Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IMUNOHEMATOLOGI & BANK DARAH

“Pemeriksaan Crossmatch Metode Gel”

Dosen Pembimbing :

Heri Setiyo Bekti, S.ST.,M.Biomed

Disusun Oleh Kelompok 3 Semester V C :

1. Febyanti Mellinia (P07134019106)


2. Ni Made Ayu Meiliani (P07134019107)
3. Yosefa Sastriani (P07134019111)
4. Komang Widya Maharani Hastari (P07134019112)
5. Ni Made Pitri Suciati (P07134019114)
6. Dewa Ayu Satyagita Sairamawati (P07134019119)
7. Kadek Sri Oktaviani (P07134019128)
8. I Gusti Ayu Mira Mahayani (P07134019130)
9. Anak Agung Ngurah Dwi Tisna Adi Putra (P07134019146)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya dan tepat pada waktunya.

Makalah ini tentang “Pemeriksaan Crossmatch Metode Gel”, untuk


memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen mata kuliah yaitu Imunohematologi
& Bank Darah. Selain itu juga, makalah ini diharapkan mampu menjadi sumber
pembelajaran bagi kita semua untuk mengerti lebih jauh tentang Pemeriksaan
Crossmatch Metode Gel. Makalah ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber
dan menghimpunnya menjadi kesatuan yang sistematis. Terimakasih kami
ucapkan kepada semua pihak yang menjadi sumber referensi bagi kami.

Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Kami selaku
penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Denpasar, 05 Agustus 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................4

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................5

1.3 TUJUAN.....................................................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................7

2.1 PENGERTIAN CROSSMATCH DAN METODE GEL TEST...................................................7

2.2 TUJUAN DAN FUNGSI CROSSMATCH.................................................................................8

2.3 PRINSIP PEMERIKSAAN CROSSMATCH..............................................................................9

2.4 PEMERIKSAAN CROSSMATCH METODE GEL TEST.........................................................9

2.5 PRINSIP 6B...............................................................................................................................12

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................13

3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................13

3.2 SARAN.....................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


A. Tinjauan Umum Darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada hewan tingkat tinggi yang berfungsi
sebagai alat transportasi zat seperti oksigen, bahan hasil metabolisme tubuh,
pertahanan tubuh dari serangan kuman, dan lain sebagainya. Beda halnya dengan
tumbuhan, manusia dan hewan level tinggi punya sistem transportasi dengan darah
(Gustini, 2011).
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena
berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk
menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami
gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian (Gustini, 2011).
Darah pada tubuh manusia mengandung 55% plasma darah (cairan darah) dan
45% sel-sel darah (darah padat). Jumlah darah yang ada pada tubuh kita yaitu sekitar
sepertigabelas berat tubuh orang dewasa atau sekitar 4 atau 5 liter (Gustini, 2011).

Fungsi darah pada tubuh manusia yaitu (Gustini, 2011) :


 Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
 Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
 Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
 Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
 Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
 Menjaga suhu temperatur tubuh
 Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
 Mengatur keseimbangan asam basa tubuh.
B. Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses pemindahan atau pemberian darah dari
seseorang (donor) kepada orang lain (resipien). Transfusi bertujuan mengganti darah
yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, mengatasi shock, mempertahankan daya
tahan tubuh terhadap infeksi (Tarwoto, 2006).
Pertimbangan utama dalam transfusi darah khususnya yang mengandung
eritrosit adalah kecocokan antigen-antibodi eritrosit. Golongan darah AB secara
teoritis merupakan resipien universal, karena memiliki antigen A dan B di permukaan
eritrositnya, sehingga serum darahnya tidak mengandung antibodi (baik anti-A
maupun anti-B). Karena tidak adanya antibodi tersebut, berarti darah mereka (lagi-
lagi, secara teoritis) tidak akan menolak darah golongan manapun yang berperan
selaku donor, dengan kata lain mereka boleh menerima darah dari semua golongan
darah lainnya. Sedangkan golongan darah O secara teoritis merupakan donor
universal, karena memiliki antibodi anti-A dan anti-B. Darah yang diberikan
diharapkan tidak memicu reaksi imunitas dari resipien, dengan kata lain mereka boleh
memberikan darah ke semua golongan darah lain, termasuk golongan A dan B.
a) Resepien ( Pasien )
Orang atau pasien yang menerima darah dari donor yang aman bagi pasien artinya
pasien tidak tertular penyakit infeksi melalaui transfusi darah dan pasien tidak
mendapatkan komplikasi seperti misalnya ketidak cocokan golongan darah
(Peraturan Pemerintah No 18 th 1980).
b) Donor Darah ( Penyumbang darah )
Semua orang yang memberikan darah untuk maksud dan tujuan transfusi darah
( Peraturan Pemerintah No 18 th 1980 ). Darah harus aman bagi pasien artinya
pasien tidak tertular penyakit infeksi melalui transfusi darah, pasien tidak
mendapatkan komplikasi seperti ketidakcocokan golongan darah . Aman bagi
donor artinya donor tidak tertular penyakit infeksi melalui tusukan jarum atau
vena, donor tidak mengalami komplikasi setelah penyumbangan darah, seperti:
kekurangan darah, mudah sakit/ sering sakit (R Banundari, 2005).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Crossmatch dan Metode Gel Test?
2. Apa tujuan dan fungsi dari Crossmatch ?
3. Bagaimana prinsip pemeriksaan Crossmatch ?
4. Bagaimana pemeriksaan Crossmatch berbasis metode gel ?
5. Apa itu prinsip 6B ?
1.3 TUJUAN
1) Untuk Mengetahui pengertian Crossmatch dan Metode Gel Test
2) Untuk Mengetahui tujuan dan fungsi dari Crossmatch
3) Untuk Mengetahui prinsip pemeriksaan Crossmatch
4) Untuk Mengetahui pemeriksaan Crossmatch berbasis metode gel
5) Untuk Mengetahui prinsip 6 B mengenai transfusi darah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN CROSSMATCH DAN METODE GEL TEST


1. Pengertian Crossmatch
Reaksi silang (crossmatch) perlu dilakukan sebelum melakukan transfusi
darah untuk melihat apakah darah penderita sesuai dengan darah donor. Crossmatch
adalah reaksi silang in vitro antara darah pasien dengan darah donornya yang akan
ditransfusikan. Reaksi ini dimaksudkan untuk mencari tahu atau apakah darah donor
akan ditransfusikan itu nantinya akan dilawan oleh serum pasien didalam tubuhnya,
atau adakah plasma donor yang turut ditransfusikan akan melawan sel pasien didalam
tubuhnya hingga akan memperberat anemia, disamping kemungkinan adanya reaksi
hemolytic transfuse yang biasanya membahayakan pasien.
Tahapan yang dilakukan pada uji crossmatch antara lain identifikasi contoh
darah pasien yang benar, mengecek riwayat pasien sebelumnya, memeriksa golongan
darah pasien, darah donor yang sesuai golongan darah pasien, pemeriksaan
crossmatch, pelabelan yang benar sebelum darah dikeluarkan.
Mayor crossmatch merupakan tindakan terakhir untuk melindungi
keselamatan penerima darah dan sebaiknya dilakukan demikian sehingga complete
antibodies maupun incomplete antibodies. Reaksi silang yang dilakukan hanya pada
suhu kamar saja tidak dapat mengesampingkan aglutinin rhesus yang hanya bereaksi
pada suhu 37 C.
2. Metode Gel Test
Metode gel test yang merupakan suatu pengembangan dari metode uji reaksi
silang yang sebelumnya yang menggunakan tabung reaksi sebagai alat tesnya. Gel tes
mempermudah kerja penguji darah dan lebih akurat dalam pemeriksaan hasil dari uji
reaksi silang. Gel test selain lebih akurat juga lebih efisien dalam waktu, sehingga
banyak jumlah permintaan darah dapat diselesaikan tepat waktu dan lebih praktis.
Sampel darah pasien cocok menunjukan hasil negatif (kompatibel) sedangkan yang
tidak cocok menunjukkan keruh pada gel test dan hasilnya positif (inkompatibel)
(Anonim, 2009).
Gel Test ditemukan pertama kali oleh Y.Lapierre pada tahun 1984 di Regional
Blood Transfusion Center of Lyon. Lapierre telah melakukan bermacam-macam
percobaan, misalnya dengan Gelatin, polyacrylamide, Solid nets, Silica Beads, Ficoll
dan Dextran gels. Dan akhirnya Lapierre menemukan bahwa pemeriksaan yang
terbaik untuk dapat membedakan antara reaksi positif dengan reaksi negatif secara
jelas dan stabil, yaitu dengan menggunakan Sephadex G 100 Superfine yang secara
kebetulan ditemukan, oleh karena kesalahan teknisi laboratorium saat memesan
Sephadex G 100 yang seharusnya Sephadex G 25 (Anonim, 2009).
Akhirnya untuk menentukan parameter sentrifugasi, bentuk tube dan
komposisi medium serta antiglobulin serum yang sesuai tidak membutuhkan waktu
yang lama, sehingga pada (Anonim, 2009) :
 Tahun 1985 dilakukan registrasi patent yang pertama
 Tahun 1987 uji coba di lapangan
 Tahun 1988 dibuat kit pertama
Metode gel test dapat digunakan pada pemeriksaan :
 Sistem golongan darah ( ABO,Phenotyp Rhesus, subgroup A dan H, Kell, Duffy,
Kidd, Lewis, MNS, P1, Lutheran, dan profil antigen lainnya.
 Uji Cocok Serasi
 Skrining antibody
 Identifikasi antibodi
2.2 TUJUAN DAN FUNGSI CROSSMATCH
a. Tujuan cross match sendiri yaitu mencegah reaksi hemolytic transfuse darah bila
darah didonorkan dan supaya darah yang ditransfusikan itu benar-benar ada
manfaatnya bagi kesembuhan pasien.
b. Fungsi Crossmatch yaitu :
 Mengetahui ada tidaknya reaksi antara darah donor dan pasien sehingga menjamin
kecocokan darah yang akan ditranfusikan bagi pasien.
 Mendeteksi antibodi yang tidakdiharapkan dalam serum pasien yang dapat
mengurangi umur eritrosit donor/menghancurkan eritrosit donor.
 Cek akhir setelah uji kecocokan golongan darah ABO.
2.3 PRINSIP PEMERIKSAAN CROSSMATCH
Prinsip crossmatch ada 2 yaitu mayor dan minor :
 Reaksi silang mayor: eritrosit donor + serum pasien
Memeriksa ada tidaknya aglutinin resipien yang mungkin dapat merusak eritrosit
donor yang masuk pada saat pelaksanaan transfusi.
 Reaksi silang minor: serum donor + eritrosit resipien
Memeriksa adanya aglutinin donor yang mungkin dapat merusak eritrosit resipie.
Reaksi ini dianggap kurang penting dibanding reaksi silang mayor, karena
agglutinin donor akan sangat diencerkan oleh plasma didalam sirkulasi darah
resipien.
Cara menilai hasil pemeriksaan adalah :
 Bila kedua pemeriksaan (crossmatch mayor dan minor) tidak mengakibatkan
aglutinasi eritrosit, maka diartikan bahwa darah donor sesuai dengan darah
resipien sehingga transfusi darah bisa dilakukan bila crossmatch mayor
menghasilkan aglutinasi, tanpa memperhatikan basil crossmatch minor, diartikan
bahwa darah donor tidak sesuai dengan darah resipien sehingga transfuse darah
tidak dapat dilakukan dengan menggunakan darah donor itu.
 Bila crossmatch mayor tidak menghasilkan aglutinasi, sedangkan dengan
crossmatch minor terjadi aglutiasi, maka crossmatch minor harus diulangi dengan
menggunakan serum donor yang diencerkan. Bila pemeriksaan terakhir ternyata
tidak menghasilkan aglutinasi, maka transfuse darah masih dapat dilakukan
dengan menggunakan darah donor tersebut, hal ini disesuaikan dengan keadaan
pada waktu transfuse dilakukan, yaitu serum darah donor akan mengalami pengaan
dalam aliran daeah resipien.
 Bila pemeriksaan dengan serum donor yang diencerkan menghasilkan aglutinasi,
maka darah donor itu tidak dapat ditransfusikan.
2.4 PEMERIKSAAN CROSSMATCH METODE GEL TEST
a. Prinsip Metode Gel Test
Prinsip pemeriksaan crossmatch metode gel adalah penambahan suspense sel dan
serum atau plasma dalam microtube yang berisi gel di dalam buffer berisi reagen
(Anti-A, Anti-B, Anti-D, enzim, Anti-Ig G, Anti komplement). Microtube selanjutnya
diinkubasi selama 15 menit pada suhu 370C dan disentrifus. Aglutinasi yang
terbentuk akan terperangkap di atas permukaan gel. Aglutinasi tidak terbentuk apabila
eritrosit melewati pori-porigel, dan akan mengendap didasar microtube
b. Alat dan Bahan
1) Alat
 ID Sentrifuge
 ID Inkubator
 Mikropipet (Adjustable Mikropipet) (5 μl, 25 μl, 50μl)
 Rak Tabung
 Tabung Serologis
 Gunting
 Gel Test
 Label
 Tissue
2) Bahan
 Serum pasien / OS
 Plasma donor / DN
 Sel Darah Merah 100% OS
 Sel Darah Merah 100% DN
 ID liss / Coomb’s Card
 Yellow Tip Disposable
3) Reagen
- ID Liss (Coomb’s Card)
- ID Diluent
c. Prosedur Kerja
1) Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah Pasien / OS 1 %
 Tabung serologis disiapkan dan diberi label.
 Dimasukkan 500 μl ID Diluent.
 Ditambahkan 5 μl suspensi sel 100% pasien.
 Dihomogenkan
2) Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah DN 1%
 Tabung reaksi disiapkan dan diberi label
 Dimasukkan 500 μl ID Diluent.
 Ditambahkan 5 μl suspensi sel 100% donor.
 Dihomogenkan.
3) Pembuatan Auto Pool Sel Donor 1%
 Disiapkan 1 buah tabung serologis
 Diteteskan masing – masing suspensi sel 1% donor dengan perbandingan yang
sama
 Dihomogenkan
4) Pembuatan Auto Plasma Donor
 Disiapkan 1 buah tabung serologis
 Diteteskan masing – masing plasma donor dengan perbandingan yang sama
 Dihomogenkan
5) Crossmatching / Uji Silang Serasi Metode Gel Test
 ID Liss / Coomb’s card disiapkan.
 Diberi label identitas pada ID Liss.
 Penutupnya dibuka.
 Ke dalam masing-masing microtube dimasukkan :
 Microtube I ( Mayor Test ) : dengan micropipet dimasukkan 50 μl sel
donor I suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl serum
pasien.
 Microtube II ( Mayor Test ) : dengan micropipet dimasukkan 50 μl sel
donor II suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl serum
pasien.
 Microtube III ( Minor Test ) : dengan micropipet dimasukkan 50 μl sel
pasien suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl plasma
donor I.
 Microtube IV ( Minor Test ) : dengan micropipet dimasukkan 50 μl sel
pasien suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl plasma
donor II.
 Microtube V ( Auto Control ) : dengan micropipet dimasukkan 50 μl sel
pasien suspense 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl serum.
 Microtube VI ( Auto Pool ) : dengan micropipet dimasukkan 50 μl pool sel
donor 1% dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl pool plama donor.
 Diinkubasi pada ID incubator pada suhu 370 C selama 15 menit
 Diputar dalam ID centrifuge dengan kecepatan 1030 rpm selama 10 menit
(sudah diatur pada alat )
 Hasil reaksi dibaca secara makroskopis.
d. Interpretasi Hasil
 Terbentuk aglutinasi sel berupa garis merah pada pemukaan gel atau aglutinasi
menyebar didalam gel dikatakan positif.
 Terbentuk garis yang kompak (padat) pada dasar microtube dikatakan negative

Gambar I. Interpretasi sampel 1


Keterangan gambar :
 4+ : Aglutinasisel darah merah membentuk garis di atas microtube gel.
 3+ : Aglutinasisel darah merah kebanyakan berada diatas setengah dari microtube
gel.
 2+ : Agutinasi sel darah merah terlihat di sepanjang microtube gel.
 1+ : Aglutinasisel darah merahberada di bawahsetengah dari microtube gel
 - : Aglutinasi semua sel darah merah lolos dibagian bawah microtube gel.

Gambar II. Interpretasi sampel 2


2.5 PRINSIP 6B
Yang dimaksud dari prinsip 6B adalah sebagai berikut :
 Benar resipien atau penerima
 Benar golongan darah
 Benar jenis produk darah
 Benar masa simpan dan kadaluarsa
 Benar alamat atau rumah sakit
 Benar dokumen
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Crossmatch adalah reaksi silang in vitro antara darah pasien dengan darah donornya
yang akan ditransfusikan. Adapun tahapan yang dilakukan pada uji crossmatch antara lain
identifikasi contoh darah pasien yang benar, mengecek riwayat pasien
sebelumnya,memeriksa golongan darah pasien, darah donor yang sesuai golongan darah
pasien, pemeriksaan crossmatch, pelabelan yang benar sebelum darah dikeluarkan. Tujuan
dan fungsi crossmatch sendiri yaitu mencegah reaksi hemolytic transfuse darah dan
menjamin kecocokan darah yang akan ditranfusikan bagi pasien. Prinsip crossmatch ada dua
yaitu reaksi silang mayor dan reaksi silang minor. Metode pemeriksaan untuk crossmatch
salah satunya yaitu metode gel. Metode gel test yang merupakan suatu pengembangan dari
metode uji reaksi silang yang sebelumnya yang menggunakan tabung raksi sebagai alat
tesnya, dimana metode ini ditemukan pertama kali oleh Y.Lapierre pada tahun 1984 di
Regional Blood Transfusion Center of Lyon. Antibodi yang terdapat dalam serum/plasma,
bila direaksikan dengan antigen pada sel darah merah, melalui inkubasi pada suhu 370C dan
dalam waktu tertentu, dan dengan penambahan anti monoglobulin akan terjadi reaksi
aglutinasi.
3.2 SARAN
Kami berharap Ilmu dan literasi yang tercantum pada makalah ini tidak hanya
bermanfaat bagi kami tetapi juga bermanfaat bagi pembaca dalam mempelajari kesehatan di
bidang imunohematologi dan bank darah.
Kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan isi makalah
ini terutama dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan agar menjadi lebih baik dan bisa
menjadi acuan ataupun tambahan ilmu untuk kami kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Teuku Ilhami Surya Akbar,Dkk. 2018. INKOMPATIBILITAS ABO PADA NEONATUS DI


UTD PMI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2019. [online].
https://ojs.unimal.ac.id/index.php/averrous/article/download/2081/1186 Di akses pada 5
Agustus 2021

Heri Setiyo Bekti, S.ST., M.Biomed(1), DR. drg. I Gusti Agung Ayu Dharmawati, M.Biomed
(2), Surya Bayu Kurniawan, S.Si (3), Desak Made Arimartini, A.Md.AK (4), Ni Komang
Rina Indrayani, A.Md.AK(5) . Ni Luh Putu Ari Sundari, A.Md.AK(6).2021.Penuntun
Praktikum Imunohematologi & Bank Darah Semester V

Febi Suantari,Dkk. 2013. Laporan Praktikum Vi. [online].


https://id.scribd.com/doc/142360634/Laporan-Praktikum-Vi Di akses pada 5 Agustus 2021

Anda mungkin juga menyukai