Anda di halaman 1dari 14

*MAKALAH HEMATOLOGI

“HEMATOLOGI”

Disusun Oleh Kelompok 1 :

MOHAMAD ALFITROH HARUN 2320221009


IRMAWATI SUMA 2320221011
CIAN BAKARI 2320221022
JUMIRA DULLA 2320221002
GRASELA IBRAHIM 2320221037
MULIA INTAN M MAATIALA 2320221032
MERSI MOHAMAD 2320221040
FAUZIA ANATASYSA MASALISI 2320221004
AFRILLYA WALUKOW 2320221030
AUZI SALSABILA 2320221031

PROGRAM STUDI D-III ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN

UNIERSITAS BINA MANDII GORONTALO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberiikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “HEMATOLOGI” pada tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Hematologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang hematologi dan pemeriksaan laboratorium bagi kami
maupun pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen hematologi yang


memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.

Gorontalo, Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3 Tujuan ......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................3
2.1 Definisi Hematologi.................................................................................3
2.2 Tujuan Pemeriksaan Hematologi.............................................................3
2.3 Jenis-Jenis Pemeriksaan Hematologi.......................................................3
2.4 Penyakit Yang Dideteksi Dengan Tes Hematologi..................................3
BAB III PENUTUP................................................................................................7
3.1 Kesimpulan...............................................................................................7
3.2 Saran.........................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari kondisi sel-sel darah
perifer dalam kondisi normal maupun patologis. Dibidang medis maupun
klinis, uji hematologi digunakan untuk kepentingan diagnosis, prognosis
dan pemantauan selama proses terapi dan pengobatan. Salah satu
parameter hematologi yang rutin dilakukan adalah hitung darah lengkap
atau complete blood count (CBC) yang meliputi, jumlah eritrosit,
hemoglobin, hematokrit, perhitungan mean corpuscular volume (MCV),
mean corpuscular hemoglobin (MCH), mean corpuscular hemoglobin
concentration (MCHC), jumlah leukosit, hitung jenis leukosit serta
jumlah trombosit (platelet) (Laksmindra dkk, 2016).
Laboratorium klinik sebagai penunjang diagnosis dituntut
untuk dapat memberikan hasil yang akurat atau memberikan hasil yang
dapat mendeteksi kondisi pasien yang sebenarnya, karena dengan hasil
yang didapat akan dapat menegakkan diagnosis dan rencana tindakan
serta terapi terhadap pasien tersebut. Hasil pemeriksaan laboratorium
klinik yang bermutu menjadi tujuan kegiatan pemeriksaan
laboratorium sehari-hari. Hasil pemeriksaan yang dikeluarkan oleh
laboratorium harus memenuhi standar mutu, agar dapat dipercaya dan
memuaskan pelanggan dengan memperhatikan aspek ketepatan
(accuracy) dan ketelitian (precision) yang tinggi, serta
didokumentasikan dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara
ilmiah (Siregar, 2018). Salah satu pemeriksaan hematologi yang
membutuhkan hasil pemeriksaan yang teliti, akurat dan cepat ialah tes
Laju Endap Darah (LED) (Sukarmin, 2019).
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada praktikum kali ini yaitu:
1. Apa definisi dari hematologi?
2. Apa tujuan dari pemeriksaan hematologi?
3. Apa saja jenis pemeriksaan hematologi?
4. Apa saja penyakit yang dideteksi dengan tes hematologi?
C. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum kali ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi dari hematologi
2. Untuk mengetahui tujuan pemeriksaan hematologi
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pemeriksaan hematologi
4. Untuk mengetahui jenis penyakit yang di deteksi dengan tes hematologi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Hematologi
Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari kondisi sel-sel darah
perifer dalam kondisi normal maupun patologis. Dibidang medis maupun
klinis, uji hematologi digunakan untuk kepentingan diagnosis, prognosis dan
pemantauan selama proses terapi dan pengobatan. Salah satu parameter
hematologi yang rutin dilakukan adalah hitung darah lengkap atau complete
blood count (CBC) yang meliputi, jumlah eritrosit, hemoglobin, hematokrit,
perhitungan mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin
(MCH), mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC), jumlah
leukosit, hitung jenis leukosit serta jumlah trombosit (platelet) (Laksmindra
dkk, 2016).
Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang darah dan
bagian penyusun darah. Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan
yang sering diminta oleh klinis karena dengan melakukan pemeriksaan
darah rutin dapat terdiagnosis beberapa penyakit kelainan darah dan dapat
ditentukan arah pemeriksaan lebih lanjut dari penderita tersebut.
Pemeriksaan darah rutin antara lain adalah uji kadar hemoglobin, jumlah
eritrosit, leukosit, trombosit, nilai hematokrit, laju endap darah (LED) dan
menentukan indeks eritrosit (Verbrugge & Huisman, 2015).
Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui keadaan darah dan komponen-komponennya. Darah terdiri dari
bagian padat yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
trombosit dan bagian cairan yang berwarna kekuningan yang disebut plasma.
Pemeriksaan hematologi rutin dapat menentukan kualitas kesehatan (Azizi
Satria Bararah,2017)

B. Tujuan Pemeriksaan Hematologi


Tujuan pemeriksaan hematologi adalah untuk mengukur atau
mengevaluasi kadar dan fungsi komponen darah. Tes hematologi juga akan
membantu dokter untuk menilai fungsi pembekuan darah di dalam tubuh. Di
samping itu, sejumlah alasan lain yang mendasari pemeriksaan hematologi
adalah:
1. Mendeteksi penyakit tertentu yang berhubungan dengan darah.
2. Memonitor kondisi pasien secara keseluruhan.
3. Memonitor kondisi kesehatan tertentu, misalnya pada pasien dengan
kelainan darah.
4. Memantau respons atau kesuksesan pengobatan tertentu, seperti
pengobatan anemia.
5. Menilai kondisi kesehatan pasien sebelum dan setelah menjalani
prosedur medis.
6. Menentukan jenis golongan darah dari resipien dan donor sebelum
dilakukan transfusi darah.
Hematologi adalah pemeriksaan yang bisa dilakukan sebagai bagian dari
medical check up atau pemeriksaan kesehatan rutin serta pemeriksaan untuk
mendiagnosis penyakit tertentu (Tim Medis,2023)

C. Jenis-Jenis Pemeriksaan Hematologi


Hematogram atau complete blood count (CBC) digunakan sebagai tes
skrining yang luas untuk memeriksa gangguan seperti anemia, infeksi, dan
banyak penyakit lainnya. Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa
jenis parameter pemeriksaan, yaitu :
1. Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh
jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru
paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat
darah berwarna merah. Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah
dikenal dengan istilah anemia.
Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah
perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan
kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dan lainnya) (Yudi,
2011).
Menurut WHO (2010) kadar hemoglobin normal berkisar 12-16 g/Dl,
tinggi >16 g/Dl dan rendah <12 g/Dl.
2. Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah
sel darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%).
Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan
untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus
dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit
terjadi pada penyakit- penyakit yang sama (Yudi,2011%)
3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam
memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses
metabolik toksin, dll. Nilai normal leukosit berkisar 3.200 – 10.000
mm3, tinggi >10.000 mm3 dan rendah <3.200 mm3 (WHO, 2010)
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat
infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa
ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis,
perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll (Yudi, 2011)

4. Trombosit (Platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi
membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas
vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain giant
platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 170.000 – 380.000 / Mel darah,
tinggi >380.000/ Mel darah dan rendah <170.000/ Mel darah (WHO,
2010).
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang
biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut
trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah (DBD),
Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dan
lainnya (Yudi, 2011)
5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang
paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari
paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa
kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit
pada pria berkisar 4,7 juta – 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita
berkisar 4,2 juta – 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa
ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif
kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan
eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid,
penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dan lainnya (WHO, 2010).

6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)


Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab
anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah).
Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain (WHO, 2010) :
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata
(VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan
femtoliter (fl) MCV = Hematokrit x 10 Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau
Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per
eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10 Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau
Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar
hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%)
(satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x 100 Hematokrit Nilai normal =
32-37 %
7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate
(ESR)
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum
membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak
spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi
akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen,
rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya
kehamilan) (Yudi, 2011)
International Committee for Standardization in Hematology
(ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen
dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen
bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat
tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen (WHO, 2010) :
1) Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
2) Perempuan : 0 – 20 mm/jam
8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai
jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya
memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah
neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis
leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan
proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif
dari masing- masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari
masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit
total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl (Yudi, 2011).
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%,
Monosit 2-8%
9. Platelet Disribution Width (PDW)
PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW
tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis,
sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang
mempunyai ukuran yang kecil.
10. Red Cell Distribution Width (RDW)
RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang
tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan
biasanya ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan
defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah
dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap
pasien yang datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu
gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya
dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan
tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.
D. Penyakit Yang Dideteksi Dengan Tes Hematologi
Sejumlah penyakit atau gangguan darah dapat terdeteksi melalui
tes hematologi di antaranya (Tim Medis,2023) :

1. Leukemia

Leukemia atau kanker darah adalah jenis kanker yang menyerang sel-
sel darah putih. Kondisi ini terjadi akibat tubuh memproduksi sel darah putih
terlalu banyak atau abnormal.

2. Limfoma

Limfoma adalah jenis kanker darah yang terjadi di sistem limfatik dan
dapat menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening, sehingga disebut juga
sebagai kanker kelenjar getah bening. Akibatnya, daya tahan tubuh menurun
dan menyebabkan penderitanya lebih mudah mengalami infeksi.

3. Myeloma

Myeloma merupakan jenis kanker yang terjadi pada sel plasma, salah
satu jenis sel darah putih yang ada di sumsum tulang. Penyakit ini
menyebabkan tubuh memproduksi protein berlebih, sehingga memicu
kerusakan pada organ tubuh, seperti tulang dan ginjal.

4. Anemia

Anemia adalah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya hemoglobin


dalam darah yang berperan dalam pendistribusian oksigen ke seluruh tubuh.

5. Hemofilia

Hemofilia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan faktor pembekuan


darah, sehingga terjadi perdarahan yang lebih lama saat penderitanya
mengalami luka.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada makalah diatas yaitu:
1. Hematologi merupakan ilmu yang mempelajari kondisi sel-sel darah
perifer dalam kondisi normal maupun patologis. Dibidang medis maupun
klinis, uji hematologi digunakan untuk kepentingan diagnosis, prognosis
dan pemantauan selama proses terapi dan pengobatan
2. Tujuan pemeriksaan hematologi adalah untuk mengukur atau
mengevaluasi kadar dan fungsi komponen darah. Tes hematologi juga
akan membantu dokter untuk menilai fungsi pembekuan darah di dalam
tubuh.
3. Salah satu parameter hematologi yang rutin dilakukan adalah hitung darah
lengkap atau complete blood count (CBC) yang meliputi, jumlah eritrosit,
hemoglobin, hematokrit, perhitungan mean corpuscular volume (MCV),
mean corpuscular hemoglobin (MCH), mean corpuscular hemoglobin
concentration (MCHC), jumlah leukosit, hitung jenis leukosit serta
jumlah trombosit (platelet)
4. Sejumlah penyakit atau gangguan darah dapat terdeteksi melalui tes
hematologi di antaranya: Leukemia, Limfoma,Myeloma, Anemia dan
Hemofilia.

B. Saran
Saran dalam praktikum selanjutnya, menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD) pada saat praktikum. Dan diharapkan alat-alat laboratorium seperti
mikroskop dijaga dengan baik agar tidak rusak, dan praktikum bisa berjalan
sesuai dengan SOP-nya.
DAFTAR PUSTAKA

Azizi Satria Bararah,2017.Rekursif: Jurnal Informatika Vol 5 No 1 (2017):


Volume 5 Nomor 1 Maret 2017 – Articles

Sukarmin M, Iqlima D. 2019. Perbandingan Hasil Pengukuran Laju Endap


Darah Dengan Metode Manual dan Automatik. Jumal Manajemen
Kesehatan Yayasan RS. Dr. Soetomo Vol.5 No.l April 2019: 1

Laksmindra F dkk. 2016. Pengaruh Antikoagulan dan waktu penyimpanan


Terhadap Profil Hematologis Tikus (Ratus norvegicus Berkenhout,
1796) Galur Wistar. Volume 33. No 1. Hal: 22-30

Verbrugge and Huisman 2015. Pedoman standar CLSI dan ICSH tentang
verifikasi terhadap hematology analyzer.

WHO. (2013). Worldwide Prevalency Of Anemia WHO Global database on


Anemia. United Nation: Geneva WHO Press.

Yudi, D., (2011). Hubungan Asupan Zat Besi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas Ngampel Kabupaten Kendal.Jurnal
Kesehatan, 5(2), 88–93.

Tim medis, 2023. Pentingnya Pemeriksaan Hematologi dalam Diagnosis


Gangguan Darah

Anda mungkin juga menyukai