DISUSUN OLEH:
i
LEMBAR PENGESAHAN
Karya ilmiah ini ditulis untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh sekolah.
Mengetahui Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Kepala Sekolah
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan karya ilmiah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari
karya ilmiah ini adalah "Donor Darah".
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada guru
mata pelajaran Biologi yaitu Ibu Lina yang telah membantu dalam membuat karja ilmiah ini dan
saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam
pembuatan karya ilmiah ini.
Saya tau karja ilmiah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan
kemampuan saya, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan dalam
karya ilmiah ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
menambah nafsu makan, menanamkan jiwa sosial, sekali menjadi donor dapat
menolong/menyelamatkan 3 orang pasien yang berbeda, menyelamatkan jiwa seseorang
secara langsung, meningkatkan produksi sel darah merah, membantu penurunan berat tubuh,
mendapatkan kesehatan psikologis (PMI, 2008).
1.3 Tujuan
Tujuan untuk membuat karya ilmiah ini adalah untuk kita tau apa saja manfaat dari
donor darah, syarat-syarat untuk melakukan donor darah, apakah seorang hipertensi harus
rutin mendonor darah, dan cara mengetahui aglutinogen dan aglitinin saat ingin mendonor
darah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misalnya
faktor-faktor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien
penderita hemofilia).
4
4. Membantu Menjaga Kesehatan Mental
Tidak hanya memelihara kesehatan tubuh secara fisik, rutin melakukan donor darah
juga bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental. Pasalnya, pendonor akan merasa
termotivasi untuk menjalani hidup yang lebih sehat sekaligus membantu orang lain,
mengingat bahwa setiap tetesan darah sangat berarti bagi orang yang membutuhkan.
Sering melakukan kegiatan atau hal yang positif juga bisa membuat kondisi mental
menjadi lebih sehat.
5
5. Memiliki riwayat sering kejang.
6. Menderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
7. Menderita penyakit kelainan darah, seperti hemofilia.
8. Kecanduan minuman keras.
9. Positif narkoba atau riwayat menggunakan jarum suntik bagi pengguna narkoba.
10. Baru saja membuat tato atau tindik badan (tidak dapat mendonorkan darah selama 6
bulan sejak dilakukannya prosedur).
11. Mengonsumsi obat-obatan tertentu.
12. Menderita penyakit menular melalui cairan tubuh, seperti hepatitis B, sifilis, dan HIV.
13. Riwayat bepergian ke daerah endemik infeksi yang ditularkan oleh nyamuk, seperti
malaria, demam berdarah dan virus Zika.
6
2.5 Cara mengetahui aglutinogen dan aglutinin pada saat transfusi darah
Golongan darah dibedakan ke dalam beberapa jenis. Pembedaan ini penting dilakukan
agar darah yang ditransfusikan tidak menimbulkan reaksi penolakan dari tubuh akibat
perbedaan karakter masing-masing golongannya, terutama saat transfusi darah.Pemeriksaan
golongan darah bisa dilakukan melalui tes darah. Golongan darah dibedakan menjadi empat
tipe utama, yaitu A, B, AB, dan O.Penentuan golongan darah ini dilakukan berdasarkan jenis
antigen yang terdapat di dalam darah, yaitu antigen A dan antigen B, serta antibodi yang
dihasilkan untuk menghancurkan antigen tersebut.Berbagai Jenis dan Klasifikasi Golongan
Darah Ada dua teknik yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan darah, yaitu
menggunakan sistem ABO dan rhesus. Berikut ini adalah pengelompokan golongan darah
menggunakan sistem ABO:
Golongan darah A
Orang dengan golongan darah A memiliki antigen A pada sel darah merahnya.
Selain itu, orang dengan golongan darah A menghasilkan antibodi untuk melawan sel
darah merah dengan antigen B.
Golongan darah B
Pemilik golongan darah B memiliki antigen A pada sel darah merahnya. Orang
dengan golongan darah ini menghasilkan antibodi A untuk melawan sel darah merah
dengan antigen A.
7
Golongan darah AB
Jika memiliki golongan darah AB, ini berarti pemiliknya memiliki antigen A dan B
pada sel darah merah. Hal ini juga menandakan Anda tidak memiliki antibodi A dan B
pada darah.
Golongan darah O
Orang yang memiliki golongan darah O tidak memiliki antigen A dan B pada sel
darah merah. Namun, orang yang memiliki golongan darah O memproduksi antibodi A
dan B di dalam darahnya.
Selain klasifikasi golongan darah ABO, darah juga dapat diklasifikasikan kembali
berdasarkan faktor rhesus yang dimiliki. Faktor rhesus adalah antigen atau protein yang ada
di permukaan sel darah merah. Dalam sistem ini, golongan darah terbagi menjadi rhesus
positif dan rhesus negatif.Jika sel darah merah memiliki faktor Rh, golongan darah Anda
adalah Rh positif. Sebaliknya, golongan darah Anda dinyatakan Rh negatif bila tidak
memiliki faktor Rh.
Pemilik golongan darah O sebelumnya dapat mendonorkan darah kepada orang dengan
golongan darah A, B, AB, dan O, tetapi kini kondisi tersebut tidak dianjurkan. Hal ini
karena golongan darah O tetap memiliki kemungkinan untuk menghasilkan reaksi transfusi
darah, meskipun risiko tersebut tergolong kecil.Namun, tipe darah golongan O masih bisa
digunakan sebagai transfusi darah untuk situasi darurat atau saat persediaan golongan darah
dengan tipe yang sesuai tidak mencukupi.
Berbeda dengan pemilik golongan darah O yang merupakan pendonor universal, orang
dengan golongan darah AB merupakan penerima darah universal. Ini artinya orang dengan
golongan darah AB bisa mendapatkan donor darah dari golongan darah A, B, AB, atau O.Hal
ini dikarenakan pemilik golongan darah AB tidak memiliki antibodi A maupun B, sehingga
tubuhnya tidak akan menghasilkan reaksi kekebalan tubuh ketika mendapatkan darah.
Di sisi lain, orang yang memiliki Rh negatif bisa mendonorkan darah kepada orang yang
memiliki status Rh negatif dan Rh positif. Namun, pendonor dengan Rh positif hanya bisa
mendonorkan darah kepada orang dengan status Rh positif.
8
2.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi transfusi darah
1. Golongan dan Tipe Darah
Golongan darah yang paling penting untuk transfusi darah ialah sistem ABO, yang
meliputi golongan berikut golongan berikut : A, B, O dan AB. Penetapan golongan darah
didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B. Individu dengan antigen
A, antigen B, atau tidak memiliki antigen yang termasuk dalam golongan darah A, B, dan
O. Individu dengan antigen A dan B memiliki golongan darah..
2. Reaksi Transfusi
Reaksi transfusi adalah respons sistemik tubuh terhadap ketidak cocokan darah
donor dengan darah resipien. Reaksi ini disebabkan ketidak cocokan sel darah merah atau
sensitivitas alergi terhadap leukosit, trombosit atau komponen protein plasma pada darah
donor atau terhadap kalium atau kandungan sitrat di dalam darah. Transfusi darah juga
dapat menyebabkan penularan penyakit
9
Dextrose). Volume tersebut akan digantikan oleh tubuh dalam waktu 24-48 jam dengan
minum yang cukup.
Setelah menyumbangkan darah, pendonor dipersilahkan menuju ruang istirahat sambil
duduk untuk memberikan kesempatan tubuh menyesuaikan diri sambil menikmati hidangan.
Kartu donor akan diberikan sebelum meninggalkan ruangan
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transfusi darah merupakan tindakan emergency yang dilakukan pada pasien yang
membutuhkan darah dan atau produk darah dengan cara memasukkan darah melalui vena
dengan menggunakan set transfusi.Indikasi dari transfusi darah adalah kebutuhan, untuk
memberikan volume darah yang adekuat, mencegah syok hemoragik, meningkatkan
kapasitas pembawa oksigen darah, megganti trombosit atau faktor pembeku darah
untukpertahankan hemostatis. Pengolongan darah digolongkan berdasarkan sistem ABO,
serta memperhatikan Rh-nya.
Faktor-faktor yang memengaruhi transfusi darah yaitu golongan dan tipe darah, reaksi
transfusi, usia, frekuensi pendonoran, volume pendonoran, dan penyakit menular. Ada
berbagai transfusi darah yang dapat dilakukan dimana masing-masing memiliki indikasi
sendiri pada pasien yang membutuhkan
3.2 Saran
Diharapkan untuk kita semua yang membaca karya iliam ini tahu tentang tanda dan
gejala serta manfaat pemeriksaan sifilis pada pendonor darah sehingga masyarakat dapat
menjaga perilaku hidup sehat.
11