Anda di halaman 1dari 8

PIDEMIA Vol.01, No.

02 : April 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Print : 0000 – 0000, ISSN Online : 0000-0000

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK


DENGAN GANGGUAN MENSTRUASI PADA PENGGUNA KB SUNTIK
DI DESA ERIS

Inka Airin Limpele,*1 Agusteivie Telew,2 Prycilia Mamuaja,3


1,2,3
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Manado
*)
e-mail korespondensi: ilimpele11@gmail.com

Abstrak
“Keluarga berencana merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan
kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat
jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan (di atas usia 35 tahun). Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di
Sulawesi utara pada tahun 2016 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 436.274. Peserta KB baru
sebesar 48.032 (11,01 %) Sedangkan peserta KB aktif sebanyak 365.784 (83,84%)”. “Tujuan penelitian ini Untuk
mengetahui hubungan penggunaan alat kontrasepsi jenis suntik dengan gangguan siklus menstruasi pada
akseptor kb suntik di Desa Eris. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif Korelasional dengan desain
penelitian survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. sampel pada penelitian ini
berjumlah 32 responden, data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Uji statistic yang digunakan yaitu chi-
square dengan derajat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahn 0,05%.” “Hasil penelitian uji analisis antara
variabel independen yaitu Kontrasepsi Suntik dengan variabel dependen yaitu Gangguan Menstruasi dengan
menggunakan uji Chi-Square, nilai p = 0,011.” Dalam penelitian ini, didapati bahwa p < 0,05. Kesimpulan
Terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan alat kontrasepsi KB suntik dengan gangguan menstruasi
pada Akseptor KB Suntik di desa Eris dengan nilai P value = 0,011 < 0,05. Disarankan Bagi bidan atau petugas
kesehatan lainnya, sebelum Akseptor memilih jenis kontrasepsi yang akan digunakan diharapkan dapat
memberikan konseling tentang efek samping yang akan ditimbulkan sehingga Akseptor KB tidak ada
kekhawatiran setelah penggunaan alat kontrasepsi.
Kata Kunci : kontrasepsi, gangguan menstruasi, KB Suntik

Abstract
Family planning is one of the strategies to reduce maternal mortality, especially mothers with 4T conditions,
namely giving birth too young (under the age of 20 years), giving birth too often, too close to the birth interval,
and giving birth too old (above the age of 35 years). Coverage of new KB participants and active birth control in
North Sulawesi in 2016 with a number of fertile age couples (PUS) of 436,274. New family planning participants
were 48,032 (11.01%), while active family planning participants were 365,784 (83.84%). The purpose of this
study was to determine the relationship between the use of injection type contraception and menstrual cycle
disorders in injecting family members in Eris Village. This study uses a quantitative correlational method with
analytic survey research design using the Cross Sectional approach. The sample in this study amounted to 32
respondents, data were collected using a questionnaire. The statistical test used is chi-square with a degree of
confidence of 95% and a error rate of 0.05%. The results of the analysis test between the independent variables
are injection contraception with the dependent variable namely Menstrual Disorders using the Chi-Square test,
p value = 0.011. In this study, it was found that p <0.05. Conclusion There is a significant relationship between
the use of injection contraception contraception with menstrual disorders in the injection family planning
acceptors in Eris village with a P value = 0.011 <0.05. It is recommended for midwives or other health workers,
before the acceptor chooses the type of contraception to be used it is expected to provide counseling about the
side effects that will be caused so that the KB acceptor is not worried after the use of contraceptives.
Keywords: contraception, menstrual disorders.

29
PIDEMIA Vol.01, No.02 : April 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Print : 0000 – 0000, ISSN Online : 0000-0000

PENDAHULUAN pada tahun 2014. Secara regional, proporsi


pasangan usia subur 15-49 tahun
“Peraturan Pemerintah Republik
melaporkan penggunaan metode
Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
kontrasepsi modern telah meningkat
Perkembangan Kependudukan dan
minimal 6 tahun terakhir. Di Asia telah
Pembangunan Keluarga, Keluarga
meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%. “
Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga
“Cakupan peserta KB baru dan KB
menyebutkan bahwa program Keluarga
aktif di Sulawesi utara pada tahun 2016
Berencana (KB) adalah upaya mengatur
dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
kelahiran anak, jarak dan usia ideal
sebanyak 436.274. Peserta KB baru sebesar
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
48.032 (11,01 %) meliputi suntik sebanyak
promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
22.494 (34,12%), pil KB sebanyak
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan
9.138(13,86%), kondom sebanyak 2.321
keluarga yang berkualitas. Pada
(3,52%), implan sebanyak 8.066 (2,24%),
pelaksanaannya, sasaran pelaksanaan
IUD (Intra Uterine Device) sebanyak 4.292
program KB yaitu Pasangan Usia Subur
(6,51%), Metode Operasi Wanita (MOW)
(PUS). Pasangan Usia Subur (PUS) adalah
sebanyak 1.599 (2,43%), Metode Operasi
pasangan suami-istri yang terikat dalam
Pria (MOP) sebanyak 122 (0,19%).
perkawinan yang sah, yang istrinya
Sedangkan peserta KB aktif sebanyak
berumur antara 15 sampai dengan 49tahun
365.784 (83,84%) meliputi IUD sebanyak
(Profil Kesehatan Indonesia,2015)”
37.753 (10,32%), MOW sebanyak 9.059
“KB merupakan salah satu strategi
(2,48%), MOP sebanyak 1.011 (0,28%),
untuk mengurangi kematian ibu khususnya
implant sebanyak 77,946 (21,31%),
ibu dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda
kondom sebanyak 13.313 (3,64%),
melahirkan (di bawah usia 20 tahun),
suntikan sebanyak 144.262 (39,44%), dan
Terlalu sering melahirkan, Terlalu dekat
pil KB sebanyak 82.440 (22,54%) (Data
jarak melahirkan, dan Terlalu tua
dan Informasi kesehatan profil kesehatan
melahirkan (di atas usia 35 tahun). Selain
indonesia, 2016)”
itu, program KB juga bertujuan untuk
“Dari data yang di atas dapat
meningkatkan kualitas keluarga agar dapat
disimpulkan bahwa jenis KB suntikan yang
timbul rasa aman, tentram, dan harapan
paling banyak digunakan oleh pengguna
masa depan yang lebih baik dalam
KB .Metode KB suntik menggunakan
mewujudkan kesejahteraan lahir dan
medroksiprogesteron (sejenis progestin)
kebahagiaan batin (Profil Kesehatan
yang disuntikkan 1 atau 3 bulan sekali ke
Indonesia,2015)”
dalam otot bokong atau lengan
“Menurut World health
atas.Suntikan ini sangat efektif tetapi bisa
organization (2014) penggunaan
mengganggu siklus menstruasi.Sepertiga
kontrasepsi telah meningkat banyak di
pemakai KB suntik tidak mengalami
bagian dunia terutama di asia dan amerika
menstruasi pada 3 bulan setelah suntikan
latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika.
pertama dan sepertiga lainnya mengalami
Secara Global, pengguna kontrasepsi
perdarahan tidak teratur dan spotting
modern telah meningkat tidak signifikan
(bercak perdarahan) selama lebih dari 11
dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4%
hari setiap bulannya.Efek samping yang
30
PIDEMIA Vol.01, No.02 : April 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Print : 0000 – 0000, ISSN Online : 0000-0000

sering ditemukan pada pengguna KB suntik Accidental Sampling dimana pengambilan


ini salah satunya yaitu perubahan berat sampel ini dilakukan dengan mengambil
badan, gangguan menstruasi, depresi, kasus atau responden yang kebetulan ada
keputihan, jerawat dan sebagainya (Dita atau bersedia disuatu tempat sesuai dengan
Agil,2014)” konteks penelitian.”Sampel dalam
“Berdasarkan penelitian penelitan ini adalah semua pengguna KB
sebelumnya yang dilakukan oleh Yayuk suntik yang kebetulan bertemu dengan
penulis dan bersedia menjadi responden
(2013) bahwa ada hubungan antara
pada saat melakukan penelitian. Variabel
penggunaan kontrasepsi dengan siklus
yang diteliti yaitu: Variabel independen
menstruasi pada pengguna KB suntik
yaitu Kontrasepsi suntik. Variabel
DMPA di BPS Harijati Ponorogo. Dengan dependen yaitu gangguan siklus menstruasi
hasil penelitian terhadap 35 responden Analisis data pada penelitian ini yaitu
didapatkan 29 orang (82,8%) mengalami analisis data secara univariat, bivariat dan
siklus menstruasi yang tidak teratur, 6 multivariat.
orang (17,2%) mengalami menstruasi yang
teratur.”
HASIL PENELITIAN
Desa Eris adalah salah satu desa
yang berada di Kabupaten Minahasa, desa 1. Karakteristik responden Pengguna
Eris merupakan desa yang masuk dalam KB Suntik Di Desa Eris
Wilayah Kecamatan Eris.Peneliti sempat a) Umur
melakukan survey awal lewat wawancara Tabel 1 Distribusi frekuensi
singkat dengan beberapa pengguna alat responden berdasarkan Umur
kontrasepsi jenis suntik di desa Eris, dari Umur (Tahun) N %
responden yang peneliti temui dan 20-30 13 40,6
wawancarai mereka memiliki beberapa 31-40 19 59,6
keluhan dalam pemakaian alat kontrasepsi Total 32 100
jenis suntik namun sebagian besar Tabel di atas menunjukan
keluhannya adalah gangguan menstruasi. bahwa lebih banyak responden yang
Pemakaian kontrasepsi jenis suntik ini menggunakan KB Suntik berumur 31-40
memang ada beberapa efek samping yang tahun yaitu sebanyak 19 responden
akan ditimbulkan. (59,6%).
b) Pendidikan Terakhir
METODE PENELITIAN Tabel 2 Distribusi frekuensi
Penelitian ini menggunakan metode responden berdasarkan pendidikan
kuantitatif Korelasional dengan desain terakhir
penelitian survei analitik dengan Pendidikanterakhir N %
menggunakan pendekatan Cross Sectional,
Penilitian ini mengambil lokasi di Di Desa S1 5 15,6%
Eris. Pengambilan data dan observasi SMA 18 56,2%
dilakukan pada bulan Februari 2019. SMP 9 28,1%
Populasi dalam penelitian ini adalah
Total 32 100
pengguna KB Suntik di Desa Eris. Pada
penelitian ini menggunakan teknik

31
PIDEMIA Vol.01, No.02 : April 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Print : 0000 – 0000, ISSN Online : 0000-0000

Tabel di atas menunjukan bahwa Tabel 5 di atas menunjukan bahwa


pendidikan terakhir responden yang responden yang mengalami gangguan
menggunakan KB Suntik terbanyak adalah menstruasi sebanyak 23 responden (71,9%)
SMA yaitu 18Responden (56,2%) dan yang f) Gangguan menstruasi
paling sedikit adalah S1 yaitu5 Responden Tabel 6 Distribusi frekuensi responden
(15,6%) berdasarkan jenis gangguan menstruasi
c) Pekerjaan (Oligomenorrhea)
Tabel 3 Distribusi frekuensi responden Oligomenorrhea N %
berdasarkan Jenis Pekerjaan Ya 17 53,1
Tidak 15 46,9
Pekerjaan N %
Total 32 100
Guru 2 6,2 %
Berdasarkan Tabel di atas menunjukan
THL 3 9,4 %
bahwa 17 responden (53,1%) yang
IRT 27 84,4%
mengalami oligomenorhea.
Total 32 100
Tabel 7 Distribusi frekuensi responden
Tabel 3 di atas menunjukan bahwa lebih
berdasarkan jenis gangguan menstruasi
banyak responden pengguna KB suntik
(Polimenorrhea)
yang bekerja sebagai IRT yaitu sebanyak
Polimenorrhea N %
27 responden (84%) sedangkan yang paling
Ya 18 56,2
sedikit yaitu yang bekerja sebagai Guru
Tidak 14 43,8
sebanyak 2 responden (6,2%)
Total 32 100
d) Jenis Suntikan Berdasarkan Tabel di atas menunjukan
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden bahwa 18 responden (56,2%%) mengalami
berdasarkan jenis suntikan polimenorea.
Jenissuntikan N %
Tabel 8 Distribusi frekuensi responden
1 bulan 15 46,9%
berdasarkan jenis gangguan
3 bulan 17 53,1%
menstruasi (Hipomenorea)
Total 32 100
Tabel 4 di atas menunjukan bahwa lebih Hipomenorea N %
banyak responden yang menggunakan jenis Ya 19 59,4
suntikan 3 bulan yaitu sebanyak 17 Tidak 13 40,6
responden (53,1%) Total 32 100
e) Mengalami gangguan Berdasarkan Tabel di atas menunjukan
Tabel 5 Distribusi Frekuensi responden bahwa 19 responden (59,4 %) mengalami
yang mengalami gangguan menstruasi Hipomenorea.

Mengalami N % Tabel 4.9 Distribusi frekuensi responden


Ya 23 71,9% berdasarkan jenis gangguan menstruasi
Tidak 9 28,1% (Menorrhagia)
Total 32 100

Menorrhagia N %

32
PIDEMIA Vol.01, No.02 : April 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Print : 0000 – 0000, ISSN Online : 0000-0000

Ya 17 53,1 yang dapat dilihat yang menggunakan jenis


Tidak 15 46,9 suntik 1 bulan 14 responden (93.3%) yang
Total 32 100 mengalami gangguan menstruasi dan 1
Berdasarkan tabel di atas menunjukan responden (6.7%) tidak mengalami
bahwa 17 responden (53,1%) mengalami gangguan menstruasi, dan yang
Menorhagia. menggunakan jenis suntik 3 bulan 9
responden (52.9%) yang mengalami
Tabel 10 Distribusi frekuensi responden gangguan menstruasi dan 8 responden
berdasarkan jenis gangguan 47.1%) tidak mengalami gangguan
menstruasi menstruasi. Hasil yang dapat dilihat pada
Amenore N % Tabel di atas, hasil uji analisis antara
Ya 19 59,4 variabel independen yaitu Kontrasepsi
Tidak 13 40,6 Suntik dengan variabel dependen yaitu
Total 32 100 Gangguan Menstruasi dengan
Berdasarkan Tabel di atas menunjukan menggunakan uji Chi-Square., nilai p =
bahwa 19 responden (59,4 %) mengalami 0,011. Dalam penelitian ini, didapati
Amenore. bahwa p < 0,05, artinya ada hubungan
antara penggunaan alat kontrasepsi suntik
2. Analisis Bivariat dengan gangguan menstruasi pada
Penelitian ini menggunakan analisis pengguna KB suntik Di Desa Eris.
bivariat untuk melihat apakah terdapat
hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi PEMBAHASAN
KB Suntik dengan Gangguan Berdasarkan hasil penelitian ini
Menstruasi.Uji instrumen yang digunakan menunjukan dari 32 responden yang di teliti
adalah uji analisis Chi-square, dengan penggunaaan alat kontrasepsi suntikan 3
derajat kemaknaan 95%. bulan sebanyak 17 orang (53,1%) dan
pengguna alat kontrasepsi suntikan 1 bulan
Tabel 11 Hasil Analisis Bivariat antara sebanyak 15 orang (46,9%). Hasil ini
Jenis KB Suntik dengan gangguan menunjukan bahwa jenis suntikan 3 bulan
menstruasi lebih di minati oleh pengguna KB Suntik
dari pada jenis suntikan 1 bulan.Menurut
penelitian hartanto (2012) efektivitas, biaya
T
o dan kesinambungan pemakaian
MengalamiGangguan
Menstruasi
t % P berpengaruh pada pemilihan kontrasepsi
a
l yang sesuai.
Tidak % Ya % “Kontrasepsi suntik yang sering
Jenis1 93. 1
bulan
1 6.7 14
3 5
100 digunakan jenis DMPA dan Cyclofem.
0,0
3
8
47.
9
52. 1
100 11
Kontrasepsi Suntik DMPA merupakan
bulan 1 9 7
28. 71. 3
Suntikan yang berisi hormone progesterone
Total 9 23 100
1 9 2 saja, diberikan setiap 3 bulan dengan cara
Tabel 11 di atas adalah hasil uji analisis disuntikkan secara intramuskuler (
antara Jenis Kontrasepsi Suntik dengan Saifuddin, 2010). Kontrasepsi Cyclofem
Mengalami Gangguan Menstruasi. Hasil merupakan jenis suntikan kombinasi antara
33
PIDEMIA Vol.01, No.02 : April 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Print : 0000 – 0000, ISSN Online : 0000-0000

hormone progesteron dan estrogen yang pertama dapat diberikan, asal saja ibu
diberikan setiap satu bulan ( Antika, 2014)” dipastikan tidak hamil (Mulyani, 2013)”
“Faktor usia menurut Yanuar “Menurut Anisa K.A (2015)
(2010) usia seseorang menentukan metode kontrasepsi jenis suntik merupakan
kontrasepsi yang akan dipilih. Semakin tua kontrasepsi yang paling efektif untuk
usia meningkatkan kemungkinan seseorang mencegah kehamilan. Sebelum pengguna
untuk tidak hamil lagi, semakin tua usia pun memilih dan menentukan kontrasepsi yang
meningkatkan seseorang memilih metode akan digunakan, sebaiknya terlebih dahulu
kontrasepsi yang cocok dan efektif. Faktor dilakukan Komunikasi, Infomasi, Edukasi
ekonomi hasil penelitian menunjukan pada (KIE) oleh petugas kesehatan, agar supaya
pengguna KB suntik 3 bulanan lebih pada pengguna KB dapat mengetahui dan
alasan ekonomis serta pemakaian yang memahami keuntungan serta kerugian dari
lebih panjang, pengguna kb suntik jenis 3 alat kontrasepsi yang akan dipilih dan
bulan pun tidak perlu melakukan kunjungan digunakan.”
setiap bulan ( hartanto , 2012)” 1. Gangguan Menstruasi
“Pendidikan merupakan salah satu Ada beberapa Efek samping yang
faktor dalam menentukan pemilihan ditimbulkan dalam pemakaian kontrasepsi
metode kontrasepsi yang akan di gunakan suntik dan diantaranya gangguan
karena tingkat pendidikan yang lebih tinggi mentruasi.Hasil penelitian menunjukan
mampu menyerap informasi dan lebih bahwa dari 32 responden, yang mengalami
mampu mengerti dan mempertimbangkan gangguan menstruasi sebanyak 23
hal-hal yang menjadi kelebihan atau efek responden (71,9%).Hasil Penelitian ini
samping yang di dapat bagi kesehatan yang sejalan dengan yang dilakukan oleh
berhubungan dengan pemakaian suatu setyaningrum (2014) yang menyatakan
metode kontrasepsi (Yanuar, 2010) .dari terdapat hubungan bermakna antara lama
hasil penelitian ini pendidikan terakhir pemakaian kontrasepsi hormonal dengan
SMA sebanyak 18 responden (56,2%) , ibu kejadian gangguan siklus mentruasi.
rumah tangga sebanyak 27 responden “Penelitian ini juga sejalan dengan
(84,4%).” yang dilakukan oleh handayani mersiana sri
“Kontrasepsi suntik adalah bentuk (2017) yang menyatakan Pengguna
kontrasepsi yang sangat efektif karena Kontrasepsi suntikkan 3 bulan umumnya
angka kegagalan penggunaannya lebih mengalami siklus mentruasi yang tidak
kecil. Hal ini karena wanita tidak perlu normal.Hasil penelitian ini juga didukung
mengingat untuk minum pil dan tidak ada oleh pendapat Hartanto (2014) yang
penurunan efektivitas yang disebabkan oleh mengatakan kontrasepsi hormonal terutama
diare dan muntah (Sukarni, 2013) yang mengandung progesteron dapat
kontrasepsi suntik 3 bulan atau DMPA ini mengubah siklus mentruasi.Penelitian yang
juga memiliki keuntungan yaitu, dapat dilakukan oleh fitriatun dan dyah fajarsari
digunakan bagi ibu-ibu yang sedang menyimpulkan bahwa pengguna kb suntik
menyusui, dapat pula digunakan bagi ibu banyak mengalami gangguan mentruasi.”
yang pasca persalinan >6 bulan, sedang Gangguan siklus mentruasi
menyusui, serta belum haid, suntikan biasanya terjadi pada ibu usia subur akibat
dari pemasangan alat kontrasepsi. Pendapat
34
PIDEMIA Vol.01, No.02 : April 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Print : 0000 – 0000, ISSN Online : 0000-0000

yang di kemukakan oleh Rusni Mato (2014) chi square yang menunjukkan nilai P
yang mengatakan bahwa salah satu efek sebesar 0,011 dimana nilai p <α (0,05),
samping dalam pemakaian alat kontrasepsi sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
atau KB suntik adalah gangguan siklus hubungan penggunaan alat kontrasepsi KB
haid. Seperti mentruasi atau haid tidak suntik dengan gangguan siklus mentruasi
teratur atau berhenti sama sekali pada pengguna KB suntik di Desa Eris.
(amenorrhea). Siklus haid akan kembali Maka hipotesis dalam penelitian ini
normal setelah 3-6 bulan penggunaan KB terdapat hubungan yang bermakna.
suntik dihentikan. Namun pada beberapa Hasil ini sejalan dengan Rusni Mato
ibu bahkan bisa berlangsung lebih lama dengan judul “determinan perubahan siklus
lagi. menstruasi pada pengguna kontrasepsi
“Menurut dr.wita Saraswati, Sp.OG suntik di wilayah kerja puskesmas
(2011) menyatakan bahwa efek samping taraweang kabupaten pangkep” setelah
dari KB suntik biasanya tidak dilakukan analisis uji statistic
menyenangkan dan bukan tanda adanya menggunakan uji chi square, maka
gejala penyakit. Perubahan pola haid berdasakan nilai Fisher’s Exact test di
biasanya pada tahun pertama pemakaian dapatkan nilai p= 0,032 dimana p < α 0.05
KB yaitu perdarahan bercak yang dapat maka dengan demikian dapat disimpulkan
berlangsung cukup lama, menyebabkan bahwa ada pengaruh lama pemakaian
terjadinya berat badan, dan apabila sudah kontrasepsi terhadap pengaruh lama
sering terjadi suntikan ulang seringkali pemakaian kontrasepsi terhadap perubahan
bahkan tidak mengalami mentruasi sama siklus mentruasi pada pengguna alat
sekali. Namun hal tersebut adalah efek kontrasepsi di wilayah kerja puskesmas
samping yang normal (Rusni Mato, 2014)” taraweang kabupaten pangkep.
2. Hubungan Penggunaan Alat “Penelitian ini juga sejalan dengan
kontrasepsi suntik dengan penelitian yang dilakukan oleh Octasari
gangguan menstruasi Febria dkk, (2014) “hubungan jenis lama
Berdasarkan hasil penelitian dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal
hubungan penggunaan alat kontrasepsi terhadap gangguan menstruasi pada ibu pus
suntik dengan gangguan menstruasi pada di kelurahan binjai kecamatan medan denai
32 reponden 23 di antaranya mengalami kota Medan tahun 2014” kontrasepsi yang
gangguan menstruasi dan dari hasil paling banyak diminati oleh responden
penelitian ini terdapat 17 responden adalah jenis kontrasepsi 3 bulan, dalam
(53,1%) yang mengalami oligomenorrhea, penelitian ini terdapat hubungan yang
18 responden (56,2%) yang mengalami bermakna antara jenis kontrasepsi
Polimenorrhea, 19 responden (59,4%) yang hormonal dengan gangguan pola mentruasi
mengalami Hipomenorrhea, 17 nresponden pada ibu pus di kelurahan binjai.”
(53,1%) yang mengalami Menorrhagia dan “Kontrasepsi suntik merupakan
19 responden (59,4%) yang mengalami kontrasepsi yang berupa cairan yang berisi
Amenorea. hormone progesterone, dan ada juga
“Dari hasil yang didapatkan dari kombinasi antara progesteron dan estrogen
penelitian ini pada Tabel 7 di atas, yang dimasukkan kedalam tubuh wanita
berdasarkan pengujian menggunakan uji secara periodik ada 2 jenis kontrasepsi
35
PIDEMIA Vol.01, No.02 : April 2020
Jurnal Kesehatan Masyarakat UNIMA ISSN Print : 0000 – 0000, ISSN Online : 0000-0000

suntik, suntikkan setiap 3 bulan atau DMPA pendidikan dan pelatihan tenaga
dan suntikkan 1 bulan atau cyclofem. kesehatan.
Kontrasepsi suntik memberikan efek Marmi, Mergiyati, 2017. Pengantar
Psikologi kebidanan, Yogyakarta:
samping antara lain gangguan siklus
Pustaka Pelajar.
mentruasi, penyebabnya karena adanya Mersiana Sri, Maharani Putri,
ketidakseimbangan hormon sehingga 2016.Perbedaan siklus menstruasi
endometrium mengalami perubahan padapenggunakontrasepsi hormonal
histology (K.A. Anisa 2015)” suntik 3 Bulan dan pil kombinasi di
puskesmas kassi-kassi makasar.
KESIMPULAN Makasar.JIKKHC Vol.
Berdasarkan hasil penelitian yang 01/No.02/Juni/2017.
dilakukan pada Pengguna KB Suntik di Notoatmodjo, S. 2014. Metodologi
Desa Eris dan pembahasan yang telah Penelitian Kesehatan. Jakarta:
diuraikan, maka ditarik kesimpulan bahwa RinekaCipta.
Profil Kesehatan Indonesia.2016. Profil
terdapat hubungan yang bermakna antara
Kesehatan Indonesia.Indonesia:
penggunaan alat kontrasepsi KB suntik Kementrian Kesehatan Republik
dengan gangguan menstruasi pada Indonesia.
Pengguna KB Suntik di desa Eris dengan Rosmadewi,2014.Perbedaan kenaikan
nilai P value = 0,011 < 0,05. berat badan wanita usia subur antara
pengguna alat kontrasepsi pil dan
suntik. Lampung Jurnal keperawatan
DAFTAR PUSTAKA volume XI, No. 2, Oktober 2015.
Anissa K.A, 2014. Hubungan lama Sifana Bela Larasati, 2014. Penggunaan
penggunaan kontrasepsi suntik KB suntik 1 bulan dan 3 bulan
DMPA dengan siklus haid. Lampung terhadap waktu terjadinya kehamilan
Jurnal keperawatan volume XI, No. 1, di BPS “E” dan BPS Hh “K”
April 2015 Wilayah Tarik
Badan Kependudukan dan keluarga Sidoarjo.Sidoarjo
berencana nasional, 2018.Aman dan
sehat menggunakan
kontrasepsi.BKKBN
Ernawati Sinaga, dkk, 2017. Manajemen
Kesehatan Menstruasi. Jakarta :
Universitas Nasional IWWASH
Global One.
Hapsari Reni, dkk, 2012. Hubungan jenis
keluarga berencana (KB) Suntik
dengan gangguan menstruasi pada
pengguna KB Suntik di bidan praktek
swasta (BPS) Suhartini
KaranganyarKebumen.Kebumen.Jur
nalIlmiah
KesehatanKeperawatan, volume 8,
No. 1 Februari 2012
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia, 2015.Buku ajar kesehatan
ibu dan anak.Jakarta : Pusat

36

Anda mungkin juga menyukai