Anda di halaman 1dari 3

REVIEW RESUM JURNAL I

1. Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEDIAAN


SUAMI SEBAGAI AKSEPTOR METODE OPERASI PRIA (MOP) DI SUNDI KIDUL
ARGOREJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA
2. Isi Jurnal
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program yang dicanangkan
oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia. Salah satu
metode kontrasepsi untuk pria adalah MOP (Metode Operasi Pria). Kebiasaan
masyarakat yang menganggap bahwa masalah KB adalah wilayah perempuan dan pria
tidak perlu terlibat juga menjadi salah satu penyebab kurangnya partisipasi pria dalam
KB.
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu program yang dicanangkan oleh
pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia, hal tersebut
termaktub dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Hasil Sensus Penduduk pada
tahun 2015, Indonesia berada pada peringkat ke empat sebagai negara dengan jumlah
penduduk terbesar di dunia yakni sekitar 237,6 juta jiwa (Indonesia Demographic and
Health Survey (IDHS), 2016). Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan
upaya untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk selama satu dekade terakhir ini.
Terdapat berbagai upaya yang dapat ditempuh oleh pemerintah dalam mengendalikan
laju pertumbuhan penduduk. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan
program KB. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa
program KB sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan keluarga sehat dan berkualitas.
Pengaturan kehamilan dalam Program KB dilakukan dengan alat kontrasepsi. Alat
kontrasepsi sendiri memiliki berbagai jenis, diantaranya adalah Intra Uterine Device
(IUD), Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP), Implan, Suntik, Pil
dan Kondom. Salah satu metode kontrasepsi untuk pria adalah MOP (Metode Operasi
Pria) atau yang sering disebut dengan vasektomi. Menurut Rayala dan Viera (2016)
merupakan pilihan kontrasepsi permanen pada pria yang aman, terpercaya dengan biaya
yang relatif terjangkau serta efektif. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI, 2018) yang tercantum dalam Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2012 peserta KB di Indonesia sebesar 61,4%,
dan tahun 2017 sebesar 61,9%. Akan tetapi peserta program KB untuk para laki-laki
masih rendah sejumlah 21.374 peserta dengan presentase sebesar 0,25% untuk
vasektomi. (www.bkkbn.go.id).
3. Keterbaruan Jurnal
Dengan pendidikan yang tinggi diharapkan seseorang dapat menerima informasi
baru yang dianggap penting sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan dari
pengetahuan tersebut seseorang akan memiliki sikap yang baik. Sikap bidan dalam
menerima informasi baru khususnya konseling awal kontrasepsi akan dimulai dari
menerima, merespon, menghargai dan bertanggungjawab (Notoatmodjo, 2007).
suami yang tidak bersedia menjadi akseptor MOP sebagian besar berada pada status
bekerja yaitu sebesar 60% (18 responden) sedangkan pada suami yang bersedia menjadi
aksptor MOP sebagian besar berada pada status bekerja yaitu sebesar 30% (9
responden). Pada hasil analisa data didapatkan hasil bahwa nilai p value sebesar 1,000
dimana nilai p value lebih besar dibandingkan nilai signifikasi dengan tingkat kesalahan
5% (0,05). Sehingga didapatkan hasil variabel pekerjaan tidak berhubungan dengan
kesediaan suami melakukan MOP. Odd Ratio pada variabel ini adalah 1,000.
a. Kelebihan : Penelitian ini relevan dengan permasalahan yang diteliti menampilkan
dalam bentuk tabel yang mudah dimengerti. Penelitian ini juga membahas mengenai
Hubungan Faktor Pendidikan Dengan Kesediaan Suami Menjadi Akseptor KB
MOP dan Hubungan Faktor Pekerjaan Dengan Kesediaan Suami Menjadi
Akseptor KB MOP
b. Kekurangan : penelitian ini harus tetap diperbaharui setiap tahunnya agar dapat
menjadi acuan belajar dan acuan dalam pelaksanaan program-program KB, khusnya
MOP.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan masukan kepada bidan atau tenaga
kesehatan agar dapat melakukan edukasi kepada calon akseptor pengguna KB MOP
yang tepat. Serta dapat meningkatkan program penyuluhan tentang KB, bahwa KB tidak
hanya di peruntukkan untuk wanita, tetapi ada beberapa jenis KB yang bisa digunakan
untuk Pria salah satunya yaitu MOP atau Metode Operasi Pria yang sering disebut
dengan vasektomi.
5. Saran
Perlu adanya pembaharuan tentang penelitian KB MOP serta melakukan penyuluhan
tentang KB.
6. Reference
Jurnal Kesehatan Karya Husada, Vol 9 No 1 Tahun 2021 PISSN 2337649X/EISSN
2655-8874 Dechoni Rahmawati, Fatimah Dewi Anggraeni, Ristiana Eka Ariningtyas
“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Yogyakarta” (hal 41-48) Kesediaan Suami
Sebagai Akseptor Metode Operasi Pria (MOP) di Sundi Kidul Argorejo Sedayu Bantul
Yogyakarta” (hal 41-48).

Anda mungkin juga menyukai