Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TENTANG ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5

1. Anggi Oksafitri
2. Ayu Febrianti
3. Citra Purnama Ulandari
4. Dandi Azmi
5. Leni Maria Magdalena
6. Muhamad Roqi Satriawan
7. Rossy Septiana Sudiharti

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TEGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM


TAHUN AKADEMIK 2020/2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
penyertaanNya yang dilimpahkan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Makalah Tentang Askep Pada Gangguan Sistem Hematologi” Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan penugasan.

Tidak lupa pula kita haturkan shalawat serta salam kejujungan alam nabi besar kita
Muhammad SAW. sehingga kami mendapat kemudahan dalam menyelesaikan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan.Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca.
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………......................

KATA PENGANTAR……………………………………...............................

DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................


1.2 Tujuan Makalah...........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hematologi................................................................................

2.2 Patofisiologi Sistem Hematologi................................................................

2.3 Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem Hematologi.......................

2.4 Peran dan Fungsi Perawat.........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, beradadalam
konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakansebagai pembuluh
darah dan berfungsi sebagai sarana transpor, alat homeostasisdan alat pertahanan.
Darah dibagi menjadi dua bagian yaitu sel darah dan cairandarah. Sel darah terdiri dari
sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dankeping sel (trombosit). Cairan
darah yang terpisah dari sel darah yaitu plasma atauserum (Sadikin, 2013).

Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan terbentukdi
sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm, berbentuk cakrambikonveks
dengan volume 5-8 fl (Kosasih A.S, 2008).

Fungsi trombosit berhubungan dengan pertahanan, untuk mempertahankan keutuhan


jaringan bila terjadi luka.Trombosit ikut serta dalam usaha menutup luka, sehingga
tubuh tidak mengalamikehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda atau sel
asing (Sadikin,2013).

Penghitungan jumlah kandungan sel trombosit dalam darah adalah salah satu topikyang
penting dalam menentukan beberapa masalah kesehatan atau penyakit. Salahsatu
diagnosa penyakit yang membutuhkan data jumlah sel trombosit adalahpenyakit
demam berdarah Dengue atau DBD. Pada penyakit ini akan menurunkankonsentrasi
trombosit darah sampai ke tingkat yang rendah (Sadikin, 2013).

Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna sebagai pengedaroksigen
dan zat makanan ke seluruh sel sel tubuh serta mengangkut karbondioksida dan zat sisa
ke organ pengeluaran. Alat transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem
yang disebut sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas
darah, jantung, dan pembuluh darah.

1.2 Tujuan Makalah


a. Untuk mengetahui apa itu Hematologi
b. Untuk mengetahui apa saja penyakit Hematologi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hematologi

Hematologi merupakan salah satu studi kesehatan yang khusus mempelajari mengenai
darah beserta gangguannya. Beberapa penyakit yang diatasi oleh bidang kedokteran
hematologi termasuk anemia, gangguan pembekuan darah, penyakit infeksi, hemofilia,
dan leukemia. Dalam dunia kesehatan, tes hematologi merupakan sebuah pemeriksaan
darah lengkap yang meliputi sel darah putih, sel darah merah, dan platelet.
Pemeriksaan ini biasanya termasuk dalam pemeriksaan kesehatan.

Selain sebagai pemeriksaan kesehatan rutin, tes hematologi juga akan dilaukan dokter
untuk membantu mendiagnosis masalah tertentu, contohnya seperti infeksi atau
perdarahan. Pada dasarnya pemeriksaan hematologi ini memiliki beragam manfaat.
Mulai dari menilai kondisi kesehatan secara umum, menelisik ada-tidaknya tanda
infeksi, hingga membantu dokter untuk mendiagnosis berbagai penyakit. Di samping
itu, pemeriksaan hematologi juga digunakan sebagai prosedur donor dan transfusi
darah

Ada banyak jenis pemeriksaan hematologi yang dapat dilakukan. Salah satunya yaitu
pemeriksaan darah lengkap. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menilai kondisi
darah secara keseluruhan dan membantu diagnosis anemia, penyakit peradangan,
memantau kehilangan darah, infeksi, bahkan mendeteksi kanker. Pemeriksaan darah
meliputi:

1. Jumlah sel darah merah berikut dengan volumenya


2. Sel darah putih berikut dengan hitung jenisnya.

Di samping itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan partial thromboplastin time (PTT),
pemeriksaan prothrombin time (PT), international normalized ratio (INR). Ketiganya
bertujuan untuk menilai pembekuan darah beserta gangguannya.

2.2 Patofisiologi Sistem Hematologi


Anemia merupakan kelainan sistem hematologi yang sering terjadi adalah adanya
penurunan sirkulasin jumlah sel darah merah. Kondisi ini dinamakan anemia, dapat terjadi
akibat produksi sel darah merah oleh sumsum tulang berkurang atau tingginya
penghancuran sel darah merah dapat disebabkan oleh kekurangan kofaktor untuk
eritropoesis, seperti asam folat, vitamin B12 dan besi. Produksi sel darah merah juga dapat
turun apabila sumsum tulang tertekan (oleh tumor atau obat) atau rangsangan tidak
memadai karen kekurangan erirropoetin, seperti yang terjadi pada penyakit ginjal kronis.
Penigkatan penghancuran sel darah merah dapat terjadi akibat aktivitas sistem
retikuloendotelial yang berlebihan atau akibat sumsum tulang menghasilkan sel darah
merah. Karena sel darah merah dah hemoglobin sangat penting untuk menyampaikan
oksigen ke jaringan maka anemia mengakibatkan hipoksia jaringan.
Kelainan Perdarahan dapat di sebabkan oleh kekurangan trombosit ataupun faktor
pembekuan dalam sirkulasi darah. Fungsi trombosit dalam plasma darah dapat terganggu
akibat insufisiensi sumsum tulang, kerusakan limpa meningkat, atau abnormalitas
trombosit bredar. Kekurangan faktor pembekuan biasanya disebabkan oleh kurangnya
produksi faktor ini dalam hati. Hemofilia adalah kelainan yang diturunkan, disebabkan
oleh kekurangan faktor pembekuan darah VIII dan IX.
Manifestasi Kelainan Darah merupakan masalah yang biasanya timbul pada pasien
dengan kelainan darah meliputi kelelahan dan kelemahan cenderung terjadi perdarahan,
lesiulseratif di lidah, gusi, dan mmebran mukosa, dispnu, nyeri tulang dan sendi, demam;
pruritus dan kecemasan.
2.3 Asuhan keperawatan pada Gangguan Sistem Hematologi
Adapun asuhan yang diberikan adalah yang pertama yatu a) pengkajianmenurut doenges
(2010) pengkajian merupakan langkah pertama atau awal dan proses keperawatan pada
tahap ini perawat harus mengumpulkan data selengkap mungkin bagaimana kondisi
pasien apa keluhannya sehingga data data tersebut dapat dianaliss dengan menggunakan
kosnep teori yang relevan untuk mengetahui kondisi masalah kesehatan pasien di lakuakn
pengesahan data, pengelompokan data. Setelah dilakukan analisis data selanjutnya
melakukan diagnose keperawatan.
Perencanaan asuhan keperawatan kepada pasien anemia harus sesuai dengan diagnose
keperawqtan yang mana berpedoman kepada sumber yaitu NIC dan NOC yang di
temukan saat pengkajian tidak terdapat kesenjangan secara teori maupun secara kejadian
di lapangan pada diagnose yang sama. Pada diagnose yang sama perencanaan di sesuaikan
dengan diangnose yang ada dalam melakukan perencanaan asuhan keperawtan adapun
langkah langkahnya yaitu:
1. Menentukan prioritas masalah yaitu penyusunan urutan diagnosi keperawatan maslah
klien dengan menggunakan kepentingan untuk memperoleh taha interverensi
keperawatan yang di butuhkan ( Hendry dan Walker, 2004 ) dari prioritas ini terdapat
prioritas tertinggi sampai prioritas rendah.
2. Menentukan kriteria evaluasi
3. Dokementasi.
Dalam perencanaan asuhan anemia pada diagnose pertama biasanya perfusi jaringan yang
akan dilakukan adalah kaji ttv, posisi semi fowler, kaji nyeri dan palpitasi, serta
mempertahankan suhu tubuh. dengan kolaborasinya yaitu monitoring pemeriksaan labor
seperti analis, memeriksa sel darah merah dengan lengkap pada diagnose kedua biasanya
berhubunan dengan intoleran aktifitas yang berhubungan dengan ketidakseimbangan
suplai oksigen pada diagnose ini yang dilakukan adalah kaji kemampuan aktifitas pasien ,
ttv pasien saat melakukan aktivitas dan juga gunakan teknik penghematan energi seperti
mandi sambil duduk pada diagnose ke tiga nutrisi kurang dari krbutuhan berhubungan
dengan penurunan jumlah makan dan perubahan proses pencernaan tindakan yang akan
dilakukan adalah kaji riwayat nutrisi, observasi dan catat masukan makan pasien, timbang
berat badan
pasien setiap hari . dan melakukan kolaborasi seperti konsul dengna ahli gizi pada
diagnose ke empat konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan jumlah makn ,
perubahan
proses pencernaan, efek samping penggunaan obat yang mana tindakan yang akan
dilakuakan adalah observasi feses, kaji bunyi usus serta hindari makan dalam bentuk gas.
2.4 Peran dan Fungsi Perawat
Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut memiliki
skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat profesional.Seiring dengan
berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat
saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat ini perawat
memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.
Perawat adalah seseorang yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kewenangan
untuk memberikan asuhan keperawatan pada orang lain berdasarkan ilmu dan kiat yang
dimilikinya dalam batas-batas kewenangan yang dimilikinya. (PPNI, 1999; Chitty, 1997).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di
luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1239/MenKes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat pada pasal 1 ayat1).
Praktik keperawatan profesionaladalah tindakan keperawatan profesional menggunakan
pengetahuan teoritis yang mantap dan kukuh dari berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu
keperawatan selain berbagai ilmu dasar,ilmu sosial sebagai landasan untuk melakukan
asuhan keperawatan (KDIK;1992).
1. Peran perawat professional
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan
sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari
perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu.
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali
kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada
kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada
klien dan keluarga klien dengan menggunakan energy dan waktu yang minimal.
Selain itu, dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat
memberikan perawatan dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa
direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat
kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya.
Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari yang sederhana sampai yang
kompleks.
2. Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan
perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui
proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam
pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien.
Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga.
Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan
pemberi perawatan kesehatan professional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3. Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi
klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta melindungi
klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan diagnostic atau
pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah memastikan bahwa
klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi melawat penyakit
di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat melindungi hak klien
sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam menyatakan hak-
haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi tambahan bagi
klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik baginya. Selain
itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum dengan
menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterpetasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak
untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.

4. Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota tim
kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok
yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan
perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya.
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer
asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan
manajer (Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan
mendelegasikan tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.
5. Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal setelah
sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya.
Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan
mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien
beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaa tersebut.
6. Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus ditujukan
pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan kenyamanan
dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai individu yang
memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi kenyamanan, sebaiknya
perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik bukan memenuhi
ketergantungan emosi dan fisiknya.
7. Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama perawat
dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam memberikan
perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga tidak
mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan
factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan
komunitas.
8. Penyuluh
Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang
kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai
apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya
keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya.
9. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkatpengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahab
perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
11. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode
pemberian pelayanan keperawatan.
B. Fungsi perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi
dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini
biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara
satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan
perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, beradadalam
konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakansebagai
pembuluh darah dan berfungsi sebagai sarana transpor, alat homeostasisdan alat
pertahanan. Darah dibagi menjadi dua bagian yaitu sel darah dan cairandarah. Sel
darah terdiri dari sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dankeping sel
(trombosit). Cairan darah yang terpisah dari sel darah yaitu plasma atauserum
(Sadikin, 2013).
Trombosit adalah fragmen sitoplasma megakariosit yang tidak berinti dan
terbentukdi sumsum tulang. Trombosit matang berukuran 2-4 µm, berbentuk
cakrambikonveks dengan volume 5-8 fl (Kosasih A.S, 2008).
Hematologi merupakan salah satu studi kesehatan yang khusus mempelajari
mengenai darah beserta gangguannya. Beberapa penyakit yang diatasi oleh bidang
kedokteran hematologi termasuk anemia, gangguan pembekuan darah, penyakit
infeksi, hemofilia, dan leukemia. Dalam dunia kesehatan, tes hematologi merupakan
sebuah pemeriksaan darah lengkap yang meliputi sel darah putih, sel darah merah,
dan platelet. Pemeriksaan ini biasanya termasuk dalam pemeriksaan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddath. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Vol 2. Buku Kedokteran
EGC
Raharja, Niza. 2015. Peran dan Fungsi Perawat Professional.
www.rsudpurihusada.inhilkab.go.id
Qathrinnadaa, Amira. 2020. Gangguan Keperawatan Pada Pasien Gangguan
Sistem Hematologi. www.academia.com

Anda mungkin juga menyukai