Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PENGENALAN ALAT HEMATOLOGI ANALZER

OLEH :

NAMA :

NIM : B1D1222

KELOMPOK : VI (ENAM)

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS DIV TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam menentukan penyakit atau diagnosis, membantu diagnosis,
prognosis, mengendalikan penyakit dan memonitor pengobatan atau
memantau jalannya penyakit dokter, melakukan pemeriksaan laboratorium atau
biasa disebut dengan tes laboratorium. Fungsi pemeriksaan laboratorik adalah
menganalisis secara kuantitatif atau kualitatif beberapa bahan, seperti
darah, sumsum tulang, serum, tinja, air kemih dan cairan tubuh lain. Uji
laboratorium atau tes laboratorium pemeriksaan termasuk pemeriksaan
darah (hematologi) dapat digunakan sebagai uji saring untuk
mengetahui adanya adanya kelainan proses fisiologi tubuh, membantu
menetapkan diagnosis, membuat diagnosis banding, memantau perjalanan
penyakit, penatalaksanaan penderita dan menentukan prognosis. Disamping
itu data Dalam menentukan penyakit atau diagnosis, membantu diagnosis,
prognosis, mengendalikan penyakit dan memonitor pengobatan atau memantau
jalannya penyakit dokter, melakukan pemeriksaan laboratorium atau biasa
disebut dengan tes laboratorium. Fungsi pemeriksaan laboratorik adalah
menganalisis secara kuantitatif atau kualitatif beberapa bahan, seperti darah,
sumsum tulang, serum, tinja, air kemih dan cairan tubuh lain.
Uji laboratorium atau tes laboratorium pemeriksaan termasuk
pemeriksaan darah (hematologi) dapat digunakan sebagai uji saring untuk
mengetahui adanya adanya kelainan proses fisiologi tubuh, membantu
menetapkan diagnosis, membuat diagnosis banding, memantau perjalanan
penyakit, penatalaksanaan penderita dan menentukan prognosis. Disamping itu
data laboratorik dipakai pula sebagai pemeriksaan penyaring untuk mendapatkan
populasi sehat dan tetapan nilai rujukan. Beberapa parameter pemeriksaan
hematologi yang lazim digunakan antara lain :
1. Kadar Hemoglobin (Hb)
2. Jumlah eritrosit
3. Jumlah leukosit
4. Trombosit
5. Nilai hematokrit
6. Laju Endap Darah (LED)
7. Menentukan Indeks Eritrosit yang terdiri dari MCV (Mean Cell Volume),
MCH (Mean Cell Haemoglobin) dan MCHC (Mean Cell Haemoglobin
Concentration).
Pemeriksaan hematologi dapat dilakukan secara manual yang
membutuhkan waktu yang cukup lama dan tidak menunjukkan ketelitian serta
ketepatan yang baik. Oleh karena itu, untuk pemeriksaan hematologi mengalami
perbaikan dan kemajuan dalam menunjang pelayanan kesehatan yang efisien,
efektif, teliti dan cepat. Hal ini disebabkan karena peralatan modern dan
teknologi yang canggih, otomatik dalam bidang laboratorium, yang mana jumlah
sel darah dapat dihitung dengan menggunakan blood cell counter atau
hematology analyzer.
Sel darah merah biasa disebut dengan Red Blood Cell (RBC) berbentuk
bikonkaf, yang berarti bagian tengahnya. Darah adalah cairan yang beredar
melalui jantung, arteri, vena dan kapiler berfungsi untuk mengirimkan zat-zat
dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan
kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri. Komponen penyusun darah terdiri sel darah dan plasma. Sel-sel darah
diproduksi oleh sum-sum tulang merah yang terdapat pada tulang pipih dan
tulang tak beraturan, dan jaringan limfatik, seperti kelenjar limpa, kelenjar getah
bening dan kelenjar timus. Terdapat tiga macam sel darah dalam tubuh manusia
antara lain : Sel darah merah biasa disebut dengan Red Blood Cell (RBC)
berbentuk bikonkaf, yang berarti bagian tengahnya lebih tipis daripada bagian
tepinya. White Blood Cell (WBC) atau biasa disebut dengan sel darah putih
memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap
(amoboid), berinti, dan ukurannya lebih besar daripada sel darah merah. Seluruh
sel darah putih memiliki fungsi umum yang sama, yaitu melindungi tubuh dari
penyakit infeksi dan membentuk imunitas terhadap penyakit tertentu. Nama
umum untuk platelet adalah trombosit, yang bukan merupakan sel lengkap,
melainkan fragmen atau pecahan sel. Hitung normal trombosit (bagian dalam
hitung darah lengkap) dengan nilai normal 150.000 – 300.000/mm 3. Plasma
adalah bagian cair darah, dan sekitar 91% merupakan air. Kemampuan
melarutkan air memungkinkan plasma mengangkut berbagai substansi.
B. TUJUAN
Adapun tujuan praktikum pengenalan alat hematologi analyzer, yaitu :
1. Untuk mengetahui cara kerja dan metode alat hematologi analyzer ?
2. Untuk mengetahui perawatan dan kalibrasi alat hematologi analyzer ?
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah praktikum pengenalan alat hematologi analyzer,
yaitu :
1. Bagaimana mengetahui cara kerja dan metode alat hematologi analyzer.
2. Bagaimana mengetahui perawatan dan kalibrasi alat hematologi
analyzer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah. Alat ini
biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat membantu mendiagnosis
penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dan lain-lain. Alat yang
digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel
darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap
sel-sel yang di lewatkan. Mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasanya digunakan
dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang diderita seorang
pasien seperti kanker, diabetes, dll. Pemeriksaan hematologi rutin seperti meliputi
pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit.

Pemeriksaan darah lengkap dan hitung jenis leukosit merupakan tulang


punggung pemeriksaan yang membantu dokter umum dan spesialis mengetahui suatu
telainanltau penyakig seperti anemia, penyakit akut atau kronik, leukemia dan banyak
lagi. oleh karenanya penting untuk-memberikan hasil pemeriksaan yang benar, Untuk
itu dipirtukan alat yang mampu memberikan presisi dan akurasi ying uait. Dalam kurun
waktu seperempat abad terakhiC perkembangan pembuatan aht analisis hematologi
(hematotogy analyzer) tehh begitu juga, Mulai dari metode manual hingga metode yang
menggabungkan flow sitometri, robotik dan sistem teknologi terkini. Perkem-Sangan ini
meliputi pemindahan parameter batu hingga teknologi yang termutakhir, Otomatisasi di
bidang hematologi telah dimulai sejak Iebih 40 tahun lalu. Berbagai instrumen otomatis
telah-menawarkan keunggulan masing-masirig. Beberapa instrumen mengandalkan
kelebihan dahm mendeteksi hlast dan kemampuan fenggolongan jenis leukemia,
pemisahan jenis bukosit secara lebih spesifik, beberapi dianaranla meirgunggulkan
kebbihan dalam deteksi dan analisis retikulosi! phteht imatur ataupun keunggulan
teknologi dalam mendeteksi phtelet sehingga dapat dibedakan dengan eritosit yang
uraikan keO-L Berdasarkan teknologi yang digunakan, pada prinsipnya iara pengukuran
dapat dibedakan sebagai berikut pengukuran impedansi, pengukuran frekuensi tinggi,
scatter pada berbagai sudut deteksl fluoresensi mehlui cytomety. pengukur struktur
nambahkan reagen khusus (Sysmex), pengukuran dilakukan pada leukosit utuh, setelah
erifosit dilisiskan [Beckman Coulter). Sel dipaparkan pada medarr frekuensi tinggi dan
pengukuran dengan prinsip impedans dilakukan padd saat bersamaan. Impuls impedans
frekuensi tinggi tergantung pada volume dan struktur internal sel Dengan cara ini,
granulosit imatur dipisahkan dari sel mau.lr meuggunakan software khusus (ACAS;
Adaptive Cluster Analysis System), dan banyak memberikan banyak infbrmasi
tambahan mengenai sel Metode ini sangat sensitif, dapat mendeteksi setidaknya
myelosit. Metode penghinrngan RBC otomatis awalnya adahh electrical lmpedans yang
kemudian berkembang menjadi teknik llght scatter. Konsentrasi hemoglobin diukur
secara optik menggunakan hrutan di dalam kamar WBC. Bahan pelisis mengandung
potasium cyanida yang bereaksi dengan hemoblobin membentuk ryanmethemoglobin.
Intensitas warna di'ukur dahm kuvet terpisah dan dibaca secara spektrofotometri pada
panjang gelombang 540 nm dan sebanding dengan konsenrasi hemoglobin. Beberapa
instrumen mengguttakan prosedur modifikasi cyanmethemoglobin, dan hanya
menggunakan deteksi kolorimetrl bebas cyanida. Hematokrit merupakan test yang
mengukur volume RBC dahm persen. Aht otomatis menghitrrng HCt dengan
mengalikan jumUn RnC aengan MCV. Tiga indeks uama RBC digunakan unhrk
menentukan ukuran rerata dan kandungan Hb dari RBC, dan indeks ini membentu
menenhrkan penyebab anemia. MCV merupakan ukuran reraba RBC yang dinyaakan
dahm femtoliter, MCV biasanya diukur oleh aht dengan membagi jumhh volume sel
dengan hitung RBC. MCH merupakan rerata jumlah hemoglobin di dahm RBC,
dinyatakan dahm picogram. MCH dihitung berdasarkan pembagian konsentrasi
hemoglobin dengan hitung RBC. MCHC merupakan rerata konsentasi hemoglobin
didalam RBC. MCHC dihitung dengan membagi hemoglobin dengan hematokrit.
RDWmenggambarkanvariasi ukuran RBC atau anisositosis.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. WAKTU DAN TEMPAT


1. WAKTU
Adapun waktu dilaksanakannya praktikum, yaitu :
Hari : Rabu
Tanggal : 17 Mei 2023
Waktu : 11.00-12.30 WITA
2. TEMPAT
Adapun tempat dilaksanakannya praktikum, yaitu :
Laboratorium kimia, gedung D lantai 1, Universitas Megarezky Makassar.
B. ALAT DAN BAHAN
1. ALAT
Adapun alat yang digunakan pada praktikum, yaitu :
1. Alat hematologi analyzer
2. Spoit 3cc
3. Tabung EDTA
2. BAHAN
1. Sampel darah
2. Kapas alcohol
3. Plaster
C. PROSEDUR KERJA
Adapun prosedur kerja pada praktikum, yaitu :
1. Hubungkan kabel power ke stabilisator (stavo)
2. dihidupkan alt (saklar on/off ada du sisi kanan atas alat)
3. Alat akan self check, pesan “please wait” akan ditampil di layar
4. Alat akan secara otomatis melakukan self check kemudian background
check
5. dipastikan alat pada ready

Cara kerja Pemeriksaan sampel Darah

1. Sampel darah harus dipastikan sudah homogen dengan antikoagulan


2. ditekan tombol Whole Blood “WB” pada layar
3. ditekan tombol ID dan masukkan no sampel, tekan enter
4. ditekan bagian atas dari temapt sampel yang berwarna ungu untuk
membuka dan letakkan sampel dalam adaptor
5. dtutup tempat sampel dan tekan “RUN”
6. Hasil akan muncu pada layar secara otomatis
7. dicatat hasil pemeriksaan. 

     Yang perlu diperhatikan pada layar alat hematology analyzer, setelah
pengukuran spesimen darah, meliputi :

1. Hb kira-kira 1/3 Hematokrit.


2. Perhatikan MCHC
3. Kemungkinan ada kesalahan semua atau salah satu dari hasil
4. Alat yang baik maka MCHC ~ CHCM *
5. Perhatikan juga sel leukosit terutama distribusi diff. counting.
D. PRINSIP KERJA
Pengukuran dan penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai
panjang gelombang tertentu dengan larutan  atau sampel yang dilewatinya. Alat
ini bekerja berdasarkan prinsip flow cytometer . Flow cytometri adalah metode
pengukuran  (=metri) jumlah dan sifat-sifat sel (=cyto) yang dibungkus oleh
aliran cairan (=flow) melalui celah sempit Ribuan sel dialirkan melalui celah
tersebut sedemikian rupa sehingga sel dapat lewat satu per satu, kemudian
dilakukan penghitungan jumlah sel dan ukurannya. Alat ini juga dapat
memberikan informasi intraseluler, termasuk inti sel.
Prinsip impedansi listrik berdasarkan pada variasi impedansi yang
dihasilkan oleh sel-sel darah di dalam mikrooperture (celah chamber mikro )
yang mana sampel darah yang diencerkan dengan elktrolit diluents / sys DII
akan melalui mikroaperture yang dipasangi dua elektroda pada dua sisinya (sisi
sekum dan konstan ) yang pada masing masing arus listrik berjalan secara
continue maka akan terjadi peningkatan resistensi listrik (impedansi) pada kedua
elektroda sesuai dengan volume sel (ukuran sel) yang melewati impulst / voltage
yang dihasilkan oleh amplifier circuit ditingkatkan dan dianalisa oleh elektonik
system lalu hemoglobin diukur dengan melisiskan Red Blood Cels (REC)
dengan sys. LYSE membentuk methemoglobin , cyanmethemoglobin dan diukur
secara spektrofotometri pada panjang gelombang 550 nm pada chamber. Has
yang didapat diprintout pada printer berupa nilai lain grafik sel.
Prinsip light scattering adalah metode dimana sel dalam suatu aliran
melewati celah dimanaberkas cahaya difokuskan ke situ (sensing area). Apabila
cahaya tersebut mengenai sel, diletakkan pada sudut-sudut tertentu akan
manangkap berkas-berkas sinar sesudah melewati sel itu. Alat yang memakai
prinsip ini lazim disebut flow cytometri.                 
BAB IV
HASIL DOKUMENTASI DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
WBC : 9,72
Lym% : 30,9
Mid% : 6,1
GR% :63,0
RBC : 3,00
HGB : 0,59
HCT : 6,13
MCV : 5,14
MCH : 12,4
MCHC : 41,7
RDW_C : 81,1
RDW_SD : 24,1
PLT : 29,8
MPV : 14,8
PCT : 0,374
PDW : 13,7
P_LCR : 30,5
P_LCC : 112
B. DOKUMENTASI
C. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini adalah pengenalan alat hematologi analyzer, Alat
yang digunakan untuk memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan
mengukur sel darah secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau
berkas cahaya terhadap sel-sel yang  dilewatkan. Mengukur sampel berupa
darah. Alat ini biasanya digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll.
Pemeriksaan hematologi rutin seperti  meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung
sel leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit. Alat yang digunakan untuk
memeriksa darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah
secara otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap
sel-sel yang di lewatkan. Mengukur sampel berupa darah. Alat ini biasanya
digunakan dalam bidang kesehatan. Alat ini dapat mendiagnosis penyakit yang
diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes, dll. Pemeriksaan hematologi
rutin seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel leukosit, dan hitung
jumlah sel trombosit.
Keuntungan dari Hematologi Analyzer
1. Efisiensi Waktu, Lebih cepat dalam pemeriksaan hanya myembutuhkan
waktu sekitar 2-3 menit dibandingkan dilakukan secara manual dan lebih
tanggap dalam melayani pasien.
2. Sampel, Pemeriksaan hematologi rutin secara manual misalnya, smapel
yang dibutuhkan lebih banyak membutuhkan smapel darah (Whole
Blood). Manual prosedur yang dilakukan dalam pemeriksaan leukosit
membutuhkan sampel darah 10 mikro, juga belum pmeriksaan lainnya.
Namun pemeriksaan hematologi analyzer ini hanya menggunakan
sampel sedikit saja.
3. Ketepatan Hasi, Hasil yang dikeluarkan oleh alat hematologi analyzer ini
biasanya sudah melalui quality control yang dilakukan
oleh intern laboratorium tersebut, baik di institusi Rumah Sakit atupun
Laboratorium Klinik pratama.
Kerugian Hematologi Analyzer
Tidak dapat menghitung sel abnormal. Pemeriksaaan oleh hematologi
autoanalyzer ini tidak selamanya mulus namun pada kenyataannya alat ini juga
memiliki beberapa kekurangan seperti dalam hal menghitung sel-sel abnormal .
Seperti dalam pemeriksaan hitung jumlah sel, bisa saja nilai dari hasil hitung
leukosit atau trombosit bisa saja rendah karena ada beberapa sel yang tidak
terhitung dikarenakan sel tersebut memiliki bentuk yang abnormal. Pada alat
hematology analyzer, jenis leukosit terutama dibedakan atas kandungan isi sel
dan daya serap sel tersebut terhadap bahan warna. Kandungan isi sel sangat
dipengaruhi oleh granularitas sel Pada neutrophil identifikasi tipe granula
ditemukan, granuh primel granula sekunder, granula tersier dan vesikel
sekretori, sekalipun heterogenitas lain dari fraksi ini dapat ditemukan.
Cara perawatan hematologi analyzer adalah dengan menyimpan dengan
baik di tempat yang datar dan kering. Alatnya pun harus dijaga dalam keadaan
kering jika tidak digunakan untuk tetap menjaga keawetan alat. Kebersihannya
pun penting juga dijaga agar ketelitiannya tetap terjaga. Inilah yang harus
diperhatikan oleh konsumen karena ada beberapa alat-alat yang bisa dikatakan
“bandel”. Namun sebandel-bandelnya alat tersebut, tetap saja harus
mendapatkan perhatian khusus seperti :
1. Suhu ruangan
2. Lakukan control secara berkala
3. Selalu cek reagen : Diliuent, Rinse, Minidil, Minilyse, dsb.
4. Sampel jangan smapai aglutinasi, gunakan sampel darah yang sudah
ditambahkan antikoagulan. Pastikan tidak ada darah yang menggumpal
karena akan merusak hasil jika terisap.
5. Check, Recheck dan Troubbleshooting Kondisi
6. Periksa teknik sampling dan jenis spesimen yang digunakan.
7. Check suhu ruang memenuhi suhu pada 18-20 derajat celcius, kondisi
meja harus dari beton dan gunakan termometer.
8. Check cara penyimpanan dan lama penyimpanan.
9. Lakukan homogenisasi sebelum mengukur minimal 1 menit dan lebih
bagus lagi setelah sampling masukkan darah dengan penggiling khusus.
Perhatian alat yang digunakan bukan jenis “pengocok darah” tapi yang
digunakan merupakan “penggiling darah”. Harus membedakan kedua
kata ini.
10. Pastikan alat telah di warm up dan telah dibuat background.
11. Check kondisi volume dan kemasan reagent Diluent, Lyse dan Rinse.
12. Lakukan pencucian setiap 20 sampel running.
13. Lakukan pemeliharaan dengan menggunakan larutan pencuci hipoklorit
setiap minggu.
14. Lakukan setiap 2 minggu sekali atau sebulan sekali menggunakan larutan
enzim digestif (EZ cleanser) untuk menghancurkan sisa bekuan atau sisa
pembuangan darah yang tidak sempurna.
15. Jangan gunakan alat selama 24 jam penuh tanpa istirahat, karena dapat
berakibat kesalahan pencucian alat dan kesalahan keakuratan alat
berkurang.
16. Gunakan darah kontrol yang masih baru dan tidak expired date.
17. Konsultasikan hasil printout hematology analyzer dengan staf ahli
laboratorium dan atau DSPK bila mencurigakan.
18. Melakukan Koreksi pada Hematologi Analyzer:
19. Buatlah sediaan apus darah tepi yang bagus.
20. Hitung jenis leukosit secara manual. Untuk mengkoreksi adanya
normoblast, satelit trombosit, rouleaux formation dan lainnya.
21. Perhitungan sel dengan hemositometer bilik hitung untuk jumlah masing-
masing sel.
22. Lakukan pemeriksaan hematokrit mikro secara manual.
23. Sediaan segar tanpa antikoagulan lebih baik.
24. Hangatkan sampel bila terlalu dingin dalam freezer pada suhu ruang.
25. Spesimen pasien langsung segera diperiksa tanpa menunggu lagi

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa darah.
Alat ini biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat membantu
mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti kanker, diabetes,
dan lain-lain. Didapatkan hasil pemeriksaan darah lengkap menggunakan alat
hematologi analyzer, yaitu NORMAL. Menggunakan sampel darah yang
dilakukan pada alat hematologi analyzer hasil akan muncul pada layar alat. Alat
hematologi analyzer memudahkan untuk pemeriksaan darah lengkap. Perhitung
sel darah dengan memanfaatkan teknologi otomatis menggunakan hematologi
analyzer untuk melakukan pemeriksaan terhadap kadar darah dalam tubuh
manusia. Teknologi hematologi analyzer mencakup tiga prinsip dasar
pemeriksaa yaitu : impedance, flowcytometry, dan fluorescent cytometry.

B. SARAN
Pada praktikum pengenalan alat hematologi analyzer harus
menggunakan sampel darah, dan terlebih dahulu dilakukan pengambilan darah
vena. Dan sebelum dilakukan praktikum di cek alat sebelum digunakan. Saat
alat berjalan harus diperhatihan hasil ang terbaca pada layar alat. Dan tidak
boleh terjadi kesalahan.

DAFTAR PUSTAKA

Usman Julianti Isma Sari., 2020. Pemeriksaan Kadar Darah Rutin Menggunakan
Hematologi Analyzer. Universitas Indonesia Gedung IASTH Lt. 4, Jl.
Salemba Raya No. 4., Jakarta
Hernaningsih yetti., 2017. HOW TO CH00SE HEMATOLOGY ANALYZER BASED '
ON CLINICAL USAGE. Universitas Airlangga,. Surabaya
Jemani , Muhammad Rizki Kurniawan,. 2019. Analisa Quality Control Hematologi Di
Laboratorium Rumah Sakit An-Nisa Tangerang. Universitas Binawan.
Volume 1, Nomor 2.
Hermawati Andyanita Hanif, dkk,. 2021. Review: Perbedaan Kadar Hemoglobin
Menggunakan Hematologi Analyzer Dan Spektrofotometer Pada Ibu Hamil.
Journal Of Medical Laboratory Technology. Vol 3 No 2, Page 206 – 212.
Sugiarto Christine, Leni Lismayanti, Nadjwa Zamalek Dalimoenthe,. 2013.
Leukositosis Ber-Flagging Bintang Berpotensi Adanya Interferensi Alat
Analisis Hematologi Otomatis. Journal of Clinical Pathology and Medical
Laboratory, Vol. 17, No. 2,hal 121-124.
Mahmudah Rif’atul,. 2019. Uji Diagnostikriefameter Sebagai Alat Pengukur Kadar
Hemoglobin Noninvasif Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Ibrahim Adjie
Tahun 2019. Jurnal Obstretika Scientia Vol.7 No.1.
Nugraha Gilang, Nur Anita Ningsih, Titik Sulifah, Sitti Fitria,. 2021. Stabilitas
Pemeriksaan Hematologi Rutin Pada Sampel Darah Yang Didiamkan Pada
Suhu Ruang Menggunakan Cell-Dyn Ruby. Journal of Muhamadiyah
Medical Laboratory Technologist. Vol: 4, No.1 (21-29)

Anda mungkin juga menyukai