LAPORAN PENDAHULUAN
TRANFUSI DARAH
DISUSUN OLEH :
NPM : 22390111
2022
2
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
TAHUN 2022
Disusun oleh:
NPM : 22390111
Disetujui:
Pembimbing lapangan
Tanggal :
Di : (Maylistyarini Rahayu,Amd.Keb)
Pembimbing Akademik
Tanggal :
Di : (Annisa Ermasari,S.Tr.Keb.,Bdn.,M.Keb)
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar laporan ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................4
BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN..................................................................................................6
1.1 Latar Belakang....................................................................................6
1.2 Tujuan.................................................................................................7
BAB II.....................................................................................................................7
LANDASAN TEORI.............................................................................................8
2.1 Definisi Tranfusi darah......................................................................................8
2.2 Tujuan Tranfusi Darah.......................................................................................9
2.3 Indikasi.............................................................................................................9
2.4 Kontraindikasi ...................................................................................................9
2.5 Jenis Transfusi Darah......................................................................................11
2.6 Patofisiologi.....................................................................................................12
2.7 Komplikasi …………………………………………………………………..11
2.8 Penatalaksanaan……………………………………………………………...13
SOP………………………………………………………………………………14
BAB III.................................................................................................................19
PENUTUP............................................................................................................19
1.1 KESIMPULAN.................................................................................19
1.2 SARAN.............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transfusi darah merupakan proses pemindahan atau pemberian darah
dari seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi darah bertujuan
memelihara dan mempertahankan kesehatan donor, memelihara keadaan biologis
darah atau komponen-komponennya agar tetap bermanfaat, memelihara dan
mempertahankan volume darah yang normal pada peredaran darah (stabilitas
peredaran darah), mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia darah,
meningkatkan oksigenasi jaringan, memperbaiki fungsi hemostatis, dan tindakan
terapi kasus tertentu. Transfusi darah dapat bersifat menyelamatkan jiwa setelah
terjadi perdarahan masif setelah terjadi trauma atau pembedahan dan dapat
digunakan sebagai penatalaksanaan penyakit kronis seperti anemia dan
trombositopenia (Viveronika, 2017).
Transfusi telah dimanfaatkan dalam dunia medis modern selama lebih
dari 100 tahun. Awal mulanya, transfusi pada manusia pertama dilakukan di
Perancis pada tahun 1667. Pada waktu itu pengetahuan akan transfusi masih sangat
minim sampai pada abad ke-17 transfusi mulai dikembangkan dengan pengetahuan
berdasarkan anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Saat itu, transfusi dilakukan
dengan menggunakan darah hewan sebagai donor dan menimbulkan komplikasi
yang parah dan angka mortalitas yang tinggi. Transfusi darah mulai ditinggalkan
dan dilarang di beberapa negara sampai pada tahun 1816, John Leacock dan James
Blundell berhasil melakukan transfusi pada spesies yang sama (Watering, 2018).
Kunci dari semua praktek pembedahan atau anestesi adalah mengurangi
angka morbiditas dan mortalitas pasien. Kehilangan darah dan kondisi hipovolemia
dapat terjadi selama prosedur pembedahan (Kaur dkk., 2018). Ketersediaan darah
sangat berperan dalam berlangsungnya tindakan pembedahan seperti operasi
jantung, pembuluh darah, onkologi, dan penggantian sendi (Liumbruno dkk., 2011).
Pengambilan keputusan untuk melakukan transfusi kadang sangat sulit. Dalam
beberapa tindakan pembedahan, kehilangan darah dapat diprediksi dan kadang dapat
terjadi kehilangan darah yang tidak diduga 2 sebelumnya. Secara umum,
pertimbangan untuk dilakukan transfusi adalah berdasarkan kadar hemoglobin (Hb)
7
pasien (Kaur dkk., 2018). Sebagai tenaga medis penting dilakukan penilaian derajat
hemodilusi pada pasien yang dapat diprediksi pada pasien yang mengalami
kehilangan darah selama operasi berlangsung. Sebagai hasilnya, kadar Hb paska
operasi lebih rendah daripada kadar Hb sebelum operasi. Keputusan untuk
pemberian transfusi harus dibuat setelah pemeriksaan secara menyeluruh terhadap
kondisi umum seperti penyakit jantung, tanda-tanda oksigenasi yang tidak adekuat
ke jaringan, dan kehilangan darah yang terus-menerus (Kaur dkk., 2018). Transfusi
darah memang merupakan prosedur untuk menyelamatkan jiwa, tetapi memiliki
risiko seperti komplikasi infeksius maupun non-infeksius
1.2 Tujuan
1. Untuki mengetahui apa yang dimaksud dengan tranfusi darah?
2. Untuk mengetahui apa saja teknik dan metode yang dilakukan dalam tranfusi
darah ?
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan tranfusi darah
1.3 Manfaat
1. Manfaat dilakukan nya tranfusi darah dapat mengetahui kondisi atau keadaan
pasien dan Meningkatkan kadar Hb (Hemoglobin ) pada keadaan anemia
2. Mengganti darah yang hilang karena perdarahan misalnya perdarahan saat
melahirkan,
8
BAB II
LANDASAN TEORI
1 Golongan darah A
2 Golongan darah B
3 Golongan darah AB
4 Golongan darah O
Selain itu tahun 1940 ditemukan golongan darah baru yaitu Rhesus Faktor positif
dan rhesus faktor negatif pada sel darah merah (erythrocyt). Rhesus Faktor positif
banyak terdapat pada orang Asia dan Negatif Pada orang Eropa, Amerika,
Australia.
9
1 Transfusi PRC
overload berkurang
C. Pengambilan darah
Apabila persyaratan pengambilan darah telah dipenuhi barulah dilakukan
pengambilan darah.
D. Pengambilan darah
E. Pengelolaan darah.
2.7 Komplikasi
1 Hemolisis akut.
pemberian paling tidak 10ml darah. Proses penghancuran dinding sel darah
merah sehingga menyebabkan plasma darah yang tidak berwarna menjadi
merah. Ini dapat terjadi karena trauma darah sekunder terhadap turbulen
atau pompa pemutar.
2 Hemolisis tertunda.
Reaksi hemolisis tertunda biasanya terjadi sekitar 2-14 hari dan
ditandai dengan demam, ikterik ringan, penurunan bertahan kadar
hemoglobin, dan uji globulin anti-human secara langsung. Jarang terjadi
hemoglubinuria, dan biasanya reaksi ini tidak berbahaya. Namun demikian
harus diketahui apabila kedua tanda tersebut terjadi, maka hal ini
merupakan tanda bahwa pada pemberian transfuse selanjutnya terjadi
reaksi hemolosis akut. Pasien harus diingatkan kemungkinan terjadinya
reaksi ini dan diminta untuk segera melapor.
3 Syok Anafilaktik.
4 Toksikosis sitrat.
d. Alergi.
e. Sebagian besar transfusi adalah aman dan berhasil; tetapi reaksi ringan
kadang bisa terjadi, sedangkan reaksi yang berat dan fatal jarang
terjadi. Reaksi yang paling sering terjadi adalah demam dan reaksi
alergi (hipersensitivitas), yang terjadi sekitar 1-2% pada setiap
transfusi. Gejalanya berupa: gatal – gatal, kemerahan, pembengkakan,
pusing, demam, sakit kepala.
f. Emboli udara.
h. Kontaminasi bakteri.
i. Penyakit graft-versus-host.
2.8 Penatalaksanaan
4 Resiko penularan HIV, Hepatitis, sipilis atau infeksi lainnya melalui produk
darah yang tersedia.
6 Pilihan terapi lain jika darah tidak tersedia pada saat itu. Kebutuhan akan
orang yang terlatih untuk memantau resipien tersebut dan segera bereaksi
jika timbul efek samping.
15
16
5. Bengkok
10. Tourniquet
13. Plester
14. Gunting
16. Betadine
17. Handscoen
3. Membereskan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan
E. Dokumentasi
Mendokumentasikan setiap tindakan: waktu pemberian, dosis,
jenis transfusi yang diberikan, reaksi transfusi atau komplikasi.
BAB III
21
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Kasus transfusi masif merupakan tindakan life saving pada pasien yang
mengalami perdarahan hebat pada tindakan pembedahan mandibulektomi + free
fibular graft. Pertimbangan untuk memberikan transfusi tentunya didasarkan pada
keadaan klinis pasien. Meskipun transfusi darah pada umumnya dan transfusi masif
pada khususnya memiliki efek samping dan komplikasi yang tidak bisa dianggap
remeh, namun tindakan transfusi masif harus dilakukan untuk menjamin kebutuhan
tubuh terhadap darah dan komponen-komponennya.
1.2 SARAN
Berdasarkan pembinaan dan penerapan manajemen asuhan kebidanan yang telah
dilaksanakan, maka penulis memberikan saran kepada :
1. Mahasiswa
Agar terus melakukan asuhan kebidanan dengan baik dan benar,mencari jurnal
rujukan sebagai bahan untuk melakukan penatalaksanaan pada Asuhan
Kebidanan Komprehensif terhadap ibu hamil, ibu bersalin,Bayi Baru lahir dan
Ibu Nifas ,sehingga dalam evaluasi di temukan hasil yang memuaskan,baik
terhadap petugas kesehatan maupun terhadap klien.
2. Institusi
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi institusi
pendidikan dalam menilai keterampilan mahasiswa dala memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif, institusi pendidikan dapat mengembangkan
keterampilan mahasiswa kebidanan agar dapat mengaplikasikan tindakan secara
optimal dan lebih terarah sesuai dengan standar operasional.
3. Bidan Praktik Mandiri
Diharapkan laporan ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap setiap
asuhan yang diberikan pada klien agar dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik lagi sehingga klien mendapatkan kepuasan dari pelayanan yang telah
diberikan. Dan diharapkan profesi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
secara komprehensif, mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dalam
memberikan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan.
22
DAFTAR PUSTAKA
masa depan untuk menetapkan efektivitas klinis dan biaya SPEBT pada
wanita hamil dengan SCD.
2. Perasaan terhadap pengalaman
Ini adalah pengalaman pertama saya membaca jurnal menurut
Laura L Oakley yaitu Kehamilan pada wanita dengan penyakit sel sabit
(SCD) dengan melakukan tranfusi darah. Jika saya menemui pasien
seperti ini saya mampu melakukan intervensi yang dijelaskan
dalam jurnal tersebut, dikarnakan pengalam saya terlalu
minim, dan kemungkinan saya akan melakukan rujukan.
3. Evaluasi
Setelah saya membaca jurnal tersebut saya mendapat gambaran
bahwa intervensi tersebut bisa saya terapkan jika saya
mendapatkan pasien seperti Kehamilan pada wanita dengan penyakit
sel sabit (SCD) atau ibu hamil dengan anemia
4. Analisis
kemanjuran strategi rekrutmen, diukur dengan membandingkan jumlah
perempuan yang direkrut dan diacak dengan jumlah total perempuan yang
memenuhi syarat di semua pusat. Kepatuhan protokol (diukur dengan jumlah
wanita yang dialokasikan ke kelompok intervensi yang menerima SPEBT
sebagaimana dimaksud Kepatuhan protokol (diukur dengan jumlah wanita yang
dialokasikan ke kelompok intervensi yang menerima SPEBT jumlah wanita dalam
kelompok perawatan standar yang menerima transfusi karena kebutuhan klinis)
Setelah melakukan evaluasi terhadap diri saya mengenai
pengetahuan intervensi atau khsiat apa saja yang bisa
diberikan pada wanita dengan penyakit sel sabit (SCD) atau anemia .
Saya mendapat pengetahuan bahwa pasien dengan anemia dapat
saya berikan konseling pada pasient dan saya akan melakukan
rujukan pada pasient untuk mendapatkan tindak lanjut di rumah
sakit . Jika saya mendapat pasien dengan keadaan darurat
seperti ini saya akan berusaha sebisa mungkin menerapkan
intervensi menurut Laura L Oakle dengan dampak yang lebih baik
setelah saya membaca jurnal
25
5. Kesimpulan
Seseorang tenaga kesehatan mampu memenuhi kebutuhan yang
diperlukan oleh pasien, seorang tenaga kesehatan harus
mempunyai kemampuan dan kompetensi di dalam bidangnya.
Tujuannya tentu saja adalah untuk menyelesaikan masalah-
masalah serta keluhan yang dirasakan oleh pasien, untuk itu
seorang tenaga kesehatan dituntut untuk banyak tahu dan
banyak ilmu, serta hebat dalam kompetensi terutama bagaimana
cara yang benar dalam mengatasi Kehamilan pada wanita dengan
penyakit sel sabit (SCD) atau anemia yang membutuhkan tranfusi darah
sesuai dengan jurnal dan SOPnya.
6. Rencana Tindak Lanjut
Setelah membaca jurnal dan ketika nanti saya mendapat pasient
dengan ibu hamil dengan penyakit sel sabit (SCD) kepada pasien yang
anemia karena sesuai dengan modul dan jurnal yaitu Transfusi
darah pertukaran profilaksis serial pada wanita hamil dengan penyakit sel
sabit (TAPS-2) saya bisa menjelaskan hasil penelitian ini pada pasient
LEMBAR KONSUL
NPM : 22390111