Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BIOMEDIK 3

Pemeriksaan Urin, Darah dan Bronkoskopi

DISUSUN OLEH :
FURKON

S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PATRIA HUSADA BLITAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah member rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah tentang Pemeriksaan
urin, darah dan bronkoskopi ini dapat terselesaikan. Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata kuliah Biomedik 3 .
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

1
Blitar, Mei 2017

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemeriksaan Darah ...................................................................................6
B. Pemeriksaan Urin.......................................................................................12
C. Pemeriksaan Bronkoskopi.........................................................................15
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan...............................................................................................17
4.2 Saran.........................................................................................................17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting, karena ada beberapa
pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat - alat dalam
pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan penunjang sangat berguna dalam
menentukan jenis penyakit maupun mengontrol perkembangan proses
penyembuhan.
Perawat (petugas sampling) dalam hal ini, terlibat secara aktif dalam
penyusunan protokol uji laboratorium pada klien. Dalam menjalankan
perannya sebagai pemberi asuhan dan pendidik, perawat harus
berkomunikasi dengan pasien, dokter, dan petugas laboratorium, untuk
memperoleh informasi yang mungkin akan mempengaruhi hasil uji
laboratorium (Kee, 2008).
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengoptimalkan tindakan keperawatan
dan proses penyembuhan pasien. Merupakan bagian dari data objektif dalam
pengkajian keperawatan. Penting untuk pasien dalam penegakan dini diagnosa
awal. Pemeriksaan penunjang meliputi: pemeriksaan feses, urin, darah,
keringat, sputum, nanah dan pemeriksaaan menggunaka alat seperti X-ray,
USG, bronkoskopi dll.
Dalam makalah ini saya akan memaparkan beberapa macam pemeriksaan
penunjang tersebut. Pemeriksaan itu ialah, pemeriksaan darah, urin dan
bronkoskopi.
Pemeriksaan darah ialah suatu pemeriksaan yang diminta oleh dokter
untuk mengetahui sel darah seseorang. Darah yang diperiksa adalah HB,
golongan, trombosit, leukosit, plasma. Pemeriksaan urine merupakan
pemeriksaan yang menggunakan bahan atau specimen urine. Pemeriksaan
pada urine dapat menentukan penyakit apa yang sedang diderita oleh
seseorang. Pemeriksaan bronkoskopi adalah pemeriksaan dengan cara

3
memasukan pipa yang lentur dan dilengkapi dengan selang kamera yang
menembus lubang hidung kedalam saluran paru-paru untuk melihat keadaan
saluran udara (Bronchus).

1.2 Rumusan Masalah


Dari uraian tersebut dapat diambil beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan darah?
2. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan urin?
3. Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan bronkoskopi?

1.3 Tujuan
Memberikan pemahaman beberapa macam pemeriksaan penunjang, yaitu:
a) Pemeriksaan darah
b) Pemeriksaan urin
c) Pemeriksaan bronkoskopi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pemeriksaan Darah
a) Pengertian
Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu
tes darah yang diminta oleh dokter untuk mengetahui sel darah pasien.
b) Tujuan
Terdapat beberapa tujuan dari DL, di antaranya adalah sebagai
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk melihat

4
bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat
kemajuan atau respon terapi.
c) Jenis
Hematologi rutin : jenis sampel EDTA, untuk mengetahui
adanya anemia, infeksi dan perubahan jumlah trombosit darah.
Hematologi lengkap : jenis sampel EDTA, memberikan
informasi tambahan tentang jenis anemia dan hitung jenis
lekosit selain yang tercantum pada pemeriksaan hematologi
rutin.
LED (Laju Endap Darah) : jenis sampel EDTA, memberikan
informasi adanya penyakit, infeksi dan adanya peradangan
yang telah berlangsung lama (kronis) yang tidak spesifik.
Vit B12 : jenis sampel Serum, Plasma K3 EDTA, Heparin.
d) Manfaat
Kegunaan pemeriksaan darah adalah:
a) Menetapkan diagnosis suatu penyakit
b) Membantu diagnosis suatu penyakit
c) Untuk follow up sesuatu penyakit
d) Menetapkan terapi suatu penyakit
e) Untuk menetapkan prognose dari suatu penyakit
e) Kontraindikasi
Kontraindikasi pengambilan darah arteri pada pasien dengan
penyakit perdarahan seperti hemofilia dan trombosit rendah.

f) Persiapan Pasien
1. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan
mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah
berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma
akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam
plasma dan jumlah sel / l darah.
2. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian
kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin
akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi
darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan
pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian

5
hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil
pemeriksaan hemostasis.
3. Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari
tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam
urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah
diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi
khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu
berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan
penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter
hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum
menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu
pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih
rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 g/dl. Jumlah eosinofil
akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih
rendah dari tengah malam sampai pagi.
4. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma
10 % demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan
penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan
dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat
penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.
g) Persiapan Alat dan Prosedur Kerja
1. Pengambilan darah vena
Persiapan alat:
Bak instrument
Spuit 3 atau 5 cc
Bengkok
Sarung tangan steril
Kapas alcohol dalam tempatnya
Plester dan gunting plester
Karet pembendung vena/ tourniquet
Perlak/ kain pengalas
Botol bertutup yg bersih& kering tempat bahan pemeriksaan/
specimen
Lokasi Pengambilan darah:
vena mediana cubiti ( dewasa )
vena jugularis superficialis ( bayi )

6
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang
memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan
imunoserologi.
Pelaksanaan:
Cuci tangan
Pasang perlak/ kain pengalas dibawah daerah/ tempat yang
akan diambil darahnya
Ikat bagian diatas daerah yang akan diambul darahnya dengan
karet pembendung/tourniquet, pasien dianjurkan mengepalkan
tangannya.
Disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol secara
sirkuler
Tegangkan kulit dengan tangan yang tidak dominan/tangan kiri
Tusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan, lalu
aspirasi apakah jarum sudah masuk vena
Buka karet pembendung ,lepaskan kepalan tanganya kemudian
hisap sesuai kebutuhan.
Tarik jarum bersama spuitnya lalu bekas tusukan tekan dengan
kapas alcohol dan diplester
Masukkan darah dalam spuit kedalam botol yang tersedia
(memasukkan agak miring dan tidak terlalu keras saat
menyemprotkannya)
Beri label pada botol dan siap dibawa ke laboratorium untuk
pemeriksaan
Setelah selesai, penghisap spuit dikeluarkan dan diletakkan
kedalam bengkok
Cuci tangan.

2. Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)


Persiapan alat:
Lancet
Kapas alcohol
Kapas kering
Sarung tangan
Larutan klorin 0,5 %
Pengalas
Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur HB (HB
Sahli),dll.tergantung jenis pemeriksaan.

7
Bengkok
Lokasi Pengambilan darah:
ujung jari tangan / anak daun telinga ( dewasa )
tumit / ibu jari kaki ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan golongan darah dan beberapa
pemeriksaan rapid test imunologi.
Pelaksanaan
Cuci tangan
Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan
menjadi kering kembali
Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di
tekan sedikit agar rasa nyeri berkurang
Tusuk dengan cepat memakai lancet steril, Pada ibu jari
tusukan tegak lurus dengan garis sidik jari
Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir
bukan pada sisinya tusukan harus cukup dalam
Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas
kering. Tetes darah berikutnya dipakai untuk Pemeriksaan.
Tekan bekas tusukan dengan kapas kering
Bereskan alat, buang alat suntik dengan benar.
Cuci tangan

3. Pengambilan darah EDTA


Persiapan alat:
kapas alkohol
diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
Tabung reaksi pyrex 10 cc/tabung EDTA
kapas steril
plester
Reagensia : EDTA 10%
Lokasi Pengambilan darah:
vena mediana cubiti ( dewasa )
vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah EDTA yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan morfologi sel darah tepi dan
hitung jumlah trombosit.
Pelaksanaan

8
Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample
darah vena
Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah
berisi EDTA 10%
Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis
spesimen

4. Pengambilan darah SITRAT


Persiapan alat:
kapas alkohol
diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
Tabung reaksi pyrex 10 cc
kapas steril
plester
Reagensia : Natrium sitrat 3.8%
Lokasi Pengambilan darah:
vena mediana cubiti ( dewasa )
vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan laju endapan darah metode
Weatergreen dan pemeriksaan tes hemoragik.
Pelaksanaan
Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample
darah vena
Darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan kedalam
tabung yang telah berisi natriumsitrat 3.8 % sebanyak 0.4 ml
Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis
spesimen

B. Pemeriksaan Urin
a) Pengertian
Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk
pemeriksaan laboratorium. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh.
b) Jenis Pengambilan Sampel
Jenis pengambilan sampel urine :
a. Urine sewaktu/urine acak (random)
Urine sewaktu adalah urine yang dikeluarkan setiap saat
dan tidak ditentukan secara khusus. Mungkin sampel encer,

9
isotonik, atau hipertonik dan mungkin mengandung sel darah putih,
bakteri, dan epitel skuamosa sebagai kontaminan. Jenis sampel ini
cukup baik untuk pemeriksaan rutin tanpa pendapat khusus.
b. Urine pagi
Pengumpulan sampel pada pagi hari setelah bangun tidur,
dilakukan sebelum makan atau menelan cairan apapun. Urine satu
malam mencerminkan periode tanpa asupan cairan yang lama,
sehingga unsur-unsur yang terbentuk mengalami pemekatan. Urine
pagi baik untuk pemeriksaan sedimen dan pemeriksaan rutin serta
tes kehamilan berdasarkan adanya HCG (human chorionic
gonadothropin) dalam urine.
c. Urine tampung 24 jam
Urine tampung 24 jam adalah urine yang dikeluarkan
selama 24 jam terus-menerus dan dikumpulkan dalam satu wadah.
Urine jenis ini biasanya digunakan untuk analisa kuantitatif suatu
zat dalam urine, misalnya ureum, kreatinin, natrium, dsb. Urine
dikumpulkan dalam suatu botol besar bervolume 1.5 liter dan
biasanya dibubuhi bahan pengawet, misalnya toluene.
c) Manfaat
Hasil pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan informasi
tentang ginjal dan saluran kemih, tetapi juga mengenai faal berbagai
organ tubuh seperti hati, saluran empedu, pancreas, dsb.

d) Persiapan Alat dan Prosedur Kerja


Persiapan alat
Botol yang telah disterilkan(tempat penampung spesimen)
Label spesimen
Sarung tangan sekali pakai
Larutan anti septik
Kapas sublimat
Formulir Laboratorium
Urinal (Pispot) jika klien tidak dapat berjalan
Baskom air hangat
Waslap
Sabun
Handuk

Prosedur pelaksanaan
Beritahu klien tujuan prosedur pelaksanaan
Untuk klien yang dapat berjalan

10
Antar klien ke kamar kecil
Antar klien untuk membasuh dan mengelap daerah ginetal dan
parineal dengan sabun dan air
Untuk klien wanita
Bersihkan daerah parineal dari depan kebelakang dengan
menggunakan kapas desinfektan steril hanya sekali pakai
Untuk klien laki laki
- Tarik perlahan kulit penis sehingga saluran penis tertarik
- Dengan gerakan memutar, bersihkan saluran kencing.
Gunakan steril hanya sekali pakai kemudian buang. Bersihkan
area beberapa inci dari penis
Untuk klien yang memerlukan bantuan
- Siapkan klien dan peralatannya
- Bersihkan daerah parineal dengan sabun kemudian keringkan
- Posisikan klien setegak mungkin jika di perbolehkan
- Buka peralatan, hati hati jangan sampai mengontaminasi
tempat sampel
- Pakai sarung tangan
- Bersihkan saluran kencing seperti yang dijelaskan di atas
Ambil sampel dari klien yang tidak dapat berjalan atau ajarkan
klien yang dapat berjalan bagaimana mengambil sampel.
- Perintah klien untuk BAK
- Tempatkan wadah di tempat aliran urine dan ambil sampel,
jangan sampai wadah tersentuh penis
- Ambil 30 60 ml urine di dalam wadah
- Tutup wadah sentuh hanya dalam luar wadah
- Jika perlu, bersihkan wadah dengan disinfektan
- Untuk pengambilan urine aliran tengah anjurkan, klien
kencing dulu kemudian menahannya dan kencing kembali, lalu
urine dimasukkan kedalam botol +_ 30 60 cc, kemudian
klien di anjurkan mengeluarkan urine/ mengosongkan kandung
kemih secara keseluruhan.
Beri label pada botol dan bawa kelaboratorium
- Pastikan pada label tertera informasi yang sesuai dan benar,
letakkan pada botol
- Usahakan agar spesiment dapat dibawa ke laboratorium
secepatnya
Catat data yang bersangkutan
- Catat data seperti warna,bau, konsistensi , dan kesulitan yang
di alami klien selama pengambilan sampel
C. Pemeriksaan Bronkoskopi

11
a) Pengertian
Adalah suatu pemeriksaan dengan cara memasukan pipa yang
lentur dan dilengkapi dengan selang kamera yang menembus lubang
hidung kedalam saluran paru-paru untuk melihat keadaan saluran
udara (Bronchus).
b) Manfaat
Untuk mengambil contoh lendir/secret didalam saluran udara
paru-paru.
Untuk mengambil contoh jaringan dalam paru-paru misalnya,
untuk diagnosa cancer sehingga mendapat diagnosa yang tepat.
c) Cara kerja alat
Paru-paru dibagi menjadi 2 lobus yaiutu lobus kanan dan kiri,
kameran ini mudah dipindahkan secara bebas dari satu bagian ke
bagian lain dari saluran udara untuk mendiagnosa penyakit dalam
paru-paru.Persiapan sebelum menjalani Bronkoskopi, pasien harus
puasa terlebih dahulu pada saat akan dilakukan agar dapat dilakukan
pemeriksaan Bronkoskopi, dan pasien akan diberi suntikan obat
anestesi dahulu agar dapat dilakukan pemeriksaan Bronkoskopi.
d) Prosedur Kerja
Biasanya dilakukan dikamar khusus agar dapat membantu
dokter atau perawat melaksanakan tugasnya.
Pasien yang telah separuh sadar dibaringkan dengan muka
menghadap keatas.
Obat anestesi lokal disemprotkan kedalam kerongkongan dan
satu lubang hidung terasa baal atau tidak terasa apa-apa.
masukan selang oksigen dengan pipa kecil ke lubang hidung
yang telah dianestesi obat bius tersebut.
Masukan selang oksigen dengan pipa kecil ke lubang hidung
sebelahnya.
Pipa Bronkoskopi dimasukan perlahan kedalam kerongkongan
sambil menelusuri lubang hidung.
Pasien mungkin tidak akan merasakan ketika bronkoskopi
masuk kedalam kerongkongan dan melintas pita suara. setelah
melewati kerongkongan bagian lain dapat dilalui dengan lebih
mudah dan cepat.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur
pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sample dari penderita
dimana dapat berupa urine, darah, sputum(dahak) dll. Yang mana,
pemeriksaan laboratorium berfungsi untuk uji saring adanya penyakit
subklinis, Konfirmasi pasti diagnosis, Menemukan kemungkinan
diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis, Membantu pemantauan

13
pengobatan, Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit,
Memantau perkembangan penyakit, Mengetahui ada tidaknya kelainan
serta Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak
didapati penyakit.

3.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Para pembaca dapat menggunakan makalah ini untuk menambah
wawasan tentang pemeriksaan urin, darah dan bronkoskopi.
2. Penulis menyarankan kepada para pembaca agar dapat membahas
lebih lanjut mengenai pemeriksaan urin, darah dan bronkoskopi.

14

Anda mungkin juga menyukai