Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PK TANGGAL 10 FEBRUARI 2020

KELOMPOK SGD: A4

Anggota :

1. Izma Tifany (1902511070)

2. Pande Made Gita Wedayanti (1902511071)

3. Sarah Rusditha (1902511078)

4. Miftahurrohmat Almaasah (1902511080)

5. Michael Gostalin (1902511082)

6. Ni Komang Ayu Widya Astuti (1902511087)

7. Ernest Vincentius Sia Junior (1902511088)

8. I Gusti Ayu Inten Krisna Dewi (1902511095)

9. I Wayan Gede Adi Febrian Setyawan (1902511096)

10. Dhila Cahya Rahcmanita (1902511099)


PRAKTIKUM CELL COUNT
Tujuan : untuk menghitung jumlah sel darah putih/leukosit dalam darah
Alat :
- Kamar hitung/Counting chamber (Improved Neubauer)
- Cover glass
- Pipet thoma khusus leukosit
- Mikroskop
- Selang suntik
- Spuit
Bahan :
- Larutan pengencer turk
- Sampel darah + EDTA

Interpretasi
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan oleh kelompok kami, terhitung jumlah
leukosit di keempat kotak adalah sebanyak 108. Untuk volume dari larutan darah pada kotak
penghitung adalah sebanyak 4 x (1mm x 1mm x 0,1 mm) yaitu 0,4 mm3. Untuk besarnya
pengenceran pada leukosit ini adalah sebanyak 20x. Maka jumlah sel darah yaitu leukosit
yang terhitung dalam 4 kotak yaitu 108/0,4 mm3, sehingga jumlah sel leukosit/mm3 darah
adalah 1/0,4 x 20 x 108 =5400/mm3. Dari hasil praktikum kami mendapatkan bahwa kadar
leukosit dalam darah orang tersebut normal, dikarenakan leukosit normal berkisar antara
4.000-10.000 sel/mm3 darah.
PRAKTIKUM LEUCOCYTE DIFFERENTIAL COUNT

Tujuan : Untuk menghitung jumlah masing-masing jenis leukosit dalam darah

Alat :

1. Mikroskop
2. Spreader
3. Kaca preparat

Bahan :

1. Sampel darah segar tanpa EDTA

Metode dan prosedur pemeriksaan :

1. Teteskan sampel darah segar tanpa EDTA pada salah satu ujung kaca preparat sebanyak
1 tetes.
2. Posisikan spreader di depan tetesan darah dengan membentuk sudut sekitar 30-45o
terhadap kaca preparat.
3. Gerakkan spreader ke belakang sehingga menyentuh tetesan darah, kemudian gerakkan
spreader ke depan sehingga tetesan darah menyebar merata di atas kaca preparat.
4. Diamkan kaca preparat sampai tetesan darah mongering.
5. Amati hasil hapusan darah yang telah dibuat di atas mikroskop.
6. Hitunglah jumlah masing-masing jenis leukosit sehingga total leukosit yang tampak
berjumlah 100 sel. Daerah hitung sebaiknya dilakukan dalam beberapa lapang pandang
dengan membentuk gerakan seperti zig-zag.

Interpretasi :

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan oleh kelompok kami, didapatkan hasil sebagai
berikut,
Pada gambar di samping dapat diamati neutrofil
dan monosit yang berada diantara eritrosit.
Neutrofil dapat dikenali dengan adanya 3 lobus inti
sel dan terdapat bintik-bintik merah kecil pada
sitoplasma, sedangkan monosit dapat dikenali
dengan tidak terdpatnya bintik-bintik merah pada
sitoplasma dan inti sel yang tidak berlobus.

Gambar 1 Neutrofil dan monosit

Pada gambar di samping dapat diamati eusinofil


yang berada diantara eritrosit. Eusinofil dapat
dikenali dengan adanya 2 lobus pada inti sel dan
terdapat ganula pada sitoplasmanya yang terlihat
seperti bintik-bintik merah pada sitoplasma di
bawah mikroskop.

Gambar 2 Eusinofil
Pada gambar disamping dapat diamati adanya
limfosit diantara eritrosit. Limfosit dapat dikenali
dengan intisel yang besar dan tidak berlobus, serta
sitoplamsa yang tidak bergranuler.

Gambar 4 Limfosit

Setelah mengamati dan menghitung masing-masing jenis leukosit, maka angka yang
didapat dimasukkan ke dalam tabel pengelompokan jenis leukosit agar hasil pemerikasaan
lebih mudah untuk dianalisis.

Rentang normal untuk masing-masing jenis dari leukosit adalah sebagai berikut:

a. Eosinofil : 1 – 4% dari total sel leukosit


b. Basofil : 0 – 1% dari total sel leukosit
c. Stab (neutrofil yang belum dewasa) : 2 – 5% dari total sel leukosit
d. Segmen (neutrofil dewasa) : 36 – 66% dari total sel leukosit
e. Limfosit : 22 – 40% dari total sel leukosit
f. Monosit : 4 – 8% dari total sel leukosit
PRAKTIKUM STOOL EXAMINATION
Tujuan: Untuk mengetahui ada tidaknya hemoglobin pada feces manusia

Alat dan bahan:


1. Feces dalam container
2. Buffer
3. Alat Fecal Occult Blood

Metode dan prosedur pemeriksaan:


Metode: Immunochromatographic assay
Prosedur Pemeriksaan:
1. Ambil sedikit sediaan feses dari tabung menggunakan stik pada tutup buffer,
2. Masukkan sediaan ke dalam tabung buffer,
3. Lalu campurkan sediaan dengan buffer hingga campuran menjadi homogen,
4. Teteskan 3 tetes campuran pada alat Fecal Occult Blood.
Biarkan hingga campuran mengalir dan amati hasil yang terbentuk.

Interpretasi:
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan oleh kelompok kami, alat FOB
menunjukkan dua garis, yaitu satu garis pada bagian sampel band (S) dan satu garis pada bagian
kontrol band (C). Dengan adanya dua garis tersebut menandakan bahwa hasil pemeriksaan
feces tersebut positif, yang berarti menunjukkan adanya hemoglobin dalam feces tersebut.
Hemoglobin merupakan molekul protein yang ada pada sel darah merah dan berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh serta membawa karbondioksida
dari jaringan tubuh ke paru-paru. Hemoglobin ini dibentuk pada sumsum tulang belakang yang
terdiri dari heme dan globin. Terdapatnya hemoglobin pada feces dapat menjadi petunjuk
adanya kemungkinan perdarahan pada traktus digestivus. Umumnya, apabila seseorang
mengalami perdarahan pada traktus digestivus hingga terdapat hemoglobin pada fecesnya juga
akan mengalami anemia dikarenakan berkurangnya kadar zat besi akibat perdarahan tadi.
LAMPIRAN

Alat dan bahan praktikum Stool Examination:

Gambar 5 Alat Fecal Occult Blood Gambar 6 Buffer

Gambar 7 Feces dalam container


Gambar 8 Pipet thoma khusus leukosit Gambar 9 Counting chamber

Gambar 10 Larutan pengencer turk Gambar 11 Sampel darah + EDTA

Anda mungkin juga menyukai