Anda di halaman 1dari 75

Pemeriksaan Laboratorium Hitung Jumlah Trombosit (Antal Trombosit)

Darah
Sabtu, September 10, 2011 Rahma Yuli 6 comments

Trombosit adalah jenis sel darah yang berfungsi utama dalam proses pembekuan darah
(Hemostasis). Menurut hipotesis dari J.W Wright (1986) trombosit merupakan bagian dari
sitoplasma megakariosit. Teori tersebut didukung oleh beberapa hasil observasi yang
disimpulkan:

-Trombosit dan megakariosit pada fetus ditemukan bersamaan.

-Pada percobaan edukasi trombositosis memperlihatkan adanya peningkatan mergakariosit.

-Ada persamaan sitokiimia antigenik antara trombosit dan megakariosit.

-Pemberian radioisotope dalam megakariosit ternyata kemudian dijumpai juga pada trombosit.

-Observasi langsung yang memperlihatkan troombosit dihasilkan oleh megakariosit.

Pemeriksaan Laboratorium Hitung Jumlah Trombosit (Antal Trombosit) Darah

Metode :

Direct counting dengan bilik hitung

Prinsip :

Darah diencerkan dengan Ammonium oxalate 1 % maka sel-sel selain trombosit dan eritrosit
dilisiskan dan darah menjadi lebih encer sehingga trombosit lebih mudah dihitung. Jumlah
trombosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang.

Reagensia :

-Larutan Amonium Oksalat 1% (Bisa juga digunakan Rees Ecker)

Alat-alat :
1. Tabung reaksi

2. Pipet 20 µl (adjusted), 2000 µl

3. Bilik hitung Improved Neubauer

4. Cawan Petri

5. Mikroskop

6. Counter

Spesimen : Darah EDTA

Cara Kerja :

1. Dipipetkan 2000 µl reagen ammonium oxalat 1% dan masukkan dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan ke dalam tabung 20 µl specimen darah, campur hingga homogen
3. Cairan tersebut (reagen+darah) dipipet dengan pipet tetes, kemudian sentuhkan
ujung pipet itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung dan menyinggung
pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritasnya.
4. Letakkan kamar hitung kedalam cawan petri yang didalamnya ada kertas tissue yang
sudah dibasahi, inkubasi selama 15 menit.
5. Periksa dibawah mikroskop lensa obyektif 40X
6. Hitung trombosit. Perhitungan dilakukan dalam kotak eritrosit yaitu dalam 10 kotak
sedang.

Perhitungan :

Jumlah Trombosit = N/V x P

N= Jumlah Sel

V=Volum bilik hitung = 0.04 mm3

P= Pengenceran = 101 x
Nilai Normal

Jumlah Trombosit normal adalah 150.000 – 400.000 sel/mm3 darah

Interpretasi Hasil

1.Trombositopeni : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana jumlah trombosit dibawah


jumlah normal. Penurunan sampai dibawah 10.000 sel/mm3 darah berpotensi untuk terjadinya
pendarahan dan hambatan pembekuan darah. Penyebab trombositopenia:

-Penurunan masa hidup, sekuestrasi/pemecahan abnormal : Terjadi pada


Hopersplenisme,Trombopoetik Trombositopenia Pupura,Uremik Hemolitik, DIC,
Sepsis,Trombositopenia Imun

-Penurunan Produksi : Terjadi pada Mieloptisis, kelainan-kelainan sumsum tulang primer,


infeksi, pengaruh obat-obatan tertentu.

-Produksi yang tidak efektif : Terjadi pada proses ,megaloblastik

2.Trombositosis : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana jumlah trombosit diatas


jumlah normal. Penyebab lazim trombositosis :

-Kelainan-kelainan Mieloproliferastif:

Terjadi pada Polisitemia vera, myeloid agranulosit, leukemia granulositik kronik,


(Trombositopenia primer)

-Trombositosis sekunder:

Dapat disebabkan oleh peradangan, keganasan, penyakit hodgin, perdarahan akut, pasca
splenoktomi,reboun dari defisiendi besi yang parah.

Referensi :

Penuntun Laboratorium Klinik (R.Gandasoebrata)

Buku Saku Mengenal Penyakit (Sutedjo)


Buku Saku Hematologi (Larry Water Burry)

Petunjuk Praktikum Hematologi Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Posted in: Lab Hematologi

http://analiskesehatan-indonesia.blogspot.com/2011/09/pemeriksaan-laboratorium-
hitung-jumlah.html

Bilik Hitung Improved Neubauer


Rabu, November 09, 2011 Rahma Yuli 3 comments

Walaupun sudah tidak kuliah dan masih belum bekerja, tapi belajar terus berlanjut. Adanya blog
ini mendorongku untuk tetap belajar. Blog tidak akan ada artinya bila tidak ada posting-an, Mau
posting harus ada bahan, agar dapat bahan postingan ya harus baca, membaca adalah salah
satu cara belajar ya kan ?.Moga-moga aja ada yang nyangkut di otak,amiin….

Materi belajar hari ini adalah ‘Bilik Hitung’

Gambar : Bilik Hitung 'Tanda Panah'


(sumber:http://akdarbakin.wordpress.com/2011/05/31/jumlah-lekosit/)
Dalam laboratorium klinik Bilik Hitung adalah alat yang berguna untuk menghitung sel darah.
Saat digunakan untuk pemeriksaan hitung sel darah,bilik hitung harus di beri kaca penutup
’Deck glass’.

Ada beberapa jenis bilik hitung tapi yang sebaiknya digunakan adalah bilik hitung yang
menggunakan garis bagi ‘Improved Neubauer’.

Gambar: Garis Bagi pada Bilik Hitung Improved Neubauer


(sumber:http://www.sodiycxacun.web.id/2010/08/cara-pemeriksaan-hitung-jumlah-
leukosit.html#axzz1dBbsTo8C)

Pada bilik hitung ‘Improved Neubauer’ luas seluruh bidang adalah 9 mm2 dan bidang ini dibagi
menjadi 9 ‘Bidang Besar’ yang masing-masing bidang memiliki luas 1 mm2 . Bidang Besar di
bagi menjadi 16 ‘Bidang Sedang’,yang luasnya masing-masing ¼ x ¼ mm2. Bidang besar yang
letaknya ditengah–tengah pembagiannya berbeda, yaitu di bagi menjadi 25 bidang,luas masing
bidang 1/5 x 1/5 mm2 dan bidang itu dibagi lagi menjadi 16 bidang kecil. Dengan demikian
jumlah seluruh bidang kecil itu seluruhnya 400 buah dengan luas 1/20 x 1/20 mm2 .

Tinggi Bilik hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris dengan kaca penutup yang
terpasang adalah 1/10 mm.

Maka Volume ditiap-tiap bidang sebagai berikut:

1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x 1/10 = 1/4000 mm3

1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 = 1/160 mm3


1 bidang besar = 1 x 1 x 1/10 = 1/10 mm3

Volume seluruh bidang = 3 x 3 x 1/10 = 0.9 mm3

Volume bidang untuk pemeriksaan jumlah sel darah:

-Pemeriksaan Jumlah Leukosit (4 bidang besar)

1 x 1 x 1/10 x 4 = 0.4 mm3

-Pemeriksaan jumlah eritrosit (5 bidang ditengah)

1/5 x 1/5 x 1/10 x 5 =0,02 mm3

-Pemeriksaan jumlah trombosit (10 bidang ditengah)

1/5 x 1/5 x 1/10 x 10=0.04 mm3

Untuk menghitung jumlah sel eosinofil dalam darah sering digunakan bilik hitung yang
volumenya yang lebih besar, yaitu bilik hitung “Fuch-Rosental”. Ukuran seluruh bidang dibagi 4
mm x 4 mm, dengan tinggi 2/10 mm,sedangkan garis-garisnya berlainan lagi.

Referensi: Penuntun Laboratorium Klinik (Ganda Soebrata).

Jika anda merasa merasa isi Blog ini bermanfaat, bantulah kami untuk mendukung
keberadaannya dengan Meng-Klik salah Iklan Baris atau Iklan Gambar yang Ada..

http://analiskesehatan-indonesia.blogspot.com/2011/11/bilik-hitung-improved-
neubauer.html

MENGHITUNG JUMLAH TROMBOSIT (Tanggal:Rabu,20 November 2012)

I.Bahan Pemeriksaan : Darah Vena dan kapiler


II.Tujuan :-Untuk mengetahui jumlah trombosit dan leukosit dalam lapang
pandang
-Untuk mengetahui jumlah trombosit dan erytrosit
III.Metode : Cara Langsung (Rees dan Ecker) dan Tak Langsung (Fonio)
IV.Prinsip :-Darah di campur dengan reagen rees ecker kedalam pipet
erytrosit sampai tanda 101.
-Dilakukan dengan penambahan Magnesium Sulfat yang berfungsi sebagai
pengenceran .
V.Alat dan Bahan:
Pipet eritrosit darah kapiler
Bilik hitung darah vena
Lancet reagen rees ecker dan Giemsa
Mikroskop Magnesium sulfat
Kaca preparat Alkohol
VI.Dasar Teori

Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang besar
dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan
makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular
dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000
trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit
memerlukan waktu sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10
hari. Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4
mikrometer dan volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona
daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur
dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi
trombosit. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai
respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan,
agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Nilai normal trombosit bervariasi sesuai
metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal menurut Deacie adalah 150 – 400 x 109 /
L. Bila dipakai metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 – 340 x 109/ L, dengan
menggunakan Coulter Counter harga normal 150 – 350 x 109/L. Dalam tulisan ini akan
dibahas mengenai bahan pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan trombosit
dalam laboratorium dan kelainan trombosit yang mungkin terjadi

VII.Cara Kerja:

Cara Langsung (Rees dan Ecker)

1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″
dan buanglah lagi cairan itu.

2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis
tanda “101″. Segeralah kocok selama 3 menit.

3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.

4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dengan deglass
tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap

5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah


(1 mm kuadrat) memakai lensa objektif besar.

6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.

Cara tidak langsung (Fonio)

1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.

2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat
14%.
3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat
tersebut.

4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium
sulfat, campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.

5. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Giemsa)

6. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.

7. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.

8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka


itu.

Estimasi Barbara Brown

1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.


2. Tusuklah ujung jari dengan lanset
3. Setelah jumlah darah keluar Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Giemsa)
4. Hitung jumlah trombosit.
VIII.Hasil

CARA LANGSUNG CARA


TIDAK LANGSUNG
Trombosit Trombosit
Kotak 1 (Atas kiri):5 Kotak 1 (Atas
kiri):5
Kotak 2 (Atas kanan):4 Kotak 2 (Atas
kanan):4
Kotak 3 (Bawah kanan):5 Kotak 3
(Bawah kanan):5
Kotak 4 (Bawah kiri):4 Kotak 4
(Bawah kiri):4
Kotak 5 (Tengah):6 Kotak 5
(Tengah):6
PERHITUNGAN:
Eritrosit (bilik hitung)
Kotak 1 (Atas kiri):1
=N X 10.000 Kotak 2
(Atas kanan):13
=24 X 10.000 Kotak 3
(Bawah kanan):16
=240.000 Kotak 4
(Bawah kiri):15

Kotak 5 (Tengah):6
PERHITUNGAN :
BARBARA BROWN
Eritrosit(apusan darah)
N= 20.000 Kotak 1 (Atas
kiri):229
=306,666 Kotak 2
(Atas kanan):135
Kotak
3 (Bawah kanan):221
Kotak
4 (Bawah kiri):237
Kotak
5 (Tengah):254

PERHITUNGAN:
= X jumlah
eritrosit
= X
2.870.000

=189.420

IX.Pembahasan
Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan
kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan
asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.Ada dua cara yang lazim di pakai,
yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada cara tidak langsung jumlah trombosit
dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah yang sebenarnya
dihitung.Untuk mencegah trombosit melekat pada permukaan asing, dianjurkan untuk
menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon atau alat-alat plastikPerlu diperhatikan
dalam pengambilan sampel darah kapiler adalah sebelum penusukan dimulai keadaan
setempat perlu diperhatikan dengan seksama, merupakan kontra indikasi adalah adanya
bekas-bekas luka, keradangan, dermatitis ataupun oddema. Pengambilan darah kapiler
dapat dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan sedikit saja, atau dalam keadaan
emergency, karena selain jumlah darah yang diambil sedikit sehingga jika terjadi
kesalahan dalam pemeriksaan akan sulit untuk menanggulangi. Kesulitan-kesulitan yang
sering terjadi dalam pengambilan sampel darah ini adalah, apabila kulit sekitar luka
tusukan tidak kering karena alkohol atau keringat, maka tetesan darah yang keluar tidak
dapat mengumpul melainkan menyebar ke sekitarnya sehingga sukar untuk
mengambilnya. Lagipula bahan darah semacam ini tidak boleh digunakan karena sudah
bercampur dengan bahan lain.
Darah tidak dapat keluar dengan lancar. Hal ini biasanya karena penusukan yang kurang
dalam atau peredaran darah setempat kurang baik. Usaha untuk melancarkan
pengeluaran darah dengan memijat akan sia-sia karena darah yang keluar tidak dapat
dipergunakan karena sudah tercampur dengan cairan jaringan sehingga hasil
pemeriksaan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari yang sebenarnya. Pemeriksaan
hitung jumlah trombosit dalam laboratorium dapat dilakukan secara langsung maupun
tidak langsung. Secara langsung menggunakan metoda Rees Ecker, metoda Brecher
Cronkite dan Cell Counter Automatic Metode Rees Ecker. Darah diencerkan dengan
larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue), sehingga trombosit akan tercat terang kebiruan.
Trombosit dihitung dengan bilik hitung di bawah mikroskop, kemungkinan kesalahan
metode Rees Ecker 16-25%.Metode Estimasi Babara Brown ini dilakukan dengan/anpa
menggunakan MgSO4.Menghitung trombosit menggunakan lapang pandang 1000x
dalam 10-15 kali lapang pandang.

REFERENSI.

Sotianingsih. Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dalam menilai fungsi
agregasi trombosit.Dipresentasikan pada pertemuan PHTDI di Semarang, 2001.
Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar – dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta . Sagung
Seto, 2002.
Budiwiyono I. Prinsip pemeriksaan preparat hapus darah tepi. Dalam : Imam BW,
Purwanto AP ed. Workshop Hematologi III. Keganasan hematologik. Pembacaan
preparat darah hapus (Workshop Hematologi III). Semarang. Bagian PK FK Undip, 1995 :
19 – 26.
Rita dewi mahardini. http://ritapoltekkes.blogspot.com/2013/01/menghitung-jumlah-
trombosit.html

menghitung trombosit

Menghitung trombosit

Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dengan
kotoran kecil. Dan ditambah dengan sifatnya yang cenderung melekat pada permukaan

asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal.

Ada dua cara yang lazim di pakai, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung. pada
cara tidak langsung jumlah trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan
jumlah eritrosit itulah yang sebnarnya dihitung. untuk mencegah trombosit melekat pada
permukaan asing, dianjurkan untuk menggunakan alat-alat gelas yang dilapisi silikon

atau alat-alat plastik

 Cara Langsung (Rees dan Ecker)

Darah diencerkan dengan larutan REES ECKER dan jumlah trombosit dihitung dalam
kamar hitung. Larutan REES ECKER : natrium sitrat 3,8g; formaldehid 40% 2 ml; brillian
cresylblue 30 mg; aquadest ad 100 ml. Harus disaring sebelum dipakai.

1. Isaplah larutan REES ECKER ke dalam pipet eritrosit samapi garis tanda “1″ dan
buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda “0,5″ dan cairan REES ECKER sampai garis tanda
“101″. Segeralah kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti menghitung eritrosit dalam kamar hitung.
4. Biarkan kamar hitung yang telah terisi dalam sikap datar dalam cawan petri
tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm
kuadrat) memakai lensa objektif besar.
6. Jumlah itu dikalikan 2.000 menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.

 Cara tidak langsung (Fonio)

1. Bersihkan ujung jari dengan alkohol dan biarkan kering lagi.


2. Taruhlah di atas ujung jari tersebut setetes besar larutan magnesium sulfat 14%.
3. Tusuklah ujung jari dengan lanset melalui tetesan lar magnesium sulfat tersebut.
4. Setelah jumlah darah keluar kurang lebih 1/4 jumlah larutan magnesium sulfat,
campurlah darah dengan magnesium sulfat tersebut.
5. Buatlah sedian hapus (dengan pewarnaan Wrigth atau Giemsa)
6. Hitung jumlah trombosit yang dilihat bersama dengan 1.000 eritrosit.
7. Lakukanlah tindakan menghitung jumlah eritrosit per ul darah.
8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per ul darah berdasarkan kedua angka itu.

Catatan : Jumlah trombosit dalam keadaan normal sangat dipengaruhi oleh cara
menghitungnya. sering dipastikan nilai normal adalah antara 200.000 dan 500.000 per ul
darah. Karena sukar dihitung, pemeriksaan semikuantitatif tentang jumlah trombosit
dalam sediaan apus darah sangat besar artinya sebagai pemeriksaan penyaring.

Latar belakang : Trombosit mempunyai peran penting pada pembentukan sumbat


hemostasis. Penilaian trombosit meliputi jumlah dan fungsi. Metoda untuk pemeriksaan
fungsi agregasi trombosit yang banyak dilakukan saat ini adalah TAT metoda
nefelometrik, namun tidak semua laboratorium dapat mengerjakannya. Untuk mengatasi
hal tersebut dilakukan percobaan pemeriksaan sediaan apus darah tepi untuk menilai
fungsi agregasi trombosit yang dapat dikerjakan di semua laboratorium, tidak
memerlukan alat khusus dan murah. Tinian : mengetahui kesesuaian hasil dan nilai
diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan TAT metoda nefelometrik
yang meliputi sensitivitas, spesifisitas, nilai ramal positip dan nilai ramal negatip. Bahan
dan metoda : Dilakukan pemeriksaan sediaan apus darah tepi dan TAT metoda
nefelometrik dad 65 subyek yang ada. Antikoagulan yang digunakan Natrium citrate 3,8
%. Sediaan apus dibuat sebelum dan setelah 3 menit pemberian induktor adrenalin 3pM
Penilaian fungsi agregasi trombosit berdasarkan pembacaan pada zone VI daerah
medial, lateral dan mediolateral. Dihitung banyaknya trombosit yang berkelompok
dibandingkan total trombosit Hasil yang didapat dimasukkan ke rumus Velaskar. Hasil
pemeriksaan sediaan apus dibandingkan dengan hasil TAT metoda nefelometrik dan
dicari batas hipoagregasi, normoagregasi dan hiperagregasi dengan bantuan titik-titik
kurva ROC. Dad hasil yang didapat dilakukan uji korelasi, uji beda t berpasangan dan uji
diagnostik antara pemeriksaan sediaan apus darah tepi dan TAT metoda nefelometrik.
Hasil penelitian : Didapatkan hasil batas bawah normoagregasi 54% dan batas atas
nonnoagregasi 70%. Pada uji korelasi antara pembaca I dan TAT metoda nefelometrik
didapatkan r=0,463; p=0,000 (pc0,01) dan path uji beda t berpasangan didapatkan p=-
0,357 (p>0,05). Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dibandingkan TAT
metoda nefelometrik untuk menentukan hipoagregasi atan tidak mempunyai sensitivitas
73,33%, spesifisitas 86,00%, nilai ramal positip 61,11% dan nilai ramal negatip 91,49%.
Sedang untuk menentukan normoagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 57,89%,
spesifisitas 60,42%, nilai ramal positip 39,29% dan nilai ramal negatip 78,38%. Untuk
menentukan hiperagregasi atau tidak mempunyai sensitivitas 64,52%, spesifisitas 74,29%,
nilai ramal positip 68,97% dan nilai ramal negatip 70,27%. Kesimpulan : Metoda sediaan
apus darah tepi dapat dipakai untuk menilai fungsi agregasi trombosit seperti halnya TAT
metoda nefelometrik. Kata anal : tes agregasi trombosit, nefelometrik, sediaan apus
PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSIT DALAM DIAGNOSIS LABORATORIUM

Dr.Purwanto AP, SpPK (K) SEMARANG

PENDAHULUAN
Trombosit berasal dari fragmentasi sitoplasma megakariosit, suatu sel muda yang besar
dalam sumsum tulang. Megakariosit matang ditandai proses replikasi endomiotik inti dan
makin besarnya volume plasma, sehingga pada akhirnya sitoplasma menjadi granular
dan terjadi pelepasan trombosit. Setiap megakariosit mampu menghasilkan 3000 - 4000
trombosit, waktu dari diferensiasi sel asal (stem cell) sampai dihasilkan trombosit
memerlukan waktu sekitar 10 hari. Umur trombosit pada darah perifer 7-10 hari.
Trombosit adalah sel darah tak berinti, berbentuk cakram dengan diameter 1 - 4
mikrometer dan volume 7 – 8 fl. Trombosit dapat dibagi dalam 3 daerah (zona), zona
daerah tepi berperan sebagai adhesi dan agregasi, zona “sol gel” menunjang struktur
dan mekanisme interaksi trombosit, zona organel berperan dalam pengeluaran isi
trombosit. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanis sebagai
respon hemostatik normal terhadap luka vaskuler, melalui reaksi adhesi, pelepasan,
agregasi dan fusi serta aktivitas prokoagulannya. Nilai normal trombosit bervariasi sesuai
metode yang dipakai. Jumlah trombosit normal menurut Deacie adalah 150 – 400 x 109 /
L. Bila dipakai metode Rees Ecker nilai normal trombosit 140 – 340 x 109/ L, dengan
menggunakan Coulter Counter harga normal 150 – 350 x 109/L.
Dalam tulisan ini akan dibahas mengenai bahan pemeriksaan yang digunakan dalam
pemeriksaan trombosit dalam laboratorium dan kelainan trombosit yang mungkin
terjadi.

BAHAN PEMERIKSAAN
Bahan pemeriksaan adalah darah lengkap, yang dapat diperoleh dari darah kapiler atau
darah vena. Darah Kapiler Pengambilan darah kapiler untuk orang dewasa dilakukan
pada ujung jari tangan ketiga dan keempat serta pada anak daun telinga, sedangkan
pada bayi dan anak-anak biasanya diambil dari tumit atau ibu jari kaki.
Perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel darah kapiler adalah sebelum penusukan
dimulai keadaan setempat perlu diperhatikan dengan seksama, merupakan kontra
indikasi adalah adanya bekas-bekas luka, keradangan, dermatitis ataupun oddema.
Pengambilan darah kapiler dapat dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan sedikit
saja, atau dalam keadaan emergency, karena selain jumlah darah yang diambil sedikit
sehingga jika terjadi kesalahan dalam pemeriksaan akan sulit untuk menanggulangi.
Kesulitan-kesulitan yang sering terjadi dalam pengambilan sampel darah ini adalah,
apabila kulit sekitar luka tusukan tidak kering karena alkohol atau keringat, maka tetesan
darah yang keluar tidak dapat mengumpul melainkan menyebar ke sekitarnya sehingga
sukar untuk mengambilnya. Lagipula bahan darah semacam ini tidak boleh digunakan
karena sudah bercampur dengan bahan lain.

Darah tidak dapat keluar dengan lancar. Hal ini biasanya karena penusukan yang kurang
dalam atau peredaran darah setempat kurang baik. Usaha untuk melancarkan
pengeluaran darah dengan memijat akan sia-sia karena darah yang keluar tidak dapat
dipergunakan karena sudah tercampur dengan cairan jaringan sehingga hasil

pemeriksaan menunjukkan hasil yang lebih rendah dari yang sebenarnya.

Darah Vena Pengambilan darah vena untuk orang dewasa dilakukan pada vena difossa
cubiti, sedangkan pada anak-anak atau bayi bila perlu, darah diambil dari vena jugularis
eksterna, vena femoralis bahkan dapat diambil dari sinus sagittalis superior. Pengambilan
darah vena perlu dilakukan dengan hati-hati karena bahaya yang dapat terjadi jauh lebih

besar daripada pengambilan darah kapiler.


Dalam pengambilan sampel darah vena perlu diperhatikan, tempat yang akan digunakan

untuk pengambilan harus diperiksa dengan seksama antara lain letak dan ukuran vena.

PEMERIKSAAN JUMLAH TROMBOSITPemeriksaan hitung jumlah trombosit dalam


laboratorium dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
menggunakan metoda Rees Ecker, metoda Brecher Cronkite dan Cell Counter Automatic
Metode Rees Ecker. Darah diencerkan dengan larutan BCB (Brilliant Cresyl Blue),
sehingga trombosit akan tercat terang kebiruan. Trombosit dihitung dengan bilik hitung
di bawah mikroskop, kemungkinan kesalahan metode Rees Ecker 16-25%. Metode
Brecher Cronkite Darah diencerkan dengan larutan amonium oksalat 1% untuk melisiskan
sel darah merah, trombosit dihiotung pada bilik hitung menggunakan mikroskop fase
kontras. Kemungkinan kesalahan Brecher Cronkite 8-10%. Metode Cell Counter
Automatic Metode ini menggunakan prinsip flow cytometri. Prinsip tersebut
memungkinkan sel-sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian
dialirkan melalui apertura yang berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per
satu. Aliran yang keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan
sesuai muatannya. Teknik dasar pengukuran sel dalam flow cytometri ialah impedansi
listrik (electrical impedance) dan pendar cahaya (light scattering). Teknik impedansi
berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode. Teknik pendar
cahaya akan menghamburkan, memantulkan atau membiaskan cahaya yang berfokus
pada sel, oleh karena tiap sel memiliki granula dan indek bias berbeda maka akan
menghasilkan pendar cahaya berbeda dan dapat teridentifikasi. Pada cell counter
automatic masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol,
trombosit besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit
sehingga cross check menggunakan sediaan apus darat tepi (SADT) sangat berarti.
Sedangkan hitung rombosit secara tidak langsung menggunakan metode Fonio dan
melakukan estimasi metode Barbara Brown Metode Fonio Metode ini dilakukan dengan
menggunakan darah kapiler pada ujung jari dicampur dengan larutan magnesium sulfat
14% kemudian dibuat SADT dan dilakukan pengecatan giemsa. Jumlah trombosit
dihitung dalam 1000 eritrosit, jumlah mutlak trombosit dapat diperhitungkan dari jumlah
mutlak eritrosit. Cara ini lebih kasar daripada cara langsung.

Estimasi Jumlah Trombosit Pada SADT


Pada prinsipnya semua hasil hitung trombosit baik normal maupun abnormal yang
diperiksa secara langsung harus dilakukan cross check dengan SADT. Cross check pada
SADT bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan antara hitung trombosit
secara langsung dan estimasi. Perbedaan mencolok antara hitung trombosit secara
langsung dan estimasi dapat disebabkan oleh 3 faktor :
1. Faktor pranalitik.
Misalnya :
 sampel tertukar
 cara sampling yang tidak benar
 kesalahan mencantumkan identitas

2. Faktor analitik
Misalnya : cara pembuatan SADT yang tidak memenuhi syarat kesalahan alat hitung yang
dipakai

3. Faktor post analitik, biasanya terjadi saat penulisan hasil.

SADT untuk estimasi jumlah trombosit harus dibuat sebaik mungkin, sehingga terbentuk
daerah baca yang baik. Trombosit harus terdistribusi rata dan tidak menggerombol,
apabila trombosit cenderung bergerombol harus dibuat SADT baru dengan cara terlebih
dahulu mencampur sampel darah secara baik
Berdasarkan susunan populasi sel darah merah SADT dibagi menjadi 6 zona, yaitu :
• Zona I disebut zona irreguler, di daerah ini sel darah merah tidak teratur dan kadang
ada yang padat bergerombol. Daerah ini meliputi kira-kira 3% dari seluruh badan SADT.
• Zona II disebut zona tipis, dimana distribusi sel darah merah tidak teratur, saling
berdesakan dan bertumpuk. Zona ini meliputi sekitar 14%.
• Zona III disebut zona tebal, dimana sel-sel darah merah bergerombol dan padat luas
zona ini sekitar 45% atau hampir separo dari badan SADT.
• Zona IV disebut juga zona tipis, yang sama kondisinya dengan zona II hanya lebih tipis.
Luasnya sekitar 18% dari SADT.
• Zona V, zona reguler merupakan tempat sel-sel tersebar rata tidak saling bertumpuk
dan bentuk-bentuknya masih asli. Daerah ini meliputi sekitar 11% dari badan SADT.
• Zona VI juga disebut zona sangat tipis, terletak di ujung sediaan apus sebelum ekor. Di
sini sel-sel lebih longgar dan umunya berderet. Zona ini luasnya sekitar 9% dari badan
SADT. Metoda estimasi menurut Barbara Brown, apabila pada zona V dengan
pembesaran lensa obyektif 100 kali ditemukan 1 trombosit maka dikalikan dengan 20.000.
Faktor perkalian (f) menurut Barbara Brown adalah 20.000.

KELAINAN TROMBOSIT.Kelainan trombosit meliputi kuantitas dan kualitas trombosit.


Trombositopeni Trombositopeni adalah berkurangnya jumlah trombosit dibawah normal,
yaitu kurang dari 150 x 109 / L. Trombositopeni dapat terjadi karena beberapa keadaan :
• Penurunan produksi (megakariositopeni), terjadi bila fungsi sumsum tulang terganggu .
• Meningkatnya destruksi (megakariositosis), terjadi akibat trombosit yang beredar
berhubungan dengan mekanisme imun.
• Akibat pemakaian yang berlebihan (megakariositosis), misalnya pada DIC
(Disseminated Intravasculer Coagulation), kebakaran, trauma.
• Pengenceran trombosit.
• Dapat terjadi oleh karena tranfusi yang dibiarkan dalam waktu singkat dengan
memakai darah murni yang disimpan sehingga dapat mengakibatkan kegagalan
hemostatik pada resipien.

Trombositosis
Trombositosis adalah meningkatnya jumlah trombosit pada peredaran darah diatas
normal, yaitu lebih dari 400 x 109 / L. Pada trombositosis apabila rangsangan-
rangsangan yang menyebabkan trombositosis ditiadakan maka jumlah trombosit
kembali normal, misalnya terjadi pada perdarahan yang akut, contohnya pada trauma
waktu pembedahan atau melahirkan.

Trombositemi
Trombositemi yaitu peningkatan jumlah trombosit oleh proses yang ganas. Misalnya
pada lekemia mielositik kronik. Jumlah trombosit pada trombositemi dapat melebihi
1.000x109/L.

Kelainan Kualitas Trombosit

TrombositopatiTrombositopati adalah keadaan yang menggambarkan kelainan


trombosit terutama yang melibatkan “platelet faktor 3” dan selanjutnya pembentukan
tromboplastin plasma. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan bawaan / didapat.

DAFTAR PUSTAKA
Indriastuti EC, Lisyani S, Tjahjati MI. Perbedaan jumlah agregat trombosit pada sediaan
apus darah tepi mahasiswa FK Undip semester IV sebelum dan setelah periode ujian
semester. Dipresentasikan pada PIT I PDS Patklin & Konker IX HKKI di Surakarta, 20 – 22
September 2002.
Hoffbrand AV, Petit JE. Trombosit, pembekuan darah dan hemostasis. Dalam : Hoffbrand
AV, Petit JF eds. Essential haematology. Terjemahan : Darmawan I. Ed 2. Jakarta. Penerbit
buku kedokteran EGC, 1987 : 201 – 18.
Stenberg PE, Hill RJ. Platelets and megakaryocites. In : Lee GR, Foerster J, Greer JP,
Rodgers GM, Lukens J, Paraskev F eds. Wintrobe’s clinical hematology. 10th ed.
Baltimore. William & Wilkins, 1999 : 615 – 60.
Julius S. Platelet Pathobiology. Yale University – section of cardiovascular medicine.
Available from http://info.med.yale.edu/ysm, 1999.
Sotianingsih. Uji diagnostik pemeriksaan sediaan apus darah tepi dalam menilai fungsi
agregasi trombosit. Dipresentasikan pada pertemuan PHTDI di Semarang, 2001.
Dacie JV, Lewis SM. Collection and handling of blood. In : John VD, SM Lewis eds.
Practical Haematology. 7th ed. Singapura. Churchill Livingstone, 1991 : 1 – 8.
Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar – dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta . Sagung
Seto, 2002.
Dacie JV, Lewis SM. Preparation and staining methods for blood and bone marrow. In :
John VD, SM Lewis eds. Practical Haematology. 7th ed. Singapura. Churchill Livingstone,
1991 : 75 – 89.
Narayanan S. The preanalytic phase. An important component of laboratory medicine.
Am J Clin Path 2000; 113.
Budiwiyono I. Prinsip pemeriksaan preparat hapus darah tepi. Dalam : Imam BW,
Purwanto AP ed. Workshop Hematologi III. Keganasan hematologik. Pembacaan
preparat darah hapus (Workshop Hematologi III). Semarang. Bagian PK FK Undip, 1995 :

19 – 26.

Diposkan oleh galeh sosial di 21.37

http://bejoindustri.blogspot.com/2012/03/menghitung-trombosit.html
Hitung Trombosit dg Otomatis

PERBANDINGAN ANTARA HITUNG TROMBOSIT DENGAN ALAT HITUNG OTOMATIS


DAN CARA MANUAL TIDAK LANGSUNG

Adisti Wulandari dan Siti Zulaikah


Analis Kesehatan Akademi Analis Kesehatan Malang

INTISARI

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational


analytic desain. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan antara hitung jumlah
trombosit dengan menggunakan alat Hematologi Analyser dan cara manual
Populasi penelitian ini adalah data dari semua pasien yang dihitung jumlah trombositnya
dengan menggunakan alat hitung otomatis dan metode tidak langsung dengan hapusan
darah dilaboratorium Klinika Surabaya.Sampel yang digunakan untuk penelitian ini
adalah sebanyak 30 sampel dari pasien yang memeriksakan trombositnya pada mulai
tanggal 22 September – 29 September 2012
Variabel penelitian terdiri dari: Variabel bebas : Pasien yang memeriksakan trombositnya
dengan kriteria yang disebutkan. Variabel kontrol : Metode penghitungan jumlah
trombosit dengan alat hitung otomatis dan cara manual tidak langsung. Variabel terikat :
Jumlah trombosit.
Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
Alat hitung trombosit dengan metode langsung menggunakan alat otomatis :
Sysmex KX – 21
Alat hitung trombosit dengan metode tidak langsung menggunakan hapusan darah
antara lain; - Tabung reaksi, - Obyek Glass, - Spreader ( cover glass ), - Mikroskop
Cahaya.
2. Bahan Penelitian
a. Hitung Trombosit Cara Langsung, antara lain; - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA.
b. Hitung Trombosit Cara Tidak Langsung adalah - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA, -
Cat Giemsa, - Metanol Absolut., - Minyak Emersi.
Hasil pebnelitian da[at disimpulkan bahwab terbukti dari rasio rata – rata yang
diperoleh sebesar 0,98 yang hampir mendekati satu. Jadi dalam pemeriksaan hitung
trombosit dapat menggunakan salah satu metode tersebut.
Kata Kunci: trombosit Hematologi Analyser, cara manual dan secara otomatis

PENDAHULUAN

Latar belakang
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional,
yang pada hakekatnya merupakan upaya penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa
Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, sebagai salah satu tujuan nasional.
Penyakit infeksi masih merupakan masalah besar, sementara penyakit non infeksi akibat
perilaku tidak sehat dan penyakit degeneratif mengalami peningkatan. Salah satu strategi
pembangunan kesehatan nasional untuk mewujudkan Indonesia Sehat 2010 adalah
menerapkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, yang berarti setiap upaya
program pembangunan nasional harus mempunyai kontribusi positif bagi terbentuknya
lingkungan sehat dan perilaku sehat (Propenas, 2000).
Pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan merupakan salah satu unit
pelayanan yang amat penting dalam upaya pembangunan bidang kesehatan, oleh
karena itu baik laboratorium pemerintah maupun swasta perlu mengadakan
pemantapan dan peningkatan mutu pemeriksaan laboratorium(Panduan Pemantapan
Mutu Laboratorium).
Dari sekian banyak laboratorium klinik baik pemerintah maupun swasta, untuk
pemeriksaan hitung jumlah trombosit terdapat beberapa cara, yaitu cara otomatis dan
manual. Pada umumnya cara otomatis dengan menggunakan alat hematology analyzer,
dengan prinsip impendance yaitu resistensi atau ketahanan sel-sel yang tergantung
volume sel terhadap besarnya arus listrik yang dinyatakan dengan satuan fentoliter,
dimana ketelitiannya lebih baik daripada cara manual. Cara ini juga mempunyai
keuntungan, tidak melelahkan petugas laboratorium, jika harus banyak melakukan
pemeriksaan menghitung jumlah trombosit. Akan tetapi cara ini masih ada
kelemahannya karena trombosit yang besar (giant trombosit) atau beberapa trombosit
yang menggumpal tidak bisa terhitung, hal ini menyebabkan jumlah trombosit menjadi
lebih sedikit sehingga perlu dikonfirmasi dengan cara manual. Sedangkan cara manual
yaitu dengan cara mengencerkan dan melisiskan eritrosit dalam darah dengan larutan
Rees - Ecker, pengenceran di dalam pipet khusus kemudian dihitung menggunakan
kamar hitung Improved Neubauer pada volume tertentu (R Gandasoebrata, 2001)
Pada survey pendahuluan ada pernyataan dari beberapa klinisi yang menyatakan
tentang ketimpangan hasil pemeriksaan jumlah trombosit sehingga mengajukan
pemeriksaan ulang secara manual terkait dengan kondisi umum dari pasien yang sudah
membaik.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas,dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut: Adakah perbedaan yang bermakna antara hitung jumlah trombosit dengan
menggunakan alat Hematologi Analyser dan penghitungan cara manual.

Tinjauan Pustaka
Darah
Darah adalah bagian cairan yang homogen terdiri dari dua bagian ( plasma darah
dan sel-sel darah ).sekitar 55 % adalah cairan yang disebut plasma, 45 % sisanya unsur-
unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara keseluruhan kira- kira merupakan satu
perdua belas berat badan atau kira-kira 6-8 %. Pada pria persentasenya (Evelyn Pearce,
2002).
1. Plasma darah
Plasma darah terdiri atas air (91-92 persen) yang berperan sebagai medium
transport, zat padat ( 7-9 persen ) yang terdiri atas protein 8 persen (albumin, globulin,
protrombin dan fibrinogen), mineral 0,9 persen (natrium, klorida, natrium bikarbonat,
garam dari kalsium, fosfor, magnesium, besi dan yodium)
Sisanya diisi oleh bahan organik yaitu Glukosa, lemak, urea, kreatinin , kolesterol,
asam amino dan berisi gas (oksigen dan karbondiksida), hormon – hormon, enzim dan
antigen (Evelyn Pearce, 2002).
2. Sel - sel darah
Sel-sel darah terdiri dari : eritrosit, lekosit, trombosit.
Ketiga elemen seluler tersebut mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Begitupun
jangka waktu hidupnya tidak sama. Sel-sel yang telah mencapai umurnya atau yang telah
mati akan digantikan dengan sel-sel yang baru. Dalam keadaan fisiologis destruksi sel
senantiasa diimbangi dengan produksi sel yang baru oleh alat-alat pembentukan darah
(Evelyn Pearce, 2002).

Tinjauan Tentang Trombosit


Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan
terbentuk di sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 um, berbentuk cakram
bikonveks. Setelah keluar dari sumsum tulang, sekitar 20-30 % trombosit mengalami
sekuestrasi di limpa (Kosasih, 2008).
1. Pembentukan trombosit
Trombosit dalam sirkulasi adalah kepingan-kepingan yang berasal dari sitoplasma
megakariosit, yaitu suatu sel besar berinti banyak yang terdapat dalam sumsum tulang.
Pengaturan produksi trombosit diduga dilakukan oleh trombopoeitin. Bila kebutuhan
hemostasis meningkat, atau ada rangsangan terhadap sumsum tulang, produksi
trombosit dapat meningkat 7-8 kali. Trombosit yang baru dibentuk biasanya berukuran
lebih besar dan memiliki kemampuan hemostasis yang lebih baik daripa trombosit tua
yang ada dalam sirkulasi (Frances K. Widmann, 1994).
2. Fungsi trombosit
Trombosit memiliki dua fungsi berbeda, yaitu melindungi integritas endotel
pembuluh darah. Interaksi trombosit dengan pembuluh darah disebut hemostasis
primer(Sacher, A, 2002).
3. Pembentukan sumbat trombosit hemostasis primer
Agar dapat terjadi hemostasis primer yang normal, dan agar trombosit memenuhi
tugasnya membentuk sumbat trombosit, maka harus terdapat trombosit dalam jumlah
memadai di dalam sirkulasi, dan trombosit harus berfungsi normal. Fungsi hemostasis
normal memerlukan peran serta trombosit yang berlangsung secara teratur, hal ini
melibatkan pada awalnya, adhesi trombosit, agregasi trombosit, dan reaksi pembebasan
trombosit disertai rekrutmen trombosit lain (Sacher, A, 2002).

Hitung Jumlah Trombosit


Ada beberapa cara pemeriksaan yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah
trombosit yaitu menghitung trombosit dengan menggunakan alat hematologi analyser
dan secara manual dengan menggunakan kamar hitung (Sacher, A, 2002). Trombosit
sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dari kotoran kecil. Lagi
pula sel-sel itu cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan
menggumpal-gumpal.
Trombosit yang ada dalam sirkulasi adalah fragmen-fragmen yang berasal dari
sitoplasma megakariosit. Umur trombosit dalam sirkulasi adalah sekitar sepuluh hari dan
produksinya dirangsang oleh trombopoitin. Bila kebutuhan meningkat produksi
trombosit dapat meningkat sebanyak beberapa kali dan trombosit yang baru dilepas
biasanya berukuran lebih besar dan menunjukkan aktifitas hemostasis lebih tinggi dari
pada trombosit yang tua. Fungsi trombosit adalah membantu proses koagulasi dan
membentuk sumbatan pada luka dengan perdarahan, karena itu hitung jumlah trombosit
sangat penting. Dibandingkan penghitungan lekosit atau eritrosit, penghitungan
trombosit lebih sulit. Kesulitan ini disebabkan oleh kecilnya ukuran trombosit,
kecenderungan melekat pada benda asing serta mudahnya beragregasi bila teraktivasi.
Cara untuk menghitung trombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya tergantung
dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang merupakan
partikel kecil dan mudah aglutinasi maupun mudah pecah. Sukar untuk membedakan
dengan kuman. Hitung jumlah trombosit dengan menggunakan alat hematologi analyser
mempunyai ketelitian yang baik, tetapi cara langsung cukup dapat digunakan untuk
menghitung trombosit yang rendah sampai tinggi.
Adapun teknik hitung trombosit secara langsung dapat digolongkan menjadi 3,
yaitu : cara otomatis, cara hemocytometer, cara semiotomatis.
Salah satu cara langsung yang digunakan adalah cara otomatis dengan
menggunakan alat hitung otomatis ( sysmex KX – 21 ) yang berprinsip pada impedansi
yaitu berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode. Untuk
mencegah trombosit – trombosit melekat pada permukaan asing, dianjurkan
menggunakan alat – alat gelas yang dilapisi silikon atau alat plastik. hasil yang sangat
teliti. Cara yang terakhir tersebut tidak diuraikan disini.

Tujuan pemeriksaan hitung trombosit :


Evaluasi produksi trombosit.
Mengetahui efek kemoterapi atau radiasi terhadap produksi trombosit.
Diagnosis dan monitor trombositosis atau trombositopenia.
Konfirmasi jumlah trombosit cara langsung dengan Rees-Ecker.

1. Hitung jumlah trombosit dengan menggunakan alat Hematologi Analyser


Penghitungan jumlah trombosit secara langsung dengan menggunakan alat
hitung otomatis ( Sysmex KX- 21 ) yang prinsipnya adalah impedansi, teknik ini berdasar
pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode. Alat tersebut
mempunyai keuntungan tidak melelahkan petugas laboratorium, jika harus banyak
melakukan pemeriksaan hitung trombosit. Selain itu, alat hitung otomatis memberikan
keuntungan lain dengan adanya tampilan flag yang menunjukkan hal – hal yang perlu
mendapat perhatian. Misalnya pada Sysmex KX – 21 dapat mendeteksi sampel tidak
normal dengan menampilkan flag ( bendera ) yaitu P, S, L, U, PL, PU, +, -, ****, atau ----.
Tanda P menandakan sampel hemolisis atau ada cold aglutinin yang mempengaruhi
lekosit atau trombosit. Tanda S menandakan ada mikrotrombosit. Tanda U menandakan
ada eritrosit kecil – kecil yang terdeteksi sebagai trombosit, adanya agregasi trombosit
atau aglutinasi trombosit. Tanda PL berarti banyaknya trombosit yang berukuran kecil
melebihi range. Tanda PU berarti banyaknya trombosit yang berukuran besar melebihi
range. Tanda (+) dan (-) menandakan hasil pemeriksaan keluar dari rentang nilai normal.
Tanda (****) berarti keluar dari batas linearitas, keluar dari rentang yang dapat dihitung
atau terjadi kesalahan analisis. Tanda (----) menandakan tidak mungkin dianalisis. Akan
tetapi alat ini masih memiliki macam – macam kelemahan. Jika hendak memakainya
perlu mengadakan kontrol yang ketat.
Cara otomatis menggunakan sampel darah EDTA. Trombosit dihitung langsung
oleh alat hitung otomatis misalnya Technicon H-3, Sysmex KX-21 atau Cell Dyn 3200.
Teknik hitung trombosit dengan metode otomatis ( Sysmex KX-21 ) banyak digunakan di
laboratorium – laboratorium besar ( rujukan ). Pada cell counter automatic masih
terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit besar (giant)
serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit tidak dapat terdeteksi atau
tidak dapat dibedakan. Teknik ini pada keadaan tertentu dapat memberikan hasil rendah
palsu atau tinggi palsu. Hal – hal yang menyebabkan hasil rendah palsu antara lain :
platelet cold aglutinin, protein plasma pada paraproteinemia, kontak trombosit pada
permukaan benda asing, giant trombocyte, lipemia, platelet satellitism, dan clumping
trombocyte. Hal – hal yang menyebabkan tinggi palsu adalah mikrosferosit fragmen sel
leukimia dan badan – badan Pappenheimer.
Dengan menggunakan alat hematology analyser lebih banyak trombosit yang
dapat dihitung. Namun teknik ini dapat menimbulkan kesalahan jika jumlah lekosit
melebihi 100.000 / mm3, bila ada fragmentasi eritrosit berat, larutan pengencer tidak
bebas partikel, sampel plasma dibiarkan terlalu lama sebelum dilakukan pemeriksaan
atau karena trombosit melekat satu dengan yang lain. Hitung trombosit dengan metode
otomatis mempunyai CV<4 % pada sampel darah normal.( Sacher, A , 2002 ).

2 Menghitung trombosit dengan Rees – Ecker


Suatu pemeriksaan hitung jumlah trombosit yang menggunakan larutan yang
mengandung zat warna Brilliant Cresyl Blue. Dengan larutan ini darah diencerkan,
sehingga trombosit akan tampak kebiru – biruan, kemudian trombosit dihitung pada
kamar hitung dan dilihat di bawah mikroskop. Komposisi Rees – Ecker terdiri dari
Natrium sitrat 3,8 %, Formaldehida 40 % 2 ml, brilliant Cresyl Blue 30 mg dan aquadest
100 ml (R. Gandasoebrata, 2001)

Pemeriksaan Hitung Trombosit


Hitung trombosit terdapat dua cara yakni cara langsung ( dengan alat hitung
otomatis ) dan cara manual dengan Rees Ecker.
1. Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Langsung
Bahan Pemeriksaan yang digunakan untuk hitung trombosit adalah darah EDTA.
Pengambilan bahan pemeriksaan darah diambil secara steril dari vena cubiti mediana
cephalica sebanyak 3 cc, lalu ditambahkan antikoagulan. Kemudian diperiksa secara
langsung dengan alat hitung otomatis untuk mengetahui jumlah trombosit. Metode ini
menggunakan prinsip impedansi, Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk flow
chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura ( celah
sempit ) yang berukuran kecil yang memungkinkan sel lewat satu per satu. Aliran yang
keluar dilewatkan medan listrik untuk kemudian sel dipisah-pisahkan sesuai muatannya.
Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua
elektrode. Perubahan tahanan listrik ini dicatat sebagai voltase antara elektrode internal
dan eksternal. Skema teknik impedansi ini dapat dilihat pada gambar ( di bawah ini ).

Gambar. Metode deteksi tahanan listrik.

2. Pemeriksaan Hitung Trombosit Cara Rees Ecker


Cara Kerja:
a. Larutan Rees Ecker dihisap ke dalam pipet eritrosit sampai garis tanda ’1’ kemudian
dibuang.
b. Darah dihisap sampai garis tanda ’0,5’ kelebihan darah yang melekat pada ujung pipet
dihapus dengan tissue.
c. Ujung pipet dimasukkan ke dalam larutan Rees Ecker sambil menahan darah pada garis
tanda dan larutan dihisap sampai tanda ’101’, pipet diangkat dari larutan, pipet kocok
selama 3 menit.
d. Tiga sampai empat tetes cairan yang ada di dalam batang kapiler dibuang.
e. Sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30 derajat pada permukaan kamar hitung
dengan menyinggung pinggir kaca penutup kemudian campuran tersebut diteteskan.
f. Kamar hitung yang telah diisi dibiarkan dengan sikap datar dalam cawan petridis yang
tertutup selama 10 menit supaya trombosit mengendap.
g. Trombosit yang terdapat dalam seluruh bidang besar ditengah-tengah (1
milimeterpersegi), dihitung memakai lensa obyektif besar.
h. Jumlah tersebut dikali 2000 untuk menghasilkan jumlah trombosit per ul darah.
Meskipun cara ini CV-nya relatif besar, tetapi cara ini masih dapat menghitung
trombosit berukuran besar yang tidak terhitung dengan cara otomatis.

Penafsiran Hitung Trombosit


Jumlah trombosit normal adalah antara 150.000 – 450.000 / mm3. Untuk
menghitung jumlah trombosit harus dilakukan dengan hati – hati. Saat pengambilan
darah, harus dihisap dengan cepat tanpa menimbulkan trauma dan segera dicampur
dengan antikoagulan secara adekuat. Bila proses pembekuan diaktivasi sekalipun
minimal, trombosit akan melekat satu dengan yang lain, dan melekat pada dinding
tabung. Pengocokan berlebihan hendaknya dihindarkan karena hal inipun akan
menyebabkan perlekatan – perlekatan trombosit. Faktor pasien biasanya tidak
mempengaruhi tetapi kerja otot dapat meningkatkan hitung trombosit. Trombosit dalam
spesimen diperoleh dengan cara baik dan dicampur dengan EDTA kemudian dibiarkan
pada suhu ruangan. Akan tetap stabil selama kira – kira 12 jam.
Perbedaan mencolok antara hitung trombosit secara langsung dan tidak langsung
dapat disebabkan oleh tiga faktor :
1. Faktor pra analitik,
Misal :
Sampel tertukar.
Cara sampling yang tidak benar.
Kesalahan mencantumkan identitas.
2. Faktor analitik,
Misal :
Cara pembuatan hapusan darah yang tidak memenuhi syarat atau kesalahan alat hitung
yang dipakai.
3. Faktor post analitik, biasanya terjadi pada saat penulisan hasil.
Beberapa contoh sampel tidak normal yang mempengaruhi hitung trombosit adalah
sampel darah yang mengandung agregasi trombosit atau trombosit megalositik. Hal –
hal tersebut dapat menyebabkan trombositopenia palsu. Eritrosit mikrositik
menyebabkan trombositosis palsu

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observational


analytic desain, yaitu suatu metode penelitian yang menganalisa data sekunder yang
sudah ada dan data primer, data diambil secara acak, tanpa ketentuan waktu.
Populasi penelitian ini adalah data dari semua pasien yang dihitung jumlah
trombositnya dengan menggunakan alat hitung otomatis dan metode tidak langsung
dengan hapusan darah dilaboratorium Klinika Surabaya.
Sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah sampel yang memiliki kriteria
sebagai berikut :
1. Hasil pemeriksaan hitung trombosit dengan alat hitung otomatis dan cara manual tidak
langsung.
2. Pasien dari semua golongan usia.
3. Pasien dari jenis kelamin perempuan dan laki – laki.
Dalam penelitian ini didapatkan data sebanyak 30 sampel dari pasien yang
memeriksakan trombositnya pada mulai tanggal 22 September – 29 September 2012
Variabel penelitian terdiri dari:
1. Variabel bebas : Pasien yang memeriksakan trombositnya dengan kriteria yang
disebutkan.
2. Variabel kontrol : Metode penghitungan jumlah trombosit dengan alat hitung otomatis
dan cara manual tidak langsung.
3. Variabel terikat : Jumlah trombosit.

Hitung Jumlah Trombosit Dengan Alat Hitung Otomatis


Penghitungan jumlah trombosit secara langsung dapat dilakukan dengan
hemocytometer, semiotomatis, otomatis. Metode otomatis dapat menggunakan Sysmex
KX- 21 dengan prinsip teknik impedansi. Prinsip tersebut memungkinkan sel-sel masuk
flow chamber untuk dicampur dengan diluent kemudian dialirkan melalui apertura (
celah sempit ). Teknik impedansi berdasar pengukuran besarnya resistensi elektronik
antara dua elektrode yaitu elektrode internal dan eksternal sehingga terjadi perubahan
tahanan listrik yang dicatat sebagai peningkatan voltase dan digambarkan dalam bentuk
pulsa. Setiap pulsa listrik yang terjadi sesuai dengan satu trombosit yang melalui apertura
dan tingginya pulsa menunjukkan ukuran trombosit dan jumlah pulsa sama dengan
jumlah trombosit.
Jumlah trombosit pada Sysmex KX – 21 didefinisikan sebaga jumlah sel yang
berukuran diatas atau sama dengan UD ( Upper Discriminator ) dan dibawah atau sama
dengan LD ( Lower Discriminator ), LD ditetapkan 2-6 fl sedangkan UD adalah 12-30 fl.
Hitung Jumlah Trombosit Dengan Cara Manual Tidak Langsung
Penghitungan jumlah trombosit dengan cara tidak langsung menggunakan
sediaan apus darah tepi yang telah dicat Giemsa. Metode ini sebagai cross check
terhadap cara langsung. Metode tidak langsung, menghitung jumlah trombosit dengan
mikroskop pembesaran 1000x melalui rasio trombosit terhadap seribu eritrosit pada
hapusan darah tepi juga berlaku pada milimeter kubik darah, sehingga perhitungannya
adalah rasio trombosit/1000 eritrosit dalam hapusan darah tepi dikalikan dengan jumlah
eritrosit/ mm3 darah.

Alat dan Bahan Penelitian


1. Alat Penelitian
Alat hitung trombosit dengan metode langsung menggunakan alat otomatis :
Sysmex KX – 21
Alat hitung trombosit dengan metode tidak langsung menggunakan hapusan darah :m -
Tabung reaksi, - Obyek Glass, - Spreader ( cover glass ) - Mikroskop Cahaya.
2. Bahan Penelitian
a. Hitung Trombosit Cara Langsung antara lain; - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA.
b. Hitung Trombosit Cara Tidak Langsung adalah - Darah Vena, - Antikoagulan EDTA, - Cat
Giemsa, - Metanol Absolut- Minyak Emersi.

Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data


1. Hitung Trombosit Cara Langsung Dengan Sysmex KX-21
Prinsip :
Trombosit dihitung berdasar prinsip impedansi maksudnya adalah menghitung
perbedaan tahanan listrik antara trombosit dengan diluent pada saat melalui celah
sempit ( apertura ). Perubahan tahanan listrik ini dicatat sebagai penningkatan voltase
antara elektrode internal dan eksternal. Setiap pulsa listrik yang terjadi sesuai dengan
satu trombosit yang melalui apertura. Tingginya pulsa menunjukan ukuran trombosit dan
jumlah pulsa dapat mengidentifkasi jumlah trombosit.
2. Hitung Trombosit Cara Tidak Langsung
Prinsip : Trombosit dihitung pada counting area hapusan darah tepi yang dicat dengan Giemsa.
Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan dikoding dan diolah melalui computer dengan program
T-test. Selanjutnya disajikan dengan tabel sesuai hasil t-test dan dapat diperoleh grafik
yang menggambarkan perbandingan hitung trombosit dengan alat hitung otomatis dan
cara manual tidak langsung.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Peneliti telah melakukan pemeriksaan 20 sampel darah lengkap dari orang yang
datang di Laboratorium Klinika Surabaya. Dua puluh sampel tersebut dihitung
trombositnya menggunakan Sysmex KX-21 serta dihitung pula dalam sediaan apus darah
tepi pada lapangan pandang minyak imersi ( pembesaran 1000 x ).
Dari data 20 pasien yang telah diperiksa jumlah trombositnya secara langsung
dengan Sysmex KX – 21 di Laboratorium Klinika Surabaya dan dilakukan cross check pula
dengan metode tidak langsung menggunakan sediaan apus darah tepi terhadap seribu
eritrosit, diperoleh rata – rata kedua metode tersebut adalah 258.200 ( cara langsung ) &
262.021 ( cara tidak langsung ) sehingga hasil rata – rata dari kedua metode tersebut
didapat suatu rasio atau perbandingan sebesar 0,98. Data – data perbandingan antara
hitung jumlah trombosit dengan alat hitung otomatis yang digunakan adalah Sysmex
KX-21 dan cara manual tidak langsung yang digunakan Sediaan Apus Drah Tepi ( SADT )
dapat dilihat pada lampiran 1. Rasio tersebut mendekati satu berarti menunjukkan hasil
hitung jumlah trombosit menggunakan Sysmex KX-21 dan Sediaan Apus Darah Tepi rata
– rata hasilnya tidak jauh berbeda atau rata – rata dari semua sampel memiliki selisih
hasil penghitungan yang tipis. Namun ada beberapa sampel pemeriksaan yang hasilnya
jauh berbeda, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Perbandingan antara hitung
jumlah trombosit dengan alat hitung ototmatis ( Sysmex KX – 21) dan cara manual tidak
langsung (sediaan apus darah tepi ).
Berdasarkan hasil pengolahan data T-test, terlihat bahwa nilat t terhitung 143 (
negatif ) artinya pemeriksaan hitung jumlah trombosit dengan metode SADT lebih tinggi
dibandingkan metode Sysmex KX-21 pada beberapa sampel. Kita juga dapat melihat
melalui deskriptif statistik bahwa rata – rata ( mean ) jumlah trombosit dengan SADT
lebih tinggi daripada Sysmex KX-21. Pengolahan data ini dapat dilihat pada lampiran 2.
Dari hasil uji T data – data yang diperoleh cukup signifikan dan kehomogenan
data sudah baik dilihat dari signifikan ( ) 0.000 lebih kecil daripada ( ) 0,05. Kedua
metode pemeriksaan hitung trombosit tersebut saling berhubungan terlihat dari tabel
correlations 0,887 ( pada t-test dalam lampiran 2 ) yang mendekati 1.
Sehingga dari dua metode pemeriksaan hitung trombosit tersebut kita dapat
menggunakan metode langsung dan dilengkapi metode tidak langsung untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat dalam mengcrosscheck hasil hitung trombosit pada
pemeriksaan darah lengkap. atau menggunakan salah satu metode pemeriksaan hitung
trombosit dari keduanya namun untuk lebih mempersingkat waktu dapat menggunakan
alat hitung otomatis dalam hal ini Sysmex KX-21.

Pembahasan
Penghitungan jumlah trombosit secara langsung dapat dilakukan dengan Metode
otomatis dapat menggunakan Sysmex KX- 21 dengan prinsip teknik impedansi. Prinsip
tersebut memungkinkan sel-sel masuk flow chamber untuk dicampur dengan diluent
kemudian dialirkan melalui apertura ( celah sempit ). Teknik impedansi berdasar
pengukuran besarnya resistensi elektronik antara dua elektrode yaitu elektrode internal
dan eksternal sehingga terjadi perubahan tahanan listrik yang dicatat sebagai
peningkatan voltase dan digambarkan dalam bentuk pulsa. Setiap pulsa listrik yang
terjadi sesuai dengan satu trombosit yang melalui apertura dan tingginya pulsa
menunjukkan ukuran trombosit dan jumlah pulsa sama dengan jumlah trombosit. Alat
tersebut mempunyai keuntungan diantaranya : tidak melelahkan petugas laboratorium,
jika harus banyak melakukan pemeriksaan hitung trombosit. Adanya tampilan flag
menunjukkan hal – hal yang perlu mendapat perhatian terhadap peneriksaan sampel.
Alat ini masih terdapat kelemahan apabila ada trombosit yang bergerombol, trombosit
besar (giant) serta adanya kotoran, pecahan eritrosit, pecahan leukosit tidak dapat
terdeteksi atau tidak dapat dibedakan. Teknik ini pada keadaan tertentu dapat
memberikan hasil rendah palsu atau tinggi palsu. Hitung trombosit dengan metode
otomatis mempunyai CV  4 % pada sampel darah normal.
Sedangkan penghitungan jumlah trombosit dengan cara tidak langsung
menggunakan sediaan apus darah tepi yang telah dicat Giemsa. Metode ini sebagai
cross check terhadap cara langsung. Metode tidak langsung, menghitung jumlah
trombosit melalui rasio trombosit terhadap seribu eritrosit pada hapusan darah tepi juga
berlaku pada milimeter kubik darah, sehingga perhitungannya adalah rasio
trombosit/1000 eritrosit dalam hapusan darah tepi dikalikan dengan jumlah eritrosit/
mm3 darah. Cara ini menghitung jumlah trombosit yang paling mudah dan sederhana
tetapi kurang teliti. Pada cara manual ini mempunyai kelebihan karena dapat mengamati
ukuran dan morfologi trombosit atau kelainan hematologi lainnya, namun juga memiliki
suatu kelemahan yaitu penyebaran trombosit yang tidak merata disebabkan perlekatan
trombosit pada kaca sehingga mengakibatkan penilaian jumlah trombosit yang berbeda
– beda. Hal ini dapat diatasi dengan teknik putar cara spin, metode ini merupakan
metode otomatis dengan cara ini trombosit dan lekosit akan tersebar merata. Kerugian
metode ini adalah membutuhkan alat khusus dan dan untuk laboratorium yang sibuk
membutuhkan banyak waktu dalam pembuatan hapusan.
Jumlah trombosit yang dihitung menggunakan Sysmex KX-21 pada penelitian ini
bervariasi, antara 104.000/l – 520.000/l. Jumlah trombosit normal pada Sysmex KX-21
yang digunakan untuk penelitian ini ditetapkan antara 150.000 – 450.000/l. Penulis –
penulis lain menyebutkan rentang jumlah trombosit normal yang berbeda – beda yaitu
150.000 – 400.000/ mm3, 175.000 – 350.000/mm3, 140.000 - 400.000/mm3, atau 150.000
– 450.000/mm3. Perbedaan – perbedaan tersebut mungkin disebabkan ketidaktepatan
teknik hitung trombosit, variasi diurnal ( hasil hitung trombosit lebih tinggi pada sore hari
). Sampel penelitian ini diambil pada pagi hari.
Berdasarkan hasil hitung jumlah trombosit dari 20 sampel yang diperiksa dengan
dua metode pemeriksaan rata – rata perbedaan hasil cukup tipis. Namun ada beberapa
sampel yang diperiksa memiliki suatu perbedaan cukup jauh, hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor – faktor tersebut dapat ditinjau dari pemeriksaan dengan alat
hitung otomatis ( Sysmex KX-21 ) atau dari pemeriksaan dengan sediaan apus darah tepi.
Bila dari pemeriksaan cara langsung yang menggunakan Sysmex KX – 21 sel – sel yang
terdeteksi hanya berdasarkan ukuran sel trombosit yang sudah ditentukan pada alat
Sysmex KX – 21 tersebut sehingga sel apapun yang ukurannya sesuai dengan ukuran
yang ditentukan oleh alat ikut terhitung dan mengakibatkan tinggi palsu atau sel
trombosit yang ukurannya lebih besar / lebih kecil daripada ukuran yang ditentukan alat
dan mengakibatkan hasil rendah palsu. Sedangkan faktor yang ditinjau pada
pemeriksaan cara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus darah tepi secara
mikroskopik terdapat sel – sel trombosit dan partikel lain yang sukar dibedakan dengan
ukuran sel trombosit itu sendiri atau karena keterbatasan penglihatan mata peneliti. Atau
disebabkan oleh faktor pengecatan sediaan apus darah tepi yang kurang baik.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Dari data 20 pasien yang telah diperiksa jumlah trombositnya secara langsung
dengan Sysmex KX – 21 di Laboratorium Klinika Surabaya dan dilakukan cross check pula
dengan metode tidak langsung menggunakan sediaan apus darah tepi terhadap seribu
eritrosit, diperoleh rata – rata kedua metode tersebut adalah 258.200 ( cara langsung ) &
262.021 ( cara tidak langsung ) sehingga hasil rata – rata dari kedua metode tersebut
didapat suatu rasio atau perbandingan sebesar 0,98.
Hal ini terbukti dari rasio rata – rata yang diperoleh sebesar 0,98 yang hampir
mendekati satu. Jadi dalam pemeriksaan hitung trombosit dapat menggunakan salah
satu metode tersebut.

Saran
Setiap metode pemeriksaan hitung tromboit memiliki kekurangan dan kelebihan
maka dari itu para tenaga laboratorium disarankan untuk mempertimbangkan metode
yang akan digunakan dalam pemeriksaan hitung trombosit sesuai keadaan sebaiknya
menggunakan metode yang memiliki hasil optimal tetapi miliki kelemahan yang minimal.
Hasil hitung trombosit cara langsung sebaiknya dilengkapi dengan pemeriksaan hapusan
darah tepi. Hal ini penting untuk melihat apakah hasil hitung trombosit tersebut sesuai
dengan kesan atau gambaran hasil hitung trombosit pada hapusan darah.

DAFTAR PUSTAKA

Setiabudy, Rahajuningsih D., 2007. Hemostasis dan Trombosis. Ed 3. ( Jakarta : FK UI ).


Soebrata, R. Ganda, 1968. Penuntun Laboratorium Klinik. ( Jakarata : Dian Rakyat ).
Speicher, M. D, Carl. E., 1996. Pemilihan Uji Laboratorium yang Efektif. (Jakarta : EGC).
Widmana, Frances K.,1995. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, ed 9. ( Jakarta :
EGC ).
Kee, Joyce le Fever, 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, ed 6. ( Jakarta :
EGC ).
Kosasih. As. dan Kosasih , E. N, 2008. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, ed 2. (
Tangerang : Karisma ).
H, Hapdjoeno, 2006. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. ( Makasar : Hasanuddin
University Press ).
Kee, Joyce le Fever, 1997. Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, ed 2. ( Jakarta : EGC ).
Djelantik, dr. I. B, 1996. Lekemi; Panduan Praktikum dan 500 soal Jawab Hematologi. ( Jakarta :
Widya Medika ).
Bauer J.D., 1980. Gradwohl’s Clinical Laboratory Methods and Diagnosis, 8th ed. ( London :
Mosby).
Brown BA, 1980. Hematology : Principle and Procedures. 3rd ed. ( Philadelphia : Lea and Febiger
).
Diggs LW, 1996. A Textbook of Clinical Pathology. 6th ed. ( Baltimore : The Willians & Wilkins ).
Heckner, Fritz, 1999. Atlas Hematologi : Praktikum Hematology dengan Mikroskop, Mathias
Freund; alih bahasa. ( Jakarta : EGC ).
Linch, D., 1995. Atlas Bantu Hematologi, Caroline Wijaya; alih bahasa. ( Jakarta : Hipokrates).
Nelson Da, 1984. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods, 17th ed. (
Philadelphia : WB Saunders).
I Siswandi, I.B. Djelantik , Harsono N, 1977. Buku Penuntun Laboratorium Hematologi, ed 4. (
Surabaya : Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga ).
Riadi; W, Rahayuningsih S, 1996. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi Sederhana, ed 2. (
Jakarta : Balai Penerbitan FK UI).
Rowan RM , 1991. Practical Laboratory Hematology, 1st ed. ( New York : Churchill Livingstone ).
Rusia U, 1988. Medical Laboratory Technology a Procedure Manual for Routine Diagnostic Test.
Vol 1, Mukherjee JL, 1st ed. ( New Delhi : Tata Mc Graw Hill Publishing ).
Widhiarso,wahyu. 2007. Statistik Inferensial. ( Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM ).

http://aakmalang.blogspot.com/p/hitung-trombosit-dg-otomatis.html

switiani eka yuliani

Sabtu, 21 Desember 2013

Laporan Praktikum Hitung Kadar trombosit

Laporan Praktikum Patologi Klinis

Pemeriksaan hitung trombosit

Disusun oleh :

1. Inda supriyanti (1104015139)


2. Sherly fadillah (1104015295)

3. Switiani eka yuliani (1104015314)

4. Trias gayatri (1104015332)

Kelas : c -2

Dosen pembimbing : Ibu daniek

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

JURUSAN FARMASI

JAKARTA

2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma


megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10

hari.
Dalam keadaan normal, jumlah trombosit berkisar antara 200.000 sampai
500.000/µL. apabila jumlah trombosit kurang dari nomal maka keadaan itu disebut
trombositopenia. Trombositopenia dapat menimbulkan perdarahan yang
berkepanjangan setelah trauma maupun perdarahan spontan seperti purpura atau

perdarahan mukosa..

Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dipandang perlu untuk mengkaji lebih
dalam dengan melakukan perhitungan jumlah trombosit di dalam tubuh dan melakukan

perbandingan dengan nilai normalnya.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui perhitungan nilai

trombosit dan mengetahui kelainan – kelainan pada trombosit

C. Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah praktikan mampu mengetahui

perhitungan jumlah trombosit dan mengetahui kelianan – kelainan pada trombosit.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma


megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10
hari. Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan Wright – Giemsa, trombosit tampak
sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma berwarna biru-keabu-abuan pucat

yang berisi granula merah-ungu yang tersebar merata.

Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh
untuk melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi
utama trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat
trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada
dinding pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan
trombosit pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka)

danagregasi (perlekatan antar sel trombosit)

Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 per mmk darah. Dikatakan
trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 per mmk
darah. Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan
cenderung terjadi perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah
biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah
trauma. Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau
ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah trombosit kurang dari 40.000 per mmk
darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari 10.000 per
mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah
trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena

adanya resiko perdarahan.

Trombosit memiliki zona luar yang jernih dan zona dalam yang berisi organel-
organel sitoplasmik. Permukaan diselubungi reseptor glikoprotein yang digunakan untuk
reaksi adhesi & agregasi yang mengawali pembentukan sumbat hemostasis. Membran
plasma dilapisi fosfolipid yang dapat mengalami invaginasi membentuk sistem
kanalikuler. Membran plasma ini memberikan permukaan reaktif luas sehingga protein
koagulasi dapat diabsorpsi secara selektif. Area submembran, suatu mikrofilamen
pembentuk sistem skeleton, yaitu protein kontraktil yang bersifat lentur dan berubah
bentuk. Sitoplasma mengandung beberapa granula, yaitu: granula densa, granula a,
lisosome yang berperan selama reaksi pelepasan yang kemudian isi granula disekresikan
melalui sistem kanalikuler. Energi yang diperoleh trombosit untuk kelangsungan

hidupnya berasal dari fosforilasi oksidatif (dalam mitokondria) dan glikolisis anaerob

Macam – macam kelainan pada trombosit:

1. ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura)

ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura) adalah suatu kelainan darah yang


penyebabnya berkaitan erat dengan sistim imun atau kekebalan tubuh manusia. ITP
adalah kelainan pada sel pembekuan darah atau trombosit yang jumlahnya menurun
sehingga menimbulkan pendarahan. Normalnya trombosit berada di kisaran 150-450
ribu per kilometer darah. Tapi pada penderita ITP jumlah trombositnya hanya 20 ribu-25

ribu per kilometer darah.


Ciri khas penderita ITP adalah kulit sering terlihat kebiru-biruan, gusi sering
berdarah atau sering mimisan. Karena trombositnya terus turun, penyakit ini sering

disangka penyakit Demam Berdarah.

Penyebab pastinya sampai hari ini masih dalam tahap penelitian. Ini merupakan
suatu keadaan yang cukup sulit. Karena pada masing-masing orang pun ego imunnya
berbeda-beda. Ada yang berat, ada yang ringan, ada yang respons dengan obat, ada

pula yang tidak respons dengan obat

2. Drug Induced Trombocytopenia (DIT)

Trombositopenia yang diinduksi obat (DIT) adalah asuatu keadaan dimana terjadi

trombositopenia setelah pemakaian obat

3. Trombositopenia

Trombositopenia adalah suatu keadaan jumlah trombosit darah perifer kurang dari
normal yang disebabkan oleh menurunnya produksi, distribusi abnormal, destruksi

trombosit yang meningkat

4. Trombositosis

Kenaikan kadar trombosit dalam darah atau biasa disebut trombositosis itu bisa di
sebabkan oleh dua hal, yaitu karena sebab primer dan sekunder. Trombositosis premier
adalah kenaikan kadar trombosit dalam darah terjadi dengan sendirinya tanpa adanya
pemicu sama sekali, dimana dicurigai adanya kelainan pada sumsum tulang dan DNA
sebagai pemberi perintah. Sedangkan yang sekunder atau biasa disebut trombositosis
sekunder disebabkan adanya penyakit lain yang menyertainya seperti infeksi akut,
perdarahan, hemolisis, kanker, spelenektomi, dan penyakit sel darah seperti leukemia

serta TBC kronik dan lain lain.


Terkadang, kenaikan kadar trombosit bisa sangat ekstrim terutama pada type
yang sekunder dimana sebenarnya kenaikan kadar trombosit itu juga merupakan sebuah
bentuk pertahanan diri yang dilakukan oleh tubuh untuk ikut melawan sel sel penyakit
yang berada dalam jaringan tubuh dan darahnya dengan menciptakan sebuah iklim
yang tidak disukai oleh sel sel penyerang tersebut sehingga diharapkan sel sel penyusup
yang berada dalam darah tersebut akan mati dengan sendirinya dan tidak bisa

menyebar pada jaringan yang lain

Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit


adalah agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti
trombosit. Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah masa

perdarahan (bleeding time) dan hitung trombosit

Metode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya


jelas tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang
merupakan partikel kecil, mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan

trombosit dengan kotoran.

Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode
secara langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase
kontras dan mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang
dianjurkan adalah penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode
otomatis akhir-akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas

pemeriksaan dan penampilan diagnostik alat ini cukup baik.

Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah


trombosit pada sediaan apus darah yang telah diwarnai. Cara ini cukup sederhana,
mudah dikerjakan, murah dan praktis. Keunggulan cara ini adalah dalam
mengungkapkan ukuran dan morfologi trombosit, tetapi kekurangannya adalah bahwa
perlekatan ke kaca obyek atau distribusi yang tidak merata di dalam apusan dapat
menyebabkan perbedaan yang mencolok dalam perhitungan konsentrasi trombosit.
Sebagai petunjuk praktis adalah bahwa hitung trombosit adekuat apabila apusan
mengandung satu trombosit per duapuluh eritrosit, atau dua sampai tiga trombosit per
lapang pandang besar (minyak imersi). Pemeriksaan apusan harus selalu dilakukan
apabila hitung trombosit rendah karena penggumpalan trombosit dapat menyebabkan

hitung trombosit rendah palsu

BAB III

METODELOGI

A. Alat dan bahan

Alat :
1. Mikroskop
2. Lanset steril
3. Kamar hitung
4. Pipet thoma eritrosit
5. Kapas
6. Cover glass
Bahan :
1. Sampel darah
2. Reagen reeks ecker
3. Alkohol 70%

B. Langkah kerja

1. Ambil darah dengan lanset


2. Pipet darah sampai tanda 0,5
3. Pipet reagen reecks ecker sampai tanda 101
4. Pasang cover glass pada kamar hitung
5. Teteskan sampel pada kamar hitung
6. Amati kamar hitung di mikroskop
7. Hitung jumlah trombosit

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

No Nama mahasiswa Kadar trombosit

1. Rizky rahardian 46.800 / µl

2. Rahayu 33.200 / µl
3. Nurlita 30.600 / µl

4. Diena 82.200 / µl

5. Sherly 15.600 / µl

B. Perhitungan
Kelompok 1
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl

Fp = = =200µl

Jumlah trombosit = = = 46.800 / µl

Kelompo 2
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl

Fp = = =200µl

Jumlah trombosit = = = 33.200 / µl

Kelompok 3
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl
Fp = = =200µl

Jumlah trombosit = = = 30.600 / µl

Kelompok 4
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl

Fp = = =200µl

Jumlah trombosit = = = 82.200 / µl

Kelompok 5
Vb = 400 x p x l x t
= 400 x 1/20 x 1/20 x0,1
= 0,1 µl

Fp = = =200µl

Jumlah trombosit = = = 15.600 / µl

C. Pembahasan
Trombosit adalah fragmen atau kepingan – kepingan tidak berinti dari sitoplasma
megakariot yang berukuran 1 sampai 4 mikron dan berada dalam sirkulasi darah selama
10 hari. Dengan metode pewarnaan , trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti,
bulat dengan sitoplasma berwarna biru yang berisi garnula merah ungu yang tersebar

merata.

Trombosit memiliki peran dalam hemostasis , suatu meknisme faal tubuh untuk
melindungi diri dari kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama
trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat trauma
– trauma kecil yang terjadi sehari – hari dan mengawali penyembuhan luka pada dinding
pembuluh darah. Trombosit – trombosit itu membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (
perlekatan trombosit pada jaringan sub endotel pada pembuluh darah yang luka) dan

agresi ( perlekatan antara sel trombosit ).

Jumlah trombosit normal adalah 200.000 – 500.000 /µl darah. Dikatakan


trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 /µl darah.
Apabila trombosit kurang dari 60.000 /µl darah maka akan cenderung terjadi
perdarahan. Jika darah trombosit diatas 40.000 / µl darah maka biasanya tidak terjadi
perdarah spontan kemungkinan fungsi trombosit tergangggu atau ada gangguan
pembekuan darah. Bila jumalah darah trombosit kurang dari 40.000 /µl darah , biasanya
terjadi perdarahan spontan dan bila jumalahnya kuarang dari 10.000 /µl darah maka
perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinis, penurunan jumlah trombosit lebih
memerlukan perhatian dari pada kenaikannya ( trombositosis ) karena adanya resiko

perdarahan.

Berdasarkan uraian di atas, hasil praktikum pada kelompok 1 di dapatkan hasil


46.000/ µl darah maka akan cenderung terjadi perdarahan. Dan dari hasil kelompo
2,kelompok 3, dan kelompok 5 yaitu 33.000 /µl darah, 30.000/µl darah dan 15.600 /µl
darah maka akan terjadi perdarahan spontan. Dan hasil dari kelompo 4 yaitu 82.200 /µl
darah maka akan terjadi perdarahan.

Dalam perhitungan jumlah trombosit tersebut dilakukan dengan metode


langsung, yaitu dengan menggunakan kamar hitung yang dilihat pada mikroskop setelah
dilakukan pewarnaan dengan reagen Reeks ecker sehingga trombosit tersebut dapat
terlihat pada mikroskop dengan warna biru. Komposisi dari reagen reeks ecker adalah
Natrium sitrat 3,8 gram, formaldehid 40% 2ml, BCB 30 mg, dan aquadest 100ml.
Dari hasil praktikum yang di dapatkan kadar trombosit dari kelompok 1 sampai
kelompok 5 dikatan trombositopenia. Karena kadar trombosit yang di dapatkan kurang
dari nilai normal trombosit. Nilai normal trombosit yaitu 200.000 /µl darah sampai
500.000/µl darah. Namun ketidaknormalan hasil tersebut kemungkinan adanya
kesalahan dalam praktikum. Kesalahan tersebut diantaranya kesalahan perhitungan
jumlah trombosit pada saat di mikroskop dengan menggunakan kamar hitung dan
kesalahan yang kedua karena reagen Reeks ecker yang digunakan sebagai pewarna
sudah kadaluarsa sehingga pewarnaannya tidak sempurna dan akhirnya banyak

trombosit yang tidak terlihat pada mikroskop

Penyebab dari trombositosis adalah :

Pendarahan akut dan kehilangan banyak darah


Reaksi alergi
Kanker
Gagal ginjal kronis atau gangguan ginjal lainnya
Serangan jantung
Infeksi
Anemia
Pengangkatan limpa
Anemia hemolitik, salah satu jenis anemia dimana tubuh menghancurkan sel-sel darah
merah lebih cepat daripada saat menghasilkannya, biasanya karena gangguan darah
tertentu atau penyakit autoimun
Peradangan seperti akibat dari rheumatoid arthritis, penyakit celiac, gangguan jaringan
ikat atau penyakit inflamasi usus 12. Operasi besar 13. Pankreatitis atau radang pada
kelenjar pancreas
Trauma
Penggunaan obat-obatan tertentu seperti epinephrine (Adrenalin Chloride, EpiPen),
tretinoin (Vesanoid) dan vincristine

Gejala pada trombositosis adalah :

Sakit kepala
Pening
Nyeri dada
Lemah
Pingsan-pingsan
Perubahan penglihatan sementara
Mati rasa atau kesemutan pada tangan dan kaki
Penyebab terjadinya trombositopenia pada dasarnya dapat dibagi menjadi 4,

yaitu:

1. Gangguan produksi

Depresi selektif megakariosit karena obat, bahan kimia atau infeksi virus.

Sebagai bagian dari “bone marrow failure” umum:

a) Anemi aplastik

b) Leukemia akut

c) Sindrom mielodisplastik

d) Mielosklerosis

e) Infiltrasi sumsum tulang: limfoma, carcinoma

f) Mieloma multipel

g) Anemia megaloblastik
2. Peningkatan destruksi trombosit

3. Distribusi tidak normal

Sindrom hipersplenism: dimana terjadi pooling trombosit dalam lien.

4. Akibat pengenceran (dilutional loss)

Akibat transfusi masif.

BAB V

KESIMPULAN

1. Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak berinti dari sitoplasma


megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam sirkulasi darah selama 10

hari

2. Dari hasil praktikum didapatkan kadar trombosit di bawah nilai normal atau
trombositopenia

3. Nilai normal trombosit adalah 200.000- 500.000 /µl darah

4. Ketidak normalan nilai trombosit kemungkinan di karenakan kesalahan perhitungan

nilai trombosit di mikroskop dan reagen reeks yang sudah kadaluarsa

Diposkan oleh switiani eka yuliani di 21.21

http://switianiekayuliani.blogspot.com/2013/12/laporan-praktikum-hitung-kadar-

trombosit.html

Hitung Trombosit
Posted by Riswanto on Wednesday, December 16, 2009

Labels: Tes Hematologi, Tes Hemostasis

Trombosit adalah fragmen atau kepingan-kepingan tidak


berinti dari sitoplasma megakariosit yang berukuran 1-4 mikron dan beredar dalam
sirkulasi darah selama 10 hari. Gambaran mikroskopik dengan pewarnaan Wright –
Giemsa, trombosit tampak sebagai sel kecil, tak berinti, bulat dengan sitoplasma
berwarna biru-keabu-abuan pucat yang berisi granula merah-ungu yang tersebar

merata.

Trombosit memiliki peran dalam sistem hemostasis, suatu mekanisme faali tubuh untuk
melindungi diri terhadap kemungkinan perdarahan atau kehilangan darah. Fungsi utama
trombosit adalah melindungi pembuluh darah terhadap kerusakan endotel akibat
trauma-trauma kecil yang terjadi sehari-hari dan mengawali penyembuhan luka pada
dinding pembuluh darah. Mereka membentuk sumbatan dengan jalan adhesi (perlekatan
trombosit pada jaringan sub-endotel pada pembuluh darah yang luka) dan agregasi
(perlekatan antar sel trombosit).

Orang-orang dengan kelainan trombosit, baik kualitatif maupun kuantitatif, sering


mengalami perdarahan-perdarahan kecil di kulit dan permukaan mukosa yang disebut
ptechiae, dan tidak dapat mengehentikan perdarahan akibat luka yang disengaja
maupun yang tidak disengaja.

Agar dapat berfungsi dengan baik, trombosit harus memadai dalam kuantitas (jumlah)
dan kualitasnya. Pembentukan sumbat hemostatik akan berlangsung dengan normal jika
jumlah trombosit memadai dan kemampuan trombosit untuk beradhesi dan beragregasi
juga bagus.

Beberapa uji laboratorium yang digunakan untuk menilai kualitas trombosit adalah
agregasi trombosit, retensi trombosit, retraksi bekuan, dan antibody anti trombosit.
Sedangkan uji laboratorium untuk menilai kuantitas trombosit adalah masa perdarahan
(bleeding time) dan hitung trombosit

Jumlah trombosit normal adalah 150.000 – 450.000 per mmk darah. Dikatakan
trombositopenia ringan apabila jumlah trombosit antara 100.000 – 150.000 per mmk
darah. Apabila jumlah trombosit kurang dari 60.000 per mmk darah maka akan
cenderung terjadi perdarahan. Jika jumlah trombosit di atas 40.000 per mmk darah
biasanya tidak terjadi perdarahan spontan, tetapi dapat terjadi perdarahan setelah
trauma. Jika terjadi perdarahan spontan kemungkinan fungsi trombosit terganggu atau
ada gangguan pembekuan darah. Bila jumlah trombosit kurang dari 40.000 per mmk
darah, biasanya terjadi perdarahan spontan dan bila jumlahnya kurang dari 10.000 per
mmk darah perdarahan akan lebih berat. Dilihat dari segi klinik, penurunan jumlah
trombosit lebih memerlukan perhatian daripada kenaikannya (trombositosis) karena

adanya resiko perdarahan.

Metode untuk menghitung trombombosit telah banyak dibuat dan jumlahnya jelas
tergantung dari kenyataan bahwa sukar untuk menghitung sel-sel trombosit yang
merupakan partikel kecil, mudah aglutinasi dan mudah pecah. Sukar membedakan

trombosit dengan kotoran.

Hitung trombosit dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Metode secara
langsung dengan menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop fase kontras dan
mikroskop cahaya (Rees-Ecker) maupun secara otomatis. Metode yang dianjurkan adalah
penghitungan dengan mikroskop fase kontras dan otomatis. Metode otomatis akhir-
akhir ini banyak dilakukan karena bisa mengurangi subyektifitas pemeriksaan dan

penampilan diagnostik alat ini cukup baik.

Hitung trombosit secara tidak langsung yaitu dengan menghitung jumlah trombosit
pada sediaan apus darah yang telah diwarnai. Cara ini cukup sederhana, mudah
dikerjakan, murah dan praktis. Keunggulan cara ini adalah dalam mengungkapkan
ukuran dan morfologi trombosit, tetapi kekurangannya adalah bahwa perlekatan ke kaca
obyek atau distribusi yang tidak merata di dalam apusan dapat menyebabkan perbedaan
yang mencolok dalam perhitungan konsentrasi trombosit. Sebagai petunjuk praktis
adalah bahwa hitung trombosit adekuat apabila apusan mengandung satu trombosit per
duapuluh eritrosit, atau dua sampai tiga trombosit per lapang pandang besar (minyak
imersi). Pemeriksaan apusan harus selalu dilakukan apabila hitung trombosit rendah
karena penggumpalan trombosit dapat menyebabkan hitung trombosit rendah palsu.

Bahan pemeriksaan yang dianjurkan untuk pemeriksaan hitung trombosit adalah darah
EDTA. Antikoagulan ini mencegah pembekuan darah dengan cara mengikat kalsium dan

juga dapat menghambat agregasi trombosit

Metode langsung (Rees Ecker)


Hitung trombosit secara langsung menggunakan kamar hitung yaitu dengan mikroskop
cahaya. Pada hitung trombosit cara Rees-Ecker, darah diencerkan ke dalam larutan yang
mengandung Brilliant Cresyl Blue sehingga trombosit tercat biru muda. Sel trombosit
dihitung dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop. Secara
mikroskopik trombosit tampak refraktil dan mengkilat berwarna biru muda/lila lebih kecil
dari eritrosit serta berbentuk bulat, lonjong atau koma tersebar atau bergerombol. Cara
ini memiliki kesalahan sebesar 16-25%, penyebabnya karena faktor teknik pengambilan
sampel yang menyebabkan trombosit bergerombol sehingga sulit dihitung, pengenceran

tidak akurat dan penyebaran trombosit yang tidak merata.

Metode fase-kontras

Pada hitung trombosit metode fase kontras, darah diencerkan ke dalam larutan
ammonium oksalat 1% sehingga semua eritrosit dihemolisis. Sel trombosit dihitung
dengan menggunakan kamar hitung standar dan mikroskop fase kontras. Sel-sel lekosit
dan trombosit tampak bersinar dengan latar belakang gelap. Trombosit tampat bulat
atau bulat telur dan berwarna biru muda/lila terang. Bila fokus dinaik-turunkan tampak
perubahan yang bagus/kontras, mudah dibedakan dengan kotoran karena sifat
refraktilnya. Kesalahan dengan metode ini sebesar 8 – 10%.

Metode fase kontras adalah pengitungan secara manual yang paling baik. Penyebab
kesalahan yang utama pada cara ini, selain faktor teknis atau pengenceran yang tidak
akurat, adalah pencampuran yang belum merata dan adanya perlekatan trombosit atau
agregasi.
Modifikasi metode fase-kontras dengan plasma darah

Metodenya sama seperti fase-kontras tetapi sebagai pengganti pengenceran


dipakai plasma. Darah dibiarkan pada suhu kamar sampai tampak beberapa mm
plasma. Selanjutnya plasma diencerkan dengan larutan pengencer dan dihitung
trombosit dengan kamar hitung seperti pada metode fase-kontras.

Metode tidak langsung

Cara ini menggunakan sediaan apus darah yang diwarnai dengan pewarna
Wright, Giemsa atau May Grunwald. Sel trombosit dihitung pada bagian sediaan
dimana eritrosit tersebar secara merata dan tidak saling tumpang tindih.

Metode hitung trombosit tak langsung adalah metode Fonio yaitu jumlah
trombosit dibandingkan dengan jumlah eritrosit, sedangkan jumlah eritrosit itulah
yang sebenarnya dihitung. Cara ini sekarang tidak digunakan lagi karena tidak
praktis, dimana selain menghitung jumlah trombosit, juga harus dilakukan hitung
eritrosit.

Penghitungan trombosit secara tidak langsung yang menggunakan sediaan apus


dilakukan dalam 10 lpmi x 2000 atau 20 lpmi x 1000 memiliki sensitifitas dan
spesifisitas yang baik untuk populasi trombosit normal dan tinggi (trombositosis).
Korelasinya dengan metode otomatis dan bilik hitung cukup erat. Sedangkan
untuk populasi trombosit rendah (trombositopenia) di bawah 100.000 per mmk,
penghitungan trombosit dianjurkan dalam 10 lpmi x 2000 karena memiliki
sensitifitas dan spesifisitas yang baik. Korelasi dengan metode lain cukup erat.
Hitung Trombosit Otomatis

Penghitung sel otomatis mampu mengukur secara langsung hitung trombosit selain
hitung lekosit dan hitung eritrosit. Sebagian besar alat menghitung trombosit dan
eritrosit bersama-sama, namun keduanya dibedakan berdasarkan ukuran. Partikel yang
lebih kecil dihitung sebagai trombosit dan partikel yang lebih besar dihitung sebagai
eritrosit. Dengan alat ini, penghitungan dapat dilakukan terhadap lebih banyak
trombosit. Teknik ini dapat mengalami kesalahan apabila jumlah lekosit lebih dari
100.000/mmk, apabila terjadi fragmentasi eritrosit yang berat, apabila cairan pengencer
berisi partikel-partikel eksogen, apabila sampel sudah terlalu lama didiamkan sewaktu
pemrosesan atau apabila trombosit saling melekat.

Masalah Klinis

 PENURUNAN JUMLAH : ITP, myeloma multiple, kanker (tulang, saluran


gastrointestinal, otak), leukemia (limfositik, mielositik, monositik), anemia aplastik,
penyakit hati (sirosis, hepatitis aktif kronis), SLE, DIC, eklampsia, penyakit ginjal,
demam rematik akut. Pengaruh obat : antibiotik (kloromisetin, streptomisin),
sulfonamide, aspirin (salisilat), quinidin, quinine, asetazolamid (Diamox),
amidopirin, diuretik tiazid, meprobamat (Equanil), fenilbutazon (Butazolidin),
tolbutamid (Orinase), injeksi vaksin, agen kemoterapeutik.
 PENINGKATAN JUMLAH : Polisitemia vera, trauma (fraktur, pembedahan),
paskasplenektomi, karsinoma metastatic, embolisme pulmonary, dataran tinggi,
tuberculosis, retikulositosis, latihan fisik berat. Pengaruh obat : epinefrin
(adrenalin)
Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

 Kemoterapi dan sinar X dapat menurunkan hitung trombosit,


 Pengaruh obat (lihat pengaruh obat),
 Penggunaan darah kapiler menyebabkan hitung trombosit cenderung lebih
rendah,
 Pengambilan sampel darah yang lamban menyebabkan trombosit saling melekat
(agregasi) sehingga jumlahnya menurun palsu,
 Tidak segera mencampur darah dengan antikoagulan atau pencampuran yang
kurang adekuat juga dapat menyebabkan agregasi trombosit, bahkan dapat
terjadi bekuan,
 Perbandingan volume darah dengan antikoagulan tidak sesuai dapat
menyebabkan kesalahan pada hasil :
o Jika volume terlalu sedikit (= EDTA terlalu berlebihan), sel-sel eritrosit
mengalami krenasi, sedangkan trombosit membesar dan mengalami
disintegrasi.
o Jika volume terlalu banyak (=EDTA terlalu sedikit) dapat menyebabkan
terbentuknya jendalan yang berakibat menurunnya jumlah trombosit.
 Penundaan pemeriksaan lebih dari 1 jam menyebabkan perubahan jumlah
trombosit

Bahan Bacaan :

1. Dacie, S.J.V. dan Lewis S.M., 1991, Practical Hematology, 7th ed., Longman
Singapore Publishers Ptc. Ltd., Singapore.
2. Gandasoebrata, R., 1992, Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat, Bandung.
3. Koepke, J.A., 1991, Practical Laboratory Hematology, 1st ed., Churchill Livingstone,
New York.
4. Laboratorium Patologi Klinik FK-UGM, 1995, Tuntunan Praktikum Hematologi,
Bagian Patologi Klinik FK-UGM, Yogyakarta.
5. Oesman, Farida & R. Setiabudy, 1992, Fisiologi Hemostasis dan Fibrinolisis, dalam :
Setiabudy, R. (ed.), 1992, Hemostasis dan Trombosis, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
6. Ratnaningsih, T. dan Setyawati, 2003, Perbandingan Antara hitung Trombosit
Metode Langsung dan Tidak Langsung Pada Trombositopenia, Berkala Kesehatan
Klinik, Vol. IX, No. 1, Juni 2003, RS Dr. Sardjito, Yogyakarta.
7. Ratnaningsih, T. dan Usi Sukorini, 2005, Pengaruh Konsentrasi Na2EDTA Terhadap
Perubahan Parameter Hematologi, FK UGM, Yogyakarta.
8. Sacher, Ronald A. dan Richard A. McPherson, alih bahasa : Brahm U. Pendit dan
Dewi Wulandari, editor : Huriawati Hartanto, 2004, Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, EGC, Jakarta.
9. Widmann, Frances K., alih bahasa : S. Boedina Kresno dkk., 1992, Tinjauan Klinis
Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium, edisi 9, cetakan ke-1, EGC, Jakarta, hlm. 117-
132.
10. Kee, Joyce LeFever, 2007, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik,
Edisi 6, EGC, Jakarta.

http://labkesehatan.blogspot.com/2009/12/hitung-trombosit.html

Pemeriksaan trombosit
Trombosit adalah jenis sel darah yang berfungsi utama dalam proses pembekuan darah
(Hemostasis). Menurut hipotesis dari J.W Wright (1986) trombosit merupakan bagian dari
sitoplasma megakariosit. Teori tersebut didukung oleh beberapa hasil observasi yang
disimpulkan:

-Trombosit dan megakariosit pada fetus ditemukan bersamaan.

-Pada percobaan edukasi trombositosis memperlihatkan adanya peningkatan mergakariosit.

-Ada persamaan sitokiimia antigenik antara trombosit dan megakariosit.

-Pemberian radioisotope dalam megakariosit ternyata kemudian dijumpai juga pada trombosit.

-Observasi langsung yang memperlihatkan troombosit dihasilkan oleh megakariosit.

Pemeriksaan Laboratorium Hitung Jumlah Trombosit (Antal Trombosit) Darah


Metode :

Direct counting dengan bilik hitung

Prinsip :

Darah diencerkan dengan Ammonium oxalate 1 % maka sel-sel selain trombosit dan eritrosit
dilisiskan dan darah menjadi lebih encer sehingga trombosit lebih mudah dihitung. Jumlah
trombosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan perbesaran sedang.

Reagensia :

-Larutan Amonium Oksalat 1% (Bisa juga digunakan Rees Ecker)

Alat-alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet 20 µl (adjusted), 2000 µl


3. Bilik hitung Improved Neubauer

4. Cawan Petri

5. Mikroskop

6. Counter

Spesimen : Darah EDTA

Cara Kerja :

1. Dipipetkan 2000 µl reagen ammonium oxalat 1% dan masukkan dalam tabung reaksi

2. Ditambahkan ke dalam tabung 20 µl specimen darah, campur hingga homogen

3. Cairan tersebut (reagen+darah) dipipet dengan pipet tetes, kemudian sentuhkan ujung pipet
itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung dan menyinggung pinggir kaca penutup.
Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritasnya.
4. Letakkan kamar hitung kedalam cawan petri yang didalamnya ada kertas tissue yang sudah
dibasahi, inkubasi selama 15 menit.

5. Periksa dibawah mikroskop lensa obyektif 40X

6. Hitung trombosit. Perhitungan dilakukan dalam kotak eritrosit yaitu dalam 10 kotak sedang.

Perhitungan :

Jumlah Trombosit = N/V x P

N= Jumlah Sel

V=Volum bilik hitung = 0.04 mm3

P= Pengenceran = 101 x

Nilai Normal

Jumlah Trombosit normal adalah 150.000 – 400.000 sel/mm3 darah

Interpretasi Hasil

1.Trombositopeni : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana jumlah trombosit dibawah


jumlah normal. Penurunan sampai dibawah 10.000 sel/mm3 darah berpotensi untuk terjadinya
pendarahan dan hambatan pembekuan darah. Penyebab trombositopenia:

-Penurunan masa hidup, sekuestrasi/pemecahan abnormal : Terjadi pada


Hopersplenisme,Trombopoetik Trombositopenia Pupura,Uremik Hemolitik, DIC,
Sepsis,Trombositopenia Imun

-Penurunan Produksi : Terjadi pada Mieloptisis, kelainan-kelainan sumsum tulang primer, infeksi,
pengaruh obat-obatan tertentu.
-Produksi yang tidak efektif : Terjadi pada proses ,megaloblastik

2.Trombositosis : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana jumlah trombosit diatas jumlah
normal. Penyebab lazim trombositosis :

-Kelainan-kelainan Mieloproliferastif:

Terjadi pada Polisitemia vera, myeloid agranulosit, leukemia granulositik kronik, (Trombositopenia
primer)

-Trombositosis sekunder:

Dapat disebabkan oleh peradangan, keganasan, penyakit hodgin, perdarahan akut, pasca
splenoktomi,reboun dari defisiendi besi yang parah.

http://aceh-laboratorium.blogspot.com/2012/01/pemeriksaan-trombosit.html

Trombosit

Jan 30

Posted by About Laboratorium Kesehatan

Mengenal Trombosit

Trombosit dan cairan atau plasma darah adalah istilah yang sangat erat hubungannya
dengan penyakit demam berdarah. Untuk menjalankan tugas dalam pembekuan darah,
tubuh kita memerlukan trombosit. Trombosit akan segera menghentikan pendarahan jika
tubuh kita mengalami luka atau pendarahan. Untuk itu diperlukan trombosit yang
banyak.

Tubuh memerlukan jumlah sel keping darah normal sekitar 150.000 hingga 350.00/mm3.
Istilah trombositopenia diberikan bagi mereka yang memiliki jumlah trombosit yang
sedikit. Sementara kebalikannya adalah trombositosis.
Pada kasus demam berdarah, trombositopenia terjadi karena adanya kerusakan sumsum
tulang belakang yang disebabkan oleh virus dengue. Keadaan ini diperparah karena
trombosit yang ada digunakan untuk mengatasi pendarahan yang sudah terjadi.

Sementara plasma darah adalah cairan pada darah yang mengandung ion (elektrolit).
Pada demam berdarah, plasma darah akan keluar dari pembuluh darah. Akibatnya,
cairan dan elektrolit yang terkandung di dalam plasma akan dibawa keluar dari
pembuluh darah yang mengakibatkan dehidrasi.

Trombosit untuk kekebalan tubuh

Trombosit merupakan komponen tubuh kita yang mengalir bersama dengan sel darah
merah dan putih. Trombosit memiliki fungsi utama membekukan darah sehingga tidak
banyak darah yang terbuang percuma saat terjadi pendarahan.

Namun ternyata trombosit juga memiliki fungsi lain.

Newscientist mengabarkan bahwa Dirk Busch dari University of Munich, Jerman


mengungkapkan bahwa trombosit juga berfungsi untuk mendorong respon daya tahan
tubuh. Dengan kata lain, trombosit juga berfungsi untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Pada saat terjadi luka, maka trombosit berkumpul pada luka dan membeku sehingga
tertutup lukanya. Kemudian, trombosit tersebut mengarahkan bakteri ke
limpa. Selanjutnya, bakteri tersebut ‘dikepung’ oleh sel-sel dendritik yang berfungsi
sebagai sel daya tahan tubuh. Maka respon daya tahan tubuh itulah yang menghabisi
bakteri!.. Dari penemuannya ini, Busch berharap bisa dapat mendorong trombosit untuk
meningkatkan daya tahan tubuh.

Pemeriksaan Laboratorium Hitung Jumlah Trombosit (Antal Trombosit) Darah

Metode :

Direct counting dengan bilik hitung


Prinsip :

Darah diencerkan dengan Ammonium oxalate 1 % maka sel-sel selain trombosit dan
eritrosit dilisiskan dan darah menjadi lebih encer sehingga trombosit lebih mudah
dihitung. Jumlah trombosit dihitung dalam bilik hitung di bawah mikroskop dengan
perbesaran sedang.

Reagensia :

– Larutan Amonium Oksalat 1% (Bisa juga digunakan Rees Ecker)

Alat-alat :

1. Tabung reaksi

2. Pipet 20 µl (adjusted), 2000 µl

3. Bilik hitung Improved Neubauer

4. Cawan Petri

5. Mikroskop

6. Counter

Spesimen : Darah EDTA

Cara Kerja :

1. Dipipetkan 2000 µl reagen ammonium oxalat 1% dan masukkan dalam tabung reaksi
2. Ditambahkan ke dalam tabung 20 µl specimen darah, campur hingga homogen.
3. Cairan tersebut (reagen+darah) dipipet dengan pipet tetes, kemudian sentuhkan ujung
pipet itu dengan sudut 300 pada permukaan kamar hitung dan menyinggung pinggir
kaca penutup. Biarkan kamar hitung terisi cairan dengan daya kapilaritasnya.
4. Letakkan kamar hitung kedalam cawan petri yang didalamnya ada kertas tissue yang
sudah dibasahi, inkubasi selama 15 menit.
5. Periksa dibawah mikroskop lensa obyektif 40X
6. Hitung trombosit. Perhitungan dilakukan dalam kotak eritrosit yaitu dalam 10 kotak
sedang.

Perhitungan :

Jumlah Trombosit = N/V x P

N= Jumlah Sel

V=Volum bilik hitung = 0.04 mm3

P= Pengenceran = 101 x

Nilai Normal

Jumlah Trombosit normal adalah 150.000 – 400.000 sel/mm3 darah

Interpretasi Hasil

Trombositopeni : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana jumlah trombosit


dibawah jumlah normal. Penurunan sampai dibawah 10.000 sel/mm3 darah berpotensi
untuk terjadinya pendarahan dan hambatan pembekuan darah. Penyebab
trombositopenia:

 Penurunan masa hidup, sekuestrasi/pemecahan abnormal : Terjadi pada


Hopersplenisme,Trombopoetik Trombositopenia Pupura,Uremik Hemolitik, DIC,
Sepsis,Trombositopenia Imun
 Penurunan Produksi : Terjadi pada Mieloptisis, kelainan-kelainan sumsum tulang primer,
infeksi, pengaruh obat-obatan tertentu.
 Produksi yang tidak efektif : Terjadi pada proses ,megaloblastik

Trombositosis : Trombositopenia adalah istilah keadaan dimana jumlah trombosit diatas


jumlah normal. Penyebab lazim trombositosis :
 Kelainan-kelainan Mieloproliferastif: Terjadi pada Polisitemia vera, myeloid agranulosit,
leukemia granulositik kronik, (Trombositopenia primer)
 Trombositosis sekunder: Dapat disebabkan oleh peradangan, keganasan, penyakit
hodgin, perdarahan akut, pasca splenoktomi,reboun dari defisiendi besi yang parah.

Referensi :

 Penuntun Laboratorium Klinik (R.Gandasoebrata)


 Buku Saku Mengenal Penyakit (Sutedjo)
 Buku Saku Hematologi (Larry Water Burry)

https://aboutlabkes.wordpress.com/2012/01/30/trombosit/

MENGHITUNG TROMBOSIT

Prinsip :
Darah diencerkan dengan larutan yang mengandung Brilliant Cresyl Blue yang akan
mengecat trombosit menjadi berwarna agak biru muda. Kemudian trombositnya
dihitung dengan menggunakan kamar hitung.

Bahan :
Darah kapiler atau darah vena dengan antikoagulan ( EDTA)

Alat Yang Dibutuhkan

 Pipet thoma erytrosit


 Kamar hiutng Improved Neubauer
 Deck glass / cover glass
 Mikroskop

Reagent :
Larutan Rees Ecker, dengan komposisi sbb :

 Natrium citrate 3,8 g


 Larutan Formaldehida 40% 2 ml
 Brilliant Cresyl Blue 30 mg
 Aquadest add 100 ml

( larutan tersebut harus disaring terlebih dahulu sebelum dipakai )

Prosedur :
A. CARA LANGSUNG ( Rees Ecker )

1. Isaplah cairan Rees Ecker ke dalam pipet erytrosit sampai garis tanda 1 dan
buanglah lagi cairan itu.
2. Isaplah darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai 101. Segeralah
kocok selama 3 menit.
3. Teruskan tindakan seperti untuk menghitung erytrosit dalam kamar hiutng.
4. Biarakan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawan petri yang
tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap.
5. Hitunglah semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah ( 1
mm¬2 ) memakai lensa obyektif besar.
6. Jumlah itu dikali 2000 menghasilkan jumlah trombosit per µl darah.

B. CARA TAK LANGSUNG (Fonio Test)

1. Bersihkan ujung jari dengan alcohol dan biarkan mongering lagi.


2. Taruhlah di atas ujung jari itu setetes besar larutan Magnesium sulfat 14%
3. Tusuklah jari dengan lanset melalui tetesan Magnesium sulfat 14% itu
4. Setelah jumlah darah keluar menjadi kira-kira ¼ dari jumlah Magnesium sulfat,
campurlah darah dan magnesium itu.
5. Buatlah sediaan apus dan pulaslah dengan Wright atau Giemsa.
6. Hitunglah jumlah trombosit yang terlihat bersama dengan 1000 erytrosit.
7. Lakukan tindakan menghitung jumlah erytrosit per mm3 darah
8. Perhitungkanlah jumlah trombosit per mm3 darah atas dasar kedua angka
tersebut.

http://lorpatongpelem.blogspot.com/2012_06_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai