Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS DARAH

Dosen :

Dra. Refdanita, M.Si

Disusun Oleh :

Amelia Septiani 17330076

PROGAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya, Saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya
dan tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Analisis Darah”, untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen
mata kuliah pilihan yaitu Diagnostik Klinik . Selain itu juga, makalah ini diharapkan mampu
menjadi sumber pembelajaran bagi kita semua untuk mengerti lebih jauh tentang pengertian
interpretasi data klinik dan mendalami tentang pemeriksaan laboratorium darah.
Makalah ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber dan menghimpunnya menjadi
kesatuan yang sistematis. Terimakasih Saya ucapkan kepada semua pihak yang menjadi sumber
referensi bagi Saya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Saya selaku penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk penyusunan
maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat Saya harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.

Jakarta, september

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Analisis Darah...........................................................................................


2.2 Definisi Darah dan Fungsinya.................................................................................
2.2.1 Tempat Pembentukan Sel Darah.................................................................
2.3 Karakteristik dan Interpretasi Data..........................................................................
2.3.1 Hematokrit...................................................................................................
2.3.2 Hemoglobin.................................................................................................
2.3.3 Eritrosit (Sel Darah Merah).........................................................................
2.4 Jenis-jenis analisis darah.........................................................................................
2.5 Indikasi yang terjadi pada analisis darah.................................................................
2.6 Kontraindikasi yang terjadi pada analisis darah......................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Darah merupakan bagian dari tubuh yang berperan penting dalam mempertahankan
kehidupan. Sebab, ia berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah
berbentuk cairan, sehingga dapat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Volume dalam tubuh bervariasi, pada orang dewasa volume darah sekitar 6 liter atau sekitar 7-8
% dari berat badan. Darah terdiri dari komponen berbentuk dan komponen plasma. Komponen
berbentuk kurang lebih 45% (eritrosit, lekosit dan trombosit). Angka (45 %) ini dinyatakan
dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40
sampai 47 (Erna dan Supriyadi, 2015).
Sekitar 44% darah terdiri dari unsur-unsur sel yang membentuk bagian terbesar adalah
eritrosit (sel darah merah). Eritrosit adalah sel yang tidak memiliki nukleus dan hidup sekitar 120
hari dan merupakan sel paling banyak dalam darah. Berfungsi untuk mengangkut oksigen dan
karbon dioksida melalui aliran darah. Sel darah merah normal berbentuk lempeng bikonkaf
dengan diameter kira-kira 7,8 mikrometer. Bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah ketika sel
berjalan melewati kapiler. Eritrosit yang bersikulasi mempunyai masa paruh sekitar 120 hari.
Pada pria, jumlah sel darah merah normal (RBC) adalah 5.500.000 per mm3, sedang RBC normal
pada wanita adalah 4.800.000 per mm3 (Erna dan Supriyadi, 2015).
Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis
penyakit. Agar hasil pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat dipercaya harus dilakukan
pengendalian terhadap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Tahap pra analitik: persiapan
pasien, pengambilan sampel darah, persiapan sampel, penyimpanan sampel, persiapan kertas
kerja. Tahap analitik:persiapan alat, kalibrasi alat, pengolahan sampel, interpretasi hasil. Tahap
pasca analitik: pencatatan hasil dan pelaporan.
Pemeriksaan laboratorium rutin dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan klinik mulai dari pemilihan obat, penggunaan obat hingga
pemantauan efektivitas dan keamanan, Apoteker memerlukan hasil pemeriksaan laboratorium.
Hasil pemeriksaan tersebut dibutuhkan sebagai pertimbangan dalam penggunaan obat, penentuan
dosis, hingga pemantauan keamanan obat. Oleh karena itu, Apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam interpretasi data laboratorium, khususnya
yang terkait penggunaan obat, yaitu pemahaman nilai normal dan implikasi perubahannya
(Menkes RI, 2011).
Suatu uji laboratorium akan bernilai hasilnya jika mempengaruhi diagnosis, prognosis
atau terapi, memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai proses penyakit dan memberikan
rekomendasi terkait penyesuaian dosis (Menkes RI, 2011).
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Pengertian analisis darah ?


2. Bagaimana struktur dan fungsi eritrosit ?
3. Berapa nilai normal eritrosit, hemoglobin dan hematocrit ?
4. Apa saja jenis-jenis analisis darah ?
5. Apa indikasi yang terjadi pada analisis darah ?
6. Apa kontraindikasi yang terjadi pada analisis darah ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami pengertian analisis darah .


2. Memahami struktur dan fungsi eritrosit.
3. Memahami nilai normal eritrosit, hemoglobin dan hematocrit.
4. Memahami apa saja Jenis-jenis analisis darah .
5. Memahami apa Indikasi yang terjadi pada analisis darah .
6. Memahami kontraindikasi yang terjadi pada analisis darah .
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi analisis Darah


Hematologi. Pemeriksaan darah hematologi ini adalah bagian dari penilaian
komponen sel darah secara lebih lengkap, yang bertujuan dan bermanfaat dalam rangka
mengetahui adanya kelainan darah seperti anemia ( kurang darah ), adanya infeksi atau
kelainan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat kelainan
jumlah trombosit. Pemeriksaan meliputi keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan
perhitungan darah dan selaput darah
1. Sel : Ruang lingkup hematologi
a. Eritrosit / RBC
b. Lekosit / WBC
c. Trombosit / PLT (platelet)
2. Plasma : Laju Endap Darah / LED (imunokimia)
Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu tes darah yang
diminta oleh dokter untuk mengetahui sel darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari
DL, di antaranya adalah sebagai pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa,
untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat
kemajuan atau respon terapi
Pada lembar hasil DL, yang umum tercatat adalah kadar hemoglobin, jumlah
trombosit, jumlah leukosit, dan hematokrit (perbandingan antara sel darah merah dan
jumlah plasma darah.). Kadang juga dicantumkan LED (Laju Endap Darah) dan hitung
jenis leukosit.
Hasil DL yang normal adalah :
a. Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl
b. Jumlah leukosit : 5000 – 10.000 /µl
c. Jumlah trombosit : 150.000 – 400.000 /µl
d. Hematokrit : 35 – 45 %
e. LED : 0 – 10 mm/jam (pria), 0 – 20 mm/jam (wanita)
Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila
kadar Hb turun menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi normal mungkin
menandakan terjadinya infeksi, trombositnya turun mungkin saja menandakan terjadi
infeksi virus, dan lain sebagainya.
Bagaimana cara pemeriksaannya? Darah kita diambil dengan menggunakan
dispo (suntik) sekitar 2 cc, dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi antikoagulan
(EDTA atau sitrat), kemudian dibawa ke laboratorium.

2.2 Definsi darah Dan Fungsinya


Darah merupakan bagian dari tubuh yang berperan penting dalam mempertahankan
kehidupan. Sebab, ia berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah
berbentuk cairan, sehingga dapat didistribusikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah.
Volume dalam tubuh bervariasi, pada orang dewasa volume darah sekitar 6 liter atau sekitar 7-8
% dari berat badan. Misalnya berat badan 50 kilogram, berarti volume darah berkisar antara 3,5,
liter sampai 4 liter.9 Darah terdiri dari komponen berbentuk dan komponen plasma. Komponen
berbentuk (yaitu beberapa jenis korpuskula) kurang lebih 45% (yang terdiri dari sel darah merah
atau disebut eritrosit, sel darah putih atau disebut lekosit dan sel pembekuan atau disebut
trombosit).10 Angka (45 %) ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah
yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47 (Menkes RI, 2011).
Menurut buku “Dinamika Obat” dari Ernst Mutschler halaman 403. Mengatakan bahwa
fungsi utama darah ialah mentranspor senyawa. Oksigen yang diambil oleh paru-paru harus
dibawa ke seluruh jaringan dengan bantuan eritrosit, karbondioksida dari jaringan harus dibawa
kembali ke paru-paru. Pada saat yang sama zat-zat seperti bahan makanan, mineral, hormone dan
lain-lain serta semua bahan obat dan produknya dibawa ke sel dan hasil metabolismenya dibawa
kembali dan dibuang. Di samping itu darah berperan penting pada pemeliharaan pH dalam
tubuh, dan dengan darah mempunyai kemampuan bertindak darah mempunyai kemampuan
bertindak sebagai system dapar yang berbeda-beda (dapar protein, dapar posfat, dapar
hydrogenkarbonat). Darah juga melakukan pengaturan suhu organisme dengan membawa energi
kalor yang dibentuk pada metabolism kepermukaan tubuh. Darah ikut berperan besar pada
pertahanan tubuh terhadap masuknya zat asing atau penyebab penyakit.
Menurut buku “Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Hematologi” dari Ners. Wiwiik Handayani S.Kep dan dr. Andi Sulistyo Hariwibowo
mengatakan bahwa keadaan jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak sama bergantung pada usia,
pekerjaan, serta keadaan jantung atau pembuluh darah. Farah terdiri atas 2 komponen utama,
yaitu sebagai berikut:
a. Plasma Darah, bagian cair darah yang sebagia besar terdiri atas air, elektrolit dan protein
darah.
b. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-komponen berikut ini :
 Eritrosit yaitu sel darah merah (SDM-red blood cell)
 Leukosit yaitu sel darah putih (SDP-white blood cell)\
 Trombosit yaitu butir pembeku darah-platelet
2.2.1 Tempat Pembentukan Sel Darah
Ada 10 tempat pembentukan sel darah yaitu :

1. Pembentukan sel darah (hemopoiesis) terjadi pada awal masa embrional, sebagian besar
pada hati dan sebagian kecil pada limpa
2. Dari kehidupan fetus hingga bayi dilahirkan, pembentukan sel darah berlangsung dalam 3
tahap, yaitu: Pembentukan di saccus vitellinus, Pembentukan di hati, kelenjar limfe, dan
limpa dan Pembentukan di sumsum tulang
3. Pembentukan sel darah mulai terjadi pada sumsum tulang setelah minggu ke-20 masa
embrionik
4. Dengan bertambahnya usia janin, produksi sel darah semakin banyak terjadi pada
sumsum tulang dan peranan hati dan limpa semakin berkurang
5. Sesudah lahir, semua sel darah dibuat pada sumsum tulang, kecuali limfosit yang
jugadibentuk di kelenjar limfe, tymus, dan lien
6. Selanjutnya pada orang dewasa pembentukan sel darah diluar sumsum tulang
(extramedullary hemopoiesis) masih dapat terjadi bila sumsum tulang mengalami
kerusakan atau mengalami fibrosis
7. Sampai dengan usia 5 tahun, pada dasarnya semua tulang dapat menjadi tempat
pembentukan sel darah. Tetapi sumsum tulang dari tulang panjang, kecuali bagian
proksimal humerus dan tibia, tidak lagi membentuk sel darah setelah usia mencapai 20
tahun
8. Setelah usia 20 tahun, sel darah diproduksi terutama pada tulang belakang, sternum,
tulang iga dan ileum
9. 75% sel pada sumsum tulang menghasilkan sel darah putih (leukosit) dan hanya 25%
menghasilkan eritrosit

Jumlah eritrosit dalam sirkulasi 500 kali lebih banyak dari leukosit. Hal ini
disebabkan oleh karena usia leukosit dalam sirkulasi lebih pendek (hanya beberapa hari)
sedangkan erotrosit rata-rata 110-120 hari.

2.3 Karakteristik dan Interpretasi Data

2.3.1 Hematokrit (Hct)


a. Nilai normal :
Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5
Wanita : 35% - 45% SI unit : 0.35 - 0,45

Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah tehadap volume darah total.

b. Implikasi klinik :
a) Penurunan nilai Hct merupakan indikator anemia (karena berbagai sebab), reaksi
hemolitik, leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid. Penurunan
Hct sebesar 30% menunjukkan pasien mengalami anemia sedang hingga parah.
b) Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi, kerusakan paru-
paru kronik, polisitemia dan syok.
c) Nilai Hct biasanya sebanding dengan jumlah sel darah merah pada ukuran
eritrosit normal, kecuali pada kasus anemia makrositik atau mikrositik.
d) Pada pasien anemia karena kekurangan besi (ukuran sel darah merah lebih kecil),
nilai Hct akan terukur lebih rendah karena sel mikrositik terkumpul pada volume
yang lebih kecil, walaupun jumlah sel darah merah terlihat normal.
e) Nilai normal Hct adalah sekitar 3 kali nilai hemoglobin.
f) Satu unit darah akan meningkatkan Hct 2% - 4%.

c. Faktor pengganggu
a) Individu yang tinggal pada dataran tinggi memiliki nilai Hct yang tinggi demikian
juga Hb dan sel darah merahnya.
b) Normalnya, Hct akan sedikit menurun pada hidremia fisiologis pada kehamilan.
(Menkes RI, 2011).

2.3.2 Hemoglobin
a. Nilai normal :
Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 mmol/L
Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 mmol/L
b. Deskripsi :
Menurut buku “Dinamika Obat” dari Ernst Mutschler yaitu sekitar 30% isi sel eritrosit
terdiri atas zat warna darah merah yaitu hemoglobin . Ini terutama berfungsi untuk transport
oksigen dari paru-paru ke jaringan serta transport karbondioksida dari jaringan ke paru-paru.
Disamping iu berfungsi juga sebagai dapar. Kandungan Hemoglobin pada pria rata-rata 16
g/100 ml darah.
Susunan molekul hemoglobin. Hemoglobin yang berbentuk hampir bulat merupakan
kromoprotein, yang terdiri atas empat rantai polipeptida dengan masing-masing satu
komponen zat warna yang disebut hem. Bobot molekulnya sekitar 64.500. Dalam
hemoglobin dewasa (Hba) terdapat 2 rantai polipeptida-α dengan masing-masing 146 asam
amino dalam susunan yang simetris.

Gambar 2.1 Struktur Hem

Hemoglobin adalah komponen yang berfungsi sebagai alat transportasi oksigen (O 2) dan
karbon dioksida (CO2). Hb tersusun dari globin (empat rantai protein yang terdiri dari dua
unit alfa dan dua unit beta) dan heme (mengandung atom besi dan porphyrin: suatu pigmen
merah). Pigmen besi hemoglobin bergabung dengan oksigen. Hemoglobin yang
mengangkut oksigen darah (dalam arteri) berwarna merah terang sedangkan hemoglobin
yang kehilangan oksigen (dalam vena) berwarna merah tua. Satu gram hemoglobin
mengangkut 1,34 mL oksigen. Kapasitas angkut ini berhubungan dengan kadar Hb bukan
jumlah sel darah merah (Menkes RI, 2011).
Penurunan protein Hb normal tipe A1, A2, F (fetal) dan S berhubungan dengan anemia
sel sabit. Hb juga berfungsi sebagai dapar melalui perpindahan klorida kedalam dan keluar
sel darah merah berdasarkan kadar O2 dalam plasma (untuk tiap klorida yang masuk
kedalam sel darah merah, dikeluarkan satu anion HCO3) (Menkes RI, 2011).

Penetapan anemia didasarkan pada nilai hemoglobin yang berbeda secara individual
karena berbagai adaptasi tubuh (misalnya ketinggian, penyakit paru-paru, olahraga). Secara
umum, jumlah hemoglobin kurang dari 12 g/dL menunjukkan anemia. Pada penentuan
status anemia, jumlah total hemoglobin lebih penting daripada jumlah eritrosit (Menkes RI,
2011).

c. Implikasi klinik :
a) Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena
kekurangan zat besi), sirosis, hipertiroidisme, perdarahan, peningkatan asupan
cairan dan kehamilan.
b) Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi (polisitemia, luka
bakar), penyakit paru-paru kronik, gagal jantung kongestif dan pada orang yang
hidup di daerah dataran tinggi.
c) Konsentrasi Hb ber fluktuasi pada pasien yang mengalami perdarahan dan luka
bakar.
d) Konsentrasi Hb dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan anemia, respons
terhadap terapi anemia, atau perkembangan penyakit yang berhubungan dengan
anemia.
2.3.3. Eritrosit (Sel Darah Merah)
Gambar 2.2 Eritrosit Normal

a. Nilai normal :
Pria : 4,4 - 5,6 x 106 sel/mm3 SI unit : 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L
Wanita : 3,8-5,0 x 106 sel/mm3 SI unit : 3,5 - 5,0 x 1012 sel/L

b. Struktur Eritrosit
Eritrosit berbentuk bikonkaf dan berdiameter 7-8 mikron. Bentuk bikonkaf tersebut
menyebabkan eritrosit bersifat fleksibel sehingga dapat melewati pembuluh darah yang
sangat kecil dengan baik. Bentuk eritrosit pada mikroskop biasanya tampak bulat berwarna
merah dan dibagian tengahnya tampak lebih pucat, atau disebut (central pallor) diameter 1/3
dari keseluruhan diameter eritrosit (Menkes RI, 2011).
Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria dan ribosom, serta tidak dapat
bergerak. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis, foforilasi oksidatif sel, atau pembentukan
protein (Wiwik dan Sulistyo, 2008).
Komponen eritrosit yaitu :
1. Membran eritrosit
2. Sistem enzim : enzim G6PD (Glucose 6-Phosphatedehydrgogynase)
3. Hemoglobin, komponennya terdiri atas :
 Heme yang merupakan gabungan protoporfirin dengan besi
 Globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta.
Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah merah.
Hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen, satu gram hemoglobin akan
bergabung dengan 1,34 ml oksigen. Oksi hemoglobin merupakan hemoglobin yang
berkombinasi/berikatan dengan oksigen. Tugas akhir hemoglobin adalah menyerap
karbondioksida dan ion hydrogen serta membawanya ke paru tempat zat-zat tersebut
dilepaskan dari hemoglobin

2.4 Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah


1. Hematologi Rutin
Nama : Hematologi Rutin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan untuk mengetahui adanya
anemia, infeksi dan perubahan jumlah
trombosit darah

2. Hematologi Lengkap
Nama : Hematologi Lengkap
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan yang lebih lengkap yang
memberikan informasi tambahan tentang jenis
anemia dan hitung jenis lekosit selain yang
tercantum pada pemeriksaan hematologi rutin

3. LED (Laju Endapan Darah)


Nama : LED (Laju Endapan Darah)
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Westergren
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Pemeriksaan LED memberikan informasi adanya penyakit,
infeksi dan adanya peradangan yang telah berlangsung lama
(kronis) yang tidak spesifik.
4. Eosinofil Total
Nama : Eosinofil Total
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda :N/A
Persiapan Pasien :-
Keterangan :-
5. Retikulosit
Nama : Retikulosit
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Pemeriksaan ini di lakukan untuk menghitung Jumlah Retikulosit
(sel darah merah muda). Peningkatan jumlah Retikulosit memberi
arti terjadi peningkatan respons sum-sum tulang terhadap kondisi
tubuh yang memerlukan lebih banyak sel darah merah. Seperti
yang terjadi pada penderita anemia.

6. Golongan darah ABO+ Rhesus


Nama :Golongan darah ABO+ Rhesus
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : aglutinasi
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO dan Rhesus.
Tujuan utama pemeriksaan kedua golongan darah ini untuk
mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan atau bahkan
akibat fatal pada saat transfusi.

7. Morfologi Darah Tepi


Nama : Morfologi Darah Tepi
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Pemeriksaan ini brtujuan untuk menilai adanya kelainan
morfologi ataupun kelaianan jumlah sel darah merah, sel darah
putih dan trombosit darah.
8. Limfosit Plasma Biru
Nama : Limfosit Plasma Biru
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Pemeriksaan ini untuk melihat reaksi Limfosit akibat adanya
infeksi dalam tubuh.

9. Serum Iron
Nama : Serum Iron
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : serum
Metoda :N/A
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Serum Iron (SI) atau pemeriksaan kadar besi dalam darah.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk membedakan anemia akibat
menurunnya kadar besi dengan anemia lainnya.

10. TIBC
Nama : TIBC
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : serum
Metoda :N/A
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Pemeriksaan TIBC dilakukan untuk mengetahui jumlah transferin
yang berbeda dalam sirkulasi darah. TIBC setara dengan total
transferin dalam tubuh.
11. Ferritin
Nama : Ferritin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : serum
Metoda :N/A
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Pemeriksaan Ferritin dilakukan untuk mengukur cadangan besi
yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi
persediaan zat besi total dalam tubuh.

12. Transferin
Nama : Transferin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : serum
Metoda :-
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Pemeriksaan Transferin dilakukan untuk menilai kadar b globin
(pengikat dan pengangkut zat besi) dalam tubuh.

13. G6PD
Nama : G6PD
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Enzimatik kolorimetri
Persiapan Pasien :-
Keterangan : G6PD merupakan suatu enzim yang berperan dalam proses
pembentukkan dan perombakkan sel darah merah dan berfungsi
untuk mencegah agar sel darah merah tidak mudah pecah.
Kelainan enzim. G6PD menyebabkan proses pembentukkan dan
perombakkan sel darah merah menjadi tidak normal dan mudah
pecah.

14. HB Elektroforesis
Nama : HB Elektroforesis
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Elektroforesis
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Analisa HB Elektroforesis merupakan Pemeriksaan untuk
mendeteksi beberapa jenis Hb/hemoglobin baik secara kualitatif
ataupun semi-kuantitatif. Pemeriksaan ini juga mampu mendeteksi
kadar HbA dan HbA2.

15. HbA2 Column


Nama : HbA2 Column
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Analisa Hb HPLC merupakan pemeriksaan yang bersifat
kuantitatif untuk HbA2 dan HbF (%) serta pemeriksaan untuk
mendeteksi jenis hemoglobin lainnya (HbS,HbD dan HbC).
16. Vitamin B12
Nama : Vitamin B12
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Serum, Plasma K3 EDTA, Heparin
Metoda : Chemiluminescence
Persiapan Pasien :-
Keterangan : pemeriksaan Vitamin B12 digunakan untuk mengetahui kadar
Vitamin B12 dalam darah.

17. Asam Folat


Nama : Asam Folat
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Serum, Plasma Heparin (Plasma EDTA tidak Boleh digunakan)
Metoda : Chemiluminescence
Persiapan Pasien : Puasa 12 jam
Keterangan : Pemeriksaan Asam Folat digunakan untuk mengetahui kadar
asam folat dalam darah.

18. Sel LE
Nama : Sel LE
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda :N/A
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Pemeriksaan sel LE ditujukkan untuk mendeteksi adanya sel LE
dalam darah.

19. Paket Hapusan Darah


Nama : Paket Hapusan Darah
Kelompok : Hematologi
Subkelompok :-
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry dan Pengecatan
Persiapan Pasien :-
Keterangan : Gabungan pemeriksaan Hematologi dan morfologi darah tepi.

2.5 Indikasi pemeriksaan laboratorium darah


Indikasi pemeriksaan hematologi:
1. Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka
oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi,
adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur
koagulasi.
2. Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis
infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal,
memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi
(hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.
3. faal ginjal
4. faal hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme, hal ini dimungkinkan sebab
hati menerima darah baik dari sirkulasi system dan juga dari system porta.
5. Glukosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang berfungsi sebagai sumber utama
energi di dalam tubuh
6. HbA1C merupakan hemaglobin yang terikat dengan glukosa
(terglikolasi).
7. profil lipid adalah gambaran lipid- lipid didalam darah.
8. Indikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur
dengan penyakit paru, Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.

2.6 Kontraindikasi pemeriksaan laboratorium darah


Kontraindikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti
hemofilia dan trombosit rendah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hematologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari darah, organ
pembentuk darah dan penyakitnya. Pemeriksaan panel hematologi (hemogram) terdiri
dari leukosit, eritrosit, hemoglobin, hematokrit, indeks eritrosit dan trombosit. Sel darah
merah merupakan sel darah yang jumlahnya terbanyak dalam tubuh manusia. Jumlah sel
darah merah dapat memberikan informasi yang mengindikasikan adanya gangguan
hematologi.
Gangguan hematologi adalah gangguan pada pembentukan sel darah merah,
meliputi penurunan dan peningkatan jumlah sel (polisitemia). Kelainan eritrosit
digolongkan menjadi empat yaitu berdasarkan ukuran, bentuk, warna dan benda inklusi
eritrosit.
Hematokrit menunjukan persentase sel darah merah tehadap volume darah total
dan Sekitar 30% isi sel eritrosit terdiri atas zat warna darah merah yaitu hemoglobin.
Kekurangan sel darah merah salah satunya mengakibatkan anemia. Terjadi anemia
karena Hb dan eritrosit kurang dari nilai normalnya. Pengobatannya dengan cara
memberikan suplemen zat besi atau jika anemia parah dengan cara transfusi darah.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Helmi dkk.2015. Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Hylocereus Undatus


(Haw.) Britt&Rose Terhadap Jumlah Hemoglobin, Eritrosit Dan Hematokrit Pada Mencit
Putih Betina.Jurnal.Hal;118.Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang.Indonesia.
Haryani,Siti.2014. Total Sel Darah Merah (Erythrocyte)Kadar Hemoglobin Dan Nilai
Hematokrit Sapi Bali Di Kecamatan Bangkinang Seberang Kabupaten Kampar.Skripsi.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.Pekanbaru.Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2011.Pedoman Interpretasi Data
Klinik.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.Hal;7,12-15.Jakarta.Indonesia.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.2009.Pekerjaan Kefarmasian.Hal;2.Jakarta.Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai