Anda di halaman 1dari 3

V.

PEMBAHASAN

Berdasarkan praktikum kelompok kami (kelompok B9) kami menemukan beberapa hal yang terdapat
pada apus darah. Leukosit dibagi menjadi 2 berdasarkan ada atau tidaknya granula yaitu Granulosit
dan Agranulosit. Granulosit terdiri dari neutrofil, basofil, dan eosinofil. Sedangkna agranulosit terdiri
dari limfosit dan monosit. Pada praktikum ini kami menggunakan metode apus darah. Dengan
menggunakan teknik ini kami dapat lebih mengidentifikasi jenis leukosit yaitu neutrofil, basofil,
eosinofil, limfosit, dan monosit. Pada pengamatan ini yang membedakannya yaitu dilihat dari plasma
dan intinya. Untuk agranulosit, pada pengamatan limfosit kami melihat inti yang bulat dan relative
besar letak ditengah berwarna biru dengan plasma halus tanpa ada bintik-bintik (granula). Pada
monosit intinya melekuk seperti tapal kuda dengan sitoplasma yang halus dan banyak. Untuk
pengamatan kami pada granulosit, pada neutrofil initnya bersegmen minimal 3 dan plasmanya tidak
berwarna dengan sedikit bintik-bintik biru. Pada eosinofil intinya bersegemen 2 berwarna merah
keunguan dan plasma berwarna merah. Pada basofil sulit untuk ditemukan. Faktor yang
mempengaruhi adalah karena dalam tubuh manusia untuk leukosit bagian basofil tersedia dalam
jumlah sedikit dalam tubuh. Berdasarkan teori perbandingan jumlah leukosit yaitu limfosit 60%,
monosit 2%, neutrofil 34%, eosinofil 1 %, dan basofil 3%

IV. PEMBAHASAN
     Berdasarkan hasil dari praktikum kelompok kami (B4[), kami mendapatkan beberapa
bentuk dan wujud dari sel darah. Dimana pada praktikum tersebut kami mengamati sel
darah dengan menggunakan mikroskop dengan ukuran pembesaran 100x. Dalam
mengamatan sel darah merah yaitu eritosit, sesuai dengan teori yang telah diberikan oleh
dosen pembimbing. Hasil yang kelompok kami dapatkan sama dengan hasil kelompok lain.
Untuk sel darah merah, kami mendapatkan sel eritrosit yang tampak dari depan, samping
dan sampai eritrosit yang mengalami krenasi (bentuk kriput) dan terdapat eritrosit yang
berbaris-jajar (rouleaux). 
     Hasil pengamatan kelompok kami terhadap sel darah putih yaitu leukosit, terdapat
perbedaan dengan teori yang telah diberikan dan berbeda dengan hasil kelompok lain. Hal
ini disebabkan karena perbedaan kondisi Mikroskop yang digunakan ditiap-tiap kelompok.
Ada yang memberikan gambar lebih jelas, dan ada yang memberikan gambar yang kurang
jelas. Kelompok kami hanya menemukan empat sel leukosit yaitu Limfosit, Monosit,
Neutrofil dan Eosinofil. Untuk Basofil kami tidak dapat temukan. Begitu pula dengan
kelompok lain, mereka juga tidak menemukan Basofil , bahkan ada kelompok yang hanya
menemukan 3 jenis sel darah putih. Tapi, untuk teori ciri-ciri setiap sel yang telah diberikan
oleh dosen pembimbing telah sesuai dengan ciri-ciri yang kami amati dalam praktikum. Sel
lain yang kami temukan dalam pengamatan kami adalah keping darah yaitu trombosit.
Bentuk trombosit seperti butiran beras dan paling kecil ukurannya dibandingkan dengan sel
darah merah dan sel darah putih. Dalam pengamatan kelompok kami, kami tidak
menemukan Mikroorganisme (protozoa) dalam sel darah yang kami amati. Berdasarkan
hasil dari praktikum kelompok kami (B4), kami mendapatkan beberapa bentuk dan wujud
dari sel darah. Dimana pada praktikum tersebut kami mengamati sel darah dengan
menggunakan mikroskop dengan ukuran pembesaran 10x dan 40x. Namun faktanya dalam
memperoleh hasil dari praktikum dengan materi dan teori yang diberikan oleh dosen
pembimbing 70% sangat berbeda. 
     Pada praktikum yang pertama (darah apus) hasil yang kami peroleh sedikit berbeda.
Dimana pada pembesaran 10x hasil atau wujud darah hanya berbentuk seperti lingkaran
yang memiliki komposisi titik-titik yang berwarna coklat. Namun,pada pembesaran 40x
gambar atau wujud dari sel darah merah sesuai dengan materi yang diberikan oleh dosen
pembimbing. Pada mikroskop tesebut,sel darah berbentuk lingkaran yang berwarna merah
dan pusatnya berwarna putih. Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan pusat lingakaran dari sel
darah berbentuk bikonkaf. 
     Pada praktikum kedua (natif darah) kami memperoleh hasil yang cukup memuaskan.
Karena pada praktikum tersebut kami menemukan sel darah putih (leukosit). Meskipun
hasil yang kami peroleh tidak 100% sama dengan materi yang diberikan oleh dosen
pembimbing. Darah merupakan salah satu sistem sirkulasi yang dapat menjamin adanya
pergerakan cairan ke seluruh tubuh secara cepat. Darah juga merupakan jaringan cair yang
terdiri atas plasma darah (zalir tubuh intersellulair, 55%) dan di dalamnya terdapat sel-sel
darah (unsur padat, 45%). Selain darah merupakan jaringan cair yang terdiri atas plasma,
darah juga merupakan zalir kompleks yang mengandung beberapa zat. Secara makroskopis
atau dengan penglihatan mata biasa, maka darah terlihat sebagai zalir yang homogen atau
merata dan berwarna merah. Tetapi secara mikroskopis darah terdiri dari 2 bagian yaitu,
bagian yang cair disebut dengan zalir darah atau plasma darah, yang kurang lebih berjumlah
55-60% dari seluruh volume darah. Sedangkan sel atau butir darah yang merupakan bagian
yang padat dari darah yang terdiri dari, sel darah merah (erythrocyte), sel darah putih
(leucocyte), dan keping darah (thrombocyte). Sel darah putih dibedakan atas agranulosit
yakni, karena sel darah putih sitoplasmanya tidak bergranula yang kemudian dibedakan
menjadi limfosit dan monosit, sedangkan granulosit adalah sel darah putih yang bergranula
dibedakan menjadi leukosit neutrifil, eosinofil, dan basofil. Darah mempunyai berbagai
fungsi penting, salah satunya adalah sebagai pembawa zat makanan yang berasal dari
saluran pencernaan menuju ke jaringan tubuh. Darah tersusun atas plasma dan sel darah.
Sel darah mencakup erythrocyte, leucocyte dan thrombocyte. 
 1. Eritrosit 
     Eritrosit merupakan bagian utama dari sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada
seorang laki-laki dewasa mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang
perempuan dewasa kira-kira 4 juta sel darah merah. Gambar sel darah merah Tiap-tiap sel
darah merah mengandung 200 juta molekul hemoglobin. Hemoglobin (Hb) merupakan
suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai fungsi
mengikat oksigen di paru-paru dan mengedarkan ke seluruh jaringan tubuh. Jadi, dapat
dikatakan bahwa di paruparu terjadi reaksi antara hemoglobin dengan oksigen. 2 Hb2+ 4 O2
==> 4 Hb O2 (oksihemoglobin). Setelah sampai di sel-sel tubuh, terjadi reaksi pelepasan
oksigen oleh Hb. 4 Hb O2 ==> 2 Hb2+ 4 O2. Kandungan hemoglobin inilah yang membuat
darah berwarna merah. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis
tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat berwarna
merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Eritrosit dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih, misalnya di tulang dada, tulang
selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang. Pembentukannya terjadi selama tujuh
hari. Pada awalnya eritrosit mempunyai inti, kemudian inti lenyap dan hemoglobin
terbentuk. Setelah hemoglobin terbentuk, eritrosit dilepas dari tempat pembentukannya dan
masuk ke dalam sirkulasi darah. Eritrosit dalam tubuh dapat berkurang karena luka
sehingga mengeluarkan banyak darah atau karena penyakit, seperti malaria dan demam
berdarah. Keadaan seperti ini dapat mengganggu pembentukan eritrosit. Masa hidup
eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian dirombak di dalam hati dan limpa.
Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang
memberi warna empedu. Zat besi hasil penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa,
selanjutnya digunakan untuk membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000
eritrosit yang dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara
keseluruhan. 
 2. Leukosit 
     Jumlah leukosit lebih sedikit dibandingkan dengan eritrosit. Pada laki-laki dan
perempuan dewasa setiap mm kubiknya darah hanya terdapat kira-kira 4.500 sampai
10.000 jumlah butir. Leukosit mempunyai bentuk bervariasi dan mempunyai ukuran lebih
besar dari eritrosit. Leukosit mempunyai inti bulat dan cekung. Sel-sel ini dapat bergerak
bebas secara amuboid serta dapat menembus dinding kapiler (diapedesis). Gambar Leukosit
Leukosit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu leukosit granulosit ( plasmanya bergranula =
basofil , eosinofil, neutrofil ) dan leukosit agranulosit ( plasmanya tidak bergranula =
limfosit, monosit ). 
1). Leukosit Granulosit 
a. Basofil Setia mm3 darah mengandung 20-50 butir. Plasma bersifat basa dan mengandung
bintik-bintik biru yang mengandung histamin dan bersifat fagosit. 
b. Eosinofil Setia mm3 darah mengandung 100-400 butir. Plasma bersifat asam dan
mengandung bintik-bintik biru dan bersifat fagosit. 
c. Netrofil Setia mm3 darah mengandung 3.000-7.000 butir. Plasma bersifat netral dan
mengandung bintik-bintik dan bersifat fagosit. 
2). Leukosit Agranulosit 
a. Limfosit Setia mm3 darah mengandung 1300-5000 butir. Dapat bergerak bebas dan
membentuk sel anti bodi. 
b. Monosit Setia mm3 darah mengandung 100-700 butir. Dapat bergerak cepat, bersifat
fagosit, monosit juga dapat berkembang dan membesar menjadi makrofag. Makrofag
merupakan sel fagositik terbesar dan berumur panjang. Leukosit dibentuk dalam sumsum
tulang merah, limpa, kelenjar limpa, dan jaringan retikuloendotelium. Tugas utama leukosit
adalah ”memakan” kuman penyakit dan benda-benda asing lain, seperti bakteri yang ada di
dalam tubuh. Oleh sebab itu, leukosit dikenal sebagai fagosit. 
 3. Trombosit Trombosit adalah bagian dan beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang
yang berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10 hari.
Jumlah trombosit antara 150 dan 400 x 10″9/liter (150.000-400.000/mitiliter), sekitar 30-
10% terkonsentrasi di dalain limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah. Trombosit
berperan penting dalam pembentukan bekuan darah. Trombosit dalam keadaan normal
bersirkulasi ke seluruh tubuh melewati aliran darah. Namun, dalam beberapa detik setelah
kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik ke daerah tersebut sebagai respons terhadap
kolagen yang terpajang di lapisan subendotel pembuluh. Trombosit melekat ke permukaan
yang rusak dan mengeluarkan beberapa zat (serotonin dan histamin) yang menyebabkan
terjadinya vasokonstriksi pembuluh. Fungsi lain dari trombosit yaitu untuk mengubah
bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang cedera. Trombosit akan
menjadi lengket dan menggumpal bersama membentuk sumbat trombosit yang secara
efektif menambal daerah yang luka. Penimbunan trombosit yang berlebihan dapat
menyebabkan penurunan aliran darah ke jaringan atau sumbat menjadi sangat besar,
sehingga lepas dari tempat semula dan mengalir ke hilir sebagai suatu embolus dan
menyumbat aliran ke hilir. Guna mencegah pembentukan suatu emboli, maka trombosit-
trombosit tersebut mengeluarkan Bahan-bahan yang membatasi luas penggumpalan mereka
sendiri. Bahan utama yang dikeluarkan oleh trombosit untuk membatasi pembekuan adalah
prostaglandin tromboksan A2 dan prostasiklin 12. Tromboksan A2 merangsang penguraian
trombosit dan menyebabkan vasokonstriksi lebih lanjut pada pembuluh darah. Sedangkan
prostasiklin 12 merangsang agregasi trombosit dan pelebaran pembuluh, sehingga semakin
meningkatkan respons trombosit. 

Anda mungkin juga menyukai