Adapun rumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini antara lain adalah:
f. Persiapan alat.
g. Prosedur kerja.
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian, jenis-jenis, indikasi, kontraindikasi, persiapan pasien, persiapan alat,
prosedur kerja dan manfaat dalam pemeriksaan laboratorium darah.
Bab 2
Pembahasan
· Darah
- Eritrosit / RBC
- Lekosit / WBC
Pemeriksaan darah lengkap (selanjutnya ditulis DL) adalah suatu tes darah yang diminta oleh dokter
untuk mengetahui sel darah pasien. Terdapat beberapa tujuan dari DL, di antaranya adalah sebagai
pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa, untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap
suatu penyakit dan untuk melihat kemajuan atau respon terapi
Pada lembar hasil DL, yang umum tercatat adalah kadar hemoglobin, jumlah trombosit, jumlah leukosit,
dan hematokrit (perbandingan antara sel darah merah dan jumlah plasma darah.). Kadang juga
dicantumkan LED (Laju Endap Darah) dan hitung jenis leukosit.
d. Hematokrit : 35 – 45 %
Beberapa contoh interpretasi dari hasil DL secara sederhana antara lain bila kadar Hb turun
menandakan anemia, leukositnya meningkat melebihi normal mungkin menandakan terjadinya infeksi,
trombositnya turun mungkin saja menandakan terjadi infeksi virus, dan lain sebagainya.
Bagaimana cara pemeriksaannya? Darah kita diambil dengan menggunakan dispo (suntik) sekitar 2 cc,
dimasukkan ke dalam tabung yang telah berisi antikoagulan (EDTA atau sitrat), kemudian dibawa ke
laboratorium.
a. Hematologi Rutin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
b. Hematologi Lengkap
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : Westergren
Persiapan Pasien : -
d. Eosinofil Total
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : -
e. Retikulosit
Nama : Retikulosit
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
anemia.
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : aglutinasi
Persiapan Pasien : -
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : Pengecatan
Persiapan Pasien : -
i. Serum Iron
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Serum Iron (SI) atau pemeriksaan kadar besi
j. TIBC
Nama : TIBC
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
tubuh.
k. Ferritin
Nama : Ferritin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
cadangan besi yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk evaluasi persediaan zat
Nama : Transferin
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : -
Persiapan Pasien : -
Keterangan : Pemeriksaan Transferin dilakukan untuk menilai kadar b globin (pengikat dan
pengangkut zat besi) dalam tubuh.
j. G6PD
Nama : G6PD
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
k. HB Elektroforesis
Nama : HB Elektroforesis
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda : Elektroforesis
Persiapan Pasien : -
dan HbA2.
l. HbA2 Column
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
l. Vitamin B12
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
m. Asam Folat
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
digunakan)
Metoda : Chemiluminescence
n. Sel LE
Nama : Sel LE
Kelompok : Hematologi
Subkelompok : -
Metoda :N/A
Persiapan Pasien : -
Subkelompok : -
Persiapan Pasien : -
darah tepi.
a. Hemostasis adalah kemampuan alami untuk menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh
spasme pembuluh darah, adhesi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi
dari endotel pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi.
b. Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran
kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan
penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status
kesehatan umum.
c. faal ginjal
d. faal hati merupakan pusat berbagai proses metabolisme, hal ini dimungkinkan sebab hati menerima
darah baik dari sirkulasi system dan juga dari system porta.
e. Glukosa adalah gula sederhana (monosakarida) yang berfungsi sebagai sumber utama energi di
dalam tubuh
Indikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit paru, bayi prematur dengan penyakit
paru, Diabetes Melitus berhubungan dengan kondisi asidosis diabetic.
D. Kontraindikasi pemeriksaan laboratorium darah
Kontraindikasi Pengambilan Darah Arteri pada pasien dengan penyakit perdarahan seperti hemofilia
dan trombosit rendah.
E. Persiapan pasien
a. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma,
sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan
mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel / µl darah.
b. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin
B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan
meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi
darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian
hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
c. Waktu pengambilan
Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap.
Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah
diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien
dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti
jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh
waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari
dengan selisih 40-100 µg/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari
dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
d. Posisi pengambilan
Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10 % demikian pula sebaliknya. Hal lain
yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan
dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa
asing atau menjadi obyek.
F. Persiapan Alat
Persiapan alat:
o Bak instrument
o Spuit 3 atau 5 cc
o Bengkok
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi persyaratan untuk
pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
Persiapan alat:
o Lancet
o Kapas alcohol
o Kapas kering
o Sarung tangan
o Pengalas
o Botol tempat darah yang diberi label, alat pengukur HB (HB Sahli),dll.tergantung jenis pemeriksaan.
o Bengkok
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah kapiler yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan golongan darah
dan beberapa pemeriksaan rapid test imunologi.
Persiapan alat:
o kapas alkohol
o kapas steril
o plester
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah EDTAbyang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan morfologi sel
darah tepi dan hitung jumlah trombosit.
Persiapan alat:
o kapas alkohol
o kapas steril
o plester
Tujuan:
Mendapatkan spesimen darah SITRAT yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan laju endapan
darah metode Weatergreen dan pemeriksaan tes hemoragik.
G. Prosedur Kerja
Pelaksanaan
· Cuci tangan
· Pasang perlak/ kain pengalas dibawah daerah/ tempat yang akan diambil darahnya
· Ikat bagian diatas daerah yang akan diambul darahnya dengan karet pembendung/tourniquet,
pasien dianjurkan mengepalkan tangannya.
· Disinfeksi kulit yang akan ditusuk dengan kapas alcohol secara sirkuler
· Tusukkan jarum kedalam vena dengan tangan dominan, lalu aspirasi apakah jarum sudah masuk
vena
· Buka karet pembendung ,lepaskan kepalan tanganya kemudian hisap sesuai kebutuhan.
· Tarik jarum bersama spuitnya lalu bekas tusukan tekan dengan kapas alcohol dan diplester
· Masukkan darah dalam spuit kedalam botol yang tersedia (memasukkan agak miring dan tidak
terlalu keras saat menyemprotkannya)
· Beri label pada botol dan siap dibawa ke laboratorium untuk pemeriksaan
· Cuci tangan.
Pelaksanaan:
· Cuci tangan
· Bersihkan daerah yang akan di tusuk alcohol 70% dan biarkan menjadi kering kembali
· Pegang bagian yang akan di tusuk supaya tidak bergerak dan di tekan sedikit agar rasa nyeri
berkurang
· Tusuk dengan cepat memakai lancet steril, Pada ibu jari tusukan tegak lurus dengan garis sidik jari
· Bila memakai anak daun telinga tusukan dilakukan dipinggir bukan pada sisinya tusukan harus
cukup dalam
· Buang tetes darah pertama keluar dengan memakai kapas kering. Tetes darah berikutnya dipakai
untuk Pemeriksaan.
· Cuci tangan
Pelaksanaan:
· Darah yang telah diambil dialirkan kedalam tabung yang telah berisi EDTA 10%
Pelaksanaan:
· Darah yang telah diambil sebanyak 1.6 ml dialirkan kedalam tabung yang telah berisi natriumsitrat
3.8 % sebanyak 0.4 ml
H. Manfaat Pemeriksaan
Bab 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil
bahan atau sample dari penderita dimana dapat berupa urine, darah, sputum(dahak) dll. Yang mana,
pemeriksaan laboratorium berfungsi untuk uji saring adanya penyakit subklinis, Konfirmasi pasti
diagnosis, Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis, Membantu
pemantauan pengobatan, Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, Memantau
perkembangan penyakit, Mengetahui ada tidaknya kelainan serta Memberi ketenangan baik pada
pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit. Dalam pemeriksaan laboratorium terdapat
beberapa tahap yakni: Pra-analitik, Analitik, dan Pasca analitik.
Adapun pemeriksaan laboratorium khususnya dalam kasus neurobehaviour yakni: pada kasus meningitis
pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaan CSF, pemeriksaan darah dan
pemeriksaan serum elektrolit dan glukosa. dan pada kasus epilepsi dilakukam pemeriksaan laboratorium
glukosa,pemeriksaan kadar elektrolit dan pemeriksaan kalsium dan magnesium. Sedangkan pada kasus
ensefalitis pemeriksaan laboratorium yang biasa dilakukan adalah pemeriksaaan CSF dan pemeriksaan
darah lengkap.
B. Saran
Bagi siswa keperawatan diharapkan dapat memanfaatkan makalah ini untuk menambah pengetahuan
tentang pemeriksaan laboratorium khususnya pada pemeriksaan laboratorium darah yang berguna bagi
profesi dan orang disekitar kita. Serta mengetahui pemeriksaan khusus guna mengetahui penyakit yang
diderita.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hi-lab.co.id/index.php/our-advice/164-hematologi
http://vivanaliz.wordpress.com/2009/04/10/pengambilan-sampel-darah-untuk-pemeriksaan-
hematologi-kimia-klinik-dan-imunoserologi/
http://electiveposting.fk.ui.ac.id/?page=elective_posting.download_syllabus_process&id=31.
http://laboratorium-analisys-rafsan.blogspot.com/2012/07/homeostatis.html
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/urinalisis-1.html
http://alfakowombon.blogspot.com/2010/11/faal-hati.html
http://akatsuki-ners.blogspot.com/2011/02/hemoglobin-hba1c.html
http://kamuskesehatan.com/arti/profil-lipid/
http://ambartwins.wordpress.com/
http://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.com/2012/10/pengambilan-darah-untuk-bahan.html