Makalah
Hematologi
Disusun Oleh :
Npm. 15.308.022
POLITEKNIK
2017
Lembar
Penilaian Tugas
Di Bandung Tanggal :
Puji syukur kehadirat allah swt, karena berkat rahmat dan karunia-nya penulis
dapat menyelesaikan makalah mata kuliah hematologi ini yang berjudul teknik
pengambilan sampel darah. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan bagi nabi
muhammad saw, keluarga dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman
termasuk kita semua.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih luas
dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Penyusun menyadari makalah ini
jauh dari kesempurnaan baik materi, penganalisaan, dan pembahasan. Semua hal ini
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman.
penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak terutama yang bersifat
membangun, guna terciptanya kesempurnaan makalah ini dan selanjutnya. Akhir kata
penulis ucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Harapan penyusun, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya khusunya bagi
penyusun.aamiin.
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Yang akan di bahas dalam makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan bab
isi. Beberapa rumusan tersebut antara lain:
1. Bagaimanakah mekanisme phlebotomy
2. Alat apa sajakah yang dibutuhkan dalam sampling
3. Komplikasi apa yang dapat terjadi.
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut;
1. Dapat memahami metode sampling darah
2. Dapat mengetahui instrumen untuk sampling darah
3. Dapat mengetahui bagian pembuluh darah untuk sampling
4. Dapat memahami prosedur sampling darah
4
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Sejarah Phlebotomy
Phlebotomi atau phlebotomy diambil dari bahasa Yunani, yaitu kata phlebos
yang berarti vena, dan tomeyang berarti insisi/pemotongan. Sejarah terjadinya yang
mendukung kemungkinan pengeluaran darah untuk alasan terapi mungkin dimulai
di Mesir pada tahun 1400 sebelum masehi.
Lukisan makam yang ditemukan pada jaman itu menunjukkan aplikasi lintah
pada pasien. Penumpahan darah, atau praktek mengeluarkan darah dari anggota
badan, telah dilakukan dalam beberapa bentuk oleh hampir semua masyarakat dan
budaya. Setelah dikenal bahwa pembuluh vena yang berada pada permukaan kulit
yang ditandai dengan garis berwarna biru atau hijau pada kulit, dilakukan insisi
secara langsung pada pembuluh vena. Berbagai bentuk perdarahan spontan
diantaranya mimisan, menstruasi, dan contoh contoh yang dihasilkan oleh pukulan
untuk setiap anggota tubuh, rupanya mengilhami jasa manusia awal penumpah
darah.
Praktek pengambilan darah tampak mulai logis ketika dasar dari semua
perawatan medis didasarkan pada empat cairan tubuh, yaitu darah, dahak, empedu
kuning, dan empedu hitam. Seni penumpahan darah (bloodletting) sedang
berkembang baik sebelum masa Hipokrates pada abad kelima SM. Pada
pertengahan jaman, baik ahli bedah maupun tukang cukur rambut memiliki
spesialisasi pada praktek yang berhubungan dengan darah ini. Tukang potong
rambut diiklankan dengan warna merah (mewakili darah) dan putih (untuk
tourniquet) berbelang pada tiang. Tiang tersebut merepresentasikan stik yang
digenggam. Pada tahun 1210, tukang potong rambut dan ahli bedah berkumpul dan
5
(430 SM), yang menggambarkan vena kava dengan cabang cabang utamanya,
adalah pendukung dari praktek tersebut.
Kebangkitan kedokteran Hipokrates pada akhir abad 17 dan 18 juga diikuti
pertanyaan tentang efektivitas terapi penumpahan darah. Perawatan seperti terapi
penumpahan darah itu dirasakan oleh para neo-Hipokrates, hanya mungkin
berfungsi melemahkan pasien dan menghambat proses penyembuhan alami.
B. Mekanisme Phlebotomy
BAB III
PEMBAHASAN
3. Faktor Teknik
Gagal pengambilan darah disebabkan cara pengambilan darah vena yang salah
oleh phlebotomis dan tusukan sudah tepat tetapi darah tidak cukup terhisap,
kemungkinan :
Kesalahan teknik : Arah tusukan tidak tepat, sudut tusukan terlalu kecil atau
terlalu besar, salah menentukan vena yang dipilih, tusukan terlalu dalam atau
kurang dalam dan pembuluh bergeser karena tidak terfiksasi
Kesalahan non teknik : Pembuluh darah menyempit (kolaps) karena rasa takut
yang berlebihan dan menyebabkan volume darah berkurang. Volume darah
berkurang karena pendarahan berat, kekurangan cairan tubuh, dan tekanan
darah turun.
B. Komplikasi
Pengambilan darah vena pada orang pingsan harus diberi oksigen agar
pembuluh darah membuka sebab pada orang pingsan pembuluh darahnya
menutup.
Cara Mengatasi :
Hentikan pengambilan darah
Pasien dibaringkan di tempat tidur, kepala dimiringkan ke salah satu sisi
Tungkai bawah ditinggikan (lebih tinggi dari posisi kepala)
Longgarkan baju dan ikat pinggang pasien
Minta pasien untuk menarik nafas panjang
Minta bantuan kepada dokter
Jika pasien belum sempat dibaringkan, minta pasien menundukkan kepala
diantara kedua kakinya dan menarik nafas panjang
2. Hematoma
Terjadi karena :
Vena terlalu kecil untuk jarum yang dipakai
Jarum menembus seluruh dinding vena
Jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang
Tusukan berkali-kali
Tusukan tidak tepat
Pembuluh darah yang rapuh
Cara mengatasi : Jika terjadi hematoma lepaskan jarum dan tekan dengan kuat
sehingga darah tidak menyebar dan mencegah pembengkakan. Apabila ingin
cepat hilang, kompres dengan air hangat seraya diurut dan diberi salep
trombopop.
3. Petechiae
Bintik kecil merah dapat muncul karena pendarahan kapiler di bawah kulit. Ini
karena kelainan pembuluh darah. Jika terjadi setelah dibendung dapat
dikarenakan pembendungan yang terlalu lama.
4. Nyeri pada bekas tusukan
10
rasa sakit. Tindakan yang benar adalah jarum ditarik jangan sampai lepas
kemudian ditusukkan ke arah vena. Pembendungan vena dengan
tourniquet jangan terlalu lama karena dapat menyebabkan
hemokonsentrasi setempat. Jangan melepas tourniquet sesudah jarum
dilepaskan karena menyebabkan hematoma. Kulit yang ditusuk masih
basah oleh alkohol maka dapat menyebabkan darah hemolisis.
7) Pemeriksaan CITO
Pengambilan dan informasi harus segera ( medical emergency )
Spesimen terjadwal (glukosa 2 jam PP, GTT, Cortisol, Enzim-enzim
jantung).
8) ASAP ( As Soon As Possible )
Hasil pemeriksaan segera diminta oleh dokter tetapi kondisi pasien tidak
kritis
D. Pengambilan Darah Vena
pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari
vena median cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak
dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila
tidak memungkinkan, vena chepalica atau venabasilica bisa menjadi pilihan
berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena
letaknya berdekatan dengan arteri brachialis dan syaraf median.
Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan
darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan
dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.
Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :
Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum.
Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara
vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer). Beberapa hal penting yang
harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :
Pengambilan darah vena secara manual dengan alat suntik (syring) merupakan cara
yang masih lazim dilakukan di berbagai laboratorium klinik dan tempat-tempat
pelayanan kesehatan. Alat suntik ini adalah sebuah pompa piston sederhana yang
terdiri dari sebuah sebuah tabung silinder, pendorong, dan jarum. Berbagai ukuran
jarum yang sering dipergunakan mulai dari ukuran terbesar sampai dengan terkecil
adalah : 21g, 22g, 23g, 24g dan 25g.
Pengambilan darah dengan suntikan ini baik dilakukan pada pasien usia lanjut dan
pasien dengan vena yang tidak dapat diandalkan (rapuh atau kecil).
Prosedur:
10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum
telah masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam semprit
(dinamakan flash). Usahakan sekali tusuk kena.
11. Setelah volume darah dianggap cukup, lepas turniket dan minta pasien
membuka kepalan tangannya. Volume darah yang diambil kira-kira 3 kali
jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk pemeriksaan.
12. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan
kapas beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
sebelum turniket dibuka.
E. Pengambilan Darah Vena Dengan Tabung Vakum
Kekurangannya sulitnya pengambilan pada orang tua, anak kecil, bayi, atau jika
vena tidak bisa diandalkan (kecil, rapuh), atau jika pasien gemuk. Untuk mengatasi hal
ini mungkin bisa digunakan jarum bersayap (winged needle.)
Jarum bersayap atau sering juga dinamakan jarum kupu-kupu hampir sama dengan
jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara jarum
anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum anterior dan
selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika penusukan tepat
mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).
Prosedur :
11. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Masukkan
tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior tertancap
pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu sampai
darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung
pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
12. Lepas turniket dan minta pasien membuka kepalan tangannya. Volume darah
yang diambil kira-kira 3 kali jumlah serum atau plasma yang diperlukan untuk
pemeriksaan.
13. Letakkan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan/tarik jarum. Tekan kapas
beberapa sat lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum
sebelum turniket dibuka.
F. Menampung Darah Dalam Tabung
Beberapa jenis tabung sampel darah yang digunakan dalam praktek laboratorium
klinik adalah sebagai berikut :
Tabung tutup merah. Tabung ini tanpa penambahan zat additive, darah akan
menjadi beku dan serum dipisahkan dengan pemusingan. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi, serologi dan bank darah
(crossmatching test)
Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator tube/sst)
yang fungsinya memisahkan serum dan sel darah. Setelah pemusingan, serum
akan berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan kimia darah, imunologi dan serologi
Tabung tutup hijau terang. Tabung ini berisi gel separator (plasma separator
tube/pst) dengan antikoagulan lithium heparin. Setelah pemusingan, plasma akan
berada di bagian atas gel dan sel darah berada di bawah gel. Umumnya digunakan
untuk pemeriksaan kimia darah.
19
Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi edta. Umumnya
digunakan untuk pemeriksaan darah lengkap dan bank darah ( crossmatch)
Tabung tutup biru. Tabung ini berisi natrium sitrat. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan koagulasi (mis. Ppt, aptt)
Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan fragilitas osmotik eritrosit, kimia darah.
Tabung tutup biru gelap. Tabung ini berisi edta yang bebas logam, umumnya
digunakan untuk pemeriksaan trace element (zink, copper, mercury) dan
toksikologi.
Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan kalium
oksalat, digunakan untuk pemeriksaan glukosa.
Tabung tutup hitam ; berisi bufer sodium sitrat, digunakan untuk pemeriksaan
led (esr).
Tabung tutup pink ; berisi potassium edta, digunakan untuk pemeriksaan
imunohematologi.
Tabung tutup putih ; potassium edta, digunakan untuk pemeriksaan
molekuler/pcr dan bdna.
Tabung tutup kuning dengan warna hitam di bagian atas ; berisi media biakan,
digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi aerob, anaerob dan jamur
Beberapa hal penting dalam menampung sampel darah adalah :
1. Darah dari syring atau suntikan harus dimasukkan ke dalam tabung dengan
cara melepas jarum lalu mengalirkan darah perlahan-lahan melalui dinding
tabung. Memasukkan darah dengan cara disemprotkan, apalagi tanpa melepas
jarum, berpotensi menyebabkan hemolisis. Memasukkan darah ke dalam
tabung vakum dengan cara menusukkan jarum pada tutup tabung, biarkan
darah mengalir sampai berhenti sendiri ketika volume telah terpenuhi.
2. Homogenisasi sampel jika menggunakan antikoagulan dengan cara memutar-
mutar tabung 4-5 kali atau membolak-balikkan tabung 5-10 kali dengan
lembut. Mengocok sampel berpotensi menyebabkan hemolisis.
20
Pengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilah skinpuncture yang berarti
proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk
pengambilan darah kapiler adalah :
Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.
Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi
telapak kaki atau ibu jari kaki.
Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran,
seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti
atau sianosis setempat.
Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel
dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar hb, hematokrit
(mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).
Prosedur
1. Siapkan peralatan sampling : lancet steril, kapas alcohol 70%.
2. Pilih lokasi pengambilan lalu desinfeksi dengan kapas alkohol 70%, biarkan
kering.
3. Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan sedikit supaya rasa
nyeri berkurang.
4. Tusuk dengan lancet steril. Tusukan harus dalam sehingga darah tidak harus
diperas-peras keluar. Jangan menusukkan lancet jika ujung jari masih basah
21
oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena darah akan diencerkan oleh alkohol,
tetapi darah juga melebar di atas kulit sehingga susah ditampung dalam wadah.
5. Setelah darah keluar, buang tetes darah pertama dengan memakai kapas kering,
tetes berikutnya boleh dipakai untuk pemeriksaan.
6. Pengambilan darah diusahakan tidak terlalu lama dan jangan diperas-peras
untuk mencegah terbentuknya jendalan.
H. Pengambilan Darah Arteri
Prosedur
I. Pengambilan Darah Vena Pada Pasien Yang Terpasang Cairan Intra Vena
Pemilihan letak vena menjadi perhatian penting ketika pasien terpasang intravena
(iv) line, misalnya infus. Prinsipnya, pengambilan sampel darah tidak boleh dilakukan
pada lengan yang terpasang infus. Jika salah satu lengan terpasang infus, maka
pengambilan darah dilakukan pasa lengan yang tidak terpasang infus. Jika kedua
lengan terpasang infus, lakukan pengambilan pada vena kaki. Jika seluruh akses vena
tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan sampel darah, maka pengambilan
sampel darah pada pasien yang terpasang infus atau iv-lines (contoh kasus pasien luka
bakar di atas 70%). Maka dapat dilakukan :
1. Jika memungkinkan, lakukan pengambilan darah pada lengan yang tidak
terpasang infus.
2. Jika tidak memungkinkan, lakukan pengambilan sampel darah di daerah kaki.
3. Jika tidak ada akses vena di tempat lain, lakukan pengambilan sampel darah
pada lengan yang terpasang infus dengan cara :
a. Mintalah perawat untuk menghentikan aliran infus selama minimal 2 menit
sebelum pengambilan.
b. Pasang tourniquet pada bagian sebelah bawah jarum infus.
c. Lakukan pengambilan sampel darah pada vena yang berbeda dari yang
terpasang infus atau di bagian bawah vena yang terpasang infus.
d. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.
e. Buatlah catatan bahwa spesimen dikumpulkan dari lengan yang terpasangi
infus beserta jenis cairan infus yang diberikan. Tulislah informasi ini pada
lembar permintaan lab.
4. Jika hanya ada satu saja akses vena di tempat yang terpasang infus, maka :
a. Hentikan aliran infus seperti cara di atas
b. Keluarkan darah dari vena tersebut, buang 2-5 ml pertama, dan tampung
aliran sampel darah selanjutnya dalam tabung.
c. Mintalah perawat untuk me-restart infus setelah spesimen dikumpulkan.
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan makalah ini dapat di simpilkan bahwa teknik sampling darah
atau phlebotomy adalah pengambilan sample darah dengan cara melubangi pembuluh
darah vena subcutis. Phlebotomis harus melaksanakan tugasnya dengan kompeten
yaitu pada saat mengumpulkan sample darah harus dengan sikap trampil, aman dan
dapat dipercaya.Tujuan phlebotomi adalah memperoleh sampel darah dalam volume
yang cukup untuk pemeriksaan yang dibutuhkan, dengan memperhatikan pencegahan
interferensi preanalisis, memasukkannya ke dalam tabung yang benar, memperhatikan
keselamatan (safety), dan dengan sesedikit mungkin menimbulkan ketidaknyamanan
pada pasien.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu segala
masukan yang bermanfaat dan dapat menjadikan dalam penulisan makalah berikutnya
dapat lebih baik sangat penulis hargai.
25
Daftar Pustaka