Anda di halaman 1dari 13

Pengobatan Tradisional

1. 1. KESEHATAN TRADISIONAL DISKES PROVINSI JAMBI 2013


2. 2. Pengobatan Tradisional : adalah salah satu upaya pengobatan dan atau perwatan
cara lain diluar ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan, mencakup cara (methode)
obat dan pengobatannya, yang mengacu kepada pengetahuan, pengalaman dan
ketrampilan yang diperoleh secara turun menurun, berguru, magang atau
pendidikan/pelatihan baik yang asli maupun yang berasal dari luar negeri dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Upaya kesehatan
tradisonal : adalah cara menanggulangi masalah (gangguan) kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat dengan perawatan dan pengobatan tradisonal yang
diselenggarakan secara komperhensif, mencakup upaya promotif (peningkatan
kesehatan), upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) penyakit dan upaya
rehabilitatif (pemulihan). Obat tradisonal adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari (gelenik) atau
campuran dari bahan tersebut yang secara turun menurun telah digunakan untuk
pengaoabatan berdasarkan pengalaman (UU Kes No.23/1992)
3. 3. Pengobat Tradisonal (Batra) adalah seseorang yang diakui dan dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan secara tradisonal
(Kepmenkes Nomor 1076/SK/Menkes/VII/2003). Ada 2 (KEPMENKES No. 36 tahun
2009) macam pengobat tradisonal ditinjau dari cara pengeobatannya. 1. Pengobatan
dengan Ketrampilan 2. Pengobatan dengan ramuan Macam-macam pengobatan
tradisional yang ada di masyarakat : a. Pelayanan oleh batar (pengobat tradisional),
bisa perorangan atau berkelompok b. Sebagai bentuk UKBM al :TOGA,
Posyankestrad, c. Pengobatan sendiri (self care). d. Pengobatan tradisional pada pusatpusat pengemban pengobatan tradisional,organisasi pengobat/institusi swasta :
Merpati putih, Satria Nusantara dll. Untuk mengantisipasi perkembangan pengobat
tradisonal di masyarakat maka pemerintah harus intensif melaukan pendataan,
pengawasan dan pembinaan.
4. 4. KENDALA dalam melakukan pengawasan dan pembinaan : 1. Belum cukupnya
peraturan yang mendudukung. 2. Maisih kurang/belum meratanya pemahaman para
petugas kesehatan tentang selukbeluk kestrad 3. Belum terwujudnya pembakuan
methode pengobat tradisional secara jelas dan tegas. 4. Belum dilakukan secara
intensif pembinaan peningkatan mutu pelayanan. 5. Belum adanya standarisasi
pendidikan dan pelatihan pengobat tradisional. 6. Belum termonitornya secara
seksama (jumlah dan fungsi wadah/organisasi. 7. Belum adanya koordinasi LS dan LP
dalam hal pembinaan dan pengembangan khususnya penelitian dan pengembangan.
TUJUAN DAN SASARAN Tujuan umum : Meningkatnya pendayagunaan
pengobatan tradisional baik secara tersendi ri atau terpadu pada sistim pelayanan
kesehatan paripurna, dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal. Tujuan
khusus : 1. Meningkatnya mutu pelayanan pengobat tradisional, sehingga masyarakat
terhindar dari dampak negatif.
5. 5. 2. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan
dengan upaya pengobatan tradsional. 3. Terbinanya berbagai tenaga pengobat
tradisional dalam pelayanan kesehatan. 4. Terintegrasinya upaya pengobatan

tradisional dalam program pelayanan kesehatan paripurna, mulai dari tingkat rumah
tangga, puskesmas sampai dengan rujukan. SASARAN : 1. Pengobat Tradisional. 2.
Petugas Kesehatan. 3. Masyrakat. KEGIATAN YANG TELAH DILAKUKAN OLEH
PROV JAMBI 1. rapat koordinasi 2. Pelatihan self care tahun 2006 3. Penyebarluasan
informasi TOGA. 4. Melakukan Pembinaan dan pengawasan Pengobat Tradisional. 5.
Melakuakn inventarisasi.
6. 6. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MASING-MASING UNIT/SEKTORTUGAS
DAN TANGGUNG JAWAB MASING-MASING UNIT/SEKTOR Mengkoordinir
pembinaan pengobat tradisional termasuk TOGA Menyelenggarakan forum
komunikasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam pembinaan pengobat
tradisional Merencanakan pelaksanaan operasional pembinaan pengobatan
tradisional Menyusun jadwal supervisi terpadu, dengan upaya pendanaan bersama
Memantau, mengendalikan, pelasanaan pembinaan pengobatan tradisional sendiri di
rumah Mengolah, menganalisa data inventarisasi pengobat tradisional
Mengkoordinir pembinaan pengobat tradisional termasuk TOGA
Menyelenggarakan forum komunikasi lintas program dan lintas sektor terkait dalam
pembinaan pengobat tradisional Merencanakan pelaksanaan operasional pembinaan
pengobatan tradisional Menyusun jadwal supervisi terpadu, dengan upaya
pendanaan bersama Memantau, mengendalikan, pelasanaan pembinaan pengobatan
tradisional sendiri di rumah Mengolah, menganalisa data inventarisasi pengobat
tradisional 1. DINAS KESEHATAN PROVINSI1. DINAS KESEHATAN PROVINSI
7. 7. Lanjutan ......Lanjutan ...... Memantau pengobat tradisional psikosupra-natural
Memberikan rekomendasi kepada pengobat tradisional supranatural yang akan
melaksanakan wajib daftar Aktif dalam forum komunikasi Memantau pengobat
tradisional psikosupra-natural Memberikan rekomendasi kepada pengobat
tradisional supranatural yang akan melaksanakan wajib daftar Aktif dalam forum
komunikasi 2. Kejaksaan Tinggi2. Kejaksaan Tinggi 3. Kanwil Departemen
Agama3. Kanwil Departemen Agama Memberikan rekomenadsi kepada para
pengobat tradisional supranatural yang akan melaksanakan wajib daftar Aktif dalam
forum komunikasi lintas program dan lintas sektor pembinaan pengobat tradisional
Memberikan rekomenadsi kepada para pengobat tradisional supranatural yang akan
melaksanakan wajib daftar Aktif dalam forum komunikasi lintas program dan lintas
sektor pembinaan pengobat tradisional
8. 8. Lanjutan ......Lanjutan ...... Membina kursus pendidikan luar sekolah rumpun
kesehatan Mengkoordinir pembinaan TOGA di kebun sekolah Mengkoordinir
upaya pengobatan tradisional berkaitan dengan kebudayaan dan aliran kepercayaan
setempat Aktif dalam forum komunikasi Membina kursus pendidikan luar sekolah
rumpun kesehatan Mengkoordinir pembinaan TOGA di kebun sekolah
Mengkoordinir upaya pengobatan tradisional berkaitan dengan kebudayaan dan
aliran kepercayaan setempat Aktif dalam forum komunikasi 4. Dinas Pendidikan
Provinsi4. Dinas Pendidikan Provinsi 5. Bappeda Provinsi5. Bappeda Provinsi
Memberikan dukungan politis, pendanaan bagi program pengembangan pengobatan
tradisional Dukungan politis dan pendanaan bagi pengembangan Sentra P3T Aktif

dalam forum komunikasi Memberikan dukungan politis, pendanaan bagi program


pengembangan pengobatan tradisional Dukungan politis dan pendanaan bagi
pengembangan Sentra P3T Aktif dalam forum komunikasi
9. 9. Lanjutan ......Lanjutan ...... Memberikan dukungan politis, pendanaan bagi
program pengembangan pengobatan tradisional Dukungan politis dan pendanaan
bagi pengembangan Sentra P3T Memantau, membina organisasi pengobatan
tradisional Aktif dalam forum komunikasi Memberikan dukungan politis,
pendanaan bagi program pengembangan pengobatan tradisional Dukungan politis
dan pendanaan bagi pengembangan Sentra P3T Memantau, membina organisasi
pengobatan tradisional Aktif dalam forum komunikasi 6. Biro Kesra dan
Kemasyarakatan Setda Provinsi6. Biro Kesra dan Kemasyarakatan Setda Provinsi 7.
Balai POM7. Balai POM Membina dan mengawasi khasiat dan efek samping obat
tradisional Melakukan sampling pemeriksaa ramuan obat tradisional Membina dan
mengawasi khasiat dan efek samping obat tradisional Melakukan sampling
pemeriksaa ramuan obat tradisional
10. 10. Lanjutan ......Lanjutan ...... Membina dan mengawasi periklanan pengobatan
tradisional Membina dan mengawasi berita-berita pengobatan tradisional di media
massa Aktif dalam forum komunikasi Membina dan mengawasi periklanan
pengobatan tradisional Membina dan mengawasi berita-berita pengobatan
tradisional di media massa Aktif dalam forum komunikasi 8. Biro Humas dan
Protokol Setda Provinsi Jambi8. Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Jambi 9.
Satpol PP9. Satpol PP Mengawasi pelaksana pengobatan tradisional Mengawasi
pelaksana pengobatan tradisional 9. Kepolisian9. Kepolisian Menindak pelanggaran
yang dilakukan oleh pengobat tradisional Menindak pelanggaran yang dilakukan
oleh pengobat tradisional
11. 11. Lanjutan ......Lanjutan ...... Menseleksi periklanan pengobatan tradisional yang
akan dimuat atau ditanyangkan Mengawasi periklanan pengobat tradisional
Menseleksi periklanan pengobatan tradisional yang akan dimuat atau ditanyangkan
Mengawasi periklanan pengobat tradisional 11. Media elektronik dan cetak11.
Media elektronik dan cetak 12. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi12. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Koordinasi dan inventarisasi bahan baku obat
alam Mengkordinir pembinaan teknis budidaya tanaman obat Mengkoordinir
penyediaan bibit tanaman obat Aktif dalam forum komunikasi Koordinasi dan
inventarisasi bahan baku obat alam Mengkordinir pembinaan teknis budidaya
tanaman obat Mengkoordinir penyediaan bibit tanaman obat Aktif dalam forum
komunikasi
12. 12. Lanjutan ......Lanjutan ...... Mengkoordinir pembinaan TOGA Pengembangan
pengobatan sendiri di rumah (self care) tradisional Mengkoordinir penggalian
pengobatan tradisional di tempat Koordinasi dan pembiaan kelompok Dasa Wisma
dalam budidaya dan pemanfaatan TOGA sebagai tanaman pekarangannya serta
pengolahan dan pemasaran hasil TOGA Aktif dalam forum komunikasi

Mengkoordinir pembinaan TOGA Pengembangan pengobatan sendiri di rumah (self


care) tradisional Mengkoordinir penggalian pengobatan tradisional di tempat
Koordinasi dan pembiaan kelompok Dasa Wisma dalam budidaya dan pemanfaatan
TOGA sebagai tanaman pekarangannya serta pengolahan dan pemasaran hasil TOGA
Aktif dalam forum komunikasi 13. Tim Penggerak PKK Tingkat Provinsi13. Tim
Penggerak PKK Tingkat Provinsi 14. Organisasi Profesi Kesehatan Provinsi14.
Organisasi Profesi Kesehatan Provinsi Membina anggota organisasi dalam mitra
kerja pelayanan kesehatan modern dan tradisional Membina profesionalisme
pengobat tradisional sesuai jenisnya Aktif dalam forum komunikasi pembinaan
dan pengembangan penobatan tradisional, memantau malpraktek pengobatan
tradisional Aktif berperan dalam tim penilaian Sentra P3T terhadap pengobat
tradisional yang telah terbukti aman dan bermanfaat dan yang akan diintegrasikan
dalam pelayanan kesehatan/medik Membina anggota organisasi dalam mitra kerja
pelayanan kesehatan modern dan tradisional Membina profesionalisme pengobat
tradisional sesuai jenisnya Aktif dalam forum komunikasi pembinaan dan
pengembangan penobatan tradisional, memantau malpraktek pengobatan tradisional
Aktif berperan dalam tim penilaian Sentra P3T terhadap pengobat tradisional yang
telah terbukti aman dan bermanfaat dan yang akan diintegrasikan dalam pelayanan
kesehatan/medik
13. 13. Lanjutan ......Lanjutan ...... 15. Organisasi Profesi Pengobat Tradisional
Provinsi15. Organisasi Profesi Pengobat Tradisional Provinsi Membina kelembagaan
dan profesionalisme pengobat tradisional Memantau malpraktek pengobat
tradisional Aktif dalam forum komunikasi Menggali dan inventarisasi pengobatan
tradisional (obat, cara maupun alat pengobat) baik yang asli indonesia maupun yang
berasal dari luar negeri Membina kelembagaan dan profesionalisme pengobat
tradisional Memantau malpraktek pengobat tradisional Aktif dalam forum
komunikasi Menggali dan inventarisasi pengobatan tradisional (obat, cara maupun
alat pengobat) baik yang asli indonesia maupun yang berasal dari luar negeri
14. 14. MENIMBANG : MENGINGAT : MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN
MENTERI KESEHATAN TENGAN PENYELENG GARAAN PENGOBATAN
TRADISIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM 1. PENGOBAT TRADISIONAL 2.
OBAT TRADISONAL. 3. PENGOBAT TRADISIONAL 4.PENGOBAT
TRADISIONAL ASING 5.SURAT TERDAFTAR PENGOBAT TRADISIONAL
(STPT) 6.SURAT IZIN PENGOBAT TRADISIONAL (SIPT) 7.TOKO OBAT
TRADISIONAL. BAB II TUJUAN 1. MEMBINA UPAYA PENGOBATAN
TRADISIONAL.
15. 15. 2. MEMBERIKAN PERLINDUNGAN 3. MENGINVESTASIKAN JUMLAH
PENGOBAT TRADISIONAL, JENIS DAN CARA PENGOBATANNYA. BAB III
PENDAFTARAN Pasal 3 1. KLASIFIKASI PENGOBAT TRADISIONAL. 2.
KLASIFIKASI DAN JENISNYA : A. PENGOBAT TRADISIONAL
KETRAMPILAN B. PENGOBAT TRADISIONAL RAMUAN Pasal 4 1.SEMUA
PENGOBAT TRADISIONAL YANG MENJALANKAN PEKERJAAN PENG
OBATAN TRADISIONAL WAJIB MENDAFTARKAN DIRI KEPADA KEPALA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN / KOTA SETEMPAT UNTUK
MEMPEROLEH SURAT TERDAFTAR PENGOBAT TRADISIONAL (STPT).

2.PENGOBAT TRADISIONAL DENGAN CARA SUPRANATURAL HARUS


MENDA- PAT REKOMENDASI TERLEBIH DAHULU DARI KEJAKSAAN
KABUPATEN / KO TA SETEMPAT.
16. 16. 3. PENGOBAT TRADISIONAL DENGAN CARA PENDEKATAN AGAMA
HARUS ME NDAPAT REKOMENDASI TERLEBIH DAHULU DARI KANTOR
DEPARTEMEN - AGAM KABUPATEN/KOTA SETEMPAT. Pasal 5 TATA CARA
MEMPEROLEH STPT : A. PENGOBAT TRADISIONAL MENGAJUKAN
PERMOHONAN KE DINKES KAB / KOTA SEPERTI FORM A. B. SYARAT
KELENGKAPAN SBB : 1. BIODATA PENGOBAT TRADISIONAL (FORM B). 2.
FOTO COPY ktp. 3. SURAT KETERANGAN DARI DESA/LURAH. 4.
REKOMENDASI DARI ASOSIASI/ORAGANISASI. 5. FOTO COPY
SERTIFIKAT/IJAZAH PENGOBAT TRADISIONAL YG DIMILIKI. 6. SURAT
PENGANTAR PUSKESMAS SETEMPAT. 7. PAS FOTO UKURAN 4 X 6CM
SEBANYAK 2 (DUA) LEMBAR. 8. REKOMENASI KEJAKSAAN/KANTOR
DEPARTEMEN AGAMA. Pasal 6 1. KEPALA DINAS KESEHATAN/KOTA
MELAKUKAN PENDAFTARAN BERDASAR KAN PERMOHONAN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 5 UNTUK ME NERBITKAN
SURAT TERDAFTAR PENGOBAT TRADISIONAL (STPT).
17. 17. 2. SURAT TERDAFTAR PENGOBAT TRADISIONAL (STPT) DI TERBITKAN
OLEH KEPALA DINAS KESEHATAN DALAM WAKTU SELAMBATLAMBATNYA 1 (SA TU) BULAN SEJAK PERMOHONAN DAN
KELENGKAPAN DITERIMA. 3. BENTUK STPT ADALAH FORMULIR C Pasal 7
1. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA HARUS MEMBUAT
PEMBU KUAN PENDAFTARAN MENGENAI STPT YANG TELAH
DITERBITKAN 2. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
MENYAMPAIKAN LAPORAN SECARA BERKALA KEPADA
BUPATI/WALIKOTA SETEMPAT DENGAN TEMB USAN KE DINKES
PROVINSI. Pasal 8 1. STPT BERLAKU SELAMA PENGOBAT TRADISIONAL
MELAKUKAN PEKERJA AN DI KAB/KOTA TEMPAT PENDAFTARAN. 2. STPT
BERLAKU UNTUK 1 KAB/KOTA. 3. PEMBAHARUAN STPT DILAKSANAKAN
SESUAI PASAL 5 BAB IV PERIZINAN BABV PENYELENGGARAAN (DIBACA
SENDIRI)
18. 18. Pasal 14 2. PENGOBAT TRADISIONAL SEBAGAIMANA DIMASUD
BERKEWAJIBAN ME NYEDIAKAN : A. RUANG KERJA DENGAN UKURAN 2
X 2,5 M 2 B. RUANG TUNGGU. C. PAPAN NAMA DENGAN MENCATUKAN
SURAT STPT/SIPT UKURAN 1 X 1,5 D. KAMAR KECIL YG TERPISAH DR
RUANG PENGOBATAN. E. PENERANGAN YG BAIK SEHINGGA DAPAT
MEMBEDAKAN WARNA. F. SARANA DAN PRASARANA YG MEMENUHI
SYARAT HYGIENIE & SANITASI G. RAMUAN/OBAT HARUS MEMENUHI
PERSYARATAN. H. PENCATATAN SESUAI KEBUTUHAN. Pasal 15 1.
PENGOBAT TRADISIONAL HARUS MEMBERIKAN INFORMASI YANG
JELAS DAN TEPAT KEPADA PASIEN TENTANG TINDAKAN PENGOBATAN
YG DILA KUKAN. 2. INFORMASI TERSEBUT DAPAT DIBERIKAN SECARA
LISAN TENTANG UN TUNG RUGI TINDAKAN. 3. SEMUA TINDAKAN
HARUS MENDAPAT PERSETUJUAN DARI PASIEN DAN KELUARAGANYA.
4. PERSETUJUAN DAPAT SECARA TERTULIS MAUPUN LISAN.

19. 19. Pasal 20 1. PENGOBAT TRADISIONAL DILARANG MEMBERIKAN DAN


ATAU TENGGUNA KAN OBAT MODERN, OBAT KERAS, NARKOBA DAN
BAHAN BERBAHAYA. 2. PENGOBAT TRADISIONAL DILARANG
MENGGUNAKAN PRODUK OBAT TRA DISIONAL YG TIDAK TERDAFTAR
DAN RACIKAN BAHAN BAKU YG TIDAK MEMENUHI SYARAT
KESEHATAN. Pasal 21 1. PENGOBAT TRADISIONAL WAJIB
MELAPORKAN KEGIATANNYA TIAP 4 BU LAN SEKALI KEPADA
KADINKES KAB/KOTA. 2. LAPORAN MELIPUTI JUMLAH JENIS KELAMIN
PASIEN, JENIS PENYAKIT, ME TODE DAN CARA MENGOBATANNYA.
Pasal 22 PENGOBATAN TRADISIONAL YANG TIDAK MAMPU MENGOBATI
PASIENNYA DALAM KEADAAN DARURAT, HARUS DIRUJUK KE SARANA
PELAYANAN KE- HATAN TERDEKAT. Pasal 23 1. PENGOBAT
TRADISIONAL DILARANG MEMPROMOSIKAN DIRI SECARA BER
LEBIHAN DAN MEMBERIKAN INFORMASI YG MENYESATKAN 2.
IFORMASI MENYESATKAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD ADALAH : A.
PENGGUNAAN GELAR TANPA MELALUI JENJANG PENDIDIKAN.
20. 20. B. MENGINFORMASIKAN BAHWA PENGOBAT DAPAT
MENYEMBUHKAN SEMUA PENYAKIT. C. MENGINFORMASIKAN
TELAH MEMILIKI SURAT TERDAFTAR/SURAT IZIN SEBAGAI PENGOBAT
TRADISIONAL YANG KENYATAANNYA TIDAK DIMILIKI 3. PENGOBAT
TRADISIONAL HANYA DAPAT MENGINFORMASIKAN GAN KEPADA
MASYARAKAT BERKAITAN DENGAN TEMPAT USAHA, JAM PRAKTEK,
KEAHLIAN DAN GELAR YANG SESUAI STPT DAN SIPT. Pasal 25 1.TOKO
OBAT TRADISIONAL DILARANG MENYIMPAN, MELAYANI DAN MENJUAL
OBAT YG DIPRODUKSI OLEH PABRIK TIDAK DIREGRISTRASI. 2. BAHAN
OBAT TRADISIONAL HARUS AMAN, MANFAAT DAN BERMUTU. 3. TOKO
OBAT TRADISIONAL BOLEH MEMBIKIN RESEP DARI PENGOBAT
TRADISIONAL. 4. TOKO OBAT HARUS MEMBUAT CATATAN. 5. TOKO OBAT
TRADISIONAL BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP KEAMANAN, MUTU
DAN KEABSAHAN OBAT TRADISIONAL YG DIKELOLA. LAINNYA BACA
SENDIRI.
21. 21. Pasal 33 1. DALAM RANGKA PENGAWASAN, KEPALA DINAS
KESEHATAN KAB/KOTA DAPAT MELAKUKAN TINDAKAN
ADMINISTRASIF TERHADAP PENGOBAT TRADISIONAL YG
MELAKSANAKAN KEGIATAN YANG TDK SESUAI DENGAN KETENTUAN
INI. 2 TINDAKAN ADMINISTRATIF ADALAH : A. TEGURAN LISAN. B.
TEGURAN TERTULIS. C. PENCABUTAN STPT / SIPT D. PENGHENTIAN
SEMENTARA KEGIATAN. E. LARANGAN MELAKUKAN PEKERJAAN
SEBAGAI PENGOBAT Pasal 34 DALAM MELAKSANAKAN PEMBINAAN
DAN PENGAWASAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 31 AYAT
1 KEPALA DINAS KESEHATAN KAB/KOTA MEMPUNYAI TUGAS DAN
TANGGUNG JAWAB : A. INVENITARISASI B. PEMBINAAN. C.
MEMBINA DAN MENGEMBANGKAN SELF CARE. D. PEMANTAUAN

PEKERJAAN PENGOBAT TRADISIONAL. E. PENCATATAN DAN


PELAPORAN.
22. 22. BAB IX SANKSI Pasal 35 DENGAN TIDAK MENGURANGI KETENTUAN
PIDANA SEBAGAIMANA DITETAP KAN DALAM KTAB UNDANG-UNDANG
HUKUM PIDANA (KUHP), YANG LAIN BISA DIBACA SENDIRI.
23. 23. SENTRA P3T DISKES PROVINSI JAMBI 2013

Pengobatan Tradisional dan Komplementer


1. 1. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan
Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif V Setelah
menyelesaikan kegiatan belajar ini diharapkan saudara mampu
memahami Kebijakan Pengobatan tradisional & Komplementer
TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus a. Memahami
Dasar Hukum Pengobatan Tradisional dan Komplementer b. Menjelaskan
pengertian Pengobatan Tradisional & Komplementer c. Menjelaskan Tujuan
Pengaturan penyelenggaraan Pengobatan tradisional d. Menjelaskan Jenis
Pengobatan Tradisional & Lingkup terapi komplementer e. Memahami
Tenaga pengobat komplementer f. Menjelaskan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Pengobatan Tradisional dan Komplementer
2. 2. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan
Belajar 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif V
Pengobatan Tradisional dan Komplementer POKOKMateri a. Pendahuluan b.
Dasar Hukum Pengobatan Tradisional dan Komplementer c. Pengertian
Pengobatan Tradisional & Komplementer d. Tujuan Pengaturan
penyelenggaraan Pengobatan tradisional e. Jenis Pengobatan Tradisional &
Lingkup terapi komplementer f. Tenaga pengobat komplementer g.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. 3. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan 3 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Uraian
Materi A. Pendahuluan: Saudara peserta PJJ yang kami banggakan, pada
akhir modul ini anda akan mempelajari kebijakan pemerintah tentang
pengobatan tradisional dan komplementer. Kebijakan ini sangat penting
artinya karena kita ketahui bahwa berdasarkan riset kesehatan (Riskesda)
tahun 2010 diketahui bahwa 55,3 % penduduk Indonesia menggunakan
ramuan tradisional (jamu) untuk memelihara kesehatannya , 95,6%
mengakui ramuan tradisional yang digunakan sangat bermanfaat bagi
kesehatan. Saudara peserta PJJ, Indonesia memiliki + 30.000 jenis
tumbuhan dan + 7.000 berkhasiat obat (90% spesies tumbuhan obat di
kawasan Asia). 45 macam obat penting di AS yang berasal dari tumbuhan,
14 spesies berasal dari Indonesia termasuk vinblastin dan vincristin (obat
anti kanker) dari tapak dara. Tanaman obat di Indonesia belum
dimanfaatkan secara optimal dan budi daya masih terbatas. Potensi biota
laut belum dimanfaatkan sebagai sumber bahan obat. (di AS devisa US $
40 M /tahun). Dari kenyataan ini maka ada komitmen pemerintah yaitu: 1.
Amanat presiden pada gelar kebangkitan jamu 2008 : antara lain
membangun pengintegrasian jamu ke dalam sistem pelayanan kesehatan
yang berlaku 2. Amanat UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pelayanan
Tradisional bahagian dari 17 Jenis Pelayanan Kesehatan. 3. Kebijakan Obat
Tradisional Nasional/Kotranas (Kepmenkes No.381 tahun 2007) 4.
Terbentuknya Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan Tradisional, Alternatif
dan Komplementer, Ditjen Bina Gisi dan KIA, sesuai Permenkes 1144
Tahun 2010 tentang Struktur Organisasi dan Tatakerja Kemkes RI. 5.
Saintifikasi Jamu (Permenkes No.003 tahun 2010) 6. Dukung Back to
Nature dan Pertumbuhan Ekonomi Saudara, selain komitmen nasional
ternyata juga ada komitmen internasional
4. 4. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif terkait

dengan hal ini yaitu: 1. WHO Regional Meeting on the Use of Herbal
Medicine in PHC, di Rangoon, Maret 2009 menghasilkan : kesepakatan
penggunaan Herbal Medicine di Pelayanan kesehatan dasar 2. 2nd
Conference on Traditional Medicine in ASEAN Countries di Hanoi Vietnam,
2010 menghasilkan : kesamaan pandangan negara ASEAN perlunya
Integration of Traditional Medicine into the National Health Care Systems
. 3. 3rd Conf.on Traditional Medicine in ASEAN Countres di Solo 31 Okt2Nov 20011, menghasilkan Tawangmangu Declaration, sepakat
penggunaan Obat Tradisional yang berdasarkan Evidence Base di fasilitas
pelayanan kesehatan. Dari keterangan diatas dapat kita ketahui bahwa
pengobatan tradisional sekarang dikembangkan bersama sama dengan
pengobatan modern sebagai komplemen (untuk saling melengkapi) B.
Dasar Hukum Pengobatan Tradisional dan Komplementer Berikut ini akan
kita simak berbagai dasar hukum terkait penggunaan pengobatan
tradisional: 1. UU No 36 tahun 2009 tentang kesehatan: Pada pasal 48
dikemukakan ada 17 upaya kesehatan dan pada nomor 2 dikemukakan
upaya kesehatan berupa Pelayanan Kesehatan Tradisional 2. Kepmenkes
nomor : 1076/MENKES/SK/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional 3. Kepmenkes nomor : 1109/MENKES/PER/IX/2007 Tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alternatif di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan C. Pengertian Pengobatan Tradisional &
Komplementer Saudara peserta PJJ berdasarkan Kepmenkes nomor :
1076/MENKES/SK/
5. 5. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
VII/2003, yang dimaksud dengan pengobatan tradisional adalah
Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan
cara, obat dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman,
ketrampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan, dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Obat
tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Saudara , sedangkan yang
dimaksud dengan Pengobatan Komplementer- Alternatif adalah
pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas,
keamanan, dan efektifitas yang tinggi yang berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik, yang belum diterima dalam kedokteran
konvensional. D. Tujuan Pengaturan penyelenggaraan Pengobatan
tradisional Saudara penyelenggaraan pengobatan tradisional diatur oleh
pemerintah dengan tujuan untuk: 1. membina upaya pengobatan
tradisional; 2. memberikan perlindungan kepada masyarakat; 3.
menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara
pengobatannya. Demikian juga pengaturan pengobatan komplementer
bertujuan untuk: 1. memberikan perlindungan kepada pasien; 2.
mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan; 3.
memberikankepastianhukum kepadamasyarakatdantenagapengobatan
komplementer-alternatif. Pengobatan tradisional & komplementeralternatif merupakan salah satu upaya pengobatan dan/atau perawatan
cara lain diluar ilmu kedokteran

6. 6. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi


Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
dan/atau ilmu keperawatan dan dilakukan sebagai upaya pelayanan yang
berkesinambungan mulai dari peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
atau pemulihan kesehatan (rehabilitatif). E. Jenis Pengobatan Tradisional &
Lingkup terapi komplementer Ada bermacam klasifikasi dan jenis
pengobatan tradisional yaitu: a. Pengobat tradisional ketrampilan terdiri
dari pengobat tradisional pijat urut, patah tulang, sunat, dukun bayi,
refleksi, akupresuris, akupunkturis, chiropractor dan pengobat tradisional
lainnya yang metodenya sejenis. b. Pengobat tradisional ramuan terdiri
dari pengobat tradisional ramuan Indonesia (Jamu), gurah, tabib, shinshe,
homoeopathy, aromatherapist dan pengobat tradisional lainnya yang
metodenya sejenis. c. Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri dari
pengobat tradisional dengan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, atau Budha. d. Pengobat tradisional supranatural terdiri dari
pengobat tradisional tenaga dalam (prana),paranormal, reiky master,
qigong, dukun kebatinan dan pengobat tradisional lainnya yang
metodenya sejenis.
Saudarauntuklingkupterapikomplementer,makasesuaipasal4Permenkes
meliputi: a. Intervensi Tubuh dan Pikiran (Mind and body interventions) ; b.
Sistem Pelayanan Pengobatan Alternatif(Alternative Systems of Medical
Practice); c. Cara penyembuhan manual (Manual Healing Methods); d.
Pengobatan farmakologi dan Biologi (Pharmacologic and Biologic
Treatments); e. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan (Diet
and Nutrition the Prevention and Treatment of Disease); dan f. Cara Lain
Dalam Diagnosa dan Pengobatan (Unclassified Diagnostic and Treatment
Methods Saudara untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini:
7. 7. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif 17
KLASIFIKASI BATTRA (Pasal 59 ayat 1 UU 36/2009) Battra akupunktur,
chiropraksi, battra bekam, Pnta-kecantikan Dikelompokkan berdasarkan
metode yang dominan digunakan KETERAMPILAN Battra reiki, qigong,
kebatinan, tenaga dalam, paranormal, Hipnoteraphi MANUAL
ALAT/TEKNOLOGI Battra Jamu, Gurah, Homoeopath, Aromaterapi, SPA
terapi, Sinshe, Api/sengat terapi RAMUAN Battra pijat urut, shiatsu, patah
tulang, refleksi, akupressur MENTAL/O.FIK F. Tenaga pengobat
komplementer Saudara peserta PJJ, tenaga pengobatan komplementeralternatif terdiri dari dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya
yang memiliki pendidikan terstruktur dalam bidang pengobatan
komplementer-alternatif. Tenaga pengobatan komplementer-alternatif
dalam memberikan pengobatan komplementer-alternatif harus sesuai
dengan pengetahuan dan keterampilan komplementer-alternatif,
kompetensi dan kewenangan yang sesuai dengan standar yang dibuat
oleh organisasi profesi terkait. Dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan
lainnya yang memberikan pelayanan pengobatan komplementer-alternatif
tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan biomedik maka yang bersangkutan
dinyatakan sebagai pengobat tradisional, yang harus mengikuti ketentuan
peraturan perundang- undangan tentang penyelenggaraan pengobatan
tradisional. G. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tenaga pengobatan
komplementer-alternatif hanya dapat melaksanakan pengobatan
komplementer-alternatif di fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat

digunakan untuk melaksanakan sinergi pelayanan pengobatan


komplementer-alternatif, meliputi: Rumah Sakit Pendidikan;Rumah Sakit
8. 8. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Non
Pendidikan;Rumah Sakit Khusus; Rumah Sakit Swasta; Praktik Perorangan;
Praktik Berkelompok; Puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan diatas
harus memiliki izin penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan sesuai
ketentuan yang berlaku. Praktik perorangan pengobatan komplementeralternatif hanya dapat dilakukan oleh dokter atau dokter gigi.
9. 9. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan 9 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Rangkuman Peserta PJJ yang dibanggakan, dari uraian pada kegiatan
belajar ini dapat kita ketahui bahwa dalam upaya memberikan pelayanan
kesehatan di masyarakat, maka dapat dilakukan dengan pengobatan
medis maupun dengan pengobatan tradisional dan komplementeralternatif. Mengingat bahwa pengguna pengobatan tradisional dan
komplementer-alternatif ini di masyarakat masih sangat benyak dan terus
berkembang, maka pemerintah mengatur kebijakan terkait dengan hal ini.
Anda sebagai tenaga kesehatan dimasyarakat juga harus memahami
tentang hal ini, namun perlu diingatkan bahwa penggunaan pengobatan
tradisional dan juga kompelementer harus yang sudah dilakukan uji klinis,
sehingga benar benar menciptakan keamanan dan kesembuhan bagi
pasien, jika anda tertarik menggunakan pengobatan tradisional dan
kompelementer, maka saudara harus mengikuti pelatihan terkait dan
mengurus perijinan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan
yang berlaku.
10.10. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan 10 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tes
Formatif 1. Dasar hukum pengobatan tradisional dan komplementer
adalah.... 1. Undang Undang No 36 tahun 2009 2. Kepmenkes
1076/MENKES/SK/VII/2003 3. Kepmenkes 1109/MENKES/PER/IX/2007 4.
Permenkes 1796 tahun 2011 2. Tujuan penyelenggaraan pengobatan
tradisional adalah.... 1. membina upaya pengobatan tradisional; 2.
memberikan perlindungan kepada masyarakat; 3. menginventarisasi
jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara pengobatannya. 4. Membuka
jasa layanan pengobatan tradisional 3. Klasifikasi pengobatan tradisional
yang merupakan jenis keterampilan adalah.... a. Jamu b. Gurah c.
Akupuntur d. Spa e. Aromaterapi 4. Tenaga kesehatan yang dapat
melaksanakan terapi kompelemnter dimasyarakat adalah....
11.11. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif a.
Dokter b. Dokter gigi c. Perawat d. Bidan e. Kader kesehatan 5. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang dapat menyelenggarakan pelayanan
kesehatan pengobatan tradisional & komplementer adalah.... 1.Rumah
Sakit Pendidikan 2. Rumah Sakit Khusus 3. Praktik Perorangan 4.
Puskesmas.
12.12. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi
Keperawatan 12 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif
Tindak Lanjut Saudara peserta PJJ yang dibanggakan, anda telah

menyelesaikan modul 2 kebijakan kesehatan, selamat kami ucapkan dan


saya perlu sampaikanjuga bahwa perkembangan pelayanan kesehatan
serta tuntutan masyarakat mengharuskan pemerintah membuat berbagai
kebijakan yang anda harus pahami selaku petugas kesehatan agar dalam
melaksanakan tugas dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
harapan masyarakat. Selanjutnya anda dipersilahkan mempelajari modul
3 terkait dengan praktek yang anda harus lakukan berupa survey ke
pelayanan kesehatan untuk mengetahui implementasi atau penerapan
dari kebijakan yang ada , selamat dan semoga sukses

Anda mungkin juga menyukai