NIM : P07134019121 KELAS : IV C MATA KULIAH : HEMATOLOGI II (UAS) TANGGAL : SABTU, 6 MARET 2021 DOSEN PENGAMPU : NI NYOMAN ASTIKA DEWI, M.Biomed
1. A. Pengecatan Hapusan darah tepi :
1) Letakkan sediaan apus pada dua batang gelas 2) Fiksasi sediaan apus dengan metanol absolut 2 – 3 menit. 3) Genangi sediaan apus dengan zat warna Wright biarkan 3 – 5 menit. 4) Tambahkan larutan dapar tercampur rata dengan zat warna. Biarkan selama 5 – 10 menit. 5) Bilas dengan air ledeng, mula-mula dengan aliran lambat kemudian lebih kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna. Letakkan sediaan hapus dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering. Pengecatan dengan pewarna wright dipilih karena Pewarnaan wright sangat cocok untuk sediaan hapus darah rutin (contohnya Hb, RBC dan HCT dll) atau sumsum tulang, banyak digunakan dalam hematologi karena mudah digunakan, hasil bagus, struktur inti jelas dan sel muda terwarnai jelas. Wright memiliki kelebihan yaitu, plasma dan inti sel lebih jelas terlihat. Hal itu disebabkan karena komposisi dari Wright, yang terdiri dari methylene blue yang akan memberi warna biru pada inti (nukleus) yang mengandung DNA dan eosin yang memberi warna merah pada sitoplasma, Eritrosit berwarna merah jambu, granula basofil jelas, granula eosinofil berwarna orange, cocok untuk pewarnaan individu (sedikit), tidak perlu tambahan methanol disebabkan Wright telah mengandung metil alkohol dalam konsentrasi tinggi sehingga tidak perlu dilakukan fiksasi, pewarnaan dengan waktu yang tidak lama, harga zat warna tidak terlalu mahal. B. Anemia dengan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari normal dan mengandung konsentrasi hemoglobin yang kurang dari normal. (Indeks eritrosit : MCV < 73 fl, MCH < 23 pg, MCHC 26 - 35 %). Penyebab anemia mikrositik hipokrom: a. Berkurangnya zat besi : Anemia Defisiensi Besi. b. Berkurangnya sintesis globin : Thalasemia dan Hemoglobinopati. c. Berkurangnya sintesis heme : Anemia Sideroblastik.
2. A. Mekanisme konfirmasi hasil pemeriksaan trombosit dengan
hapusan darah tepi pertama identifikasi jumlah trombosit sebanyak 5 – 10 lapang pandang menggunakan perbesaran lensa obyektif 100x serta menggunakan minyak imersi, Kemudian jumlahkan hasil yang diperoleh kemudian dikalikan dengan 20.000/mm3. Hasil perkalian tersebut adalah estimasi jumlah trombosit tersebut. Contoh, apabila jumlah trombosit yang ditemukan 10, maka estimasi jumlah trombosit menjadi 10 x 20.000/mm3 sehingga jumlahmya 200.000/mm3 . B. Hasil pemeriksaan alat dan hasil pengamatan mikroskopis mungkin dapat terjadi karena kesalahan alat otomatis yang digunakan dalam mengenali trombosit, bisa juga kesalahan preanalitik, analitik maupun pos analitik.
3. A. Sel darah putih dihitung sebanyak 10 lapang pandang.
B. Area Baca Sediaan ‒ Zona I : Sel-sel tak teratur ‒ Zona II : Zona tipis, sel sel overlapping/tumpang tindih ‒ Zona III : Sel bergerombol ‒ Zona IV : Zona tipis hampir mirip Zona II, teratur rata, agak berdesakan ‒ Zona V : Teratur (eritrosit tidak tumpang tindih), sel tersebar merata, bentuk utuh dan asli ‒ Zona VI : Sangat tipis & sel longgar. Syarat Lapang Pandang : ‒ Lebar x panjang kira-kira 2,5 x 3 cm ‒ Ada bagian yang tebal dan tipis : ‒ Terlalu tebal sel-sel eritrosit menutupi satu sama lain sehingga mempersulit penilaian, ‒ Terlalu tipis sel-sel akan kehilangan bentuk bikonkafitasnya terutama daerah tepi. ‒ Ekor tidak seperti bendera robek ‒ Preparat tidak berlobang ‒ Preparat tidak terputus-putus. C. Kesimpulan yang bisa diambil yaitu pasien tersebut terinfeksi parasite jaringan atau bisa dikatakan pasien tersebut cacingan. Kelebihan eosinophil atau Eosinofilia, yaitu peningkatan fraksi jumlah eosinofil (>0,05) atau di atas 0,4 x 109/L. Ditemukannya eosinofilia hampir dianggap berkaitan dengan infeksi parasit jaringan (misalnya: skistosomiasis, filariasis, cacing tambang, askariasis). D. menunjukkan inti sel berwarna biru keunguan dan granula tampak cukup jelas terlihat berwarna merah muda, dan apusan lebih tahan lama setelah disimpan.
4. A. pemeriksaan PPT dan APTT tabung apakah yang digunakan
tabung berwarna biru. pengambilan dilakukan dengan vacutainer pada pemeriksaan Darah lengkap, Kimia darah dan Faal hemostasis. kapan urutan tabung pemeriksaan faat hemostasis diambil pertama dengan tabung biru (Faal hemostasis), lalu tabung kuning (kimia darah) dan yang terakhir yaitu tabung ungu (DL). B. Melakukan tes ulang kembali pada bagian lengan lainnya, bila hasil sama maka dilaporkan bahwa masa berdarahan lebih dari 15 menit. C. Bila reagen yang disimpan pada suhu kamr lebih dari 1 jam makan reagen tersebut tidak dapat digunakan karena terjadi kerusakan pada reagen tersebut, dan dapat menyebabkan peningkatan pada hasil pemeriksaan.
5. A. Sampel 3 ml (2 ml untuk pemeriksaan hematologi / erytrosit , 1 ml
untuk retraksi bekuan). B. Waktu retrakai bekuan memanjang. C. Hemolisis adalah peristiwa keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah merah menuju ke cairan di sekelilingnya. Keluarnya hemoglobin ini disebabkan karena pecahnya membrane sel darah merah. Mekanisme Pengamatan : 1) Sediakan 10 Tabung reaksi dan isi dengan NaCl 1% pada masing-masing (1,2ml; 1,1ml; 1,0ml; 0,9ml; 0,8ml; 0,7ml; 0,6ml; 0,5ml; 0,4ml; 0,3ml) 2) Tambahkan Aquadest secara berurutan pada tabung yang sama (0,6ml; 0,7ml; 0,8ml; 0,9ml; 1,0ml; 1,1ml; 1,2ml; 1,3ml; 1,4ml; 1,5ml) 3) Tambahkan masing-masin 1 tetes darah 4) Diamkan 15 menit 5) Sentrifuge 2000rpm 15 menit (6) Amati secara visual : dimana terjadi permulaan hemolysis dan hemolysis sempurna. 6) Bandingkan dengan nilai Normal (cari di literatur).