Darah
Sabtu, September 10, 2011 Rahma Yuli 6 comments
Trombosit adalah jenis sel darah yang berfungsi utama dalam proses pembekuan darah
(Hemostasis). Menurut hipotesis dari J.W Wright (1986) trombosit merupakan bagian dari
sitoplasma megakariosit. Teori tersebut didukung oleh beberapa hasil observasi yang
disimpulkan:
-Pemberian radioisotope dalam megakariosit ternyata kemudian dijumpai juga pada trombosit.
Metode :
Prinsip :
Darah diencerkan dengan Ammonium oxalate 1 % maka sel-sel selain trombosit dan eritrosit
dilisiskan dan darah menjadi lebih encer sehingga trombosit lebih mudah dihitung. Jumlah
trombosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang.
Reagensia :
Alat-alat :
1. Tabung reaksi
4. Cawan Petri
5. Mikroskop
6. Counter
Cara Kerja :
1. Dipipetkan 2000 µl reagen ammonium oxalat 1% dan masukkan dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan ke dalam tabung 20 µl specimen darah, campur hingga homogen
3. Cairan tersebut (reagen+darah) dipipet dengan pipet tetes, kemudian sentuhkan
ujung pipet itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung dan menyinggung
pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritasnya.
4. Letakkan kamar hitung kedalam cawan petri yang didalamnya ada kertas tissue yang
sudah dibasahi, inkubasi selama 15 menit.
5. Periksa dibawah mikroskop lensa obyektif 40X
6. Hitung trombosit. Perhitungan dilakukan dalam kotak eritrosit yaitu dalam 10 kotak
sedang.
Perhitungan :
N= Jumlah Sel
P= Pengenceran = 101 x
Nilai Normal
Interpretasi Hasil
-Kelainan-kelainan Mieloproliferastif:
-Trombositosis sekunder:
Dapat disebabkan oleh peradangan, keganasan, penyakit hodgin, perdarahan akut, pasca
splenoktomi,reboun dari defisiendi besi yang parah.
Referensi :
http://analiskesehatan-indonesia.blogspot.com/2011/09/pemeriksaan-laboratorium-
hitung-jumlah.html
Walaupun sudah tidak kuliah dan masih belum bekerja, tapi belajar terus berlanjut. Adanya blog
ini mendorongku untuk tetap belajar. Blog tidak akan ada artinya bila tidak ada posting-an, Mau
posting harus ada bahan, agar dapat bahan postingan ya harus baca, membaca adalah salah
satu cara belajar ya kan ?.Moga-moga aja ada yang nyangkut di otak,amiin….
Ada beberapa jenis bilik hitung tapi yang sebaiknya digunakan adalah bilik hitung yang
menggunakan garis bagi ‘Improved Neubauer’.
Pada bilik hitung ‘Improved Neubauer’ luas seluruh bidang adalah 9 mm2 dan bidang ini dibagi
menjadi 9 ‘Bidang Besar’ yang masing-masing bidang memiliki luas 1 mm2 . Bidang Besar di
bagi menjadi 16 ‘Bidang Sedang’,yang luasnya masing-masing ¼ x ¼ mm2. Bidang besar yang
letaknya ditengah–tengah pembagiannya berbeda, yaitu di bagi menjadi 25 bidang,luas masing
bidang 1/5 x 1/5 mm2 dan bidang itu dibagi lagi menjadi 16 bidang kecil. Dengan demikian
jumlah seluruh bidang kecil itu seluruhnya 400 buah dengan luas 1/20 x 1/20 mm2 .
Tinggi Bilik hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris dengan kaca penutup yang
terpasang adalah 1/10 mm.
Untuk menghitung jumlah sel eosinofil dalam darah sering digunakan bilik hitung yang
volumenya yang lebih besar, yaitu bilik hitung “Fuch-Rosental”. Ukuran seluruh bidang dibagi 4
mm x 4 mm, dengan tinggi 2/10 mm,sedangkan garis-garisnya berlainan lagi.
Jika anda merasa merasa isi Blog ini bermanfaat, bantulah kami untuk mendukung
keberadaannya dengan Meng-Klik salah Iklan Baris atau Iklan Gambar yang Ada..
http://analiskesehatan-indonesia.blogspot.com/2011/11/bilik-hitung-improved-
neubauer.html
Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang besar
dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan
makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular
dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000
trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit
memerlukan waktu sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10
hari. Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4
mikrometer dan volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona
daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur
dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi
trombosit. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai
respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan,
agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Nilai normal trombosit bervariasi sesuai
metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal menurut Deacie adalah 150 – 400 x 109 /
L. Bila dipakai metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 – 340 x 109/ L, dengan
menggunakan Coulter Counter harga normal 150 – 350 x 109/L. Dalam tulisan ini akan
dibahas mengenai bahan pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan trombosit
dalam laboratorium dan kelainan trombosit yang mungkin terjadi
VII.Cara Kerja:
1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″
dan buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis
tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dengan deglass
tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat
14%.
3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat
tersebut.
4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium
sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
Kotak 5 (Tengah):6
PERHITUNGAN :
BARBARA BROWN
Eritrosit(apusan darah)
N= 20.000 Kotak 1 (Atas
kiri):229
=306,666 Kotak 2
(Atas kanan):135
Kotak
3 (Bawah kanan):221
Kotak
4 (Bawah kiri):237
Kotak
5 (Tengah):254
PERHITUNGAN:
= X jumlah
eritrosit
= X
2.870.000
=189.420
IX.Pembahasan
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan
kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan
asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.Ada dua cara yang lazim di pakai,
yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara tidak langsung jumlah trombosit
dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya
dihitung.Untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan asing, dianjurkan untuk
menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat-alat plastikPerlu diperhatikan
dalam pengambilan sampel darah kapiler adalah sebelum penusukan dimulai keadaan
setempat perlu diperhatikan dengan seksama, merupakan kontra indikasi adalah adanya
bekas-bekas luka, keradangan, dermatitis ataupun oddema. Pengambilan darah kapiler
dapat dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan sedikit saja, atau dalam keadaan
emergency, karena selain jumlah darah yang diambil sedikit sehingga jika terjadi
kesalahan dalam pemeriksaan akan sulit untuk menanggulangi. Kesulitan-kesulitan yang
sering terjadi dalam pengambilan sampel darah ini adalah, apabila kulit sekitar luka
tusukan tidak kering karena alkohol atau keringat, maka tetesan darah yang keluar tidak
dapat mengumpul melainkan menyebar ke sekitarnya sehingga sukar untuk
mengambilnya. Lagipula bahan darah semacam ini tidak boleh digunakan karena sudah
bercampur dengan bahan lain.
Darah tidak dapat keluar dengan lancar. Hal ini biasanya karena penusukan yang kurang
dalam atau peredaran darah setempat kurang baik. Usaha untuk melancarkan
pengeluaran darah dengan memijat akan sia-sia karena darah yang keluar tidak dapat
dipergunakan karena sudah tercampur dengan cairan jaringan sehingga hasil
pemeriksaan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Pemeriksaan
hitung jumlah trombosit dalam laboratorium dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung menggunakan metoda Rees Ecker, metoda Brecher
Cronkite dan Cell Counter Automatic Metode Rees Ecker. Darah diencerkan dengan
larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan tercat terang kebiruan.
Trombosit dihitung dengan bilik hitung di bawah mikroskop, kemungkinan kesalahan
metode Rees Ecker 16-25%.Metode Estimasi Babara Brown ini dilakukan dengan/anpa
menggunakan MgSO4.Menghitung trombosit menggunakan lapang pandang 1000x
dalam 10-15 kali lapang pandang.
REFERENSI.
Sotianingsih. Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dalam menilai fungsi
agregasi trombosit.Dipresentasikan pada pertemuan PHTDI di Semarang, 2001.
Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar – dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta . Sagung
Seto, 2002.
Budiwiyono I. Prinsip pemeriksaan preparat hapus darah tepi. Dalam : Imam BW,
Purwanto AP ed. Workshop Hematologi III. Keganasan hematologik. Pembacaan
preparat darah hapus (Workshop Hematologi III). Semarang. Bagian PK FK Undip, 1995 :
19 – 26.
Rita dewi mahardini. http://ritapoltekkes.blogspot.com/2013/01/menghitung-jumlah-
trombosit.html
menghitung trombosit
Menghitung trombosit
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan
kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan
Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada
cara tidak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan
jumlah eritrosit itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada
permukaan asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon
Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung dalam
kamar hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian
cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.
1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″ dan
buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda
“101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri
tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm
kuadrat) memakai lensa objektif besar.
6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
Catatan : Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara
menghitungnya. sering dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul
darah. Karena sukar dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah trombosit
dalam sediaan apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.
PENDAHULUAN
Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang besar
dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan
makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular
dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000
trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit
memerlukan waktu sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari.
Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4
mikrometer dan volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona
daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur
dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi
trombosit. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai
respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan,
agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Nilai normal trombosit bervariasi sesuai
metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal menurut Deacie adalah 150 – 400 x 109 /
L. Bila dipakai metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 – 340 x 109/ L, dengan
menggunakan Coulter Counter harga normal 150 – 350 x 109/L.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bahan pemeriksaan yang digunakan dalam
pemeriksaan trombosit dalam laboratorium dan kelainan trombosit yang mungkin
terjadi.
BAHAN PEMERIKSAAN
Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, yang dapat diperoleh dari darah kapiler atau
darah vena. Darah Kapiler Pengambilan darah kapiler untuk orang dewasa dilakukan
pada ujung jari tangan ketiga dan keempat serta pada anak daun telinga, sedangkan
pada bayi dan anak-anak biasanya diambil dari tumit atau ibu jari kaki.
Perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel darah kapiler adalah sebelum penusukan
dimulai keadaan setempat perlu diperhatikan dengan seksama, merupakan kontra
indikasi adalah adanya bekas-bekas luka, keradangan, dermatitis ataupun oddema.
Pengambilan darah kapiler dapat dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan sedikit
saja, atau dalam keadaan emergency, karena selain jumlah darah yang diambil sedikit
sehingga jika terjadi kesalahan dalam pemeriksaan akan sulit untuk menanggulangi.
Kesulitan-kesulitan yang sering terjadi dalam pengambilan sampel darah ini adalah,
apabila kulit sekitar luka tusukan tidak kering karena alkohol atau keringat, maka tetesan
darah yang keluar tidak dapat mengumpul melainkan menyebar ke sekitarnya sehingga
sukar untuk mengambilnya. Lagipula bahan darah semacam ini tidak boleh digunakan
karena sudah bercampur dengan bahan lain.
Darah tidak dapat keluar dengan lancar. Hal ini biasanya karena penusukan yang kurang
dalam atau peredaran darah setempat kurang baik. Usaha untuk melancarkan
pengeluaran darah dengan memijat akan sia-sia karena darah yang keluar tidak dapat
dipergunakan karena sudah tercampur dengan cairan jaringan sehingga hasil
Darah Vena Pengambilan darah vena untuk orang dewasa dilakukan pada vena difossa
cubiti, sedangkan pada anak-anak atau bayi bila perlu, darah diambil dari vena jugularis
eksterna, vena femoralis bahkan dapat diambil dari sinus sagittalis superior. Pengambilan
darah vena perlu dilakukan dengan hati-hati karena bahaya yang dapat terjadi jauh lebih
untuk pengambilan harus diperiksa dengan seksama antara lain letak dan ukuran vena.
2. Faktor analitik
Misalnya : cara pembuatan SADT yang tidak memenuhi syarat kesalahan alat hitung yang
dipakai
SADT untuk estimasi jumlah trombosit harus dibuat sebaik mungkin, sehingga terbentuk
daerah baca yang baik. Trombosit harus terdistribusi rata dan tidak menggerombol,
apabila trombosit cenderung bergerombol harus dibuat SADT baru dengan cara terlebih
dahulu mencampur sampel darah secara baik
Berdasarkan susunan populasi sel darah merah SADT dibagi menjadi 6 zona, yaitu :
• Zona I disebut zona irreguler, di daerah ini sel darah merah tidak teratur dan kadang
ada yang padat bergerombol. Daerah ini meliputi kira-kira 3% dari seluruh badan SADT.
• Zona II disebut zona tipis, dimana distribusi sel darah merah tidak teratur, saling
berdesakan dan bertumpuk. Zona ini meliputi sekitar 14%.
• Zona III disebut zona tebal, dimana sel-sel darah merah bergerombol dan padat luas
zona ini sekitar 45% atau hampir separo dari badan SADT.
• Zona IV disebut juga zona tipis, yang sama kondisinya dengan zona II hanya lebih tipis.
Luasnya sekitar 18% dari SADT.
• Zona V, zona reguler merupakan tempat sel-sel tersebar rata tidak saling bertumpuk
dan bentuk-bentuknya masih asli. Daerah ini meliputi sekitar 11% dari badan SADT.
• Zona VI juga disebut zona sangat tipis, terletak di ujung sediaan apus sebelum ekor. Di
sini sel-sel lebih longgar dan umunya berderet. Zona ini luasnya sekitar 9% dari badan
SADT. Metoda estimasi menurut Barbara Brown, apabila pada zona V dengan
pembesaran lensa obyektif 100 kali ditemukan 1 trombosit maka dikalikan dengan 20.000.
Faktor perkalian (f) menurut Barbara Brown adalah 20.000.
Trombositosis
Trombositosis adalah meningkatnya jumlah trombosit pada peredaran darah diatas
normal, yaitu lebih dari 400 x 109 / L. Pada trombositosis apabila rangsangan-
rangsangan yang menyebabkan trombositosis ditiadakan maka jumlah trombosit
kembali normal, misalnya terjadi pada perdarahan yang akut, contohnya pada trauma
waktu pembedahan atau melahirkan.
Trombositemi
Trombositemi yaitu peningkatan jumlah trombosit oleh proses yang ganas. Misalnya
pada lekemia mielositik kronik. Jumlah trombosit pada trombositemi dapat melebihi
1.000x109/L.
DAFTAR PUSTAKA
Indriastuti EC, Lisyani S, Tjahjati MI. Perbedaan jumlah agregat trombosit pada sediaan
apus darah tepi mahasiswa FK Undip semester IV sebelum dan setelah periode ujian
semester. Dipresentasikan pada PIT I PDS Patklin & Konker IX HKKI di Surakarta, 20 – 22
September 2002.
Hoffbrand AV, Petit JE. Trombosit, pembekuan darah dan hemostasis. Dalam : Hoffbrand
AV, Petit JF eds. Essential haematology. Terjemahan : Darmawan I. Ed 2. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC, 1987 : 201 – 18.
Stenberg PE, Hill RJ. Platelets and megakaryocites. In : Lee GR, Foerster J, Greer JP,
Rodgers GM, Lukens J, Paraskev F eds. Wintrobe’s clinical hematology. 10th ed.
Baltimore. William & Wilkins, 1999 : 615 – 60.
Julius S. Platelet Pathobiology. Yale University – section of cardiovascular medicine.
Available from http://info.med.yale.edu/ysm, 1999.
Sotianingsih. Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dalam menilai fungsi
agregasi trombosit. Dipresentasikan pada pertemuan PHTDI di Semarang, 2001.
Dacie JV, Lewis SM. Collection and handling of blood. In : John VD, SM Lewis eds.
Practical Haematology. 7th ed. Singapura. Churchill Livingstone, 1991 : 1 – 8.
Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar – dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta . Sagung
Seto, 2002.
Dacie JV, Lewis SM. Preparation and staining methods for blood and bone marrow. In :
John VD, SM Lewis eds. Practical Haematology. 7th ed. Singapura. Churchill Livingstone,
1991 : 75 – 89.
Narayanan S. The preanalytic phase. An important component of laboratory medicine.
Am J Clin Path 2000; 113.
Budiwiyono I. Prinsip pemeriksaan preparat hapus darah tepi. Dalam : Imam BW,
Purwanto AP ed. Workshop Hematologi III. Keganasan hematologik. Pembacaan
preparat darah hapus (Workshop Hematologi III). Semarang. Bagian PK FK Undip, 1995 :
19 – 26.
http://bejoindustri.blogspot.com/2012/03/menghitung-trombosit.html
Hitung Trombosit dg Otomatis
INTISARI
PENDAHULUAN
Latar belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional,
yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah satu tujuan nasional.
Penyakit infeksi masih merupakan masalah besar, sementara penyakit non infeksi akibat
perilaku tidak sehat dan penyakit degeneratif mengalami peningkatan. Salah satu strategi
pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010 adalah
menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya
program pembangunan nasional harus mempunyai kontribusi positif bagi terbentuknya
lingkungan sehat dan perilaku sehat (Propenas, 2000).
Pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan merupakan salah satu unit
pelayanan yang amat penting dalam upaya pembangunan bidang kesehatan, oleh
karena itu baik laboratorium pemerintah maupun swasta perlu mengadakan
pemantapan dan peningkatan mutu pemeriksaan laboratorium(Panduan Pemantapan
Mutu Laboratorium).
Dari sekian banyak laboratorium klinik baik pemerintah maupun swasta, untuk
pemeriksaan hitung jumlah trombosit terdapat beberapa cara, yaitu cara otomatis dan
manual. Pada umumnya cara otomatis dengan menggunakan alat hematology analyzer,
dengan prinsip impendance yaitu resistensi atau ketahanan sel-sel yang tergantung
volume sel terhadap besarnya arus listrik yang dinyatakan dengan satuan fentoliter,
dimana ketelitiannya lebih baik daripada cara manual. Cara ini juga mempunyai
keuntungan, tidak melelahkan petugas laboratorium, jika harus banyak melakukan
pemeriksaan menghitung jumlah trombosit. Akan tetapi cara ini masih ada
kelemahannya karena trombosit yang besar (giant trombosit) atau beberapa trombosit
yang menggumpal tidak bisa terhitung, hal ini menyebabkan jumlah trombosit menjadi
lebih sedikit sehingga perlu dikonfirmasi dengan cara manual. Sedangkan cara manual
yaitu dengan cara mengencerkan dan melisiskan eritrosit dalam darah dengan larutan
Rees - Ecker, pengenceran di dalam pipet khusus kemudian dihitung menggunakan
kamar hitung Improved Neubauer pada volume tertentu (R Gandasoebrata, 2001)
Pada survey pendahuluan ada pernyataan dari beberapa klinisi yang menyatakan
tentang ketimpangan hasil pemeriksaan jumlah trombosit sehingga mengajukan
pemeriksaan ulang secara manual terkait dengan kondisi umum dari pasien yang sudah
membaik.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: Adakah perbedaan yang bermakna antara hitung jumlah trombosit dengan
menggunakan alat Hematologi Analyser dan penghitungan cara manual.
Tinjauan Pustaka
Darah
Darah adalah bagian cairan yang homogen terdiri dari dua bagian ( plasma darah
dan sel-sel darah ).sekitar 55 % adalah cairan yang disebut plasma, 45 % sisanya unsur-
unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira- kira merupakan satu
perdua belas berat badan atau kira-kira 6-8 %. Pada pria persentasenya (Evelyn Pearce,
2002).
1. Plasma darah
Plasma darah terdiri atas air (91-92 persen) yang berperan sebagai medium
transport, zat padat ( 7-9 persen ) yang terdiri atas protein 8 persen (albumin, globulin,
protrombin dan fibrinogen), mineral 0,9 persen (natrium, klorida, natrium bikarbonat,
garam dari kalsium, fosfor, magnesium, besi dan yodium)
Sisanya diisi oleh bahan organik yaitu Glukosa, lemak, urea, kreatinin , kolesterol,
asam amino dan berisi gas (oksigen dan karbondiksida), hormon – hormon, enzim dan
antigen (Evelyn Pearce, 2002).
2. Sel - sel darah
Sel-sel darah terdiri dari : eritrosit, lekosit, trombosit.
Ketiga elemen seluler tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Begitupun
jangka waktu hidupnya tidak sama. Sel-sel yang telah mencapai umurnya atau yang telah
mati akan digantikan dengan sel-sel yang baru. Dalam keadaan fisiologis destruksi sel
senantiasa diimbangi dengan produksi sel yang baru oleh alat-alat pembentukan darah
(Evelyn Pearce, 2002).
METODE PENELITIAN
Hasil Penelitian
Peneliti telah melakukan pemeriksaan 20 sampel darah lengkap dari orang yang
datang di Laboratorium Klinika Surabaya. Dua puluh sampel tersebut dihitung
trombositnya menggunakan Sysmex KX-21 serta dihitung pula dalam sediaan apus darah
tepi pada lapangan pandang minyak imersi ( pembesaran 1000 x ).
Dari data 20 pasien yang telah diperiksa jumlah trombositnya secara langsung
dengan Sysmex KX – 21 di Laboratorium Klinika Surabaya dan dilakukan cross check pula
dengan metode tidak langsung menggunakan sediaan apus darah tepi terhadap seribu
eritrosit, diperoleh rata – rata kedua metode tersebut adalah 258.200 ( cara langsung ) &
262.021 ( cara tidak langsung ) sehingga hasil rata – rata dari kedua metode tersebut
didapat suatu rasio atau perbandingan sebesar 0,98. Data – data perbandingan antara
hitung jumlah trombosit dengan alat hitung otomatis yang digunakan adalah Sysmex
KX-21 dan cara manual tidak langsung yang digunakan Sediaan Apus Drah Tepi ( SADT )
dapat dilihat pada lampiran 1. Rasio tersebut mendekati satu berarti menunjukkan hasil
hitung jumlah trombosit menggunakan Sysmex KX-21 dan Sediaan Apus Darah Tepi rata
– rata hasilnya tidak jauh berbeda atau rata – rata dari semua sampel memiliki selisih
hasil penghitungan yang tipis. Namun ada beberapa sampel pemeriksaan yang hasilnya
jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Perbandingan antara hitung
jumlah trombosit dengan alat hitung ototmatis ( Sysmex KX – 21) dan cara manual tidak
langsung (sediaan apus darah tepi ).
Berdasarkan hasil pengolahan data T-test, terlihat bahwa nilat t terhitung 143 (
negatif ) artinya pemeriksaan hitung jumlah trombosit dengan metode SADT lebih tinggi
dibandingkan metode Sysmex KX-21 pada beberapa sampel. Kita juga dapat melihat
melalui deskriptif statistik bahwa rata – rata ( mean ) jumlah trombosit dengan SADT
lebih tinggi daripada Sysmex KX-21. Pengolahan data ini dapat dilihat pada lampiran 2.
Dari hasil uji T data – data yang diperoleh cukup signifikan dan kehomogenan
data sudah baik dilihat dari signifikan ( ) 0.000 lebih kecil daripada ( ) 0,05. Kedua
metode pemeriksaan hitung trombosit tersebut saling berhubungan terlihat dari tabel
correlations 0,887 ( pada t-test dalam lampiran 2 ) yang mendekati 1.
Sehingga dari dua metode pemeriksaan hitung trombosit tersebut kita dapat
menggunakan metode langsung dan dilengkapi metode tidak langsung untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam mengcrosscheck hasil hitung trombosit pada
pemeriksaan darah lengkap. atau menggunakan salah satu metode pemeriksaan hitung
trombosit dari keduanya namun untuk lebih mempersingkat waktu dapat menggunakan
alat hitung otomatis dalam hal ini Sysmex KX-21.
Pembahasan
Penghitungan jumlah trombosit secara langsung dapat dilakukan dengan Metode
otomatis dapat menggunakan Sysmex KX- 21 dengan prinsip teknik impedansi. Prinsip
tersebut memungkinkan sel-sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent
kemudian dialirkan melalui apertura ( celah sempit ). Teknik impedansi berdasar
pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode yaitu elektrode internal
dan eksternal sehingga terjadi perubahan tahanan listrik yang dicatat sebagai
peningkatan voltase dan digambarkan dalam bentuk pulsa. Setiap pulsa listrik yang
terjadi sesuai dengan satu trombosit yang melalui apertura dan tingginya pulsa
menunjukkan ukuran trombosit dan jumlah pulsa sama dengan jumlah trombosit. Alat
tersebut mempunyai keuntungan diantaranya : tidak melelahkan petugas laboratorium,
jika harus banyak melakukan pemeriksaan hitung trombosit. Adanya tampilan flag
menunjukkan hal – hal yang perlu mendapat perhatian terhadap peneriksaan sampel.
Alat ini masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit
besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit tidak dapat
terdeteksi atau tidak dapat dibedakan. Teknik ini pada keadaan tertentu dapat
memberikan hasil rendah palsu atau tinggi palsu. Hitung trombosit dengan metode
otomatis mempunyai CV 4 % pada sampel darah normal.
Sedangkan penghitungan jumlah trombosit dengan cara tidak langsung
menggunakan sediaan apus darah tepi yang telah dicat Giemsa. Metode ini sebagai
cross check terhadap cara langsung. Metode tidak langsung, menghitung jumlah
trombosit melalui rasio trombosit terhadap seribu eritrosit pada hapusan darah tepi juga
berlaku pada milimeter kubik darah, sehingga perhitungannya adalah rasio
trombosit/1000 eritrosit dalam hapusan darah tepi dikalikan dengan jumlah eritrosit/
mm3 darah. Cara ini menghitung jumlah trombosit yang paling mudah dan sederhana
tetapi kurang teliti. Pada cara manual ini mempunyai kelebihan karena dapat mengamati
ukuran dan morfologi trombosit atau kelainan hematologi lainnya, namun juga memiliki
suatu kelemahan yaitu penyebaran trombosit yang tidak merata disebabkan perlekatan
trombosit pada kaca sehingga mengakibatkan penilaian jumlah trombosit yang berbeda
– beda. Hal ini dapat diatasi dengan teknik putar cara spin, metode ini merupakan
metode otomatis dengan cara ini trombosit dan lekosit akan tersebar merata. Kerugian
metode ini adalah membutuhkan alat khusus dan dan untuk laboratorium yang sibuk
membutuhkan banyak waktu dalam pembuatan hapusan.
Jumlah trombosit yang dihitung menggunakan Sysmex KX-21 pada penelitian ini
bervariasi, antara 104.000/l – 520.000/l. Jumlah trombosit normal pada Sysmex KX-21
yang digunakan untuk penelitian ini ditetapkan antara 150.000 – 450.000/l. Penulis –
penulis lain menyebutkan rentang jumlah trombosit normal yang berbeda – beda yaitu
150.000 – 400.000/ mm3, 175.000 – 350.000/mm3, 140.000 - 400.000/mm3, atau 150.000
– 450.000/mm3. Perbedaan – perbedaan tersebut mungkin disebabkan ketidaktepatan
teknik hitung trombosit, variasi diurnal ( hasil hitung trombosit lebih tinggi pada sore hari
). Sampel penelitian ini diambil pada pagi hari.
Berdasarkan hasil hitung jumlah trombosit dari 20 sampel yang diperiksa dengan
dua metode pemeriksaan rata – rata perbedaan hasil cukup tipis. Namun ada beberapa
sampel yang diperiksa memiliki suatu perbedaan cukup jauh, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut dapat ditinjau dari pemeriksaan dengan alat
hitung otomatis ( Sysmex KX-21 ) atau dari pemeriksaan dengan sediaan apus darah tepi.
Bila dari pemeriksaan cara langsung yang menggunakan Sysmex KX – 21 sel – sel yang
terdeteksi hanya berdasarkan ukuran sel trombosit yang sudah ditentukan pada alat
Sysmex KX – 21 tersebut sehingga sel apapun yang ukurannya sesuai dengan ukuran
yang ditentukan oleh alat ikut terhitung dan mengakibatkan tinggi palsu atau sel
trombosit yang ukurannya lebih besar / lebih kecil daripada ukuran yang ditentukan alat
dan mengakibatkan hasil rendah palsu. Sedangkan faktor yang ditinjau pada
pemeriksaan cara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus darah tepi secara
mikroskopik terdapat sel – sel trombosit dan partikel lain yang sukar dibedakan dengan
ukuran sel trombosit itu sendiri atau karena keterbatasan penglihatan mata peneliti. Atau
disebabkan oleh faktor pengecatan sediaan apus darah tepi yang kurang baik.
Saran
Setiap metode pemeriksaan hitung tromboit memiliki kekurangan dan kelebihan
maka dari itu para tenaga laboratorium disarankan untuk mempertimbangkan metode
yang akan digunakan dalam pemeriksaan hitung trombosit sesuai keadaan sebaiknya
menggunakan metode yang memiliki hasil optimal tetapi miliki kelemahan yang minimal.
Hasil hitung trombosit cara langsung sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan hapusan
darah tepi. Hal ini penting untuk melihat apakah hasil hitung trombosit tersebut sesuai
dengan kesan atau gambaran hasil hitung trombosit pada hapusan darah.
DAFTAR PUSTAKA
http://aakmalang.blogspot.com/p/hitung-trombosit-dg-otomatis.html
Disusun oleh :
Kelas : c -2
JURUSAN FARMASI
JAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hari.
Dalam keadaan normal, jumlah trombosit berkisar antara 200.000 sampai
500.000/µL. apabila jumlah trombosit kurang dari nomal maka keadaan itu disebut
trombositopenia. Trombositopenia dapat menimbulkan perdarahan yang
berkepanjangan setelah trauma maupun perdarahan spontan seperti purpura atau
perdarahan mukosa..
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dipandang perlu untuk mengkaji lebih
dalam dengan melakukan perhitungan jumlah trombosit di dalam tubuh dan melakukan
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perhitungan nilai
C. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh
untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi
utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat
trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada
dinding pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan
trombosit pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka)
Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 per mmk darah. Dikatakan
trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 per mmk
darah. Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan
cenderung terjadi perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah
biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah
trauma. Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau
ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah trombosit kurang dari 40.000 per mmk
darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari 10.000 per
mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah
trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena
Trombosit memiliki zona luar yang jernih dan zona dalam yang berisi organel-
organel sitoplasmik. Permukaan diselubungi reseptor glikoprotein yang digunakan untuk
reaksi adhesi & agregasi yang mengawali pembentukan sumbat hemostasis. Membran
plasma dilapisi fosfolipid yang dapat mengalami invaginasi membentuk sistem
kanalikuler. Membran plasma ini memberikan permukaan reaktif luas sehingga protein
koagulasi dapat diabsorpsi secara selektif. Area submembran, suatu mikrofilamen
pembentuk sistem skeleton, yaitu protein kontraktil yang bersifat lentur dan berubah
bentuk. Sitoplasma mengandung beberapa granula, yaitu: granula densa, granula a,
lisosome yang berperan selama reaksi pelepasan yang kemudian isi granula disekresikan
melalui sistem kanalikuler. Energi yang diperoleh trombosit untuk kelangsungan
hidupnya berasal dari fosforilasi oksidatif (dalam mitokondria) dan glikolisis anaerob
Penyebab pastinya sampai hari ini masih dalam tahap penelitian. Ini merupakan
suatu keadaan yang cukup sulit. Karena pada masing-masing orang pun ego imunnya
berbeda-beda. Ada yang berat, ada yang ringan, ada yang respons dengan obat, ada
Trombositopenia yang diinduksi obat (DIT) adalah asuatu keadaan dimana terjadi
3. Trombositopenia
Trombositopenia adalah suatu keadaan jumlah trombosit darah perifer kurang dari
normal yang disebabkan oleh menurunnya produksi, distribusi abnormal, destruksi
4. Trombositosis
Kenaikan kadar trombosit dalam darah atau biasa disebut trombositosis itu bisa di
sebabkan oleh dua hal, yaitu karena sebab primer dan sekunder. Trombositosis premier
adalah kenaikan kadar trombosit dalam darah terjadi dengan sendirinya tanpa adanya
pemicu sama sekali, dimana dicurigai adanya kelainan pada sumsum tulang dan DNA
sebagai pemberi perintah. Sedangkan yang sekunder atau biasa disebut trombositosis
sekunder disebabkan adanya penyakit lain yang menyertainya seperti infeksi akut,
perdarahan, hemolisis, kanker, spelenektomi, dan penyakit sel darah seperti leukemia
Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode
secara langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase
kontras dan mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang
dianjurkan adalah penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode
otomatis akhir-akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas
BAB III
METODELOGI
Alat :
1. Mikroskop
2. Lanset steril
3. Kamar hitung
4. Pipet thoma eritrosit
5. Kapas
6. Cover glass
Bahan :
1. Sampel darah
2. Reagen reeks ecker
3. Alkohol 70%
B. Langkah kerja
BAB IV
A. Hasil
2. Rahayu 33.200 / µl
3. Nurlita 30.600 / µl
4. Diena 82.200 / µl
5. Sherly 15.600 / µl
B. Perhitungan
Kelompok 1
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl
Fp = = =200µl
Kelompo 2
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl
Fp = = =200µl
Kelompok 3
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl
Fp = = =200µl
Kelompok 4
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl
Fp = = =200µl
Kelompok 5
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl
Fp = = =200µl
C. Pembahasan
Trombosit adalah fragmen atau kepingan – kepingan tidak berinti dari sitoplasma
megakariot yang berukuran 1 sampai 4 mikron dan berada dalam sirkulasi darah selama
10 hari. Dengan metode pewarnaan , trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti,
bulat dengan sitoplasma berwarna biru yang berisi garnula merah ungu yang tersebar
merata.
Trombosit memiliki peran dalam hemostasis , suatu meknisme faal tubuh untuk
melindungi diri dari kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama
trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma
– trauma kecil yang terjadi sehari – hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding
pembuluh darah. Trombosit – trombosit itu membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (
perlekatan trombosit pada jaringan sub endotel pada pembuluh darah yang luka) dan
perdarahan.
Sakit kepala
Pening
Nyeri dada
Lemah
Pingsan-pingsan
Perubahan penglihatan sementara
Mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki
Penyebab terjadinya trombositopenia pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4,
yaitu:
1. Gangguan produksi
Depresi selektif megakariosit karena obat, bahan kimia atau infeksi virus.
a) Anemi aplastik
b) Leukemia akut
c) Sindrom mielodisplastik
d) Mielosklerosis
f) Mieloma multipel
g) Anemia megaloblastik
2. Peningkatan destruksi trombosit
BAB V
KESIMPULAN
hari
2. Dari hasil praktikum didapatkan kadar trombosit di bawah nilai normal atau
trombositopenia
http://switianiekayuliani.blogspot.com/2013/12/laporan-praktikum-hitung-kadar-
trombosit.html
Hitung Trombosit
Posted by Riswanto on Wednesday, December 16, 2009
merata.
Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh untuk
melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama
trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat
trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada
dinding pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan
trombosit pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi
(perlekatan antar sel trombosit).
Agar dapat berfungsi dengan baik, trombosit harus memadai dalam kuantitas (jumlah)
dan kualitasnya. Pembentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika
jumlah trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi
juga bagus.
Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit adalah
agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti trombosit.
Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah masa perdarahan
(bleeding time) dan hitung trombosit
Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 per mmk darah. Dikatakan
trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 per mmk
darah. Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan
cenderung terjadi perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah
biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah
trauma. Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau
ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah trombosit kurang dari 40.000 per mmk
darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari 10.000 per
mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah
trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena
Metode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas
tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang
merupakan partikel kecil, mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan
Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode secara
langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan
mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah
penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode otomatis akhir-
akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan
Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah trombosit
pada sediaan apus darah yang telah diwarnai. Cara ini cukup sederhana, mudah
dikerjakan, murah dan praktis. Keunggulan cara ini adalah dalam mengungkapkan
ukuran dan morfologi trombosit, tetapi kekurangannya adalah bahwa perlekatan ke kaca
obyek atau distribusi yang tidak merata di dalam apusan dapat menyebabkan perbedaan
yang mencolok dalam perhitungan konsentrasi trombosit. Sebagai petunjuk praktis
adalah bahwa hitung trombosit adekuat apabila apusan mengandung satu trombosit per
duapuluh eritrosit, atau dua sampai tiga trombosit per lapang pandang besar (minyak
imersi). Pemeriksaan apusan harus selalu dilakukan apabila hitung trombosit rendah
karena penggumpalan trombosit dapat menyebabkan hitung trombosit rendah palsu.
Bahan pemeriksaan yang dianjurkan untuk pemeriksaan hitung trombosit adalah darah
EDTA. Antikoagulan ini mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat kalsium dan
Metode fase-kontras
Pada hitung trombosit metode fase kontras, darah diencerkan ke dalam larutan
ammonium oksalat 1% sehingga semua eritrosit dihemolisis. Sel trombosit dihitung
dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop fase kontras. Sel-sel lekosit
dan trombosit tampak bersinar dengan latar belakang gelap. Trombosit tampat bulat
atau bulat telur dan berwarna biru muda/lila terang. Bila fokus dinaik-turunkan tampak
perubahan yang bagus/kontras, mudah dibedakan dengan kotoran karena sifat
refraktilnya. Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 – 10%.
Metode fase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik. Penyebab
kesalahan yang utama pada cara ini, selain faktor teknis atau pengenceran yang tidak
akurat, adalah pencampuran yang belum merata dan adanya perlekatan trombosit atau
agregasi.
Modifikasi metode fase-kontras dengan plasma darah
Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna
Wright, Giemsa atau May Grunwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan
dimana eritrosit tersebar secara merata dan tidak saling tumpang tindih.
Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah
trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah
yang sebenarnya dihitung. Cara ini sekarang tidak digunakan lagi karena tidak
praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit, juga harus dilakukan hitung
eritrosit.
Penghitung sel otomatis mampu mengukur secara langsung hitung trombosit selain
hitung lekosit dan hitung eritrosit. Sebagian besar alat menghitung trombosit dan
eritrosit bersama-sama, namun keduanya dibedakan berdasarkan ukuran. Partikel yang
lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih besar dihitung sebagai
eritrosit. Dengan alat ini, penghitungan dapat dilakukan terhadap lebih banyak
trombosit. Teknik ini dapat mengalami kesalahan apabila jumlah lekosit lebih dari
100.000/mmk, apabila terjadi fragmentasi eritrosit yang berat, apabila cairan pengencer
berisi partikel-partikel eksogen, apabila sampel sudah terlalu lama didiamkan sewaktu
pemrosesan atau apabila trombosit saling melekat.
Masalah Klinis
Bahan Bacaan :
1. Dacie, S.J.V. dan Lewis S.M., 1991, Practical Hematology, 7th ed., Longman
Singapore Publishers Ptc. Ltd., Singapore.
2. Gandasoebrata, R., 1992, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung.
3. Koepke, J.A., 1991, Practical Laboratory Hematology, 1st ed., Churchill Livingstone,
New York.
4. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, 1995, Tuntunan Praktikum Hematologi,
Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta.
5. Oesman, Farida & R. Setiabudy, 1992, Fisiologi Hemostasis dan Fibrinolisis, dalam :
Setiabudy, R. (ed.), 1992, Hemostasis dan Trombosis, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
6. Ratnaningsih, T. dan Setyawati, 2003, Perbandingan Antara hitung Trombosit
Metode Langsung dan Tidak Langsung Pada Trombositopenia, Berkala Kesehatan
Klinik, Vol. IX, No. 1, Juni 2003, RS Dr. Sardjito, Yogyakarta.
7. Ratnaningsih, T. dan Usi Sukorini, 2005, Pengaruh Konsentrasi Na2EDTA Terhadap
Perubahan Parameter Hematologi, FK UGM, Yogyakarta.
8. Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan
Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, 2004, Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta.
9. Widmann, Frances K., alih bahasa : S. Boedina Kresno dkk., 1992, Tinjauan Klinis
Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1, EGC, Jakarta, hlm. 117-
132.
10. Kee, Joyce LeFever, 2007, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik,
Edisi 6, EGC, Jakarta.
http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/hitung-trombosit.html
Pemeriksaan trombosit
Trombosit adalah jenis sel darah yang berfungsi utama dalam proses pembekuan darah
(Hemostasis). Menurut hipotesis dari J.W Wright (1986) trombosit merupakan bagian dari
sitoplasma megakariosit. Teori tersebut didukung oleh beberapa hasil observasi yang
disimpulkan:
-Pemberian radioisotope dalam megakariosit ternyata kemudian dijumpai juga pada trombosit.
Prinsip :
Darah diencerkan dengan Ammonium oxalate 1 % maka sel-sel selain trombosit dan eritrosit
dilisiskan dan darah menjadi lebih encer sehingga trombosit lebih mudah dihitung. Jumlah
trombosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang.
Reagensia :
Alat-alat :
1. Tabung reaksi
4. Cawan Petri
5. Mikroskop
6. Counter
Cara Kerja :
1. Dipipetkan 2000 µl reagen ammonium oxalat 1% dan masukkan dalam tabung reaksi
3. Cairan tersebut (reagen+darah) dipipet dengan pipet tetes, kemudian sentuhkan ujung pipet
itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung dan menyinggung pinggir kaca penutup.
Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritasnya.
4. Letakkan kamar hitung kedalam cawan petri yang didalamnya ada kertas tissue yang sudah
dibasahi, inkubasi selama 15 menit.
6. Hitung trombosit. Perhitungan dilakukan dalam kotak eritrosit yaitu dalam 10 kotak sedang.
Perhitungan :
N= Jumlah Sel
P= Pengenceran = 101 x
Nilai Normal
Interpretasi Hasil
-Penurunan Produksi : Terjadi pada Mieloptisis, kelainan-kelainan sumsum tulang primer, infeksi,
pengaruh obat-obatan tertentu.
-Produksi yang tidak efektif : Terjadi pada proses ,megaloblastik
2.Trombositosis : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana jumlah trombosit diatas jumlah
normal. Penyebab lazim trombositosis :
-Kelainan-kelainan Mieloproliferastif:
Terjadi pada Polisitemia vera, myeloid agranulosit, leukemia granulositik kronik, (Trombositopenia
primer)
-Trombositosis sekunder:
Dapat disebabkan oleh peradangan, keganasan, penyakit hodgin, perdarahan akut, pasca
splenoktomi,reboun dari defisiendi besi yang parah.
http://aceh-laboratorium.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-trombosit.html
Trombosit
Jan 30
Mengenal Trombosit
Trombosit dan cairan atau plasma darah adalah istilah yang sangat erat hubungannya
dengan penyakit demam berdarah. Untuk menjalankan tugas dalam pembekuan darah,
tubuh kita memerlukan trombosit. Trombosit akan segera menghentikan pendarahan jika
tubuh kita mengalami luka atau pendarahan. Untuk itu diperlukan trombosit yang
banyak.
Tubuh memerlukan jumlah sel keping darah normal sekitar 150.000 hingga 350.00/mm3.
Istilah trombositopenia diberikan bagi mereka yang memiliki jumlah trombosit yang
sedikit. Sementara kebalikannya adalah trombositosis.
Pada kasus demam berdarah, trombositopenia terjadi karena adanya kerusakan sumsum
tulang belakang yang disebabkan oleh virus dengue. Keadaan ini diperparah karena
trombosit yang ada digunakan untuk mengatasi pendarahan yang sudah terjadi.
Sementara plasma darah adalah cairan pada darah yang mengandung ion (elektrolit).
Pada demam berdarah, plasma darah akan keluar dari pembuluh darah. Akibatnya,
cairan dan elektrolit yang terkandung di dalam plasma akan dibawa keluar dari
pembuluh darah yang mengakibatkan dehidrasi.
Trombosit merupakan komponen tubuh kita yang mengalir bersama dengan sel darah
merah dan putih. Trombosit memiliki fungsi utama membekukan darah sehingga tidak
banyak darah yang terbuang percuma saat terjadi pendarahan.
Pada saat terjadi luka, maka trombosit berkumpul pada luka dan membeku sehingga
tertutup lukanya. Kemudian, trombosit tersebut mengarahkan bakteri ke
limpa. Selanjutnya, bakteri tersebut ‘dikepung’ oleh sel-sel dendritik yang berfungsi
sebagai sel daya tahan tubuh. Maka respon daya tahan tubuh itulah yang menghabisi
bakteri!.. Dari penemuannya ini, Busch berharap bisa dapat mendorong trombosit untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.
Metode :
Darah diencerkan dengan Ammonium oxalate 1 % maka sel-sel selain trombosit dan
eritrosit dilisiskan dan darah menjadi lebih encer sehingga trombosit lebih mudah
dihitung. Jumlah trombosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan
perbesaran sedang.
Reagensia :
Alat-alat :
1. Tabung reaksi
4. Cawan Petri
5. Mikroskop
6. Counter
Cara Kerja :
1. Dipipetkan 2000 µl reagen ammonium oxalat 1% dan masukkan dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan ke dalam tabung 20 µl specimen darah, campur hingga homogen.
3. Cairan tersebut (reagen+darah) dipipet dengan pipet tetes, kemudian sentuhkan ujung
pipet itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung dan menyinggung pinggir
kaca penutup. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritasnya.
4. Letakkan kamar hitung kedalam cawan petri yang didalamnya ada kertas tissue yang
sudah dibasahi, inkubasi selama 15 menit.
5. Periksa dibawah mikroskop lensa obyektif 40X
6. Hitung trombosit. Perhitungan dilakukan dalam kotak eritrosit yaitu dalam 10 kotak
sedang.
Perhitungan :
N= Jumlah Sel
P= Pengenceran = 101 x
Nilai Normal
Interpretasi Hasil
Referensi :
https://aboutlabkes.wordpress.com/2012/01/30/trombosit/
MENGHITUNG TROMBOSIT
Prinsip :
Darah diencerkan dengan larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue yang akan
mengecat trombosit menjadi berwarna agak biru muda. Kemudian trombositnya
dihitung dengan menggunakan kamar hitung.
Bahan :
Darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan ( EDTA)
Reagent :
Larutan Rees Ecker, dengan komposisi sbb :
Prosedur :
A. CARA LANGSUNG ( Rees Ecker )
1. Isaplah cairan Rees Ecker ke dalam pipet erytrosit sampai garis tanda 1 dan
buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai 101. Segeralah
kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti untuk menghitung erytrosit dalam kamar hiutng.
4. Biarakan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawan petri yang
tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah ( 1
mm¬2 ) memakai lensa obyektif besar.
6. Jumlah itu dikali 2000 menghasilkan jumlah trombosit per µl darah.
http://lorpatongpelem.blogspot.com/2012_06_01_archive.html