Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PEMERIKSAAN

LABORATORIUM DARAH

Disusun
OLEH

KUSMIYATUN
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas LABORATORIUM DARAH.
Makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk kenaikan pangkat jabatan
fungsional di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang. Dan disusun dengan tujuan
untuk membantu memperdalam ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan Laboratorium
Darah.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun, selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,

Jombang, 02 Mei 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian 6
B. Jenis-jenis 7
C. Indikasi 12
D. Kontraindikasi 13
E. Persiapan Pasien 13
F. Persiapan alat 14
G. Prosedur Kerja 16
H. Manfaat 17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 18
B. Saran 18

DAFTAR PUSTAKA 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah (cairan)
dan sel darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit (keping-keping darah), leukosit
(sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah).
Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel jaringan
tubuh dan mengangkut karbondioksida dari sel jaringan tubuh ke paru-paru. Hemoglobin
adalah protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan laboratorium
yang baik. Salah satu pemeriksan laboratorium yang sering digunakan adalah pemeriksaan
hemoglobin.
Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal
dalam menjamin ketelitian dan kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium.
Specimen darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan hemoglobin) dapat diperoleh
dari darah vena ataupun darah kapiler.
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam
jantung. Pada umumnya darah vena banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini terdapat
katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh
kearah sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel jaringan, oleh
karena itu secara langsung berhubungan dengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka
plasma dan zat makanan merembes kecairan jaringan antar sel.
Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena berwarna
lebih tua dan agak ungu kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada jaringan.
Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan dan warnanya karena terjadinya
pertukaran gas.
Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis
penyakit. Agar hasil pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat dipercaya harus dilakukan
pengendalian terhadap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Tahap pra analitik: persiapan
pasien, pengambilan sampel darah, persiapan sampel, penyimpanan sampel, persiapan kertas

4
kerja. Tahap analitik:persiapan alat, kalibrasi alat, pengolahan sampel, interpretasi hasil.
Tahap pasca analitik: pencatatan hasil dan pelaporan.
Internasional Commite for Standardization in Hematology (ICSH) menganjurkan
pemeriksaan hemoglobin melalui metode cyanmethehemoglobin. Cara ini mudah dilakukan
karena mempunyai standart yang stabil dan dapat mengukur semua jenis hemoglobin kecuali
sulf hemoglobin.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini antara lain adalah:

a. Pengertian pemeriksaan laboratorium darah.


b. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah.
c. Indikasi yang terjadi pada pemeriksaan laboratorium darah.
d. Kontraindikasi yang terjadi pada pemeriksaan laboratorium darah.
e. Persiapan pasien pada pemeriksaan laboratorium darah.
f. Persiapan alat.
g. Prosedur kerja.
h. Manfaat pada pemeriksaan laboratorium darah.

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis, indikasi, kontraindikasi, persiapan pasien,
persiapan alat, prosedur kerja dan manfaat dalam pemeriksaan laboratorium darah.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian laboratorium darah


Darah
a. Sel : Ruang lingkup hematologi
- Eritrosit / RBC
- Lekosit / WBC
- Trombosit / PLT (platelet)
b. Plasma : Laju Endap Darah / LED (imunokimia)
Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu tes darah yang diminta
oleh dokter untuk mengetahui sel darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, di
antaranya adalah sebagai pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk
melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan atau
respon terapi
Pada lembar hasil DL, yang umum tercatat adalah kadar hemoglobin, jumlah
trombosit, jumlah leukosit, dan hematokrit (perbandingan antara sel darah merah dan
jumlah plasma darah.). Kadang juga dicantumkan LED (Laju Endap Darah) dan hitung
jenis leukosit
Hasil DL yang normal adalah :
a. Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl
b. Jumlah leukosit : 5000 10.000 /l
c. Jumlah trombosit : 150.000 400.000 /l
d. Hematokrit : 35 45 %
e. LED : 0 10 mm/jam (pria), 0 20 mm/jam (wanita)
Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila kadar Hb
turun menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi normal mungkin menandakan
terjadinya infeksi, trombositnya turun mungkin saja menandakan terjadi infeksi virus, dan
lain sebagainya.
Bagaimana cara pemeriksaannya? Darah kita diambil dengan menggunakan dispo
(suntik) sekitar 2 cc, dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi antikoagulan (EDTA
atau sitrat), kemudian dibawa ke laboratorium.

6
B. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah
a. Hematologi Rutin
Nama : Hematologi Rutin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan untuk mengetahui adanya anemia, infeksi dan
perubahan jumlah trombosit darah.
b. Hematologi Lengkap
Nama : Hematologi Lengkap
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan yang lebih lengkap yang memberikan informasi
tambahan tentang jenis anemia dan hitung jenis lekosit selain
yang tercantum pada pemeriksaan hematologi rutin.
c. LED (Laju Endapan Darah)
Nama : LED (Laju Endapan Darah)
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Westergren
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan LED memberikan informasi adanya penyakit,
infeksi dan adanya peradangan yang telah berlangsung lama
(kronis) yang tidak spesifik.
d. Eosinofil Total
Nama : Eosinofil Total
Kelompok : Hematologi

7
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : -

e. Retikulosit
Nama : Retikulosit
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan ini di lakukan untuk menghitung jumlah
Retikulosit (sel darah merah muda). Peningkatan
jumlah Retikulosit memberi arti terjadi
peningkatan respons sum-sum tulang terhadap
kondisi tubuh yang memerlukan lebih banyak sel
darah merah. Seperti yang terjadi pada penderita
anemia.
f. Golongan darah ABO+ Rhesus
Nama : Golongan darah ABO+ Rhesus
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : aglutinasi
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO dan Rhesus.
Tujuan utama pemeriksaan kedua golongan darah ini untuk
mencegah terjadinya reaksi yang tidak diinginkan atau bahkan
akibat fatal pada saat transfusi.
g. Morfologi Darah Tepi
Nama : Morfologi Darah Tepi
8
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan ini brtujuan untuk menilai adanya kelainan morfologi
ataupun kelaianan jumlah sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit darah.
h. Limfosit Plasma Biru
Nama : Limfosit Plasma Biru
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan ini untuk melihat reaksi Limfosit akibat adanya
infeksi dalam tubuh.
i. Serum Iron
Nama : Serum Iron
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : serum
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Serum Iron (SI) atau pemeriksaan kadar besi dalam darah.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk membedakan anemia akibat
menurunnya kadar besi dengan anemia lainnya.
j. TIBC
Nama : TIBC
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : serum
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -

9
Keterangan : Pemeriksaan TIBC dilakukan untuk mengetahui jumlah transferin
yang berbeda dalam sirkulasi darah. TIBC setara dengan total
transferin dalam tubuh.
k. Ferritin
Nama : Ferritin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : serum
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan Ferritin dilakukan untuk mengukur cadangan besi yang
ada di dalam tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi
persediaan zat besi total dalam tubuh.

i. Transferin
Nama : Transferin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : serum
Metoda : -
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan Transferin dilakukan untuk menilai kadar b globin
(pengikat dan pengangkut zat besi) dalam tubuh.
j. G6PD
Nama : G6PD
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Enzimatik kolorimetri
Persiapan Pasien : -
Keterangan : G6PD merupakan suatu enzim yang berperan dalam proses
pembentukkan dan perombakkan sel darah merah dan berfungsi untuk
mencegah agar sel darah merah tidak mudah pecah. Kelainan enzim

10
G6PD menyebabkan proses pembentukkan dan perombakkan sel
darah merah menjadi tidak normal dan mudah pecah.
k. HB Elektroforesis
Nama : HB Elektroforesis
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Elektroforesis
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Analisa HB Elektroforesis merupakan pemeriksaan untuk
mendeteksi beberapa jenis Hb/hemoglobin baik secara kualitatif
ataupun semi-kuantitatif.Pemeriksaan ini juga mampu mendeteksi
kadar HbA dan HbA2.
l. HbA2 Column
Nama : HbA2 Column
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Analisa Hb HPLC merupakan pemeriksaan yang bersifat kuantitatif
untuk HbA2 dan HbF (%), serta pemeriksaan untuk mendeteksi
jenis hemoglobin lainnya (HbS,HbD dan HbC).
l. Vitamin B12
Nama : Vitamin B12
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Serum, Plasma K3 EDTA, Heparin
Metoda : Chemiluminescence
Persiapan Pasien : -
Keterangan : pemeriksaan Vitamin B12 digunakan untuk mengetahui kadar
Vitamin B12 dalam darah.
m. Asam Folat

11
Nama : Asam Folat
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Serum, Plasma Heparin (Plasma EDTA tidak boleh
digunakan)
Metoda : Chemiluminescence
Persiapan Pasien : Puasa 12 jam
Keterangan : Pemeriksaan Asam Folat digunakan untuk mengetahui kadar asam
folat dalam darah.
n. Sel LE
Nama : Sel LE
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan sel LE ditujukkan untuk mendeteksi adanya sel LE
dalam darah.
o. Paket Hapusan Darah
Nama : Paket Hapusan Darah
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry dan Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Gabungan pemeriksaan Hematologi dan morfologi darah tepi.

C. Indikasi pemeriksaan laboratorium darah


Indikasi pemeriksaan hematologi:
a. Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi
luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor
koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan
aktivasi jalur koagulasi.

12
b. Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis
infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit
ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah
tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.
c. Faal ginjal
d. Faal hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme, hal ini dimungkinkan sebab
hati menerima darah baik dari sirkulasi system dan juga dari system porta.
e. Glukosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang berfungsi sebagai sumber utama
energi di dalam tubuh
f. HbA1C merupakan hemaglobin yang terikat dengan glukosa (terglikolasi).
g. Profil lipid adalah gambaran lipid- lipid didalam darah.
Indikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan
penyakit paru, Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.

D. Kontraindikasi pemeriksaan laboratorium darah


Kontraindikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit perdarahan
seperti hemofilia dan trombosit rendah.

E. Persiapan pasien
1. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan
peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang.
Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam
plasma dan jumlah sel / l darah.
2. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam
folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil,
sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi
darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi
sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
3. Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien
rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari
13
sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi
khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat
kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa
parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi
diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi
pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 g/dl. Jumlah eosinofil
akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam
sampai pagi.
4. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula
sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan
memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat
penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.

F. Persiapan Alat
a. Pengambilan darah vena
Persiapan alat:
o Bak instrument
o Spuit 3 atau 5 cc
o Bengkok
o Sarung tangan steril
o Kapas alcohol dalam tempatnya
o Plester dan gunting plester
o Karet pembendung vena/ tourniquet
o Perlak/ kain pengalas
o Botol bertutup yg bersih& kering tempat bahan pemeriksaan/ specimen
Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan : Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan
untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
b. Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)
Persiapan alat:
14
o Lancet
o Kapas alcohol
o Kapas kering
o Sarung tangan
o Larutan klorin 0,5 %
o Pengalas
o Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur HB (HB Sahli),dll.tergantung jenis
pemeriksaan.
o Bengkok
Lokasi Pengambilan darah:
o ujung jari tangan / anak daun telinga ( dewasa )
o tumit / ibu jari kaki ( bayi )
Tujuan : Mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan golongan darah dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi.
c. Pengambilan darah EDTA
Persiapan alat:
o kapas alkohol
o diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
o Tabung reaksi pyrex 10 cc/tabung EDTA
o kapas steril
o plester
Reagensia : EDTA 10%
Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan : Mendapatkan spesimen darah EDTAbyang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan morfologi sel darah tepi dan hitung jumlah trombosit.
d. Pengambilan darah SITRAT
Persiapan alat:
o kapas alkohol
o diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
o Tabung reaksi pyrex 10 cc
o kapas steril
o plester
15
Reagensia : Natrium sitrat 3.8%
Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan : Mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan
laju endapan darah metode Westergreen dan pemeriksaan tes hemoragik.

G. Prosedur Kerja
a. Pengambilan darah vena
Pelaksanaan
Cuci tangan
Pasang perlak/ kain pengalas dibawah daerah/ tempat yang akan diambil darahnya
Ikat bagian diatas daerah yang akan diambul darahnya dengan karet
pembendung/tourniquet, pasien dianjurkan mengepalkan tangannya.
Disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol secara sirkuler
Tegangkan kulit dengan tangan yang tidak dominan/tangan kiri
Tusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan, lalu aspirasi apakah jarum sudah
masuk vena
Buka karet pembendung ,lepaskan kepalan tanganya kemudian hisap sesuai kebutuhan.
Tarik jarum bersama spuitnya lalu bekas tusukan tekan dengan kapas alcohol dan diplester
Masukkan darah dalam spuit kedalam botol yang tersedia (memasukkan agak miring dan
tidak terlalu keras saat menyemprotkannya)
Beri label pada botol dan siap dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan
Setelah selesai, penghisap spuit dikeluarkan dan diletakkan kedalam bengkok
Cuci tangan.
b. Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)
Pelaksanaan:
Cuci tangan
Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan menjadi kering kembali
Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di tekan sedikit agar rasa
nyeri berkurang
Tusuk dengan cepat memakai lancet steril, Pada ibu jari tusukan tegak lurus dengan garis
sidik jari

16
Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir bukan pada sisinya tusukan
harus cukup dalam
Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas kering. Tetes darah berikutnya
dipakai untuk Pemeriksaan.
Tekan bekas tusukan dengan kapas kering
Bereskan alat, buang alat suntik dengan benar.
Cuci tangan
c. Pengambilan darah EDTA
Pelaksanaan:
Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena
Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10%
Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen
d. Pengambilan darah SITRAT
Pelaksanaan:
Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena
Darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan kedalam tabung yang telah berisi
natriumsitrat 3.8 % sebanyak 0.4 ml
Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

H. Manfaat Pemeriksaan
Kegunaan pemeriksaan hematologis:
a) Menetapkan diagnosis suatu penyakit
b) Membantu diagnosis suatu penyakit
c) Untuk follow up sesuatu penyakit
d) Menetapkan terapi suatu penyakit
e) Untuk menetapkan prognose dari suatu penyakit

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus
dengan mengambil bahan atau sample dari penderita dimana dapat berupa urine, darah,
sputum(dahak) dll. Yang mana, pemeriksaan laboratorium berfungsi untuk uji saring adanya
penyakit subklinis, Konfirmasi pasti diagnosis, Menemukan kemungkinan diagnostik yang
dapat menyamarkan gejala klinis, Membantu pemantauan pengobatan, Menyediakan
informasi prognosis atau perjalanan penyakit, Memantau perkembangan penyakit,
Mengetahui ada tidaknya kelainan serta Memberi ketenangan baik pada pasien maupun
klinisi karena tidak didapati penyakit. Dalam pemeriksaan laboratorium terdapat beberapa
tahap yakni: Pra-analitik, Analitik, dan Pasca analitik.
Adapun pemeriksaan laboratorium khususnya dalam kasus neurobehaviour yakni:
pada kasus meningitis pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan
CSF, pemeriksaan darah dan pemeriksaan serum elektrolit dan glukosa. dan pada kasus
epilepsi dilakukam pemeriksaan laboratorium glukosa,pemeriksaan kadar elektrolit dan
pemeriksaan kalsium dan magnesium. Sedangkan pada kasus ensefalitis pemeriksaan
laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaaan CSF dan pemeriksaan darah
lengkap.

B. Saran
Bagi tenaga analis diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini untuk menambah
pengetahuan tentang pemeriksaan laboratorium khususnya pada pemeriksaan laboratorium
darah yang berguna bagi profesi dan orang disekitar kita. Serta mengetahui pemeriksaan
khusus guna mengetahui penyakit yang diderita.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://www.hi-lab.co.id/index.php/our-advice/164-hematologi
http://vivanaliz.wordpress.com/2009/04/10/pengambilan-sampel-darah-untuk-
pemeriksaan-hematologi-kimia-klinik-dan-imunoserologi/
http://electiveposting.fk.ui.ac.id/?page=elective_posting.download_syllabus_process&id
=31.
http://laboratorium-analisys-rafsan.blogspot.com/2012/07/homeostatis.html
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html
http://alfakowombon.blogspot.com/2010/11/faal-hati.html
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/hemoglobin-hba1c.html
http://kamuskesehatan.com/arti/profil-lipid/
http://ambartwins.wordpress.com/
http://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2012/10/pengambilan-darah-untuk-
bahan.html

19

Anda mungkin juga menyukai