Anda di halaman 1dari 16

“PEMERIKSAAN CROSSMACHT DENGAN METODE GEL"

Dosen Pengampu :
Heri Setiyo Bekti, S.ST.,M.Biomed

OLEH KELOMPOK III :

I PUTU RITZKY MAHENDRA YOGI (P07134018090)

NI KADEK ARY CAHYANI (P07134019005)

NI KADEK RISNA DWI UTARI (P07134019015)

I GST AGUNG AYU PRAMITA DEWI (P07134019023)

KADEK OKTAVIVIAN LIBRALIANI W. (P07134019027)

KADEK SHEILA CAHYA NANDITA (P07134019042)

KADEK MARZELA PRATINI (P07134019046)

NYOMAN DANIA ASTARINI (P07134019047)

Kemenetrian Kesehatan RI

Politeknik Kesehatan Denpasar

Jurusan D-III Teknologi Laboratorium Medis


2021

ii
1 KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan karena dengan rahmat-Nya lah kami
dapat menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ni dengan sebaik-baiknya dan tepat
pada waktunya.Ucapan terima kasih juga tak lupa saya ucapkan kepada dosen pengasuh
mata kuliahimunohematologi dan bank darah, yang telah memberikan bimbingan serta
pengajaran kepada kami sehingga dapat menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam


menyelesaikan makalah ini, tetapi kami menyadari bahwa makalah ni jauh dari
kesempurnaan. Karena itu, mohon kritik serta saran yang kiranya dapat membangun,
sehingga dapat menyelesaikan paper yang lebih baik lagi, akhir kata saya sampaikan
Terimakasih.

Denpasar, 3 Agustus 2021

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i

BAB I.....................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG.................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................1

1.3 TUJUAN.......................................................................................................................2

1.4 METODE.....................................................................................................................2

BAB II....................................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................................3

2.1 PengertianPemeriksaan crossmacht.............................................................................3

2.2 Tujuan periksaan crossmacht......................................................................................3

2.3 Prinsip Pmeriksaan Crossmacht..................................................................................4

2.4 Alat dan Bahan Pemeriksaan.......................................................................................4

2.5 Prosedur Kerja.............................................................................................................4

2.6 Kelebihan Pemeriksaan Crossmacht Metode Gel.......................................................5

BAB III...................................................................................................................................1

PENUTUP..............................................................................................................................1

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Transfusi darah merupakan salah satu komponen terapi yang sangat penting
dalam penatalaksanaan pasien. Pemberian transfusi darah harus berpegang pada
prinsip bahwa manfaat yang akan diterima oleh pasien jauh lebih besar
dibandingkan risiko yang akan ditanggung, sehingga semboyan “Getting the right
blood to the right patient at the right time and the right place” harus benar-benar
dilaksanakan.

Transfusi darah sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu.Pada awal
diperkenalkan, kegiatan transfusi darah sering mengalami kegagalan, bahkan
menimbulkan kematian pada sejumlah pasien.Semakin lama kegiatan transfusi
darah semakin menemukan titik terang sehingga cukup banyak nyawa yang bisa
terselamatkan.Titik terang tersebut mulai terlihat saat ditemukannya sistem
golongan darah ABO oleh Karl Landsteiner pada abad ke-19.Tahun 1904, Charles
Richard Drew menemukan bahwa plasma darah atau cairan yang tidak mengandung
sel darah merah dapat dibekukan dan disimpan dalam waktu lama tanpa mengalami
kerusakan.Berdasarkan temuan tersebut mulailah dilakukan pemisahan komponen
darah dan dibuka bank penyimpanan darah.Pada 1950 Carl Walter dan W.P.
Murphy memperkenalkan kantong plastik untuk mengumpulkan darah donor
sehingga darah dapat dikemas dengan lebih aman dan praktis. Pada tahun 1953
mulai dikembangkan refrigerated centrifuge untuk memisahkan komponen darah
menjadi beberapa jenis komponen dan saat ini pemisahan tersebut sudah dapat
dilakukan secara otomatis dengan mesin apheresis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa pengertian pemeriksaan crossmacht?

b. Apa sajakah tujuan utama pemeriksaan crossmacht?

1
c. Apa itu pemeriksaan crossmacht dengan metode gel?

d. Bagaimanakah prinsip metode pemeriksaan crossmacht ?

e. Bagaimanakah cara kerja dari pemeriksaan crossmacht?

f. Apa kelebihan dari pemeriksaan crossmacht metode gel?

1.3 TUJUAN

a. Untuk mengetahui pengertian dari pemreksaan crossmacht


b. Untuk mengetahui tujuan dari pemeriksaan crosmacht
c. Untuk mengetahui apa itu pemeriksaan crossmacht dengan metode gel
d. Untuk mengetahui prinsip pemeriksaan crossmacht dengan metode gel
e. Untuk mengetahui kelebiham pemeriksaat crossmacht dengan metode gel
f. Untuk mengetahui cara kerja dari crossmacht

1.4 METODE

Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah studi pustaka yan
g dilakukan dengan mengumpulkan referensi atau sumber-sumber tertulis berupa da
ta mengenai penyakit menular seksual. Adapun sumber tersebut akan diperoleh baik
melalui jurnal, makalah, atau literatur lainnya yang ada hubungannya dengan paper i
ni.

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PengertianPemeriksaan crossmacht

Crossmatch merupakan pemeriksaan utama yangdilakukan sebelum transfusi
yaitu memeriksa kecocokan antara darah pasien dan donor sehingga darah yang
diberikan benar-benar cocok (Setyati, 2010) dan supaya darah yang ditranfusikan
benar-benar bermanfaat bagi kesembuhan pasien (Amiruddin, 2015).Pemeriksaan
yang dilakukan sebelum transfusi bertujuan agar sel-sel darah yang ditransfusikan
dapat hidup di tubuh pasien dan tidak menimbulkan kerusakan pada sel darah pasien
(Setyati, 2010).Uji crossmatch penting bukan hanya pada transfusi tetapi juga ibu
hamil yang kemungkinan terkena penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (Yuan,
2011).

Tahapan yang dilakukan pada uji crossmatch antara lain identifikasi contoh
darah pasien yang benar, mengecek riwayat pasien sebelumnya, memeriksa
golongan darah pasien, darah donor yang sesuai golongan darah pasien,
pemeriksaan crossmatch, pelabelan yang benar sebelum darah dikeluarkan (Setyati ,
2010).

2.2 Tujuan periksaan crossmacht

Tujuan utama crossmatch adalah untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi,


baik reaksi transfusi yang bersifat mengancam nyawa maupun reaksi transfusi
ringan atau sedang yang dapat mengganggu kenyamanan pasien.Tujuan yang tidak
kalah penting lainnya adalah memaksimalkan masa hidup in vivo sel- sel darah
yang ditransfusikan (Blaney and Howard, 2013).

Prinsip crossmatch ada dua yaitu :

a. Mayor crossmatch merupakan serum pasien direaksikan dengan sel donor,apabila


di dalam serum pasien terdapat antibodi yang melawan terhadap selmaka dapat
merusak sel donor tersebut (Setyati, 2010, Yuan, 2011).

4
b. Minor crossmatch merupakan serum donor direaksikan dengan sel pasien.
Pemeriksaan antibodi terhadap donor apabila sudah dilakukan maka pemeriksaan
crossmatch minor tidak perlu lagi dilakukan (Setyati, 2010,Yuan, 2011).

Pemeriksaan ini bisa dilakukan menggunakan metode tabung (metodekonvensional)


dan metode gel.

2.3 Prinsip Pemeriksaan Crossmacht Dengan Motede Gel

Prinsip pemeriksaan crossmatch metode gel ini adalah sejumlah volume suspensi
sel darah merah dan serum atau plasma dari donor dan pasien dimasukkan ke dalam
microtube diikuti oleh proses inkubasi dan sentrifugasi. Tahap inkubasi akan memberi
kesempatan antigen pada permukaan sel darah merah berikatan dengan antibodi pada
serum atau plasma sehingga membentuk aglutinasi. Pada tahap sentrifugasi, sel yang
beraglutinasi kuat akan tertangkap pada bagian atas matrik gel sedangkan sel yang
beraglutinasi lemah akan pindah ke bagian bawah matrik gel. Bila aglutinasi tidak
terjadi maka semua sel akan mengendap ke bagian bawah matrik gel (McCullough,
2017; Walker and Harmening, 2012 ).

2.4 Alat dan Bahan pemeriksaan


a. Alat:

1) ID Sentrifuge

2) ID Inkubator

3) Mikropipet ( Adjustable Mikropipet) ( 5 μl, 25 μl , 50μl )

4) Rak Tabung

5) Tabung Serologis

b. Bahan:

1) Serum pasien / OS

2) Plasma donor / DN

5
3) Sel Darah Merah 100% OS

4) Sel Darah Merah 100% DN

5) ID liss / Coomb’s Card

6) Yellow Tip Disposable

7) Label

8) Tissue

9) Reagen : ID Diluent

2.5 Prosedur Kerja


A. Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah Pasien/ OS 1%

1. Tabung serologis disiapkan dan diberi label.

2. Dimasukkan 500 μl ID Diluent.

3. Ditambahkan 5 μl suspensi sel 100% pasien.

4. Dihomogenkan

B. PembuatanSuspensiSelDarahMerahDN1%.

1. Tabung reaksi disiapkan dan diberi label.

2. Dimasukkan 500 μl ID Diluent.

3. Ditambahkan 5 μl suspensi sel 100% donor.

4. Dihomogenkan.

C. Pembuatan Auto Pool Sel Donor 1%

1. Disiapkan 1 buah tabung serologis

2. Diteteskan masing – masing suspensi sel 1% donor dengan perbandingan yang


sama

3. Dihomogenkan
6
D. Pembuatan Auto Plasma Donor

1. Disiapkan1buahtabungserologis

2. Diteteskanmasing–masingplasmadonordenganperbandingan yang sama

3. Dihomogenkan

E. Crossmatching/UjiSilangSerasiMetodeGelTest

1. ID Liss / Coomb’s card disiapkan.

2. Diberi label identitas pada ID Liss.

3. Penutupnya dibuka.

4. Ke dalam masing-masing microtube dimasukkan :

a. Microtube I ( Mayor Test ) : dengan micropipet dimasukkan 50 donor I


suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl pasien.

b. Microtube II ( Mayor Test ) : dengan micropipet dimasukkan 50 donor II


suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl pasien.

c. Microtube III ( Minor Test ) : dengan micropipet dimasukkan 50 pasien


suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl plasma donor I.

d. Microtube IV ( Minor Test ) : dengan micropipet dimasukkan 50 μl sel


pasien suspensi 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl plasma donor
II.

e. Microtube V ( Auto Control ) : dengan micropipet dimasukkan 50 μl sel


pasien suspense 1 % dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl serum.

f. Microtube VI ( Auto Pool ) : dengan micropipet dimasukkan 50 μl pool sel


donor 1% dan dengan micropipet ditambahkan 25 μl pool plama donor.

5. Diinkubasi pada ID incubator pada suhu 370 C selama 15 menit

6. Diputar dalam ID centrifuge dengan kecepatan 1030 rpm selama 10 menit


(sudah diatur pada alat )

7
7. Hasil reaksi dibaca secara makroskopis.

8. Pembacaan hasil :

a. Tidak hemolisis / aglutinasi : cocok / compatible. Darah


bolehdiberikankepada pasien

b. Terjadi hemolisis / aglutinasi : tidak cocok / incompatible. Darah tidakboleh


diberikan kepada pasien

Tabel Tingkatan Reaksi :

Negatif : Seluruh sel melewati jel dan membentuk endapan pada bagian
dasar microtube

Positif I : Seluruh sel beraglutinasi dalam media jel dan kepekatan aglutinasi
dapat berpusat pada bagian dasar microbute

Positif II :Seluruh sel beraglutinasi dalam media jel dan aglutinasi dapat
dilihat memanjang pada seluruh bagian microbute

Positif III : Seluruh sel beraglutinasi dalam media jel dan kepekatan aglutinasi
terlihat hampir/mendekati bagian permukaan atas microbute

Positif IV : Seluruh sel beraglutinasi dan letak aglutinasi terdapat pada


permukaan atas microbute (lapisan atas microbute)

MF ( Mix Field) : Sebagian sel beraglutinasi dan terdapat pada bagian atas
microbute, sebagian lagi terletak pada dasar microbute mengendap tak
beraglutinasi

8
Neg +1 +2 +3 +4 MF

2.6 Kelebihan Crossmacht Metode Gel

YvesMetode gel test memiliki banyak kelebihan dibandingkan metode tabung.


Selain menghemat waktu pemeriksaan, prosedur tes juga lebih sederhana dan
pembacaan hasil lebih mudah dilakukan. Tidak ada proses pencucian dan penambahan
CCC. (Mulyantari Kadek, Sutirta Putu Wayan, 2016).

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Crossmatch merupakan pemeriksaan utama yangdilakukan sebelum transfuseyaitu
memeriksa kecocokan antara darah pasien dan donor sehingga darah yang diberikan benar-
benar cocok (Setyati, 2010) dan supaya darah yang ditranfusikan benar-
benar bermanfaat bagi kesembuhan pasien (Amiruddin, 2015). Pemeriksaan yang
dilakukan sebelum transfusi bertujuan agar sel-sel darah yang ditransfusikan dapat hidup di
tubuh pasien dan tidak menimbulkan kerusakan pada sel darah pasien.

Tujuan utama crossmatch adalah untuk mencegah terjadinya reaksi transfusi, baik
reaksi transfusi yang bersifat mengancam nyawa maupun reaksi transfusi ringan atau
sedang yang dapat mengganggu kenyamanan pasien.Crossmatch mempunyai dua prinsip
yaitu, Mayor crossmatch merupakan serum pasien direaksikan dengan sel donor dan Minor
crossmatch merupakan serum donor direaksikan dengan sel pasien.

Yves Metode gel test memiliki banyak kelebihan dibandingkan metode tabung.
Selain menghemat waktu pemeriksaan, prosedur tes juga lebih sederhana dan pembacaan
hasil lebih mudah dilakukan. Tidak ada proses pencucian dan penambahan CCC.
(Mulyantari Kadek, Sutirta Putu Wayan, 2016).Prinsip pemeriksaan crossmatch metode gel
ini adalah sejumlah volume suspensi sel darah merah dan serum atau plasma dari donor
dan pasien dimasukkan ke dalam microtube diikuti oleh proses inkubasi dan sentrifugasi..
Pada tahap sentrifugasi, sel yang beraglutinasi kuat akan tertangkap pada bagian atas
matrik gel sedangkan sel yang beraglutinasi lemah akan pindah ke bagian bawah matrik
gel.

1
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengajar Praktikum. (2019). Buku Pedoman Praktikum Imunhematologi dan Bank
Darah Semester V. Jurusan Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Denpasar.

Purwati, D., Rofinda, Z. D., & Husni, H. (2020). Karakteristik Pasien Transfusi Darah
dengan Inkompatibilitas Crossmatch di UTD RSUP DR. M. Djamil Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 9(3), 308-312.

Anda mungkin juga menyukai