemecahan masalah-masalah hidup ibu, bayi dan anak serta
kependudukan. Masih cukup tingginya laju penanggulangan masalah kesehatan dan
pertumbuhan penduduk disebabkan masih kesetaraan gender sebagai salah satu upaya
tingginya tingkat kelahiran dibanding pemecahan hak-hak reproduksi kepada
tingkat kematian (Anggraeni, 2011). masyarakat. Memperhatikan hal-hal
Peningkatan jumlah penduduk tersebut, maka operasional pelaksanaan
merupakan salah satu permasalahan global program KB perlu dikelola secara lebih
yang muncul di seluruh dunia, di samping serius, profesional dan berkesinambungan
isu tentang global warming, keterpurukan sehingga upaya-upaya tersebut dapat
ekonomi, masalah pangan serta memberikan kepuasan bagi semua pihak
menurunnya tingkat kesehatan penduduk. baik klien maupun pemberi pelayanan.
Jumlah penduduk yang besar tanpa disertai Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
dengan kualitas yang memadai, justru kesertaan masyarakat dalam ber KB,
menjadi beban pembangunan dan terhindar dari masalah kesehatan
menyulitkan pemerintah dalam reproduksi, meningkatkan kesejahteraan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan keluarga (Manuaba, 2010).
pembangunan nasional (BKKBN, 2008). Sasaran Strategis (2010-2014) untuk
Menurut publikasi Badan Pusat mencapai penurunan laju pertumbuhan
Statistik (BPS) pada bulan agustus 2010, penduduk menjadi 1,1 persen, Total
jumlah penduduk Indonesia berdasarkan Fertility Rate (TFR) menjadi 2,1 dan
hasil sensus ini adalah sebanyak NRR = 1, maka sasaran yang harus
237.556.363 orang, yang terdiri dari dicapai pada tahun 2014 adalah
119.507.58 laki-laki dan 118.048.783 Meningkatnya CPR (Contraceptive
perempuan. Oleh karena itu upaya langsung Prevalence Rate) dari 57,4 persen (SDKI,
untuk menurunkan tingkat kelahiran masih 2007) menjadi 65%, menurunnya
perlu ditingkatkan. Upaya langsung untuk kebutuhan ber-KB tidak terlayani (unmet
menurunkan tingkat kelahiran dilaksanakan need) dari 9,1% (SDKI, 2007) menjadi
melalui program keluarga berencana sekitar 5% dari jumlah pasangan usia
(Anggraeni, 2011). Program pelayanan subur, meningkatnya usia kawin pertama
keluarga berencana (KB) mempunyai arti perempuan dari 19,8 tahun (SDKI, 2007)
penting dalam mewujudkan manusia menjadi sekitar 21 tahun, menurunnya
Indonesia yang sejahtera, disamping kehamilan yang tidak diinginkan dari 19,7
program pendidikan dan kesehatan. persen (SDKI 2007) menjadi sekita 15%,
Kesadaran mengenai pentingnya meningkatnya peserta KB baru pria dari 3,6
kontrasepsi di Indonesia masih perlu persen menjadi sekitar 5% (BKKBN,
ditingkatkan untuk mencegah terjadinya 2012).
peningkatan jumlah penduduk di Indonesia Kontrasepsi adalah upaya untuk
pada tahun 2015 (BKKBN, 2008). mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu
Keluarga berencana adalah upaya dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat
peningkatan kepedulian masyarakat dalam permanen. Penggunaan kontrasepsi
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia merupakan salah satu variabel yang
sejahtera (Undang-undang No.10/1992). mempengaruhi fertilisasi (Sarwono, 2007).
Sedangkan menurut WHO (Expert Macam metode kontrasepsi yaitu Metode
Committe,1970) keluarga berencana adalah Kontrasepsi Sederhana, Metode
tindakan yang membantu individu/pasutri Kontrasepsi Hormonal, Metode Kontrasepsi
untuk mendapatkan objektif-objektif dengan Alat, Kontrasepsi Dalam Rahim
tertentu, menghindari kelahiran yang tidak (AKDR), Metode Kontrasepi Mantap, dan
diinginkan, mengatur interval diantara Metode Kontrasepsi Darurat (Handayani,
2010).

Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik Progestin Melakukan Suntik Ulang 99
Di BPM Ny. Supiyah, Amd.Keb Desa Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung
Sri Nilawati, Heni Hirawati P
Kontrasepsi suntik adalah cara untuk pada resep serta mencakup penggunaannya
mencegah terjadinya kehamilan dengan pada waktu yang benar (Siregar, 2006).
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi Faktor-faktor yang mempengaruhi
hormonal jenis KB suntikan ini di kepatuhan yaitu pengetahuan, sikap dan
Indonesia semakin banyak dipakai karena dukungan keluarga (Niven, 2003).
kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang Dukungan merupakan bantuan atau
praktis, harganya relatif murah dan aman dukungan yang diterima individu dari
(Anggraeni, 2011). Kontrasepsi suntik orang-orang tertentu dalam kehidupannya
memiliki resiko kesehatan yang sangat yang dapat membuat penerima merasa
kecil, tidak berpengaruh pada hubungan diperhatikan, dihargai dan dicintai.
suami-istri (Anggraeni, 2011). Keuntungan Sedangkan dukungan keluarga merupakan
atau manfaat kontrasepsi suntik salah satu jenis dari dukungan sosial,
diantaranya tidak memerlukan pemeriksaan interaksi timbal balik antara individu atau
dalam, klien tidak perlu menyimpan obat, anggota keluarga dapat menimbulkan
jangka panjang dan efek sampingnya sangat hubungan ketergantungan satu sama lain.
kecil (Handayani, 2010). Dukungan keluarga dapat berupa informasi
Berdasarkan hasil Survei Demografi atau nasehat verbal dan non verbal, bantuan
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada nyata, tindakan yang diberikan oleh
tahun 2012 menunjukkan, tingkat keakraban sosial atau adanya perasaan
prevelensi pemakaian alat kontrasepsi atau bahwa kehadiran orang lain mempunyai
Contraceptive Prevalance Rate (CPR) yang manfaat emosional atau mempunyai peran
menunjukkan tingkat kesertaan ber-KB di terhadap perilaku bagi pihak penerima
antara pasangan usia subur mencapai dukungan sosial (Setiadi, 2008).
61,9%. Sebanyak 57,9% menggunakan cara Data yang peneliti dapatkan di BPM
KB modern yang hanya meningkat 0,5% Ny.Supiyah bulan desember 2013, terdapat
dari 57,4% dalam lima tahun terakhir. Dari 91 akseptor kb suntik aktif. Dari 91
data tersebut dihasilkan bahwa penggunaan akseptor kb suntik aktif , didapatkan 48
kontrasepsi terbanyak adalah kontrasepsi akseptor tidak patuh dalam suntik ulang
suntik, yaitu sebanyak 22,14%. yang ditunjukkan dengan melakukan suntik
Sedangkan di Temanggung pada tahun ulang melebihi waktu yang sudah
2013 yang menggunakan kontrasepsi IUD ditentukan. Wawancara sederhana yang
sebesar 13,64% , menggunakan MOP peneliti lakukan kepada 10 akseptor kb
sebesar 0,25% , menggunakan MOW suntik yang tidak patuh dalam suntik ulang
sebesar 2,97% , menggunakan implant didapatkan hasil bahwa 6 akseptor kb tidak
sebesar 45,39% , menggunakan suntik mendapat dukungan penuh dari keluarga
sebesar 31,47% , menggunakan pil sebesar dalam melakukan suntik ulang. Dukungan
4,03% , dan yang menggunakan kondom dari keluarga misalnya mengingatkan
sebesar 2,24% (BKKBN, 2013). jadwal suntik ulang , mengantar akseptor
Masalah yang sering terjadi dalam untuk melakukan suntik ulang, dan
kontrasepsi suntik adalah terlambatnya dukungan dari keluarga untuk mengikuti
akseptor kb mendapatkan suntikan. Jika program keluarga berencana. Dampak dari
terlambat lebih dari 12 minggu sejak ketidak patuhan akseptor kb melakukan
suntikan terakhir dengan coitus tanpa suntik ulang akan meningkatkan kejadian
perlindungan maka kemungkinan besar kehamilan yang tidak direncanakan. Pada
terjadi kehamilan (Everett, 2008). Hal bulan desember 2012 ditemukan 3 kejadian
tersebut bisa dipengaruhi akseptor KB yang kehamilan yang tidak direncakan akibat
lupa jadwal suntik ulangnya dan bisa tidak patuhnya akseptor dalam melakukan
dipengaruhi kepatuhan akseptor dalam suntik ulang.
melakukan suntik ulang. Berdasarkan uraian diatas maka
Kepatuhan adalah tingkat ketepatan peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
perilaku seorang individu dengan nasehat dengan judul “Hubungan Dukungan Suami
medis atau kesehataan dan menggambarkan dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik
penggunaan obat sesuai dengan petunjuk Melakukan Suntik Ulang di BPM

100 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 98-105


Ny.Supiyah Desa Muntung Kecamatan ulang tepat waktu sesuai dengan
Candiroto Kabupaten Temanggung” jadwal yang sudah diberikan.

B. Rumusan Masalah METODE PENELITIAN


Berdasarkan latar belakang yang telah Penelitian ini menggunakan metode
diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan penelitian analitik korelasi dengan
masalah penelitian sebagai berikut: pendekatan cross sectional, dilakukan di
“Adakah Hubungan Dukungan Suami BPM Ny.Supiyah,Amd.Keb Desa Muntung
dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik Kecamatan Candiroto Kabupaten
Melakukan Suntik Ulang di BPM Temanggung. Populasi dalam penelitian ini
Ny.Supiyah Desa Muntung Kecamatan adalah seluruh akseptor KB suntik
Candiroto Kabupaten Temanggung?”. Progestin sebanyak 52 ibu, sedangkan
besar sampel sejumlah 33 responden.
C. Tujuan Penelitian Teknik sampling yang digunakan adalah
1. Tujuan umum Accidental sampling (pengambilan sampel
Mengetahui Hubungan antara Dukungan berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
Suami dengan Kepatuhan Akseptor KB secara kebetulan bertemu dengan peneliti
Suntik Melakukan Suntik Ulang di BPM dapat digunakan sebagai sampel, bila
Ny.Supiyah Desa Muntung Kecamatan dipandang orang tersebut cocok sebagai
Candiroto Kabupaten Temanggung. sumber data). Data yang dikumpulkan
2. Tujuan khusus adalah data primer dan sekunder. Data
a. Untuk mengetahui gambaran primer diperoleh dari pengumpulan data
dukungan suami dalam suntik ulang yang dilakukan oleh peneliti dengan
ulang di BPM Ny.Supiyah Desa membagikan kuesioner pada ibu akseptor
Muntung Kecamatan Candiroto KB sejumlah 33 Ibu. Sedangkan data
Kabupaten Temanggung. sekunder diperoleh dari data yang telah
b. Untuk mengetahui gambaran dikumpulkan oleh pihak lain dan data sudah
kepatuhan dalam suntik ulang ulang ada yaitu data jumlah ibu akseptor KB yaitu
di BPM Ny.Supiyah Desa Muntung sejumlah 52 Ibu. Penelitian ini
Kecamatan Candiroto Kabupaten menggunakan alat pengumpulan kuesioner.
Temanggung. Analisa yang digunakan adalah analisa
c. Untuk mengetahui hubungan antara univariat dengan distribusi frekuensi dan
dukungan suami dengan kepatuhan analisa bivariat dengan menggunakan uji
akseptor KB suntik untuk statistik Chi square.
melakukan suntik ulang di BPM
Ny.Supiyah Desa Muntung HASIL PENELITIAN
Kecamatan Candiroto Kabupaten A. Karakteristik Responden
Temanggung. 1. Umur
Berdasarkan taabel 1 dapat diketahui
D. Manfaat Penelitian bahwa dari 33 responden paling banyak
1. Bagi akseptor KB berumur 20-35 tahun yaitu sejumlah 18
Sebagai bahan informasi khususnya responden (54,5%) dan paling sedikit
pasangan usia subur yang merupakan berumur <20 tahun yaitu sejumlah 2
akseptor KB untuk meningkatkan responden (6,1%).
kepatuhan dalam melakukan suntik 2. Paritas
ulang. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui
2. Bagi tenaga kesehatan bahwa dari 33 responden paling banyak
ebagai bahan informasi bagi tenaga adalah ibu multipara yaitu sejumlah 25
kesehatan terutama bidan untuk responden (75,8%) dan paling sedikit
menambah wawasan tentang pelayanan ibu grandemultipara yaitu sejumlah 1
keluarga berencana dan meningkatkan responden (3,0%).
promosi kesehatan sehingga akseptor
kb bersedia untuk melakukan suntik

Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik Progestin Melakukan Suntik Ulang 101
Di BPM Ny. Supiyah, Amd.Keb Desa Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung
Sri Nilawati, Heni Hirawati P
3. Pendidikan disimpulkan bahwa ada hubungan yang
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui signifikan antara dukungan suami dengan
bahwa dari 33 responden paling banyak kepatuhan akseptor KB suntik melakukan
adalah ibu yang berpendidikan SD yaitu suntik ulang di BPM Ny.Supiyah Desa
sebanyak 13 responden (39,4%) dan Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten
paling sedikit adalah ibu yang Temanggung. Dari Odds Ratio for
berpendidikan Perguruan Tinggi yaitu Dukungan Suami ( Tidak Mendukung /
sejumlah 2 responden (6,1%). Mendukung ) didapatkan hasil value 7,5
4. Pekerjaan yang artinya akseptor KB yang mendapat
Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui dukungan suami 7,5 kali akan patuh dalam
bahwa dari 33 responden paling banyak melakukan suntik ulang dan akseptor KB
adalah ibu yang bekerja sebagai ibu yang tidak mendapat dukungan suami 7,5
rumah tangga yaitu 17 responden dan akan tidak patuh dalam melakukan suntik
paling sedikit adalah ibu yang bekerja ulang.
sebagai pegawai swasta yaitu sejumlah 1
responden (3,0%). Tabel 1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Umur Ibu Akseptor KB suntik di BPM
B. Analisis Univariat Ny.Supiyah Amd.keb di Desa Muntung
1. Dukungan Suami Kecamatan Candiroto Kabupaten
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui Temanggung tahun 2014.
bahwa dari 33 responden sebagian besar Persentase
Umur Frekuensi
mendapat dukungan suami yaitu (%)
sejumlah 21 orang (63,6%). Dan < 20 Tahun 2 6,1
sebagian kecil tidak mendapat dukungan 20-35 Tahun 18 54,5
dari suami yaitu sejumlah 12 responden > 35 Tahun 13 39,4
(36,4%). Jumlah 33 100,0
2. Kepatuhan
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui Tabel 2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
bahwa dari 33 responden sebagian besar paritas Ibu Akseptor KB suntik di BPM
ibu tidak patuh dalam melakukan suntik Ny.Supiyah Amd.keb di Desa Muntung
ulang yaitu sejumlah 18 responden Kecamatan Candiroto Kabupaten
(54,5%) dan sebagian kecil patuh dalam Temanggung tahun 2014.
melakukan suntik ulang yaitu sejumlah Persentase
15 responden (45,5%). Paritas Frekuensi
(%)
Primipara 7 21,2
C. Analisis Bivariat Multipara 25 75,8
Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui Grandemultipara 1 3,0
bahwa dari 21 responden yang tidak Jumlah 33 100,0
mendapat dukungan dari suami sebagian
besar tidak patuh dalam melakukan suntik Tabel 3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan
ulang yaitu sejumlah 15 responden (71,4%) pendidikan Ibu Akseptor BPM Ny.Supiyah
dan sebagian kecil patuh dalam melakukan Amd.keb di Desa Muntung Kecamatan
suntik ulang yaitu sejumlah 6 responden Candiroto Kabupaten Temanggung tahun
(28,6%). Sedangkan dari 12 responden 2014.
yang mendapat dukungan dari suami Persentase
sebagian besar patuh dalam melakukan Pendidikan Frekuensi
(%)
suntik ulang yaitu sejumlah 9 responden SD 13 39,4
(75%) dan sebagian kecil tidak patuh dalam SMP 12 30,3
melakukan suntik ulang yaitu sejumlah 3 SMA 6 18,2
responden (25%). Perguruan 2 6,1
Berdasarkan uji Chi Square didapat Tinggi
nilai ² hitung 4,899 dengan value 0,027. Jumlah 33 100,0
Oleh karena p-value = 0,027 < α (0,05),

102 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 98-105


Tabel 4. Distribusi Frekuensi PEMBAHASAN
Berdasarkan pekerjaan Ibu Akseptor BPM A. Analisis Univariat
Ny.Supiyah Amd.keb di Desa Muntung 1. Dukungan suami
Kecamatan Candiroto Kabupaten Suami yang tidak mendukung istrinya
Temanggung tahun 2014. untuk melakukan suntik ulang sesuai jadwal
Persentase akan mengurangi perannya dalam
Pekerjaan Frekuensi
(%) kesehatan reproduksi. Kurangnya peran
IRT 17 51,5 suami sebagai salah satu pihak yang
Petani 10 30,3 berkepentingan dengan kesehatan
Buruh 3 9,1 reproduksi, justru membuat mereka kurang
Swasta 1 3,0 informasi, yang pada gilirannya merintangi
Guru 2 6,1 pemenuhan hak reproduksinya. Menurut
Jumlah 33 100,0 Kurniawan (2008), Peran adalah harapan
atau standar perilaku yang telah diterima
Tabel 5. Distribusi Frekuensi oleh keluarga, komunitas dan kultur.
berdasarkan Dukungan Suami pada Ibu Perilaku didasarkan pada pola yang
Akseptor BPM Ny.Supiyah Amd.keb di ditetapkan melalui sosialisasi dimulai tepat
Desa Muntung Kecamatan Candiroto setelah lahir. Sedangkan suami adalah
Kabupaten Temanggung tahun 2014. pemimpin dan pelindung bagi istrinya,
Dukungan Persentase maka kewajiban suami terhadap istrinya
Frekuensi ialah mendidik, mengarahkan serta
Suami (%)
Tidak 21 63,6 mengertikan istri kepada kebenaran,
Mendukung kemudian membarinya nafkah lahir batin,
Mendukung 12 36,4 mempergauli serta menyantuni dengan baik
Jumlah 33 100,0 (Harymawan, 2007). Jadi peran suami
adalah informasi verbal dan non verbal,
Tabel 6. Distribusi Frekuensi saran, bantuan yang nyata yang diberikan
berdasarkan Dukungan Suami pada Ibu oleh orang-orang yang akrab dengan
Akseptor BPM Ny.Supiyah Amd.keb di subyek atau berupa kehadiran dan hal-hal
Desa Muntung Kecamatan Candiroto yang dapat memberikan keuntungan
Kabupaten Temanggung tahun 2014. emosional atau berpengaruh pada tingkah
Persentase laku penerimanya (Wijayakusuma, 2008).
Kepatuhan Frekuensi Menurut BKKBN (2006), peran dan
(%)
Tidak Patuh 18 54,5 tanggung jawab pria dalam kesehatan
Patuh 15 45,5 reproduksi berpengaruh terhadap
pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan
Jumlah 33 100,0
hidup ibu dan anak, serta berperilaku
seksual yang sehat dan aman bagi dirinya,
Tabel 7 Hubungan Dukungan
istri, dan keluarganya. Peranan atau
Suami dengan Kepatuhan Akseptor KB
pengaruh yang dapat ditimbulkan oleh
Suntik Melakukan Suntik Ulang di BPM
orang lain yang berarti seperti anggota
Ny.Supiyah Desa Muntung Kecamatan
keluarga , teman , saudara, dan rekan kerja
Candiroto Kabupaten Temanggung 2014
adalah bagian dari dukungan sosial.
Kepatuhan
Johnson dan Johnson berpendapat bahwa
Suntik Ulang
Dukungan Total P- dukungan sosial adalah pemberian bantuan
Tidak ² seperti materi, emosi, dan informasi yang
Suami Patuh value
Patuh
berpengaruh terhadap kesejahteraan
f % f % f % manusia. Dukungan sosial juga
Tidak 15 71,4 6 28,6 21 100 4,899 0,027 dimaksudkan sebagai keberadaaan
Mendukung kesediaaan orang yang berarti, yang
Mendukung 3 25,0 9 75,0 12 100 bersedia untuk membantu, mendorong,
Jumlah 18 54,5 15 45,5 33 100 menerima dan menjaga individu (Suhita,
2005). Peran suami juga sangat

Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik Progestin Melakukan Suntik Ulang 103
Di BPM Ny. Supiyah, Amd.Keb Desa Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung
Sri Nilawati, Heni Hirawati P
berpengaruh bagi istri. Peran seperti ikut Menurut Sugiarti Dkk (2012), jumlah
pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan anak mulai diperhatikan setiap keluarga
saat istri akan memakai alat kontrasepsi, karena berkaitan dengan tingkat
mengingatkan istri jadwal minum obat atau kesejahteraan , semakin banyak anak
jadwal untuk kontrol, mengingatkan istri semakin banyak pula tanggungan kepala
hal yang tidak boleh dilakukan saat keluarga dalam mencukupi kebutuhan
memakai alat kontrasepsi dan sebagainya materil selain itu juga untuk menjaga
akan sangat berperan bagi istri saat akan kesehatan sistem reproduki karena semakin
atau telah memakai alat kontrasepsi. sering melahirkan semakin rentan terhadap
Besarnya peran suami akan sangat kesehatan ibu. Sejalan dengan pendapat
membantunya dan suami akan semakin Maesaroh (2011), semakin sering wanita
menyadari bahwa masalah kesehatan tersebut melahirkan kemungkinan resiko
reproduksi bukan hanya urusan wanita terkena ISK juga semakin besar.
(istri) saja. B. Analisis Bivariat
2. Kepatuhan Responden yang tidak mendapat
Tidak patuhnya pasien dalam dukungan dari suami tetapi patuh dalam
melakukan suntik ulang juga dipengaruhi melakukan suntik ulang. Hal ini
oleh tingkat pendidikan. Responden yang dikarenakan ibu takut jika terjadi kehamilan
memiliki tingkat pendidikan yang rendah yang tidak diinginkan. Meskipun
tidak mudah memahami informasi yang keefektifan dari KB suntik tinggi, tetapi
diberikan dari bidan. Sehingga masih tidak menutup kemungkinan terjadi
banyak yang melakukan suntik ulang tidak kehamilan jika suntik yang dilakukan tidak
sesuai jadwal. Sejalan dengan pendapat sesuai dengan jadwal yang sudah
Notoatmojo (2007), pendidikan ditentukan. Seperti yang diungkapkan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi Gunawan (2013) bahwa kegagalan bisa
pendidikan seseorang makin mudah orang terjadi karena sang wanita lupa melakukan
tersebut untuk menerima suatu informasi. jadwal suntik KB setiap bulannya.
Sebaliknya jika rendah pendidikan Kegagalan biasanya akibat kegagalan kerja
seseorang maka makin sulit orang tersebut alat dan kesalahan jadwalnya. Jadi
menerima suatu informasi. kegagalan KB suntik bukan pelayanan.
BKKBN (2005), juga menyatakan Responden yang mendapat dukungan
bahwa pendidikan merupakan salah satu suami tetapi tidak patuh dalam melakukan
faktor yang sangat menentukan suntik ulang. Hal ini dikarenakan
pengetahuan dan persepsi seseorang pengetahuan tentang kontrasepsi suntik
terhadap pentingnya suatu hal, termasuk yang kurang. Ibu beranggapan bahwa KB
pentingnya keikutsertaan dalam KB. Ini suntik bisa dilakukan sewaktu-waktu jika
disebabkan seseorang yang berpendidikan dibutuhkan. Sejalan dengan pendapat
tinggi akan lebih luas pandangannya dan Irmayari (2007), bahwa setiap individu
lebih mudah menerima ide dan tata cara memiliki tingkat pengetahuan yang
kehidupan baru. berbeda, tingkat pengetahuan ini
Selain dipengaruhi pendidikan, dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
akseptor KB suntik yang tidak patuh adalah keterpaparan informasi dan pengalaman.
ibu multipara. Padahal pada ibu multipara Salah satu faktor yang berpengaruh
seharusnya mengurangi jumlah anak terhadap tingkat pengetahuan yaitu
dengan cara ibu patuh dalam melakukan pendidikan formal yang pernah
suntik ulang sesuai jadwal yang sudah ditempuh. Sesuai dengan dengan pendapat
ditentukan oleh tenaga kesehatan. Padahal dari Irmayati (2007) yang mengatakan
menurut BKKBN (2004), suntik ulang yang bahwa pendidikan adalah sebuah proses
sesuai waktu diharapkan dapat mencegah perubahan sikap dan perilaku seseorang
kehamilan yang tidak diinginkan dan atau kelompok serta usaha mendewasakan
mengurangi insidens kehamilan beresiko manusia melalui upaya pengajaran dan
tinggi, kesakitan dan kematian. pelatihan, sehingga semakin tinggi

104 Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 2, November 2014; 98-105


tingkat pendidikan seseorang maka semakin (Komunikasi, Informasi dan
banyak pengetahuan yang diperoleh. Edukasi) lebih spesifik yaitu
memberi ibu informasi tentang efek
C. Keterbatasan Penelitian samping jika tidak suntik ulang
1. Peneliti menggunakan kuesioner tidak tepat pada jadwal yang sudah
tidak spesifik tentang dukungan ditentukan bisa terjadi kehamilan
suami yang mengarah pada yang tidak direncanakan.
kepatuhan akseptor kb dalam 3. Bagi Akseptor KB
melakukan suntik ulang. 1. Diharapkan akseptor KB patuh
2. Penelitian melibatkan subyek dalam melakukan suntik ulang
penelitian dalam jumlah terbatas, sesuai dengan jadwal yang
yakni sebanyak 33 orang, sehingga sudah ditentukan oleh tenaga
hasilnya belum dapat kesehatan.
digeneralisasikan pada kelompok 2. Diharapkan suami lebih
subyek dengan jumlah yang besar. mendukung dan ikut berperan
dalam kesehatan reproduksi
PENUTUP untuk mengurangi jumlah
A. Kesimpulan ledakan penduduk di Indonesia.
1. Gambaran Dukungan Suami dalam
melakukan suntik ulang dalam DAFTAR PUSTAKA
kategori mendukung yaitu Anggraini dan Martini. 2012. Pelayanan
sebanyak 12 responden (36,4%) Keluarga Berencana. Yogyakarta :
dan dalam kategori tidak Rohima press.
mendukung sebanyak 21 responden Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian
(63,6%). suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
2. Gambaran kepatuhan dalam Rineka Cipta.
melakukan suntik ulang sebagian BKKBN.2012. Narasi arah kebijakan dan
besar tidak patuh dalam melakukan strategi 2013. Jakarta
suntik ulang yaitu sejumlah 18 Handayani, S. 2010. Keluarga Berencana
responden (54,5%) dan sebagian dan Kontrasepsi. Yogyakarta :
kecil patuh dalam melakukan Pustaka Rihana.
suntik ulang yaitu sejumlah 15 Notoatmodjo S. 2010. Metodologi
responden (45,5%). Penelitian Kesehatan. Jakarta:
3. Ada hubungan yang signifikan Rineka Cipta.
antara dukungan suami dengan Notoatmodjo. (2007). Promosi kesehatan
kepatuhan akseptor KB suntik dan ilmu perilaku. Jakarta : PT
melakukan suntik ulang dengan Rieneka Cipta
nilai p-value = 0,027 < α (0,05) Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
B. Saran Keperawatan. Jakarta : Salemba
1. Bagi peneliti selanjutnya Medika.
Bagi peneliti lain yang melakukan Prasetyawati,Arsita eka (2011). Ilmu
penelitian serupa pada saat Kesehatan Masyarakat untuk
penelitian diharapkan juga kebidanan holistik. Yogyakarta.
mempertimbangkan faktor lain, Nuha Medika.
seperti dukungan keluarga, sosial Setiadi.(2008). Konsep dan proses
budaya, ekonomi dan petugas keperawatan keluarga. edisi pertama.
kesehatan. Yogyakarta : Graha ilmu.
2. Bagi tenaga kesehatan Sugiyono.2008. Statistika untuk penelitian.
Hendaknya bidan mampu Bandung : Alfabeta
meningkatkan cakupan kunjungan Wikipedia.2010.id.wikipedia.org/wiki/sensu
suntik ulang sesuai jadwal, dengan s_penduduk_Indonesia_2010.Diakse
cara memberikan KIE s tanggal 5 januari 2014

Hubungan Dukungan Suami Dengan Kepatuhan Akseptor KB Suntik Progestin Melakukan Suntik Ulang 105
Di BPM Ny. Supiyah, Amd.Keb Desa Muntung Kecamatan Candiroto Kabupaten Temanggung
Sri Nilawati, Heni Hirawati P

Anda mungkin juga menyukai