Anda di halaman 1dari 10

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI DALAM

PROGRAM KELUARGA BERENCANA


FACTORS AFFECTING HUSBAND PARTICIPATION IN FAMILY PLANNING
PROGRAM

Rekha Fitria1; Darmawati2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Maternitas Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
e-mail: rekhafitria20@gmail.com; darmawati_dar@yahoo.co.id

ABSTRAK
Peran suami sangat dibutuhkan dalam program keluarga berencana, seperti memberikan dukungan kepada
pasangan mulai dari memilih alat kontrasepsi, dan memotivasi pasangan untuk mengikuti program
keluarga berencana. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan faktor umur, tingkat
pendidikan, ekonomi, pengetahuan, akses pelayanan KB, dan perilaku petugas kesehatan dengan
partisipasi suami dalam program keluarga berencana. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif yang
menggunakan metode deskriptif korelatif dengan desain cross sectional study. Populasi pada penelitian
ini adalah pasangan usia subur di Aceh Besar. Teknik pengambilan sampel adalah multistage random
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 108 responden. Teknik pengumpulan data adalah kuisioner
dalam bentuk skala Guttman dan Likert yang terdiri dari 36 pertanyaan. Metode analisis data
menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan faktor pengetahuan
dengan partisipasi suami dalam program KB (p-value=0,035) dan faktor perilaku petugas kesehatan
dengan partisipasi suami dalam program KB (p-value=0,009). Sedangkan faktor umur tidak ada
hubungan dengan partisipasi suami dalam program KB (p-value=1,000), faktor tingkat pendidikan tidak
ada hubungan dengan partisipasi suami dalam program KB (p-value=0,333), faktor ekonomi tidak ada
hubungan dengan partisipasi suami dalam program KB (p-value=0,585), dan faktor akses pelayanan KB
tidak ada hubungan dengan partisipasi suami dalam program KB (p-value=0,401). Direkomendasikan
pada Puskesmas Aceh Besar untuk meningkatkan pelayanan dan sosialisasi tentang keluarga berencana
terutama pada suami.
Kata Kunci : Partisipasi Suami, Program Keluarga Berencana

ABSTRACT
The role of husbands is needed in family planning programs, such as providing support to couples
ranging from choosing contraceptives and motivating couples to participate in family planning. The
purpose of this study was to know the correlation among age factor, education level, economy,
knowledge, access of family planning service, and behavior of health officer with husband participation
in Aceh Besar family planning program. This type of study is quantitative study by using descriptive
correlative method with cross-sectional design. The population in this study were fertile couples (PUS)
in Aceh Besar. The sampling technique was multistage random sampling with a total sample of 108
respondents. The data collection technique was a questionnaire in the form of Guttman and Likert scale
consisting of 36 questions. Methods of data analysis used was Chi Square test. The results showed the
correlation between knowledge with her husband's participation in the program (p-value = 0.035) and
behavioral factors with a health worker husband's participation in the program (p-value = 0.009).
Meanwhile, there was no correlation between the age factor and the husband's participation in the
program (p-value = 1.000), no correlation between education and the husband's participation in the
program (p-value = 0.333), no correlation between economics and the husband's participation in the
family planning program (p-value = 0.585), and no correlation between the access of family planning
service and the husband's participation (p- value = 0.401). it is recommended that community health
centers (Puskesmas) in Aceh Besar improve services and socialization about family planning especially
on husband.
Keywords : Family Planning Program, Husband's Participation

1
PENDAHULUAN pengetahuan pria tentang KB dan
Keluarga Berencana (KB) penggunaan kontrasepsi pria. Menurut
menurut UU No. 10 Tahun 1992 Reeder (2011), pencegahan kehamilan
merupakan upaya meningkatkan idealnya melibatkan partisipasi
kepedulian dan peran serta masyarakat pasangan pria dan wanita. Partisipasi ini
melalui pendewasaan usia perkawinan memberi kesempatan pada pria untuk
(PUP), pengaturan kelahiran, berbagi tanggung jawab dalam
pembinahan ketahanan keluarga, mengontrol fertilitas. Secara Nasional,
peningkatan kesejahteraan keluarga persentase peserta KB baru pada tahun
kecil bahagia dan sejahtera (Sukarni & 2014 sebesar 16,51%, yang mana
Wahyu, 2013). Berdasarkan data World persentase di Provinsi Aceh sebesar
Health Statistics tahun 2005-2015, bila 18,58% (Kementerian Kesehatan RI,
dibandingkan dengan negara ASEAN 2015).
lainnya, penggunaan KB di Indonesia Dalam hal ini dinyatakan bahwa
sudah melebihi rata-rata yaitu 61% dari partisipasi pria dalam program KB
rata-rata negara ASEAN 58, 1%. dapat terjadi secara langsung atau tidak
Namun angkanya masih lebih rendah langsung. Penggunaan metode
dibandingkan dengan Vietnam (78%), kontrasepsi pria merupakan satu bentuk
Kamboja (79%), dan Thailand (80%). partisipasi pria secara langsung,
Padahal berdasarkan data Family sedangkan keterlibatan pria secara tidak
Planning Worldwide, jumlah Wanita langsung misalnya pria memiliki sikap
Usia Subur (WUS) di Indonesia yang lebih positif dan mendukung KB
merupakan yang tertinggi di antara berdasarkan sikap dan persepsi, serta
negara ASEAN lainnya. Dengan kata pengetahuan yang dimilikinya. Dilihat
lain masih harus ditingkatkan angka dari jenis kelamin, metode kontrasepsi
Contraceptive Prevalence Rate (CPR) perempuan yang digunakan jauh lebih
di Indonesia (Kementerian Kesehatan besar dibanding dengan metode
RI, 2013). kontrasepsi laki-laki. Metode
Program KB juga merupakan perempuan sebesar 93,66%, sementara
salah satu strategi untuk mengurangi metode laki-laki hanya sebesar 6,34%.
kematian ibu, khususnya dengan Ini menunjukkan bahwa partisipasi laki-
kondisi 4T: terlalu muda melahirkan (di laki dalam menggunakan alat
bawah usia 20 tahun), terlalu sering kontrasepsi masih sangat kecil
melahirkan, terlalu dekat jarak (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
melahirkan, dan terlalu tua melahirkan Di Indonesia, program keluarga
(di atas usia 35 tahun). Dalam usaha berencana lebih mengarah kepada
untuk meningkatkan pemeriksaan wanita sebagai sasaran, seperti penyedia
gerakan keluarga berencana nasional, alat kontrasepsi sebagian besar untuk
peranan pria sebenarnya sangat penting wanita. Dimana hal tersebut dapat
dan menentukan. Sebagai kepala dilihat dalam peserta KB pria hanya
keluarga, pria merupakan tulang mencapai sekitar 1,27% (MOP = 0,27%
punggung keluarga dan selalu terlibat dan Kondom = 1%) dan target secara
untuk mengambil keputusan tentang nasional pada tahun 2019 harus
kesejahteraan keluarga, termasuk untuk mencapai 2,28 anak per wanita usia
menentukan jumlah anak yang subur (Hartanto, 2016). Pada
diinginkan. Partisipasi pria masyarakat Afrika, peran pria sangat
didefinisikan sebagai partisipasi dalam penting dalam keluarga. Populasi di
proses pengambilan keputusan KB, Nigeria terus naik dengan persentase

2
182 juta jiwa, dan di perkirakan akan dengan teknik multistage random
mencapai 397 juta jiwa pada tahun sampling. Teknik pengumpulan data
2050. Kondom pria sangat banyak adalah kuisioner dalam bentuk skala
digunakan, sedangkan metode Guttman dan Likert yang terdiri dari 36
permanen paling sedikit digunakan pertanyaan. Data diolah dengan
(Akaba, Ketare & Tile, 2016). langkah-langkah: editing, coding,
Berdasarkan dari data awal yang transferring, dan tabulating
peneliti dapatkan dari Puskesmas (Notoatmodjo, 2012)
Kecamatan Ingin Jaya, Darul Imarah, Penelitian dilakukan setelah
dan Peukan Bada Aceh Besar mendapatkan surat lulus uji etik dari
didapatkan pasangan usia subur (PUS) Komite Etik Fakultas Keperawatan
berjumlah 14.919 pasangan, akseptor Universitas Syiah Kuala yang bertujuan
KB aktif berjumlah 8.624 jiwa (57,8%). untuk melindungi dan menjamin
Dimana yang memakai alat kontrasepsi kerahasiaan responden. Peneliti dalam
kondom 716 orang (8,3%) dan MOP penelitian ini menekankan beberapa
sebanyak 8 orang dari jumlah peserta etika yaitu: respect for human dignity,
KB aktif. Dari hasil wawancara yang respect for privacy and confidentiality,
dilakukan dengan 15 orang dari 3 respect for justice an inclusiveness, dan
kecamatan, 5 orang berpendapat bahwa balancing harms and benefits
program keluarga berencana merupakan (Notoatmodjo, 2012)
urusan istri, 3 responden telah Analisa data terdiri dari analisa
mengetahui tentang program keluarga univariat dan bivariat. Analisa univariat
berencana dan mendukung istri digunakan untuk melihat distribusi
menggunakan kontrasepsi, dan 7 orang frekuensi dari setiap variabel dan
takut istrinya menggunakan kontrasepsi analisa bivariat dilakukan untuk melihat
karena beranggapan banyak efek hubungan antar variabel. Penelitian ini
samping dalam penggunaan menggunakan uji Chi-Square dengan
kontrasepsi. Berdasarkan uraian yang derajat kemaknaan 5% (0,05)
telah dikemukakan di atas, maka (Notoatmojo, 2012).
peneliti tertarik untuk mengetahui
hubungan faktor-faktor yang HASIL
mempengaruhi partisipasi suami dalam Berdasarkan hasil penelitian
program keluarga berencana di Aceh yang telah dilakukan terhadap 108
Besar. responden, didapakan hasil sebagai
berikut:
METODE Tabel 1. Data demografi responden
Metode penelitian yang No Data Demografi f %
digunakan adalah deskriptif korelatif 1. Jumlah anak:
dengan desain penelitian cross 1 anak 7 6,5
sectional study. Penelitian ini telah 2 anak 35 32,4
dilakukan dari 28 April sampai dengan 3 anak 32 29,6
4 anak 20 18,5
17 Mei 2017 di Kecamatan Ingin Jaya
5 anak 14 13
(Desa Mns. Krueng, Lambaro, Siron),
2. Lama Menikah:
Darul Imarah (Desa Garot, Gue Gajah, ≤ 5 tahun 6 5,6
Lambheu), dan Peukan Bada (Desa 6-9 tahun 15 13,9
Lam Lumpu, Lambaro Neujid, Lam 10-19 tahun 51 47,2
Geu Eu) Aceh Besar. Sampel dalam ≥ 20 tahun 36 33,3
penelitian ini adalah 108 responden

3
Tabel 2. Hubungan faktor umur terhadap partisipasi suami dalam program keluarga
berencana
Faktor Partisipasi Suami
Umur Tinggi Rendah Total α P-
value
f % f % f %
Dewasa Muda 25 49 26 51 51 100
Dewasa 28 49,1 34 50,9 57 100 0,05 1,000
Menengah
Total 53 49,1 55 50,9 108 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan responden (50,9%) juga memiliki
bahwa pada distribusi hubungan faktor partisipasi rendah. Dari hasil uji
umur terhadap partisipasi suami dalam statistik Chi Square (2x2) dengan meng
program keluarga berencana di Aceh gunakan nilai Continuity Correction
Besar didapatkan dari 51 responden diperoleh p-value=1,000 (α=0,05),
pada kategori Dewasa Muda terdapat artinya p-value > 0,05 maka Ho
sebanyak 26 responden (51%) memiliki diterima, dengan demikian tidak ada
partisipasi rendah dan dari 57 hubungan faktor umur dengan
responden pada kategori Dewasa partisipasi suami dalam program
Menengah terdapat sebanyak 29 keluarga berencana di Aceh Besar.

Tabel 3. Hubungan faktor tingkat pendidikan terhadap partisipasi suami dalam program
keluarga berencana
Faktor Tingkat Partisipasi Suami
Pendidikan Tinggi Rendah Total α P-
value
f % f % f %
Tinggi 13 61,9 8 38,1 21 100
Menengah 28 43,8 36 56,3 64 100 0,05 0,333
Dasar 12 52,2 11 47,8 23 100
Total 53 49,1 55 50,9 108 100
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa responden (61,9%) juga memiliki
distribusi hubungan faktor tingkat partisipasi tinggi. Dari hasil uji statistik
pendidikan terhadap partisipasi suami Chi-Square (2x3) dengan menggunakan
dalam program keluarga berencana di nilai Pearson Chi-Square diperoleh p-
Aceh Besar didapatkan dari 64 value=0,333 (α=0,05), artinya p-value >
responden dengan tingkat pendidikan 0,05 maka Ho diterima, dengan
menengah terdapat sebanyak 36 demikian tidak ada hubungan faktor
responden (56,3%) memiliki partisipasi tingkat pendidikan dengan partisipasi
rendah. Sedangkan dari 23 responden suami dalam program keluarga
dengan tingkat pendidikan dasar berencana di Aceh Besar.
terdapat sebanyak 12 responden
(52,2%) memiliki partisipasi tinggi dan
dari 21 responden dengan tingkat
pendidikan tinggi terdapat sebanyak 13

4
Tabel 4. Hubungan faktor ekonomi terhadap partisipasi suami dalam program keluarga
berencana
Faktor Partisipasi Suami
Ekonomi Tinggi Rendah Total α P-
value
f % f % f %
Tinggi 18 54,5 15 45,5 33 100
Rendah 35 46,7 40 53,3 75 100 0,05 0,585
Total 53 49,1 55 50,9 108 100
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa terdapat sebanyak 18 responden
distribusi hubungan faktor ekonomi (54,5%) memiliki partisipasi tinggi.
terhadap partisipasi suami dalam Dari hasil uji statistik Chi-Square (2x2)
program keluarga berencana di Aceh dengan menggunakan nilai Continuity
Besar tertinggi didapatkan dari 75 Correction diperoleh p-value=0,585
responden dengan ekonomi rendah (< (α=0,05), artinya p-value > 0,05 maka
2,5 juta) terdapat sebanyak 40 Ho diterima, dengan demikian tidak ada
responden (53,3%) memiliki partisipasi hubungan faktor ekonomi dengan
rendah. Sedangkan dari 33 responden partisipasi suami dalam program
dengan ekonomi tinggi (≥ 2,5 juta) keluarga berencana di Aceh Besar.

Tabel 5. Hubungan faktor pengetahuan terhadap partisipasi suami dalam program keluarga
berencana
Faktor Partisipasi Suami
Pengetahuan Tinggi Rendah Total α P-
value
f % f % f %
Baik 16 69,6 7 30,4 23 100
Cukup 16 53,3 14 46,7 30 100 0,05 0,035
Kurang 21 38,2 34 61,8 55 100
Total 53 49,1 55 50,9 108 100
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dengan pengetahuan baik terdapat
distribusi hubungan faktor pengetahuan sebanyak 16 responden (69,6%) juga
terhadap partisipasi suami dalam memiliki partisipasi tinggi. Dari hasil
program keluarga berencana di Aceh uji statistik Chi-Square (2x3) dengan
Besar tertinggi didapatkan dari 55 menggunakan nilai Pearson Chi-Square
responden dengan pengetahuan kurang diperoleh p-value=0,035 (α=0,05),
terdapat sebanyak 34 responden artinya p-value ≤ 0,05 maka Ho ditolak,
(61,8%) memiliki partisipasi rendah. dengan demikian ada hubungan faktor
Sedangkan dari 30 responden dengan pengetahuan dengan partisipasi suami
pengetahuan cukup terdapat sebanyak dalam program keluarga berencana di
16 responden (53,3%) memiliki Aceh Besar.
partisipasi tinggi dan dari 23 responden

5
Tabel 6. Hubungan faktor akses pelayanan KB terhadap partisipasi suami dalam program
keluarga berencana
Faktor Partisipasi Suami
Akses Pelayanan Tinggi Rendah Total α P-
KB value
f % f % f %
Tinggi 44 51,8 41 48,2 85 100
Rendah 9 39,1 14 60,9 23 100 0,05 0,401
Total 53 49,1 55 50,9 108 100
Berdasarkan tabel 6 diketahui bahwa (60,9%) memiliki partisipasi rendah.
distribusi hubungan faktor akses Dari hasil uji statistik Chi-Square (2x2)
pelayanan KB terhadap partisipasi dengan menggunakan nilai Continuity
suami dalam program keluarga Correction diperoleh p-value=0,401
berencana di Aceh Besar tertinggi (α=0,05), artinya artinya p-value > 0,05
didapatkan dari 85 responden dengan maka Ho diterima, dengan demikian
akses pelayanan KB tinggi terdapat tidak ada hubungan faktor akses
sebanyak 44 responden (51,8%) pelayanan KB dengan partisipasi suami
memiliki partisipasi tinggi. Sedangkan dalam program keluarga berencana di
dari 23 responden akses pelayanan KB Aceh Besar.
rendah terdapat sebanyak 14 responden

Tabel 7. Hubungan faktor perilaku petugas kesehatan terhadap partisipasi suami dalam
program keluarga berencana
Faktor Partisipasi Suami
Perilaku Petugas Tinggi Rendah Total α P-
Kesehatan value
f % f % f %
Baik 24 68,6 11 31,4 35 100
Kurang Baik 29 39,7 44 63,3 73 100 0,05 0,009
Total 53 49,1 55 50,9 108 100
Berdasarkan tabel diatas diketahui terdapat sebanyak 24 responden
bahwa distribusi hubungan faktor (68,6%) memiliki partisipasi tinggi.
perilaku petugas kesehatan terhadap Dari hasil uji statistik Chi-Square (2x2)
partisipasi suami dalam program dengan menggunakan nilai Continuity
keluarga berencana di Aceh Besar Correction diperoleh p-value=0,009
tertinggi didapatkan dari 73 responden (α=0,05), artinya p-value ≤ 0,05 maka
dengan perilaku petugas kesehatan Ho ditolak, dengan demikian ada
kurang baik terdapat sebanyak 44 hubungan faktor perilaku petugas
responden (60,3%) memiliki partisipasi kesehatan dengan partisipasi suami
rendah. Sedangkan dari 35 responden dalam program keluarga berencana di
dengan perilaku petugas kesehatan baik Aceh Besar.

PEMBAHASAN
Hubungan faktor umur dengan program keluarga berencana di Aceh
partisipasi suami dalam program Besar dengan nilai p-value=1,000.
keluarga berencana Hasil penelitian ini sejalan
Berdasarkan hasil penelitian dengan penelitian Ernawati (2016),
menunjukkan tidak ada hubungan faktor dengan judul “Faktor yang
umur dengan partisipasi suami dalam mempengaruhi keluarga berencana
6
(KB) pria dengan partisipasi pria dalam antara pendidikan dengan partisipasi
keluarga berencana di Wilayah Kerja pria dalam KB.
Puskesmas Sedayu II” yang dilakukan Dari hasil penelitian ini peneliti
pada 63 responden menunjukkan bahwa berpendapat bahwa tidak ada hubungan
tidak ada hubungan yang signifikan faktor tingkat pendidikan dengan
antara umur dengan partisipasi pria partisipasi suami dalam program
dalam KB. keluarga berencana di Aceh Besar
Dari hasil penelitian ini peneliti karena kurangnya informasi tentang
berpendapat bahwa tidak ada hubungan keluarga berencana terutama pada pria,
faktor umur dengan partisipasi suami hal ini dapat disebabkan karena di
dalam program keluarga berencana di pendidikan formal selain pendidikan
Aceh Besar karena umur tidak bisa formal dalam bidang kesehatan kurang
dijadikan acuan untuk partisipasi suami adanya materi khusus yang diajarkan
dalam keluarga berencana, hal ini tentang program keluarga berencana.
terjadi karena pada umur 18-40 tahun Banyak suami yang mendapatkan
(Dewasa Muda) memiliki tugas informasi tentang program keluarga
perkembangan masih seringnya terjadi berencana hanya dari istri dan media
aktivitas seksual untuk memiliki massa. Hal ini juga disebabkan karena
keturunan, dengan demikian kurang adanya dilakukan penyuluhan
menyebabkan penggunaan kontrasepsi program keluarga berencana di Desa
dan partisipasi dalam program KB terutama pada suami untuk menambah
belum diperlukan. Sedangkan pada informasi tentang program keluarga
umur 41-65 tahun (Dewasa Menengah) berencana, sehingga dapat
pria dan wanita mengalami penurunan meningkatkan partisipasi suami dalam
hormon dan klimakterium terjadi secara program keluarga berencana.
bertahap pada pria, sehingga adanya Hubungan faktor ekonomi dengan
persepsi pada responden untuk tidak partisipasi suami dalam program
perlu lagi menggunakan alat kontrasepsi keluarga berencana
dan berpartisipasi dalam program KB. Berdasarkan hasil penelitian
Hubungan faktor tingkat pendidikan menunjukkan tidak ada hubungan faktor
dengan partisipasi suami dalam ekonomi dengan partisipasi suami
program keluarga berencana dalam program keluarga berencana di
Berdasarkan hasil penelitian Aceh Besar dengan nilai p-value=0,585.
menunjukkan tidak ada hubungan faktor Hasil penelitian ini sejalan
tingkat pendidikan dengan partisipasi dengan penelitian Ernawati (2016),
suami dalam program keluarga dengan judul “Faktor yang
berencana di Aceh Besar dengan nilai mempengaruhi keluarga berencana
p-value=0,333. (KB) pria dengan partisipasi pria dalam
Hasil penelitian ini juga sejalan keluarga berencana di Wilayah Kerja
dengan penelitian Ernawati (2016), Puskesmas Sedayu II” yang dilakukan
dengan judul “Faktor yang pada 63 responden menunjukkan bahwa
mempengaruhi keluarga berencana tidak ada hubungan yang signifikan
(KB) pria dengan partisipasi pria dalam antara pendapatan dengan partisipasi
keluarga berencana di Wilayah Kerja pria dalam KB.
Puskesmas Sedayu II” yang dilakukan Dari hasil penelitian ini peneliti
pada 63 responden menunjukkan bahwa berpendapat bahwa tidak ada hubungan
tidak ada hubungan yang signifikan faktor ekonomi dengan partisipasi
suami dalam program keluarga

7
berencana di Aceh Besar, hal ini terjadi tentang program keluarga berencana.
karena sudah tersedianya alat Responden berpendapat bahwa program
kontrasepsi pada pria maupun wanita di keluarga berencana diketahui hanya
Puskesmas masing-masing Kecamatan ditujukan untuk istri dan masih kurang
dengan tidak dikenakan biaya. informasi tentang adanya program KB
Seharusnya hal ini dapat meningkatkan yang ditujukan untuk suami sehingga
partisipasi responden dalam program didapatkan hasil partisipasi suami
KB, ternyata hasil penelitian dalam program keluarga berencana
menunjukkan partisipasi responden dalam penelitian ini pada kategori
dalam program KB masih rendah. Hal rendah. Hal ini dapat dilihat dari 92
tersebut dapat terjadi karena kurangnya responden (85,2%) masih belum
motivasi responden untuk berpartisipasi mengetahui metode vasektomi
dalam program KB, dengan demikian merupakan kontrasepsi pria dan 78
faktor ekonomi tidak dapat menjadi responden (72,2%) belum mengetahui
penentu seseorang berpartisipasi dalam metode koitus interuptus/senggama
program KB. terputus merupakan metode kontrasepsi
Hubungan faktor pengetahuan pria. Sedangkan 88 responden (81,5%)
dengan partisipasi suami dalam sudah mengetahui kondom merupakan
program keluarga berencana alat kontrasepsi pria.
Berdasarkan hasil penelitian Hubungan faktor akses pelayanan
menunjukkan ada hubungan faktor KB dengan partisipasi suami dalam
pengetahuan dengan partisipasi suami program keluarga berencana
dalam program keluarga berencana di Berdasarkan hasil penelitian
Aceh Besar dengan nilai p-value=0,035. menunjukkan tidak ada hubungan faktor
Hasil penelitian ini sejalan akses pelayanan KB dengan partisipasi
dengan penelitian Nyurmasari, Sakka suami dalam program keluarga
dan Ismail (2016), dengan judul “Faktor berencana di Aceh Besar dengan nilai
yang berhubungan dengan partisipasi p-value=0,401.
program keluarga berencana (KB) pada Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
pasangan usia subur (PUS) di penelitian Nyurmasari, Sakka dan
Kelurahan Mandati II Kecamatan Ismail (2016), dengan judul “Faktor
Wangi-Wangi Selatan Kabupaten yang berhubungan dengan partisipasi
Wakatobi Tahun 2016” yang dilakukan program keluarga berencana (KB) pada
pada 85 responden menunjukkan bahwa pasangan usia subur (PUS) di
ada hubungan antara faktor Kelurahan Mandati II Kecamatan
pengetahuan dengan pasrtisipasi KB Wangi-Wangi Selatan Kabupaten
pada PUS di Kelurahan Mandati II Wakatobi Tahun 2016” yang dilakukan
Kecamatan Wangi-Wangi Selatan pada 85 responden menunjukkan bahwa
Kabupaten Wakatobi. tidak ada hubungan antara akses
Dari hasil penelitian ini peneliti pelayanan dengan pasrtisipasi KB pada
berpendapat bahwa ada hubungan PUS di Kelurahan Mandati II
faktor pengetahuan dengan partisipasi Kecamatan Wangi-Wangi Selatan
suami dalam program keluarga Kabupaten Wakatobi. Dari hasil
berencana di Aceh Besar, karena penelitian ini peneliti berpendapat
pengetahuan dapat mendorong bahwa tidak ada hubungan faktor akses
seseorang untuk berpartisipasi, maka pelayanan KB dengan partisipasi suami
dalam penelitian didapatkan 55 dalam program keluarga berencana di
responden dengan pengetahuan kurang Aceh Besar, hal ini dapat dilihat dari 93

8
responden (86,1%) menjawab sudah mendapatkan informasi tentang
ada fasilitas pelayanan di setiap keluarga berencana bukan dari petugas
Kecamatan/Desa, 97 responden (89,8%) kesehatan, dan 80 responden (74,1%)
menjawab ada tenaga medis di setiap menjawab tidak ada diadakan
Kecamatan/Desa, 103 responden penyuluhan tentang keluarga berencana
(95,4%) menjawab jarak pelayanan di Desa/Kecamatan terutama pada
kesehatan mudah dijangkau dan suami. Hal ini menunjukkan masih
Pemerintah Aceh juga sudah kurang optimal program penyuluhan
memfasilitasi pelayanan KB yang yang dihadiri suami tentang program
mudah untuk diakses setiap keluarga. keluarga berencana sehingga membuat
Hubungan faktor perilaku petugas rendahnya partisipasi suami dalam
kesehatan dengan partisipasi suami program keluarga berencana.
dalam program keluarga berencana
Berdasarkan hasil penelitian KESIMPULAN
menunjukkan ada hubungan faktor Berdasarkan hasil penelitian
perilaku petugas kesehatan dengan maka dapat disimpulkan bahwa ada
partisipasi suami dalam program hubungan faktor pengetahuan dengan
keluarga berencana di Aceh Besar partisipasi suami dalam program KB (p-
dengan nilai p-value=0,009. value=0,035) dan ada hubungan faktor
Hasil penelitian ini juga perilaku petugas kesehatan dengan
mempunyai kesamaan dengan partisipasi suami dalam program KB (p-
penelitian Kim, Y.M., Heerey, M dan value=0,009). Sedangkan faktor umur
Kols, A (2008), dengan judul “Factors tidak ada hubungan dengan partisipasi
that enable nurse-patient suami dalam program KB (p-
communication in family planning value=1,000), faktor tingkat pendidikan
context: a positive deviant study” tidak ada hubungan dengan partisipasi
bahwa perawat yang positif suami dalam program KB (p-
mengidentifikasi empat faktor yaitu value=0,333), faktor ekonomi tidak ada
studi mandiri untuk memperkuat hubungan dengan partisipasi suami
pengetahuan dan keterampilan, alat dalam program KB (p-value=0,585),
bantu komunikasi, umpan balik rekan dan faktor akses pelayanan KB tidak
kerja, dan motivasi dari diri untuk ada hubungan dengan partisipasi suami
membantu orang. Pada pasien yang dalam program KB (p-value=0,401) di
positif mengidentifikasi faktor pemicu Aceh Besar.
yaitu motivasi diri akan kebutuhan Diharapkan bagi Puskesmas
pelayanan, umpan balik positif dari Kecamatan Ingin Jaya, Darul Imarah,
perawat, alat bantu komunikasi, dan dan Peukan Bada dapat dijadikan acuan
kepercayaan dengan keterampilan dan informasi tentang partisipasi suami
komunikasi diri sendiri. dalam program keluarga berencana.
Dari hasil penelitian ini peneliti Untuk dapat meningkatkan pelayanan
berpendapat bahwa ada hubungan dan sosialisasi tentang keluarga
faktor perilaku petugas kesehatan berencana terutama pada suami karena
dengan partisipasi suami dalam masih banyak suami yang belum
program keluarga berencana di Aceh mengetahui jenis kontrasepsi pria dan
Besar, hal ini dapat dilihat juga dari 73 mengganggap keluarga berencana
responden (67,6%) belum pernah hanya untuk istri saja tidak untuk suami
mendapat konseling tentang keluarga sehingga menyebabkan rendahnya
berencana, 70 responden (64,8%) partisipasi suami dalam program

9
keluarga berencana. Perilaku petugas Kementerian Kesehatan RI. (2014).
kesehatan juga harus ditingkatkan yaitu InfoDATIN pusat data dan
dalam pelayanan konseling tentang informasi Kementerian
Kesehatan RI; Situasi dan
keluarga berencana karena banyak
analisis keluarga berencana.
suami yang mengetahui tentang Jakarta Selatan: Kementerian
keluarga berencana bukan dari petugas Kesehatan RI. Diunduh pada tang
kesehatan dan ada beberapa istri juga gal 21 November 2016, dari http:
tidak mendapat konseling terlebih //www.depkes.go.id/download.ph
dahulu sebelum menggunakan alat p?file=download/pusdatin/infodat
kontrasepsi. Sebaiknya diikutsertakan in-harganas.pdf
Kementerian Kesehatan RI. (2015).
suami dalam konseling agar dapat
Profil kesehatan Indonesia tahun
memenuhi perannya sebagai suami 2014. Jakarta: Kementerian
dalam program keluarga berencana. Kesehatan RI. Diunduh pada
Bagi peneliti selanjutnya dapat meneliti tanggal 21 November 2016, dari
dengan menggunakan analisa http://www.depkes.go.id/resource
multivariat atau metode penelitian s/download/pusdatin/profil-
kualitatif untuk judul penelitian ini. kesehatan-indonesia-2014.pdf.
Kim, Y.M., Heerey, M., & Kols, A.
(2008). Factors that enable
REFERENSI nurse-patient communication in
Akaba, G., Ketare, N., & Tile, W. family planning context: a
(2016). A community-based, positive deviant study.
mixed-methods study of the Internasional Journal of Nursing
attitudes and behaviors of men Study.
regarding modern family Mujiati, I., Budijanto, D., & Khairani.
planning in Nigeria. (2013). Buletin jendela data dan
International journal of informasi kesehatan. Jakarta:
gynecology and obstetrics 135 Kementerian Kesehatan RI.
(2016) 86-90. Diunduh pada Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
tanggal November 2016, dari htt penelitian kesehatan. Jakarta:
p://www.sciencedirect.com/scien Rineka Cipta.
ce/article/pii/S002072921630210. Nyurmasari., Sakka, A., & Ismail, C. S.
Ernawati, S. (2016). Faktor yang (2016). Faktor yang
mempengaruhi keluarga berhubungan dengan partisipasi
berencana (KB) pria dengan program keluarga berencana
partisipasi pria dalam keluarga (KB) pada pasangan usia subur
berencana di Wilayah Kerja (PUS) di Kelurahan Mandati II
Puskesmas Sedayu II. Kecamatan Wangi-Wangi
Diunduh pada tanggal 31 Mei 20 Selatan Kabupaten Wakatobi
17, dari http://ejournal.almaata.ac Tahun 2016. Diunduh pada tangg
.id/index.php/JKNI/article/view/2 al 31 Mei 2017, dari http://sitedi.
50/242 uho.ac.id/uploads_sitedi/J1A112
Hartanto, W. (2016). Analisis data 010_sitedi_Abstrak.pdf.
kependudukan dan KB hasil Sukarni & Wahyu. (2013). Buku ajar
susenas 2015. Jakarta: BKKBN. keperawatan maternitas. Jakarta:
EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai