Anda di halaman 1dari 16

KARYA ILMIAH

TENTANG TRANSFUSI DARAH

DISUSUN OLEH:

NAMA : SERLI TRESIA LEBRINA


KELAS : XI. ALAM 2

SMA KATOLIK SURIA ATAMBUA


TAHUN AJARAN 2023/2024

i
LEMBAR PENGESAHAN

Karya ilmiah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh sekolah.

Mengetahui Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah

Hermelinda Bete, S.Pd Rm. Drs. Benyamin Seran, Pr. M.A

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
karya ilmiah ini adalah "Donor Darah".
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru
mata pelajaran Biologi yaitu Ibu Lina yang telah membantu dalam membuat karja ilmiah ini dan
saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan karya ilmiah ini.
Saya tau karja ilmiah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan saya, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan dalam
karya ilmiah ini.

Atambua, Maret 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3


2.1 Pengertian Donor Darah .............................................................................................. 3
2.2 Manfaat Donor Darah Bagi Kesehatan ........................................................................ 4
2.3 Syarat Donor Darah ..................................................................................................... 5
2.4 Seorang Hipertensi Mendonor Darah Secara Rutin .................................................... 6
2.5 Cara Mengetahui Aglutinogen dan Aglutinin Pada Saat Transfusi Darah .................. 7
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transfusi Darah ................................................. 9
2.7 Pengambilan Darah Donor .......................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 11


3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 11
3.2 Saran ............................................................................................................................ 11

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Donor darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang secara sukarela untuk
disimpan di bank darah yang digunakan untuk keperluan transfusi darah (Daradjatun, 2008).
Darah yang dipindahkan dapat berupa darah lengkap dan komponen darah. Biasanya hal ini
sering dilakukan di kalangan remaja sampai kalangan dewasa, perlunya keinginan pendonor
dimulai dari usia remaja akhir agar terwujud suatu kebiasaan, dan jiwa sosial karena darah
diperoleh dari sumbangan darah para donor darah sukarela maupun donor darah pengganti.
Donor darah sukarela merupakan seseorang yang menyumbangkan darahnya secara sukarela
untuk kepentingan masyarakat yang membutuhkan tanpa mengetahui untuk siapa (Elfazia,
2009).
Masih banyak masyarakat yang belum bersedia untuk menjadi pendonor mereka belum
termotivasi karena belum mengetahui manfaat donor bagi kesehatan. Bila kebutuhan darah
telah tercukupi, tidak akan terjadi pasien yang mengalami penundaan operasinya atau
meminimalisasi adanya kegagalan operasi sehingga jiwa pasien menjadi tertolong dan
Meningkatkan nilai-nilai kesetiakawanan dan kepedulian sosial dimasyarakat serta
memberikan pendidikan nilai-nilai kemanusiaan, moral, dan etika berkehidupan sosial yang
saling bantu dan menolong sesama (Daradjatun, 2008). Namun tidak semua individu dapat
menjadi pendonor karena harus memenuhi syarat-syarat seperti calon donor harus berusia 17-
60 tahun, berat badan minimal 45 kg, tekanan darah 100-180 (sistole) dan 60-80 (diastole),
menandatangani formulir pendaftaran, dan lulus pengujian kondisi berat badan, hemoglobin,
golongan darah, dan pemeriksaan oleh dokter (PMI, 2008). Melihat beberapa manfaat donor
darah bagi pendonor dan syaratsyarat menjadi pendonor peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang
Donor darah memiliki manfaat seperti mengetahui golongan darah tanpa dipungut
biaya, pemeriksaan kesehatan teratur (tiap kali menjadi donor/tiap 3 bulan sekali) meliputi :
tekanan darah, nadi, suhu, tinggi badan, berat badan, hemoglobin, penyakit dalam, penyakit
hepatitis A dan C, penyakit HIV/AIDS, mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh,
menurunkan resiko penyakit jantung (jantung koroner dan stroke (British Journal Heart),

1
menambah nafsu makan, menanamkan jiwa sosial, sekali menjadi donor dapat
menolong/menyelamatkan 3 orang pasien yang berbeda, menyelamatkan jiwa seseorang
secara langsung, meningkatkan produksi sel darah merah, membantu penurunan berat tubuh,
mendapatkan kesehatan psikologis (PMI, 2008).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Donor Darah?
2. Apa saja manfaat dari Donor Darah?
3. Apakah syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai pendonor darah?
4. Apakah seorang hipertensi harus rutin menodor darah?
5. Bagaiman cara mengetahui aglutinogen dan aglitinin pada saat donor darah?

1.3 Tujuan
Tujuan untuk membuat karya ilmiah ini adalah untuk kita tau apa saja manfaat dari
donor darah, syarat-syarat untuk melakukan donor darah, apakah seorang hipertensi harus
rutin mendonor darah, dan cara mengetahui aglutinogen dan aglitinin saat ingin mendonor
darah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Donor Darah


Donor darah atau sumbang darah adalah proses pengambilan darah dari seseorang
secara sukarela untuk disimpan di bank darah sebagai stok darah untuk kemudian digunakan
untuk transfusi darah. Terdapat dua jenis donor darah, yaitu donor darah pengganti, dan
donor darah langsung.
Untuk menekankan pentingnya persediaan darah hasil sumbangan, Palang Merah
Australia menyampaikan bahwa "80% orang Australia akan membutuhkan transfusi darah
suatu saat pada hidup mereka, namun hanya 3% yang menyumbang darah setiap tahun".
Menurut Palang Merah di Amerika Serikat, 97% orang kenal orang lain yang pernah
membutuhkan transfusi darah. Dan menurut survei di Kanada, 52% orang Kanada pernah
mendapatkan transfusi darah atau kenal orang yang pernah.
Penyumbangan darah biasa dilakukan rutin di Unit Donor Darah (UDD) PMI Pusat
maupun Unit Donor Darah di daerah. Dan setiap beberapa waktu, ada pula penggalangan
penyumbangan darah yang diadakan di tempat-tempat keramaian, seperti di pusat
perbelanjaan, perusahaan tempat ibadah, serta sekolah dan universitas secara sukarela. Pada
acara ini, para calon penyumbang datang dan menyumbang tanpa harus mengkhususkan diri
mendatangi pusat penyumbangan darah dengan memanfaatkan sistem informasi atau
secara online. Selain itu, bank darah sudah mobil penyumbangan darah (mobile unit) yang
digunakan untuk tempat menyumbang.
Dalam pemberian darah harus diperhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan darah
melalui nama pasien, label darah, golonngan darah, dan periksa warna darah (terjadi
gumpalan atau tidak), homogenitas (bercampur atau tidak). Adapun tujuan dilakukannya
transfusi darah adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan.
b. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat.

3
c. Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misalnya
faktor-faktor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien
penderita hemofilia).

2.2 Manfaat Donor Darah Bagi Kesehatan


Melakukan donor darah secara rutin terbukti bisa memberikan segudang manfaat bagi
kesehatan tubuh. Adapun berbagai manfaat donor darah adalah sebagai berikut.
1. Mengurangi Kadar Kolesterol
Salah satu manfaat donor darah adalah bisa menurunkan kadar kolesterol jahat
(LDL) dan trigliserida dalam darah.
Donor darah secara rutin dapat membuat jantung berdetak lebih stabil dan teratur.
Apabila sirkulasi darah lancar, maka organ tubuh juga akan berfungsi dengan baik. Di
samping itu, rutin mendonorkan darah juga dapat menurunkan risiko serangan jantung,
stroke, dan kanker. Bahkan, kadar zat besi dalam darah bisa lebih stabil dengan rutin
mendonorkan darah.
2. Meningkatkan Produksi Eritrosit Baru
Manfaat berikutnya dari donor darah adalah meningkatkan produksi eritrosit (sel
darah merah) baru. Sel darah merah baru dapat mengangkut oksigen dengan lebih efektif
ke seluruh organ tubuh, sehingga tubuh akan menjadi lebih sehat.Manfaat ini bisa
diperoleh karena selama menjalani donor darah, sel darah merah dalam tubuh akan
berkurang. Lalu, untuk mengganti sel darah merah yang hilang tersebut, sumsum tulang
akan memproduksi eritrosit dan hemoglobin baru yang lebih sehat.
3. Deteksi Dini Penyakit
Sebelum melakukan donor darah, setiap pendonor dapat menjalani pemeriksaan
kesehatan secara gratis. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan sebagai upaya untuk mendeteksi
beberapa penyakit menular serius, seperti malaria, sifilis, hepatitis B dan C, hingga
HIV.Tujuan pemeriksaan kesehatan sebelum donor darah adalah untuk memastikan
bahwa pendonor dalam kondisi sehat. Namun, jika selama pemeriksaan ditemukan
adanya penyakit, maka deteksi dini ini akan membantu penderita mendapatkan
penanganan yang tepat sesegera mungkin.

4
4. Membantu Menjaga Kesehatan Mental
Tidak hanya memelihara kesehatan tubuh secara fisik, rutin melakukan donor darah
juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental. Pasalnya, pendonor akan merasa
termotivasi untuk menjalani hidup yang lebih sehat sekaligus membantu orang lain,
mengingat bahwa setiap tetesan darah sangat berarti bagi orang yang membutuhkan.
Sering melakukan kegiatan atau hal yang positif juga bisa membuat kondisi mental
menjadi lebih sehat.

2.3 Syarat Donor Darah


Perlu diketahui bahwa tidak semua orang bisa melakukan donor darah. Adapun
beberapa syarat yang perlu dipenuhi untuk melakukan donor darah adalah sebagai berikut :
1. Berusia 17–60 tahun bagi yang baru pertama kali mendonorkan darah.
2. Sedang dalam kondisi sehat, baik jasmani maupun rohani.
3. Pendonor yang berusia 60 tahun atau lebih dari 65 tahun perlu mendapatkan perhatian
khusus.
4. Tekanan darah normal, yakni 100/70–150/80 mmHg.
5. Suhu tubuh berkisar antara 36,6–37,5 derajat Celcius.
6. Denyut nadi berkisar antara 50–100 kali per menit.
7. Berat badan minimal 45 kg.
8. Kadar hemoglobin normal, sekitar 12,5–17 g/dL dan tidak lebih dari 20 g/dL.
9. Bersedia mendonorkan darah secara sukarela, dibuktikan dengan mengisi formulir
persetujuan.
10. Jarak waktu dari donor terakhir minimal 3 bulan.
Sementara itu, beberapa kondisi yang tidak memungkinkan seseorang melakukan donor
darah adalah sebagai berikut:
1. Sedang menderita flu, pilek, sakit tenggorokan, gastroenteritis, atau penyakit infeksi
lainnya.
2. Menderita penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, diabetes, serta gangguan paru-
paru atau fungsi ginjal.
3. Wanita yang sedang menstruasi, hamil, atau menyusui.
4. Menderita epilepsi.

5
5. Memiliki riwayat sering kejang.
6. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
7. Menderita penyakit kelainan darah, seperti hemofilia.
8. Kecanduan minuman keras.
9. Positif narkoba atau riwayat menggunakan jarum suntik bagi pengguna narkoba.
10. Baru saja membuat tato atau tindik badan (tidak dapat mendonorkan darah selama 6
bulan sejak dilakukannya prosedur).
11. Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
12. Menderita penyakit menular melalui cairan tubuh, seperti hepatitis B, sifilis, dan HIV.
13. Riwayat bepergian ke daerah endemik infeksi yang ditularkan oleh nyamuk, seperti
malaria, demam berdarah dan virus Zika.

2.4 Seorang hipertensi mendonor darah secara rutin


Pengukuran tekanan darah adalah hal wajib yang dilakukan sebelum seseorang
mendonorkan darahnya. Pengukuran ini harus dilakukan oleh tenaga profesional, dengan alat
yang terstandar, sebanyak minimal dua kali untuk mendapatkan hasil yang akurat.Badan
Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan rentang tekanan darah yang aman untuk tindakan
donor darah, yaitu antara 100-140/60-90 mmHg.Namun, secara umum setiap orang dapat
mendonorkan darahnya bila tekanan darahnya <180/90 mmHg. Dengan demikian,
sebenarnya penderita hipertensi boleh mendonorkan darahny selama tekanan darah di bawah
angka tersebut.Penderita hipertensi yang mengonsumsi obat antihipertensi juga boleh
melakukan donor darah. Sejauh ini belum ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa obat-
obatan antihipertensi dapat menimbulkan efek samping baik bagi pendonor maupun
penerima darah.Donor darah secara rutin justru berhubungan dengan penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi. Hal ini dinyatakan oleh sebuah hasil penelitian yang dimuat
dalam jurnal Transfusion.Dari sini, asalkan tekanan darah memenuhi syarat seperti yang
dijabarkan sebelumnya, tak ada alasan atau hambatan bagi penderita hipertensi untuk
mendonorkan darahnya.

6
2.5 Cara mengetahui aglutinogen dan aglutinin pada saat transfusi darah
Golongan darah dibedakan ke dalam beberapa jenis. Pembedaan ini penting dilakukan
agar darah yang ditransfusikan tidak menimbulkan reaksi penolakan dari tubuh akibat
perbedaan karakter masing-masing golongannya, terutama saat transfusi darah.Pemeriksaan
golongan darah bisa dilakukan melalui tes darah. Golongan darah dibedakan menjadi empat
tipe utama, yaitu A, B, AB, dan O.Penentuan golongan darah ini dilakukan berdasarkan jenis
antigen yang terdapat di dalam darah, yaitu antigen A dan antigen B, serta antibodi yang
dihasilkan untuk menghancurkan antigen tersebut.Berbagai Jenis dan Klasifikasi Golongan
Darah Ada dua teknik yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan darah, yaitu
menggunakan sistem ABO dan rhesus. Berikut ini adalah pengelompokan golongan darah
menggunakan sistem ABO:
 Golongan darah A
Orang dengan golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merahnya.
Selain itu, orang dengan golongan darah A menghasilkan antibodi untuk melawan sel
darah merah dengan antigen B.
 Golongan darah B
Pemilik golongan darah B memiliki antigen A pada sel darah merahnya. Orang
dengan golongan darah ini menghasilkan antibodi A untuk melawan sel darah merah
dengan antigen A.

7
 Golongan darah AB
Jika memiliki golongan darah AB, ini berarti pemiliknya memiliki antigen A dan B
pada sel darah merah. Hal ini juga menandakan Anda tidak memiliki antibodi A dan B
pada darah.
 Golongan darah O
Orang yang memiliki golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B pada sel
darah merah. Namun, orang yang memiliki golongan darah O memproduksi antibodi A
dan B di dalam darahnya.
Selain klasifikasi golongan darah ABO, darah juga dapat diklasifikasikan kembali
berdasarkan faktor rhesus yang dimiliki. Faktor rhesus adalah antigen atau protein yang ada
di permukaan sel darah merah. Dalam sistem ini, golongan darah terbagi menjadi rhesus
positif dan rhesus negatif.Jika sel darah merah memiliki faktor Rh, golongan darah Anda
adalah Rh positif. Sebaliknya, golongan darah Anda dinyatakan Rh negatif bila tidak
memiliki faktor Rh.
Pemilik golongan darah O sebelumnya dapat mendonorkan darah kepada orang dengan
golongan darah A, B, AB, dan O, tetapi kini kondisi tersebut tidak dianjurkan. Hal ini
karena golongan darah O tetap memiliki kemungkinan untuk menghasilkan reaksi transfusi
darah, meskipun risiko tersebut tergolong kecil.Namun, tipe darah golongan O masih bisa
digunakan sebagai transfusi darah untuk situasi darurat atau saat persediaan golongan darah
dengan tipe yang sesuai tidak mencukupi.
Berbeda dengan pemilik golongan darah O yang merupakan pendonor universal, orang
dengan golongan darah AB merupakan penerima darah universal. Ini artinya orang dengan
golongan darah AB bisa mendapatkan donor darah dari golongan darah A, B, AB, atau O.Hal
ini dikarenakan pemilik golongan darah AB tidak memiliki antibodi A maupun B, sehingga
tubuhnya tidak akan menghasilkan reaksi kekebalan tubuh ketika mendapatkan darah.
Di sisi lain, orang yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darah kepada orang yang
memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Namun, pendonor dengan Rh positif hanya bisa
mendonorkan darah kepada orang dengan status Rh positif.

8
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi transfusi darah
1. Golongan dan Tipe Darah
Golongan darah yang paling penting untuk transfusi darah ialah sistem ABO, yang
meliputi golongan berikut golongan berikut : A, B, O dan AB. Penetapan golongan darah
didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B. Individu dengan antigen
A, antigen B, atau tidak memiliki antigen yang termasuk dalam golongan darah A, B, dan
O. Individu dengan antigen A dan B memiliki golongan darah..

2. Reaksi Transfusi
Reaksi transfusi adalah respons sistemik tubuh terhadap ketidak cocokan darah
donor dengan darah resipien. Reaksi ini disebabkan ketidak cocokan sel darah merah atau
sensitivitas alergi terhadap leukosit, trombosit atau komponen protein plasma pada darah
donor atau terhadap kalium atau kandungan sitrat di dalam darah. Transfusi darah juga
dapat menyebabkan penularan penyakit

2.7 Pengambilan Darah Donor


Seorang calon donor yang datang ke UTD akan diminta untuk menbaca dan menjawab
sendiri persyaratan-persyaratan menjadi donor, mengisi formulir pendaftaran donor dan
diperbolehkan untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti kepada petugas. Riwayat
medis calon donor akan ditanyakan. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan hemoglobin
dengan mengambil darah dari ujung jari anda untuk diperiksa. Dokter akan melalukan
pemeriksaan fisik sederhana dan tekanan darah dan akan memberikan pertanyaan
sehubungan dengan isian formulir pendaftaran. Pengambilan darah akan mengambil waktu
kurang lebih 15 menit.
Seorang asisten atau laboran akan bersama calon pendonor dan calon pendonor diminta
untuk beristirahat selama 5-10 menit dalam posisi berbaring. Lama penyumbangan bervariasi
terbantung dari banyak tidaknya penyumbang darah. Pengambilan donor darah dilakukan
secara bergantian. Darah yang diambil sekitar 250cc atau 350 cc, kira-kira 7-9% dari volume
rata-rata orang dewasa. Darah dikumpulkan ke dalam kantung plastik 250 ml yang
mengandung 65 – 75 mL CPC (Citrate Phosphate Dextrose) atau ACD (Acid Citrate

9
Dextrose). Volume tersebut akan digantikan oleh tubuh dalam waktu 24-48 jam dengan
minum yang cukup.
Setelah menyumbangkan darah, pendonor dipersilahkan menuju ruang istirahat sambil
duduk untuk memberikan kesempatan tubuh menyesuaikan diri sambil menikmati hidangan.
Kartu donor akan diberikan sebelum meninggalkan ruangan

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Transfusi darah merupakan tindakan emergency yang dilakukan pada pasien yang
membutuhkan darah dan atau produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena
dengan menggunakan set transfusi.Indikasi dari transfusi darah adalah kebutuhan, untuk
memberikan volume darah yang adekuat, mencegah syok hemoragik, meningkatkan
kapasitas pembawa oksigen darah, megganti trombosit atau faktor pembeku darah
untukpertahankan hemostatis. Pengolongan darah digolongkan berdasarkan sistem ABO,
serta memperhatikan Rh-nya.
Faktor-faktor yang memengaruhi transfusi darah yaitu golongan dan tipe darah, reaksi
transfusi, usia, frekuensi pendonoran, volume pendonoran, dan penyakit menular. Ada
berbagai transfusi darah yang dapat dilakukan dimana masing-masing memiliki indikasi
sendiri pada pasien yang membutuhkan

3.2 Saran
Diharapkan untuk kita semua yang membaca karya iliam ini tahu tentang tanda dan
gejala serta manfaat pemeriksaan sifilis pada pendonor darah sehingga masyarakat dapat
menjaga perilaku hidup sehat.

11

Anda mungkin juga menyukai