Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

FLEBOTOMI

"PENGAMBILAN DARAH UNTUK DONOR DARAH"

DI SUSUN OLEH:

SRI HIKMA INAYATI

TLM/B

AK 21052

LBORATORIUM HEMATOLOGI

D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

POLITEKNIK BINA HUSADA

KENDARI

2022
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-
Nya sehingga makalah dengan berjudul ‘pengambilan darah untuk donor darah’ dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Susant S.ST., M.KES pada mata
kuliah fhlebotomy. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada
pembaca tentang pengambilan darah untuk donor darah

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Susanti., S.ST. M.KES selaku dosen
mata kuliah fhlebotomy. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kendari, 7 juni 2022

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................

Daftar Isi.........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................

1.1. Latar Belakang..........................................................................................

1.2. Rumusan Masalah....................................................................................

1.3. Tujuan Penulisan.......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

2.1. Pengertian Donor Darah...........................................................................

2.2. Jenis-jenis Donor Darah..........................................................................

 Donor darah pengganti.........................................................................


 Donor darah sukarela............................................................................
2.3. Syarat Donor Darah..................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
3.1. Saran........................................................................................................
3.2. Kesimpulan..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk
disimpan di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah. Sebelum terjadi donor
darah, pendonor akan melewati tahap seleksi donor darah dengan tujuan untuk melindungi
kesehatan donor dengan cara memastikan bahwa donasi tersebut tidak berbahaya bagi
kesehatannya, dan melindungi pasien dari resiko penyakit menular atau efek merugikan lainnya.
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah dari satu orang ke dalam sistem peredaran
darah orang lain. Sebelum ditransfusikan, darah donor diperiksa kembali sifat dan jenis darah
serta kecocokan antara darah donor dan penderita (Elfazia, 2009).

Banyak cara memperoleh donor darah antara lain donor darah bayaran, donor darah
pengganti, dan donor darah sukarela. Pada pendonor bayaran berdampak bahaya jika seseorang
membutuhkan darah untuk keluarga/temannya menghubungi pendonor bayaran yang tidak tahu
kualitas darahnya (Rini, 2018).

Donor darah biasa dilakukan rutin di pusat donor darah lokal atau di Palang Merah
Indonesia (PMI). Setiap beberapa waktu, dilakukan acara donor darah ditempat-tempat misalnya
sekolah atau universitas. Selama ini PMI seringkali mengalami kondisi kritis, yaitu minimnya
persediaan darah aman yang dibutuhkan masyarakat. (Suhardi, 2013).

Pusat donor darah telah melakukan berbagai cara yang digunakan pada kondisi kritis antara
lain menghubungi beberapa orang secara acak atau tidak terpola untuk melakukan donor darah
demi terpenuhinya bahan baku darah untuk diproses menjadi darah aman yang siap
didistribusikan ke masyarakat yang membutuhkannya. Akan tetapi cara tersebut dirasa kurang
efektif karena data calon pendonor yang terkumpul seringkali tidak memenuhi persyaratan donor
darah (Farahdina, 2015).

Banyak risiko yang harus ditanggung oleh penerima transfusi darah yang tidak aman, dan
ini harus seimbang terhadap manfaat yang diharapkan. Reaksi yang paling umum untuk transfusi
darah adalah “non-hemolitik demam reaksi transfusi”. Reaksi hemolitik termasuk menggigil,
sakit kepala, sakit punggung, dan nyeri dada. Selain itu, efek yang dialami oleh pendonor antara
lain sebagian orang merasa lemas dan mengantuk dengan menimbulkan gejala serta ditusuk
jarum membuat sebagian orang mengurungkan niat untuk donor terutama pada usia remaja yang
minim pengalaman.

Masih banyak masyarakat yang belum bersedia untuk menjadi pendonor, mereka belum
termotivasi karena belum mengetahui manfaat donor bagi kesehatan. Padahal bila kebutuhan
darah telah tercukupi, maka tidak akan terjadi pasien yang mengalami penundaan operasinya
atau meminimalisasi adanya kegagalan operasi sehingga jiwa pasien menjadi tertolong, dan
manfaat lain yaitu meningkatkan nilai-nilai kesetiakawanan dan kepedulian sosial dimasyarakat
serta memberikan pendidikan nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan etika berkehidupan sosial yang
saling bantu dan menolong sesama (Daradjatun, 2008).
Namun tidak semua individu dapat menjadi pendonor karena harus memenuhi syarat-syarat
seperti calon donor harus berusia 17-60 tahun, berat badan minimal 45 kg, menandatangani
formulir pendaftaran, dan lulus pengujian kondisi berat badan, golongan darah, dan pemeriksaan
oleh dokter (PMI, 2008).

Melihat beberapa manfaat donor darah bagi pendonor. Aktivitas donor darah merupakan
kewajiban setiap masyarakat sebagai wujud kepedulian terhadap orang lain. Banyak orang yang
tidak tahu tentang manfaat donor darah bagi kesehatan. Bahkan ada juga orang enggan
mendonorkan darahnya karena khawatir terhadap efek samping yang ditimbulkannya. Padahal
dengan melakukan donor darah, maka sel-sel darah di dalam tubuh menjadi lebih cepat terganti
dengan yang baru. Apabila rutin mendonorkan darahnya tiga bulan sekali, maka kesehatan tubuh
tetap terjaga. Selain bermanfaat untuk membantu orang lain, donor darah juga membuat tubuh
kita menjadi lebih sehat (Depkes RI, 2009).

Permintaan darah di rumah sakit yang sangat tinggi dalam penanganan berbagai kasus yang
membutuhkan transfusi darah seperti persiapan operasi serta penanganan cedera akibat
kecelakaan memerlukan pelayanan transfusi darah cepat dan tepat demi pemulihan kesehatan
pasien Palang Merah Indonesia (PMI) khususnya bagian UDD (Unit Donor Darah) berusaha
memenuhi permintaan darah setiap pasien yang membutuhkan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 91 tahun 2015 tentang
standar pelayanan Darah, pada hakekatnya usaha donor darah merupakan bagian penting dari
tugas pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat, akan tetapi dalam pelaksanaannya
tanggung jawab penyediaan darah bagi kebutuhan masyarakat dipercayakan kepada Unit Donor
Darah (UDD) PMI. Dimana di setiap Kabupaten/Kota dibentuk UDD PMI untuk dapat
memenuhi kebutuhan darah. Pentingnya ketersedian akan darah di UDD PMI mengharuskan
PMI untuk selalu menjaga jumlah dan kualitas darah yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan
akan transfusi darah.

Jika UDD PMI tidak dapat memenuhi ketersedian stok darah di Kabupaten/Kota maka
Pemerintah berhak menutup UDD PMI dan membentuk UDD RS Kabupaten/Kota.Kurangnya
minat masyarakat dalam mendonorkan darah membuat UDD PMI ingin meningkatkan kualitas
pelayanan kepada masyarakat dan relawan donor, hal ini perlu dilakukan karena seringkali
masyarakat dan pendonor tidak mengetahui nformasi kegiatan donor darah, stok darah yang
tersedia, cara menyelenggarakan donor darah, dan dimana tempat-tempat penyelenggaraan donor
darah.

Melalui media sosial dapat mempermudah penyampaian informasi tentang kekurangan stok
darah yang memang menjadi momok yang tak kunjung belum terselesaikan di Indonesia.
Kebutuhan stok darah di Indonesia saja mengalami antong darah pertahun Kekurangan stok
darah ini ternyata memiliki penanganan medis di hampir seluruh rumah sakit di Indonesia
(Daradjatun, 2008).
Donor darah dan pengolahan darah dilakukan oleh UDD yang diselenggarakan oleh
organisasi sosial dengan tugas pokok dan fungsinya di bidang Kepalangmerahan atau dalam hal
ini Palang Merah Indonesia (PMI). Lebih lanjut lagi, baik dalam UU[11.34, 7/6/ No. 36/2009
tentang Kesehatan maupun Peraturan Pemerintah No.7/2011 tentang Pelayanan Darah,
dinyatakan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan
darah yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada didalam
wilayah teriorial Indonesia. Tanggung jawab ini melibatkan pemerintah pusat dan pemerintah
daerah (Pemda) dimana meliputi Undang -undang, pengaturan daerah, pembinaan teknis,
pengawasan di sistem dan pendanaan pelayanan darah untuk kepentingan pelayanan kesehatan
agar stok darah di seluruh wilayah Indonesia dapat terpenuhi.

Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan darah manusia
sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusian dan tidak untuk tujuan komersial Pengamanan
pelayan transfusi darah harus dilaksanakan pada tiap tahap kegiatan mulai dari pengerahan dan
pelestarian pendonor darah, pengambilan dan pelabelan darah pendonor, penegahan penularan
penyakit, pengolahan darah, penyimpanan darah dan pemusnahan darah,penistribusi darah,
penyaluran dan penyerahan darah serta tindakan medis pemberian darah kepada pasien
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 91 tahun 2015 Tentang Standar
Pelayan Darah).

Karakteristik pendonor darah menentukan pola prediksi pendonor yang berpotensi menjadi
pendonor tetap. Sehingga dapat difokuskan dimana penyebaran informasi harus dilakukan agar
lebih efisien dalam menambah jumlah pendonor darah dan untuk mengetahui jumlah pendonor
darah yang mendonorkan darahya secara sukarela, pengganti/keluarga dan pendonor darah
apheresis. Karateristik pendonor darah yang dimaksud adalah jenis kelamin, umur
pendonor,perkerjaan dan golongan darah. Pentingnya donor darah bagi kesehatan adalah untuk
menjaga kesehatan jantung, donor darah dapat menurunkan resiko penyakit jantung dan serangan
jantung karna dapat menurunkan kekentalan darah dan meningkatkan produksi sel darah merah
membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah maka sumsum tulang belakang akan
memperoduksi lagi sel darah merah yang telah hilang membantu menurunkan berat badan,
mendeteksi penyakit lebih dini, menurunnya resiko terjadinya kanker, dan menjaga kesehatan
pisikologi (Hamzah, 2015).

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti terterik melakukan penelitian dengan judul gambaran
karateristik pendonor darah berdasarkan jenis-jenis donor.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari tugas ini adalah ‘apa saja
factor ketidakbersediaan menjadi pendonor darah sukarela pada masyarakat’’
1.3. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui karakteristik pendonor darah berdasarkan jenis-jenis donor yang


dilakukan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Darah dan Donor Darah


Darah adalah sesuatu yang dapat dengan mudah kita donasikan karena tubuh kita akan terus
mengisi ulang untuk menggantikan jumlah darah yang hilang. Rata-rata orang dewasa memiliki
5 liter darah yang terus berputar dalam tubuh. Penyumbang darah atau Donor darah adalah
proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela atau pengganti untuk disimpan di bank
darah sebagai stok darah untuk kemudian digunakan untuk transfusi darah.

Menurut website PMI, mendonorkan darah secara rutin setiap Dua bulan sekali, akan
membuat tubuh terpacu memproduksi sel-sel darah baru, sedangkan fungsi sel-sel darah merah
adalah untuk oksigenisasi dan mengangkut sari-sari makanan. Dengan demikian fungsi darah
menjadi lebih baik sehingga donor menjadi sehat. Selain itu, kesehatan pendonor akan selalu
terpantau karena setiap kali donor dilakukan pemeriksaan kesehatan sederhana dan pemeriksaan
uji saring darah terhadap infeksi yang dapat ditularkan lewat darah

Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan
di bank darah yang digunakan untuk keperluan transfusi darah (Daradjatun, 2019).

Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Biasanya hal ini
sering dilakukan di kalangan remaja sampai kalangan dewasa, perlunya keinginan pendonor
dimulai dari usia remaja akhir agar terwujud suatu kebiasaan, dan jiwa sosial karena darah
diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.
Donor darah sukarela merupakan seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela
untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan tanpa mengetahui untuk siapa (Elfazia, 2019)

2.2. Jenis-jenis Donor Darah

1. Donor Darah Pengganti


Donor Darah Pengganti (DDP) = Seseorang yang diminta untuk menyumbangkan darahnya
kepada seseorang dan dia tahu kepada siapa darah tersebut diberikan. Darah yang telah diambil
harus mengalami pengujian untuk memastikan bebas dari penyakit menular seperti HIV/AIDS,
Hepatitis, dan Sifilis.

2. Donor Darah Sukarela


Donor Darah Sukarela (DDS) adalah orang yang dengan sukarela mendonorkan darahnya.
Banyaknya DDS yang rutin donor darah, dapat memenuhi kebutuhan darah setiap hari. DDS
membantu tersedianya darah sehat yang sudah siap diolah dan siap digunakan kapan pun. Hal ini
tentu sangat membantu pasien yang membutuhkan darah.

2.3. Syarat donor darah


1. Kondisi fisik harus dalam keadaan sehat, jasmani maupun rohani.
2. Berusia 17-60 tahun. Namun, untuk remaja usia 17 tahun diperbolehkan menjadi donor
darah, bila mendapat izin tertulis dari orangtua dan memenuhi persyaratan lain.
3. Memiliki berat badan minimal 45 kilogram
4. Suhu tubuh 36,6-37,5 derajat Celcius.
5. Tekanan darah harus berada di angka 100-160 untuk sistolik dan 70-100 untuk diastolik.
6. Saat pemeriksaan, denyut nadi harus sekitar 50-100 kali per menit.
7. Kadar hemoglobin minimal 12 gr/dl untuk wanita, dan minimal 12,5 gr/dl untuk pria.

 Tahap pertama bagi calon pendonor darah yaitu mengambil form pendaftaran dan
mengisikan data pribadi.
 Kemudian dilakukan pemeriksaan usia, berat badan, kadar HB, golongan darah dan
tekanan darah oleh petugas UDD PMI. Jika memenuhi syarat, tahap berikutnya yaitu
pengambilan darah. Sedangkan bagi yang tidak memenuhi syarat donor darah, maka
pengambilan darah tidak dapat dilakukan.
 Setelah selesai, pendonor darah diberi waktu beristirahat sejenak.
 Apabila keadaan sudah membaik, petugas UDD PMI mempersilahkan pendonor darah
untuk mengambil kartu donor.
 Kartu tersebut adalah bukti bahwa seseorang telah melakukan donor darah. Proses donor
 darahpun dinyatakan selesai.

BAB II

PENUTUP

3.1. Saran
Membuat masyarakat agar tidak mengurunkan niat untuk donor darah terutama pada usia
remaja yang minim pengalaman Masih banyak masyarakat yang belum bersedia untuk menjadi
pendonor, mereka belum termotivasi karena belum mengetahui manfaat donor bagi kesehatan.

3.2. Kesimpulan
Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk disimpan
di bank darah untuk kemudian dipakai pada transfusi darah
DAFTAR PUSTAKA

Avizena Elfazia Zen, 2009. Manfaat Donor Darah. Artikel Kabar Indonesia. 2009

Suhardi.2013. The Science of Motivation. Jakarta PT Gramedia.

Farahdina. (2015). Donor Darah Dan Profil Lipid. J MAJORITY, 4-6

Daradjatun. 2018. Pedoman Pelayanan Transfuse Darah. Jakarta UTD PMI Pusat
Ardi Hamzah. 2015. Tata kelola pemerintahan desa: menuju desa mandiri, sejahtera
dan partisipatoris. Surabaya: pustaka

Anda mungkin juga menyukai