Anda di halaman 1dari 12

Makalah pemeriksaan darah

Sabtu, 20 Juli 2013

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya
makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “LABORATORIUM
DARAH”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran Mulok dengan jurusan Keperawatan. Dan disusun
dengan tujuan untuk membantu memperdalam ilmu pengetahuan tentang pemeriksaan “Laboratorium Darah”.

Meskipun kami berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun, selalu ada yang
kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,

Palu, 15 Agustus 2013

Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

Bab 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
Bab 2 Pembahasan
A. Pengertian 3
B. Jenis-jenis 4
C. Indikasi 9
D. Kontraindikasi 9
E. Persiapan Pasien 10
F. Persiapan alat 11
G. Prosedur Kerja
H. Manfaat
Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka

Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah (cairan) dan sel darah. Sel darah
terdiri dari tiga jenis yaitu trombosit (keping-keping darah), leukosit (sel darah putih) dan eritrosit (sel darah merah).
Fungsi utama eritrosit adalah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel jaringan tubuh dan mengangkut
karbondioksida dari sel jaringan tubuh ke paru-paru. Hemoglobin adalah protein pernapasan (respiratory protein) yang
mengandung besi, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Dalam menunjang diagnosa suatu penyakit adalah dengan pemeriksaan laboratorium yang baik. Salah satu
pemeriksan laboratorium yang sering digunakan adalah pemeriksaan hemoglobin.
Pengumpulan atau pengambilan sampel darah yang baik merupakan langkah awal dalam menjamin ketelitian dan
kepercayaan terhadap hasil pemeriksaan laboratorium. Specimen darah untuk pemeriksaan hematologi (pemeriksaan
hemoglobin) dapat diperoleh dari darah vena ataupun darah kapiler.
Pembuluh darah vena yang membawa darah dari bagian tubuh yang masuk ke dalam jantung. Pada umumnya
darah vena banyak mengandung gas CO2. Pembuluh ini terdapat katup yang tersusun sedemikian rupa sehingga darah
dapat mengalir ke jantung tanpa jatuh kearah sebaliknya. Pembuluh darah kapiler pada umumnya meliputi sel-sel
jaringan, oleh karena itu secara langsung berhubungan dengan sel. Karena dindingnya yang tipis maka plasma dan zat
makanan merembes kecairan jaringan antar sel.
Susunan darah dalam kapiler dan dalam vena berbeda-beda. Darah vena berwarna lebih tua dan agak ungu
kerena banyak dari oksigennya sudah diberikan kepada jaringan. Darah dalam kapiler terus-menerus berubah susunan
dan warnanya karena terjadinya pertukaran gas.
Pemeriksaan laboratorium sangat penting untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit. Agar hasil
pemeriksaan laboratorium akurat dan dapat dipercaya harus dilakukan pengendalian terhadap pra analitik, analitik, dan
pasca analitik. Tahap pra analitik: persiapan pasien, pengambilan sampel darah, persiapan sampel, penyimpanan sampel,
persiapan kertas kerja. Tahap analitik:persiapan alat, kalibrasi alat, pengolahan sampel, interpretasi hasil. Tahap pasca
analitik: pencatatan hasil dan pelaporan.
Internasional Commite for Standardization in Hematology (ICSH) menganjurkan pemeriksaan hemoglobin
melalui metode cyanmethehemoglobin. Cara ini mudah dilakukan karena mempunyai standart yang stabil dan dapat
mengukur semua jenis hemoglobin kecuali sulf hemoglobin.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini antara lain adalah:

a. Pengertian pemeriksaan laboratorium darah.


b. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah.
c. Indikasi yang terjadi pada pemeriksaan laboratorium darah.
d. Kontraindikasi yang terjadi pada pemeriksaan laboratorium darah.
e. Persiapan pasien pada pemeriksaan laboratorium darah.
f. Persiapan alat.
g. Prosedur kerja.
h. Manfaat pada pemeriksaan laboratorium darah.

C. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis, indikasi, kontraindikasi, persiapan pasien, persiapan alat, prosedur
kerja dan manfaat dalam pemeriksaan laboratorium darah.

Bab 2
Pembahasan
A. Pengertian laboratorium darah
 Darah
a. Sel : Ruang lingkup hematologi
- Eritrosit / RBC
- Lekosit / WBC
- Trombosit / PLT (platelet)
b. Plasma : Laju Endap Darah / LED (imunokimia)
Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu tes darah yang diminta oleh dokter untuk
mengetahui sel darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, di antaranya adalah sebagai pemeriksaaan penyaring
untuk menunjang diagnosa, untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan
atau respon terapi
Pada lembar hasil DL, yang umum tercatat adalah kadar hemoglobin, jumlah trombosit, jumlah leukosit, dan
hematokrit (perbandingan antara sel darah merah dan jumlah plasma darah.). Kadang juga dicantumkan LED (Laju
Endap Darah) dan hitung jenis leukosit.
 Hasil DL yang normal adalah :
a. Kadar Hb : 12-14 (wanita), 13-16 (pria) g/dl
b. Jumlah leukosit : 5000 – 10.000 /µl
c. Jumlah trombosit : 150.000 – 400.000 /µl
d. Hematokrit : 35 – 45 %
e. LED : 0 – 10 mm/jam (pria), 0 – 20 mm/jam (wanita)
Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila kadar Hb turun menandakan
anemia, leukositnya meningkat melebihi normal mungkin menandakan terjadinya infeksi, trombositnya turun mungkin
saja menandakan terjadi infeksi virus, dan lain sebagainya.
Bagaimana cara pemeriksaannya? Darah kita diambil dengan menggunakan dispo (suntik) sekitar 2 cc,
dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi antikoagulan (EDTA atau sitrat), kemudian dibawa ke laboratorium.

B. Jenis-jenis pemeriksaan laboratorium darah


a. Hematologi Rutin
Nama : Hematologi Rutin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan untuk mengetahui adanya anemia,
infeksi dan perubahan jumlah trombosit darah.
b. Hematologi Lengkap
Nama : Hematologi Lengkap
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan yang lebih lengkap yang memberikan
informasi tambahan tentang jenis anemia dan
hitung jenis lekosit selain yang tercantum pada
pemeriksaan hematologi rutin.
c. LED (Laju Endapan Darah)
Nama : LED (Laju Endapan Darah)
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Westergren
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan LED memberikan informasi adanya
penyakit, infeksi dan adanya peradangan yang telah
berlangsung lama (kronis) yang tidak spesifik.
d. Eosinofil Total
Nama : Eosinofil Total
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : -

e. Retikulosit
Nama : Retikulosit
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan ini di lakukan untuk menghitung jumlah
Retikulosit (sel darah merah muda). Peningkatan
jumlah Retikulosit memberi arti terjadi
peningkatan respons sum-sum tulang terhadap
kondisi tubuh yang memerlukan lebih banyak sel
darah merah. Seperti yang terjadi pada penderita
anemia.
f. Golongan darah ABO+ Rhesus
Nama : Golongan darah ABO+ Rhesus
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : aglutinasi
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Darah manusia dapat digolongkan menjadi ABO
dan Rhesus. Tujuan utama pemeriksaan kedua
golongan darah ini untuk mencegah terjadinya
reaksi yang tidak diinginkan atau bahkan akibat
fatal pada saat transfusi.
g. Morfologi Darah Tepi
Nama : Morfologi Darah Tepi
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan ini brtujuan untuk menilai adanya
Kelainan morfologi ataupun kelaianan jumlah sel
darah merah, sel darah putih dan trombosit darah.
h. Limfosit Plasma Biru
Nama : Limfosit Plasma Biru
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan ini untuk melihat reaksi Limfosit
Akibat adanya infeksi dalam tubuh.
i. Serum Iron
Nama : Serum Iron
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : serum
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Serum Iron (SI) atau pemeriksaan kadar besi
dalam darah. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
membedakan anemia akibat menurunnya kadar
besi dengan anemia lainnya.
j. TIBC
Nama : TIBC
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : serum
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan TIBC dilakukan untuk mengetahui
jumlah transferin yang berbeda dalam sirkulasi
darah. TIBC setara dengan total transferin dalam
tubuh.
k. Ferritin
Nama : Ferritin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : serum
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan Ferritin dilakukan untuk mengukur
cadangan besi yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi persediaan zat
besi total dalam tubuh.
i. Transferin
Nama : Transferin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : serum
Metoda : -
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan Transferin dilakukan untuk menilai kadar b globin (pengikat dan pengangkut zat besi)
dalam tubuh.
j. G6PD
Nama : G6PD
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Enzimatik kolorimetri
Persiapan Pasien : -
Keterangan : G6PD merupakan suatu enzim yang berperan dalam
proses pembentukkan dan perombakkan sel darah
merah dan berfungsi untuk mencegah agar sel
darah merah tidak mudah pecah. Kelainan enzim
G6PD menyebabkan proses pembentukkan dan
perombakkan sel darah merah menjadi tidak normal
dan mudah pecah.
k. HB Elektroforesis
Nama : HB Elektroforesis
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : Elektroforesis
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Analisa HB Elektroforesis merupakan pemeriksaan
untuk mendeteksi beberapa jenis Hb/hemoglobin
baik secara kualitatif ataupun semi-kuantitatif.
Pemeriksaan ini juga mampu mendeteksi kadar HbA
dan HbA2.
l. HbA2 Column
Nama : HbA2 Column
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Analisa Hb HPLC merupakan pemeriksaan yang
bersifat kuantitatif untuk HbA2 dan HbF (%),
serta pemeriksaan untuk mendeteksi jenis
hemoglobin lainnya (HbS,HbD dan HbC).
l. Vitamin B12
Nama : Vitamin B12
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Serum, Plasma K3 EDTA, Heparin
Metoda : Chemiluminescence
Persiapan Pasien : -
Keterangan : pemeriksaan Vitamin B12 digunakan untuk
mengetahui kadar Vitamin B12 dalam darah.
m. Asam Folat
Nama : Asam Folat
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Serum, Plasma Heparin (Plasma EDTA tidak boleh
digunakan)
Metoda : Chemiluminescence
Persiapan Pasien : Puasa 12 jam
Keterangan : Pemeriksaan Asam Folat digunakan untuk
mengetahui kadar asam folat dalam darah.
n. Sel LE
Nama : Sel LE
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan sel LE ditujukkan untuk mendeteksi
adanya sel LE dalam darah.
o. Paket Hapusan Darah
Nama : Paket Hapusan Darah
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Jenis Sampel : Darah EDTA
Metoda : flow cytometry dan Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Gabungan pemeriksaan Hematologi dan morfologi
darah tepi.

C. Indikasi pemeriksaan laboratorium darah


Indikasi pemeriksaan hematologi:
a. Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah,
adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi
trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
b. Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal,
skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan
tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.
c. faal ginjal
d. faal hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme, hal ini dimungkinkan sebab hati menerima darah baik dari
sirkulasi system dan juga dari system porta.
e. Glukosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang berfungsi sebagai sumber utama energi di dalam tubuh
f. HbA1C merupakan hemaglobin yang terikat dengan glukosa (terglikolasi).
g. profil lipid adalah gambaran lipid- lipid didalam darah.
Indikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan penyakit paru,
Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.

D. Kontraindikasi pemeriksaan laboratorium darah


Kontraindikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti hemofilia dan
trombosit rendah.

E. Persiapan pasien
a. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma,
sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan
perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / µl darah.
b. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12 dll.
Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit
dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan
morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil
pemeriksaan hemostasis.
c. Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar
beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya
rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan
memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan
kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum
lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih
tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
d. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting
pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau
etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek.

F. Persiapan Alat

a. Pengambilan darah vena


Persiapan alat:
o Bak instrument
o Spuit 3 atau 5 cc
o Bengkok
o Sarung tangan steril
o Kapas alcohol dalam tempatnya
o Plester dan gunting plester
o Karet pembendung vena/ tourniquet
o Perlak/ kain pengalas
o Botol bertutup yg bersih& kering tempat bahan pemeriksaan/ specimen
Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik
dan imunoserologi.
b. Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)
Persiapan alat:
o Lancet
o Kapas alcohol
o Kapas kering
o Sarung tangan
o Larutan klorin 0,5 %
o Pengalas
o Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur HB (HB Sahli),dll.tergantung jenis pemeriksaan.
o Bengkok
Lokasi Pengambilan darah:
o ujung jari tangan / anak daun telinga ( dewasa )
o tumit / ibu jari kaki ( bayi )

Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan golongan darah dan
beberapa pemeriksaan rapid test imunologi.
c. Pengambilan darah EDTA
Persiapan alat:
o kapas alkohol
o diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
o Tabung reaksi pyrex 10 cc/tabung EDTA
o kapas steril
o plester
Reagensia : EDTA 10%
Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah EDTAbyang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan morfologi sel darah tepi
dan hitung jumlah trombosit.

d. Pengambilan darah SITRAT


Persiapan alat:
o kapas alkohol
o diaspossible syringe / vacutainer 10 cc
o Tabung reaksi pyrex 10 cc
o kapas steril
o plester
Reagensia : Natrium sitrat 3.8%
Lokasi Pengambilan darah:
o vena mediana cubiti ( dewasa )
o vena jugularis superficialis ( bayi )
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan laju endapan darah
metode Weatergreen dan pemeriksaan tes hemoragik.

G. Prosedur Kerja
a. Pengambilan darah vena
Pelaksanaan
 Cuci tangan
 Pasang perlak/ kain pengalas dibawah daerah/ tempat yang akan diambil darahnya
 Ikat bagian diatas daerah yang akan diambul darahnya dengan karet pembendung/tourniquet, pasien dianjurkan
mengepalkan tangannya.
 Disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol secara sirkuler
 Tegangkan kulit dengan tangan yang tidak dominan/tangan kiri
 Tusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan, lalu aspirasi apakah jarum sudah masuk vena
 Buka karet pembendung ,lepaskan kepalan tanganya kemudian hisap sesuai kebutuhan.
 Tarik jarum bersama spuitnya lalu bekas tusukan tekan dengan kapas alcohol dan diplester
 Masukkan darah dalam spuit kedalam botol yang tersedia (memasukkan agak miring dan tidak terlalu keras saat
menyemprotkannya)
 Beri label pada botol dan siap dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan
 Setelah selesai, penghisap spuit dikeluarkan dan diletakkan kedalam bengkok
 Cuci tangan.
b. Pengambilan darah Perifer (pembuluh darah tepi)
Pelaksanaan:
 Cuci tangan
 Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan menjadi kering kembali
 Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di tekan sedikit agar rasa nyeri berkurang
 Tusuk dengan cepat memakai lancet steril, Pada ibu jari tusukan tegak lurus dengan garis sidik jari
 Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir bukan pada sisinya tusukan harus cukup dalam
 Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas kering. Tetes darah berikutnya dipakai untuk Pemeriksaan.
 Tekan bekas tusukan dengan kapas kering
 Bereskan alat, buang alat suntik dengan benar.
 Cuci tangan
c. Pengambilan darah EDTA
Pelaksanaan:
 Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena
 Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10%
 Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen
d. Pengambilan darah SITRAT
Pelaksanaan:
 Teknis pengambilan darah serupa dengan pengambilan sample darah vena
 Darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan kedalam tabung yang telah berisi natriumsitrat 3.8 % sebanyak 0.4
ml
 Berikan label berisi tanggal pemeriksaan,nama pasien dan jenis spesimen

H. Manfaat Pemeriksaan
Kegunaan pemeriksaan hematologis:
a) Menetapkan diagnosis suatu penyakit
b) Membantu diagnosis suatu penyakit
c) Untuk follow up sesuatu penyakit
d) Menetapkan terapi suatu penyakit
e) Untuk menetapkan prognose dari suatu penyakit

Bab 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan
atau sample dari penderita dimana dapat berupa urine, darah, sputum(dahak) dll. Yang mana, pemeriksaan
laboratorium berfungsi untuk uji saring adanya penyakit subklinis, Konfirmasi pasti diagnosis, Menemukan kemungkinan
diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis, Membantu pemantauan pengobatan, Menyediakan informasi prognosis
atau perjalanan penyakit, Memantau perkembangan penyakit, Mengetahui ada tidaknya kelainan serta Memberi
ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit. Dalam pemeriksaan laboratorium terdapat
beberapa tahap yakni: Pra-analitik, Analitik, dan Pasca analitik.
Adapun pemeriksaan laboratorium khususnya dalam kasus neurobehaviour yakni: pada kasus meningitis
pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan CSF, pemeriksaan darah dan pemeriksaan serum
elektrolit dan glukosa. dan pada kasus epilepsi dilakukam pemeriksaan laboratorium glukosa,pemeriksaan kadar
elektrolit dan pemeriksaan kalsium dan magnesium. Sedangkan pada kasus ensefalitis pemeriksaan laboratorium yang
biasa dilakukan adalah pemeriksaaan CSF dan pemeriksaan darah lengkap.

B. Saran
Bagi siswa keperawatan diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini untuk menambah pengetahuan tentang
pemeriksaan laboratorium khususnya pada pemeriksaan laboratorium darah yang berguna bagi profesi dan orang
disekitar kita. Serta mengetahui pemeriksaan khusus guna mengetahui penyakit yang diderita.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hi-lab.co.id/index.php/our-advice/164-hematologi
http://vivanaliz.wordpress.com/2009/04/10/pengambilan-sampel-darah-untuk-pemeriksaan-hematologi-kimia-
klinik-dan-imunoserologi/
http://electiveposting.fk.ui.ac.id/?page=elective_posting.download_syllabus_process&id=31.
http://laboratorium-analisys-rafsan.blogspot.com/2012/07/homeostatis.html
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html
http://alfakowombon.blogspot.com/2010/11/faal-hati.html
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/hemoglobin-hba1c.html
http://kamuskesehatan.com/arti/profil-lipid/
http://ambartwins.wordpress.com/
http://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2012/10/pengambilan-darah-untuk-bahan.html

Anda mungkin juga menyukai